Selanjutnya, Chika langsung menyusun rencana besar untuk memberi pelajaran pada Cherry. Dengan uang yang dia miliki, hal apapun bisa ia lakukan. Termasuk, membayar orang untuk menyakiti adik kakak itu dengan sadis.
"Aku ingin kalian tangkap dan siksa pria itu sekarang juga. Buat dia benar-benar babak belur karena telah mengusik orang yang paling aku sayang." Chika berucap dengan nada tegas layaknya bos pada umumnya pada beberapa preman berbadan besar nan kekar.
Lalu, Chika pun langsung mengeluarkan segepok uang dari dalam tasnya. "Ini bayaran kalian. Akan aku tambah jika kalian berhasil melakukan tugas yang aku berikan."
Para preman itu tersenyum. "Beres, Bos. Akan kami lakukan sesuai keinginan bos cantik. Tidak perlu ragu, kami akan menjalankan tugas dengan sebaik mungkin."
"Lakukan sekarang! Aku ingin melihat hasil. Bukan hanya omongan saja."
Tiga preman itupun langsung beranjak meninggalkan Chika yang masih duduk manis di dalam mobilnya. Dengan langkah tegap, preman itu berjalan menghampiri Wahyu yang kini masih sibuk dengan barang-barang yang ada di dekatnya.
Kedatangan preman itu Wahyu sadari. Tapi, dia abaikan karena tidak ingin terlibat permasalahan dengan orang yang tidak punya masalah dengannya. Tapi sayang, ternyata, preman itu memang mengincar dirinya. Tanpa banyak bicara, salah satu preman langsung maju begitu saja ingin menghajar Wahyu.
Beruntung, Wahyu bisa menghindar. Karena dia bukan pria sembarangan. Setidaknya, kehidupan keras yang ia jalani selama ini membuat dia sedikit tahu bagaimana cara melindungi diri.
Hasilnya, tiga preman yang datang menyerang bisa dia lawan dengan mudah. Hal tersebut membuat Chika yang menyaksikan perkelahian itu merasa kesal. Amarahnya pun semakin besar saja sekarang.
"Kurang ajar! Ternyata, kakak si sampah ini tidak bisa aku anggap remeh. Melawan tiga preman yang aku anggap kuat saja bisa dengan mudahnya dia lakukan."
Karena kejadian itu, pikiran jahat Chika terus berkembang. Ide jahat pun terus bermunculan. Bahkan, langsung hilang kendali.
Chika langsung mengukir senyum lebar ketika sebuah ide muncul melintasi benaknya.
"Ya, aku mungkin harus langsung memberikan keduanya pelajaran sekaligus. Agar mereka tahu, dengan siapa mereka sedang berhadapan saat ini."
Chika lalu mengatakan ide itu pada para preman. "Kalian ingin balas dendam atas kekalahan kalian barusan, bukan?"
"Sekarang, dengarkan apa yang aku katakan."
Lalu, sebuah rencana besar terdengar cukup menakutkan. Tapi, tidak ada yang bisa menolak uang di dunia yang kejam ini. Mereka yang awalnya ragu, langsung setuju ketika di iming-iming dengan uang dalam jumlah yang besar.
....
Ketika sore menjelang. Wahyu tiba di rumah dengan makanan kesukaan Cherry di tangannya. Tapi sayang, saat pintu ia buka, Cherry tidak ada di rumah.
Wahyu cukup kaget dengan hal tersebut. Karena hal itu tidaklah pernah terjadi. Selama ini, Cherry tidak pernah pergi tanpa izin terlebih dahulu.
"Cherry! Di mana kamu, Cher?" Wahyu berteriak cukup keras sampai tetangga yang ada di depan rumah terdengar.
Perempuan paruh baya itupun langsung keluar dari rumahnya. "Lho, mas Wahyu? Katanya mas Wahyu kecelakaan di tempat kerja tadi."
Sontak, hal tersebut membuat Wahyu membulatkan mata karena kaget. Dengan wajah yang penuh dengan rasa cemas, Wahyu pun keluar dari halaman rumah dengan cepat.
"Apa, bu? Aku kecelakaan? Nggak kok. Aku baik-baik saja."
"Tunggu! Cherry .... "
"Itu dia, Mas. Cherry pergi dengan seseorang yang mengaku sebagai teman mas Wahyu. Katanya, Mas Wahyu di rumah sakit."
Penjelasan itu membuat tubuh Wahyu bergetar karena terlalu panik. Tanpa pikir panjang lagi, Wahyu langsung berlari untuk menemukan adik kesayangannya.
Di saat itulah, ponsel usang miliknya berbunyi. Sebuah pesan singkat masuk ke ponsel tersebut. Pesan dari nomor asing yang mengatakan kalau Cherry sedang ada di sebuah gudang kayu tak jauh dari pelabuhan yang ada di pinggir kota.
Tanpa pikir panjang terlebih dahulu, Wahyu yang panik langsung berangkat sendirian ke tempat tersebut. Sekarang, yang ada dalam pikiran Wahyu hanyalah keselamatan adik satu-satunya yang paling ia sayangi.
Sementara itu, di sisi lain, tempatnya di gudang kayu pinggiran kota. Cherry sedang berada di satu ruangan dengan posisi duduk terikat di atas kursi kayu. Mulutnya terikat kain. Tangan dan kaki sama-sama terikat dengan kuat.
Cherry baru menyadari di mana dia berada sekarang. Karena sebelumnya, dia pingsan akibat menghirup obat bius yang salah satu preman itu berikan.
"Bagaimana? Apa dia sudah sadar?"
Sayup-sayup terdengar di kuping Cherry satu pertanyaan, yang suaranya cukup Cherry kenal dengan baik. Namun, pertanyaan itu sepertinya tidak secara langsung. Melainkan, lewat udara. Atau lebih tepatnya, lewat vidio call, mungkin.
"Sepertinya masih belum sadar, nona."
"Sadarkan dia sekarang! Aku ingin lihat bagaimana reaksi si sampah itu ketika melihat aku."
"Baik, nona."
Pintu ruangan pun terbuka sedikit. Bersama dengan terbukanya pintu, muncul pula satu preman dengan tubuh kekar yang di sedang memegang ponsel di tangannya.
Cherry yang baru sadar, seketika langsung berpura-pura pingsan kembali. Itu dia lakukan agar dia segera bisa bebas. Tapi sayang, pikiran itu malah membuat tubuhnya diguyur dengan satu ember air oleh satu teman preman yang datang setelah preman itu datang.
Sontak, Cherry pun langsung kelabakan akibat guyuran tersebut. Dia yang kaget, bercampur lemas karena dihantam air secara tiba-tiba, tentu jadi tak karuan.
Apa yang terjadi dengan Cherry langsung membuat seseorang yang ada di balik layar tertawa bahagia. Suara tawa itu terdengar cukup keras memenuhi ruangan tersebut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments
Dwi Setyaningrum
ngeri juga ya anak sekolah punya pikiran kriminal kyk gt😝😝
2025-01-31
0
Ririn Santi
msh sekolah aja udah menakutkan. sikapnya, apalagi klu udah dewasa
2024-07-14
0
Shinta Dewiana
di tindas trus kpn jd kuat
2023-10-23
0