Tangisan Cherry menggema. Tapi pukulan tidak kunjung berhenti. Wajah Wahyu kini memar di beberapa bagian. Bahkan, dia seperti sudah tidak kuat lagi untuk tetap bertahan.
Melihat lawan yang sudah tidak berdaya, preman itu langsung menghentikan aksi brutal mereka. Lalu, salah mereka menjatuhkan tubuh Wahyu ke depan Cherry.
"Kak Wahyu! Bangun, kak!" Cherry berteriak keras.
Tapi si kakak tidak lagi bergerak. Wajahnya yang memar, bahkan dari mulutnya sudah mengalir darah segar membuat Cherry seakan hilang separuh nyawanya.
"Bang, sekarang apa lagi yang harus kita lakukan?"
Salah satu preman bertanya pada preman yang kini masih ada di belakang Cherry. Meski pisau sudah tidak lagi ada di leher, tapi preman itu masih belum beranjak untuk menjauh dari Cherry.
"Bakar gudang ini sekarang juga!"
"Apa!? Bakar?" Anak buah dari preman itu langsung memasang wajah terkejut dengan kata itu. Tapi yang lebih terkejut lagi, tentunya Cherry. Karena jika di bakar, maka dia sama sekali tidak bisa menyelamatkan kakaknya.
Namun, belum sempat Cherry berucap, preman yang dipanggil Aban oleh preman yang lainnya kembali berucap. "Ya, kita harus membakar gudang ini sekarang juga! Itu perintah dari nona bos. Jika tidak, maka kita akan gawat."
"Gawat? Gawat kenapa, Bang?"
"Aku tidak tahu. Yang jelas, kita ikuti saja apa yang nona bos katakan. Karena kita butuh uang. Maka dari itu, apa yang dia katakan harus kita lakukan."
"Mm ... apa aku bisa bermain-main dengan gadis ini dulu, Bang?" Anak buah itu bertanya dengan tatapan yang penuh nafsu ke arah Cherry. Hal tersebut langsung membuat Cherry merasa takut.
"Apa kau gila!? Sekarang tidak ada waktu buat main-main. Jika karena ulah kamu kita gagal menjalankan tugas, maka aku akan membunuhmu. Tepatnya, jika aku tidak mendapatkan bayaran ku maka kamu akan tahu akibatnya."
Kata-kata itu seakan sebuah cahaya buat Cherry. Meski pada akhirnya, keselamatan mereka sedang dalam bahaya. Tapi setidaknya, kesucian dirinya sebagai perempuan masih tetap terjaga. Meskipun mati terbakar di gudang kayu tersebut.
Beberapa waktu berlalu setelah kepergian para preman, Cherry mulai bisa mencium asap yang semakin lama semakin kuat. Suasana di sekitar pun terasa agak berbeda. Hawa normal, kini beralih panas.
Hal itu membuat Cherry langsung menjadi panik. Sekuat tenaga ia panggil kakaknya. Tapi sepertinya, sang kakak masih tidak bisa mendengarkan panggilan Cherry meskipun Cherry sudah mengeluarkan semua kekuatannya untuk berteriak.
"Kak Wahyu! Bangun, Kak! Aku mohon! Bagun! Jangan biarkan kita berdua mati terbakar di sini, kak!"
"Tolong ...! Tolong selamatkan kakakku ....!"
Cherry masih berusaha menggerakkan kursi. Tapi sayangnya, kursi itu terikat pada tiang yang menjadi penyangga gudang kayu tersebut.
'Ya Tuhan. Tolonglah aku. Jika tidak menolong aku, maka tolonglah kakakku. Dia tidak boleh kenapa-napa sekarang. Setelah semua yang ia lakukan untukku, kak Wahyu tidak boleh pergi begitu saja.' Cherry merintih dalam hati dengan penuh harap. Air mata yang terus jatuh, seakan menggambarkan betapa terlukanya dia saat ini.
Doa itu dijawab. Seseorang tiba-tiba menerobos masuk ke dalam. Melewati batas api yang sedang menyala untuk menolong Cherry.
"Tuan muda! Jangan lakukan itu! Bahaya!"
Terdengar pula sebuah suara yang menyertai kedatangan seseorang tersebut. Tapi, suara itu bukanlah suara orang yang sedang berada di dalam gudang. Melainkan, suara orang yang ada sedang menahan orang yang sudah menerobos masuk ke dalam gudang tersebut.
Cherry masih bisa mendengar suara-suara. Tapi sayang, tidak bisa melihat sekeliling lagi. Selain karena asap yang begitu pekat di dalam ruangan tersebut, dia juga sudah banyak menghirup asap yang terus saja menyerbu gudang itu. Karena itulah, kesadaran Cherry hampir hilang.
Namun, satu hal yang masih tetap Cherry ingat sebelum akhirnya dia benar-benar tidak sadarkan diri. Yaitu, kakaknya yang kini sedang terbaring di depannya.
"To-- lo --ng ... ka-- kak ku. Aku ... mo-- hon." Cherry berucap dengan suara yang terputus-putus karena sudah tidak kuat lagi.
Setelah kata-kata itu selesai, Cherry pun sudah tidak tahu apa-apa lagi. Dia sudah pingsan karena tidak tahan dengan asap tebal yang dia hirup sejak beberapa waktu yang lalu.
.....
"Ap-- apa!? Ti-- tidak mungkin! Kakakku tidak mungkin pergi! Aku tidak percaya ini! Tidak ...!"
Suara itu terdengar sangat menyayat hati. Suara serak yang disertai tangisan, juga teriakan akal tidak terimanya dia dengan kenyataan pahit yang kini dia alami. Dia adalah Cherry.
Yah, setelah beberapa waktu berada di rumah sakit, akhirnya Cherry sadarkan diri juga. Tapi sayang, kabar duka langsung dia dengar saat dia bertanya soal keadaan sang kakak.
"Kakak anda tidak bisa diselamatkan lagi, Nona. Selain tubuhnya yang remuk akibat dipukuli, dia juga terlalu banyak menghirup asap. Karena itu ... dia ... tidak bisa ditolong."
Begitulah kabar duka yang sangat menyayat hati Cherry terus terdengar. Hingga pemakaman sang kakak selesai, Cherry tetap mendengar suara itu di kupingnya. Membuat dia merasa begitu sakit dan putus asa.
Keputusasaan membuat Cherry hilang kendali. Tanpa pikir panjang lagi, dia pun langsung menjatuhkan dirinya ke laut setelah berjalan kaki selama beberapa waktu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments
Arvino Xafir
chika anak orang bukan sih,kok hatinya mati
2023-06-27
0
Liswati Angelina
jahat banget chika....
2023-04-12
1
Refa Lina
up kk
2023-04-12
0