Bangkitnya Gadis Tertindas

Bangkitnya Gadis Tertindas

*BGT Bab 1

"Tolong, jangan rusak kertas soal ku. Aku mohon!"

"Apa? Lo mohon sama gue barusan?"

Pertanyaan yang bernada ejekan itu langsung membuat seisi kelas tertawa. Mereka menertawakan permohonan gadis malang dengan pakaian yang sedikit lusuh itu tanpa ada rasa kasihan. Apalagi rasa bersalah.

"Chika, aku mohon. Jangan rusak kertas soal ku. Kenapa kamu begitu tega padaku, Chika? Aku tidak pernah mengganggu kamu selama ini, bukan?" Cherry berucap dengan nada memelas.

Ini bukan yang pertama kalinya Chika, gadis terkenal nomor satu di sekolah ini mengganggu Cherry. Entah apa yang membuat dia begitu membenci gadis malang yang jelas-jelas tidak sebanding dengan dirinya di kelas, bahkan di sekolah ini.

SMA Harapan Bangsa. Sekolah menengah akhir yang paling terkenal di kota ini. Tempat berkumpulnya para murid pintar, anak orang kaya, anak pejabat tinggi, dan semua pelajar terbaik di kota tersebut.

Chika adalah anak orang terkaya di kota ini. Makanya, dia bisa bersekolah di sekolah elit dan menjadi primadona sekolah karena kecantikan yang dia miliki. Sedangkan Cherry, gadis ini tidak kaya, tidak punya kedudukan tinggi. Dia hanya gadis miskin yang cukup beruntung.

Cherry bisa masuk ke sekolah ini karena kepintarannya. Dia berhasil meraih beasiswa saat seleksi waktu di sekolah menengah akhir. Makanya, dia bisa ada di sini meski tidak punya kedudukan atau kekayaan yang bisa ia banggakan.

Tapi sayang, karena tidak memiliki kedudukan, juga kekayaan, Cherry harus menerima berbagai macam hinaan, cemoohan, bahkan dijadikan mainan oleh para siswa nakal anak orang kaya di sekolah ini.

Pernah sekali, Cherry dijadikan bahan taruhan oleh pangeran sekolah. Itu semua karena ide dari Chika.

Entah mengapa, Chika begitu benci dengan Cherry. Dia sering menyakiti Cherry di setiap ada kesempatan. Bahkan, jika tidak ada kesempatan, maka Chika akan menciptakan kesempatan itu supaya bisa menyakiti Cherry.

Seperti, saat dia ulang tahun waktu itu. Dia sengaja mengundang Cherry dengan undangan. Lalu, mempermalukan Cherry sedemikian mungkin. Hingga akhirnya, Cherry pulang dengan perasaan yang sangat sakit hati.

Dan, Chika sengaja menciptakan permainan dengan taruhan besar di hari ulang tahun pangeran sekolah yang bernama Aditya.

"Jika bisa menjadikan Cherry sebagai pasangan saat pesta ulang tahun Aditya, maka aku akan berikan kalian seratus juta sebagai imbalannya."

"Oh, luar biasa sekali imbalannya." Salah satu teman Aditya berucap dengan mata yang berbinar.

Yah, meskipun mereka semua anak orang kaya. Tapi seratus juta hanya untuk menjadikan gadis miskin sebagai pasangan, itu cukup luar biasa imbalannya. Bahan mainan yang cukup menantang bagi mereka.

"Apa aku boleh ikut?" tanya Aditya yang sepertinya ikut merasa tertarik.

Tentu saja pertanyaan itu membuat Chika membulatkan mata. Bagaimana tidak? Dia sangat amat kaget dengan pertanyaan itu. Karena Aditya adalah pacarnya saat ini. Lagipula, mana rela dia membiarkan Aditya yang bergelar pangeran sekolah berdekatan dengan sampah sekolah seperti Cherry.

"Tidak. Aku tidak akan mengizinkan kamu ikut, Aditya."

"Lho, kenapa?"

"Kamu pacar aku. Lagian, kamu adalah pangeran. Tokoh utama di acara ini. Mana mungkin kamu ikut berpartisipasi. Gak enak dong." Chika memberi alasan dengan sekuat tenaga.

Tapi sayang, alasan itu tidak Aditya dengarkan. Karena saat ini, perasaannya sudah tertantang untuk mencoba. Karena taruhan adalah hobi para anak orang kaya.

"Jika aku berhasil berkencan dengan Cherry, maka aku akan belikan kamu satu cincin berlian, Sayang." Aditya berucap dengan nada tenang.

Imbalan itupun tidak bisa Chika tolak. Karena itu adalah mimpinya selama ini. Diberikan sebuah cincin oleh pria yang dia cintai. Dan sekarang, mimpi itu hampi jadi kenyataan. Bagaimana mungkin dia akan menghindar.

Satu teman Chika juga berkata. "Biarkan saja, Chik. Orang ini hanya taruhan saja. Kita akan puas melihat si sampah Cherry di permalukan di akhir acara. Jadi, jangan ragu untuk membiarkan pangeran mu ikut."

Setelah mempertimbangkan beberapa saat, akhirnya, Chika membiarkan Aditya ikut serta.

"Baiklah. Aku izinkan kamu ikut. Tapi ingat, jangan macam-macam. Ini hanya taruhan aja. Jangan berpikir yang bukan-bukan."

Ucapan Chika membuat Aditya tertawa.

"Kamu pikir aku buta, Chika? Aku masih bisa melihat dengan jelas. Dan, pikiran ini masih waras. Aku masih bisa membedakan yang mana sampah dengan berlian. Jadi, tidak perlu cemas."

Seketika, ucapan Aditya membuat Chika tersenyum lebar. Ungkapan Aditya membuat Chika merasa, kalau sampah yang Aditya katakan itu adalah Cherry. Sedangkan berlian, adalah dirinya sendiri.

Dua minggu setelah taruhan itu dibuat, akhirnya pesta ulang Aditya pun tiba. Cherry awalnya tidak ingin datang, karena mengingat apa yang telah terjadi di ulang tahun Chika yang berakhir kesedihan membuat dia merasa jera.

Tapi, kedekatan antara dia dengan Aditya membuat Cherry tidak bisa menolak. Dengan hati yang masih bimbang, Cherry pun memilih datang ke pesta tersebut dengan pakaian terbaik yang dia punya.

Pesta ulang tahun yang diadakan di bar membuat mereka leluasa bertingkah. Awalnya, Aditya menyambut Cherry dengan hangat. Tapi pada pertengahan acara, dengan sengaja Aditya menumpahkan minuman ke kepala Cherry. Hal itu membuat semua tertawa. Mereka merasa sangat terhibur dengan tontonan itu.

Lagi, Cherry di perlakukan tidak adil oleh teman-temannya. Setelah perlakuan Aditya, Chika pun datang dengan gelas minumnya juga. Seperti yang Aditya lakukan, Chika juga melakukan hal yang sama. Menumpahkan minuman ke kepala Cherry hingga Cherry basah kuyup.

Lalu, dengan lantang Chika berucap kalau semua ini hanya permainan mereka saja. Kedekatan Aditya dengan Cherry hanyalah sandiwara semata. Mereka melakukan hal tersebut hanya karena taruhan saja.

"Apa? Taruhannya seratus juta? Apa itu tidak berlebihan?" Salah satu teman sekelas berucap dengan nada menghina.

"Iya. Aku rasa itu tidak sebanding dengan gadis seperti Cherry yang tidak akan pernah menolak jika diajak berteman dengan siapapun. Harga itu terlalu tinggi untuk Cherry." Teman yang lain pula menjawab.

Begitulah, malam itu Cherry dipermalukan lagi. Dia lagi-lagi dipandang rendah oleh semua orang. Hati yang luka, kini semakin bertambah luka. Tapi, dia tidak bisa berbuat apa-apa. Hanya bisa menerima perlakuan itu dengan lapang dada meski hati tak pernah rela.

Terpopuler

Comments

Kardi Kardi

Kardi Kardi

hmmmm. WAKE UP GIRLSSSSSSSS

2023-10-30

1

Endang Winarsih

Endang Winarsih

lanjut

2023-07-11

0

shock

shock

pantau .....

2023-05-14

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!