*BGT Bab 6

Apa yang terjadi dengan Cherry langsung membuat seseorang yang ada di balik layar tertawa bahagia. Suara tawa itu terdengar cukup keras memenuhi ruangan tersebut.

"Balikkan layar ponselmu! Aku ingin bicara dengan perempuan itu sekarang," ucap suara yang sedang berada di balik layar.

"Baik, nona."

Ponsel itu pun diarahkan ke Cherry. Dengan jelas Cherry bisa melihat siapa yang ada di balik layar sekarang.

Siapa lagi dia kalau bukan Chika. Anak keluarga terkaya, yang selama ini selalu menyulitkan hidup Cherry. Entah apa yang kurang dari dirinya, Chika terus saja membuat Cherry sengsara. Tidak di sekolah, tidak juga di tempat-tempat penting lainnya. Yang jelas, dia seperti musuh bebuyutan saja bagi Cherry.

"Buka mulutnya. Aku ingin bicara." Perintah Chika pada preman tersebut.

Si preman langsung melakukan apa yang Chika katakan. Membuka kain yang menutupi mulut Cherry, lalu berjalan kembali menjauh sejauh beberapa langkah.

"Chika! Apa lagi ini?" Cherry langsung berteriak keras setelah kain penutup mulutnya dibuka.

"Ini hukuman buat kamu, juga kakakmu, Cherry."

"Ap-- apa? Apa yang kamu katakan, Chika!? Jangan bawa-bawa kakakku dalam masalah kita."

"Jangan bawa-bawa kakakmu? Yang benar saja kamu? Kamu yang duluan nyeret kakakmu dalam masalah ini. Kakakmu yang sok jagoan itu juga harus menerima pembalasan dariku."

"Kenapa?" Kini, Cherry bertanya dengan nada sedih. Karena dia sangat tidak ingin kakaknya dilibatkan. Karena kakaknya adalah orang yang paling dia sayangi di dunia ini. Keluarga satu-satunya yang dia punya.

"Karena kakakmu sudah menyakiti Aditya."

"Ap-- apa? Ti-- tidak mungkin. Kak Wahyu tidak mungkin menyakiti siapapun. Dia bukan tipe orang yang suka mengganggu orang lain, Chika."

"Heh! Dia sudah memukul Aditya sehingga Aditya babak belur. Dia sudah menyakiti pacarku. Itu semua karena kamu, kau tahu? Aditya dipukuli karena kamu. Sekarang, aku akan membalaskan sakitnya Aditya."

"Sudah! Sekarang, lakukan sesuai rencana secepat mungkin!" Chika lalu berucap dengan nada tegas.

Ucapan itu langsung membuat preman membalikkan ponsel yang dia pegang dengan cepat. Tanpa mendengarkan apa yang Cherry katakan lagi, panggilan itu langsung berakhir dengan cepat.

Cherry menangis, memohon agar jangan mengganggu kakaknya. Dia memohon agar para preman itu membebaskan mereka. Tapi, tentu saja itu tidak akan pernah terjadi. Karena preman itu sudah menerima imbalan besar dari apa yang mereka lakukan sekarang.

Kegaduhan pun terdengar di luar sana. Pintu ruangan ditendang oleh seseorang dengan keras sehingga pintu tersebut terbuka lebar. Lalu, dari balik pintu itu muncul Wahyu dengan wajah bengis menyeret satu preman di tangannya.

"Lepaskan adikku atau ...!"

"Atau apa?" Belum sempat Wahyu menyelesaikan ucapannya, preman tersebut langsung mendekat ke arah Cherry dengan mengacungkan pisau ke leher Cherry. Hal itu langsung membuat Wahyu terdiam dengan cepat.

"Kau ingin adikmu mati mengenaskan di sini? Jika iya, silahkan maju. Kita mati sama-sama sekarang juga. Karena aku adalah orang bayaran, maka kematian kalian sangat diharapkan oleh majikan ku."

Mendengar ucapan tersebut, Wahyu langsung melemah. Cherry yang melihat hal tersebut, tidak terima. Dia langsung berteriak keras.

"Jangan dengarkan dia, kak Wahyu. Lawan saja! Aku pasti baik-baik saja, kak."

"Oh, kau pikir aku bercanda? Coba lihat ini!" Si preman dengan kesal menekan mata pisau sedikit. Seketika, Cherry merasa perih di bagian lehernya.

"Aaah!" Sebuah teriakan lolos dari bibir Cherry. Teriakan yang awalnya dia tahan agar tidak membuat kakaknya cemas, kini lolos dengan begitu saja.

"Cherry!" Tentu saja Wahyu jadi kaget bukan kepalang. Bagaimana tidak? Dia dengan jelas melihat darah mengalir dari luka goresan yang preman itu ciptakan di leher sang adik.

"Bia- dab kalian! Lepaskan adikku sekarang juga!" Wahyu langsung berteriak dengan nada tinggi.

Tentu saja kata-kata itu tidak akan di dengar oleh si preman. Karena tujuannya saat ini adalah melumpuhkan Wahyu, maka senjata ampuh untuk melawan Wahyu adalah Cherry.

"Jangan mimpi untuk kami lepaskan. Karena kamu sudah membuat bos kami marah besar. Karena itu, kamu harus terima akibatnya. Jika ingin adikmu baik-baik saja, serahkan dirimu sekarang."

Sontak, mata Cherry langsung membulat akibat ucapan itu. Dengan sekuat tenaga, dia berusaha terbebas dari cengkraman preman yang ada di dekatnya.

Tapi sayang, usaha itu tidak membuahkan hasil. Malahan, membuat Wahyu merasa takut akan terlukanya Cherry karena para preman yang kasar dan kejam.

Tanpa berucap satu patah kata terlebih dahulu, Wahyu langsung berlutut. Cherry yang melihat hal tersebut langsung berteriak. Tapi, tetap saja Wahyu tidak mendengarkan apa yang Cherry katakan. Wahyu pun dipukuli oleh kedua preman hingga babak belur.

Cherry yang melihat kakaknya di sakiti di depan mata kepalanya, langsung menangis. Memohon untuk melepaskan kakaknya sekarang. "Tolong ... jangan sakiti kakakku lagi. Tolong! Aku mohon. Jangan pukuli lagi. Sudah! Sudah! Aku mohon."

Tangisan Cherry menggema. Tapi pukulan tidak kunjung berhenti. Wajah Wahyu kini memar di beberapa bagian. Bahkan, dia seperti sudah tidak kuat lagi untuk tetap bertahan.

Terpopuler

Comments

Shinta Dewiana

Shinta Dewiana

wudihhh..jd bulan2nan pula...lawan dong..

2023-10-23

0

Arvino Xafir

Arvino Xafir

nggak bisa berkata kata lagi thoor

2023-06-27

0

Sulfia Nuriawati

Sulfia Nuriawati

ini btl² kriminal kyk kasus anak pejabat yg mukul org seenaknya g mikir ada hukum yg berlaku, karna merasa anak pejabat bakal kebal hukum

2023-04-12

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!