*BGT Bab 13

Tanpa menyelesaikan perawatan yang ia jalani, Chika langsung saja meninggalkan salon. Tujuannya adalah kantor Sudirja Grup. Dia akan memperingati Aditya sekarang juga. Karena rasa cemburu dalam hatinya sudah menyala dengan sempurna saat ini.

Sementara itu, Aditya sibuk ngobrol dengan Cherry. Mereka berkenalan satu sama lain, sampai panggilan masuk dari Chika Aditya abaikan sangking asiknya ngobrol.

"Oh, jadi kamu adalah manajer utama yang dikirim perusahaan luar negeri itu ya?" Aditya antusias bertanya.

Cherry langsung tersenyum. "Ya ... lebih kurangnya seperti itulah, Mas."

"Ah, jangan panggil aku, Mas. Panggil nama saja. Karena sebentar lagi, kita akan jadi partner kerja."

Obrolan terus berlanjut. Sampai, Aditya langsung menjaga Cherry dari pergi, hingga kembali ke kantor lagi.

Sementara itu, Zia sudah bicara panjang lebar di kantor bersama direktur Sudirja grup. Zia adalah asisten, sekaligus tangan kanan Laras yang paling ia percaya. Dan, Zia di tempatkan di luar negeri untuk mengurus perusahaan yang Laras bangun atas nama orang lain.

Orang lain yang tak lain tidak bukan adalah Cherry. Sejak pertama menyelamatkan Cherry, Laras punya firasat dan juga kedekatan batin antara Cherry dengannya. Karena itu, dia langsung membangun Cherry agar bisa lebih baik darinya.

Entah itu karena nasib mereka yang sama, atau memang ada hubungan di antara keduanya. Yang jelas, Laras sangat sayang pada Cherry. Bahkan, dia anggap Cherry sebagai adik kandungnya sendiri. Sampai, semua yang terbaik ia berikan. Termasuk, membangun perusahaan besar di luar negeri dengan cara membeli saham tinggi dengan beberapa perusahaan terkenal yang membuat nama perusahaan itu bangkit dengan cepat.

Hingga saat ini, perusahaan itu sudah sangat terkenal. Tapi, Cherry tidak pernah mengatakan kalau dia adalah CEO dari perusahaan itu. Dia hanya mengatakan kalau dia menjabat sebagai manajer dari perusahaan tersebut.

Sementara Zia, dia menjadi asisten pribadi Cherry. Zia adalah adik kandung Letto yang Laras besarkan sejak kecil karena nasib mereka yang sama. Tidak punya tempat karena dibuang oleh keluarga akibat papa mereka menikah dengan orang lain setelah mama mereka meninggal. Karena itu, mereka sangat berterima kasih pada Laras dan berniat untuk mengabdi dengan sepenuh hati.

Begitulah singkatnya cerita tentang hubungan Zia dengan Cherry. Sekarang, Cherry sudah tiba di kantor kembali. Sementara Zia sudah selesai bicara dengan direktur dari perusahaan ini.

Ketika melihat Cherry yang turun dari mobil bersama orang asing, Zia langsung menghampiri Cherry dengan cepat. Wajah cemas tak lupa ia perlihatkan samping beranjak menyambut Cherry.

"Nona, kamu kenapa? Apa baik-baik saja?"

Cherry melihat Zia sesaat. Tidak langsung menjawab karena ada yang ia pikirkan saat ini yang membuat bibirnya terasa sangat berat untuk ia gerakkan.

"Nona .... "

"Ah, maaf. Aku baik-baik saja. Kamu sudah selesai bicara?"

"Sudah, Nona."

"Tunggu! Dia ... siapa?" Aditya yang tidak bisa menahan rasa penasaran langsung berucap.

"Oh, maaf. Dia adalah asistenku."

"Oh, wow. Di luar negeri, seorang manajer saja punya asisten, kah?"

"Tentu saja. Karena manajer juga punya pekerjaan yang berat dan cukup menguras waktu kalau bekerja sendirian, bukan?"

"Ya- ya ya. Kamu benar, Cher. Sayang, peraturan itu masih belum berlaku di tanah air. Kalau ada, itu boleh di coba, bukan?"

Belum sempat Cherry menjawab, salah satu karyawan langsung menghampiri mereka dengan wajah yang kurang enak. Wajah yang agak sedikit ketakutan, tapi tidak bisa berbuat apa-apa selain melakukan tugas yang diberikan padanya.

"Maaf, Pak Aditya. Pak Aditya di tunggu di ruangan oleh nona Chika." Karyawan itu bicara dengan suara pelan.

Seketika, wajah Aditya langsung berubah.

"Aku akan datang sebentar lagi. Kamu bisa pergi duluan."

"Ee ... nona Chika bilang, jangan sampai dia ngambek. Apalagi ngamuk. Jadi, datang secepatnya, pak Aditya."

"Saya tahu! Sudah saya katakan kalau saya akan datang sebentar lagi!" Aditya bicara dengan nada tinggi. Hal itu langsung membuat karyawan tersebut menjadi takut.

Cherry yang melihat ada api kemarahan di mata Aditya, tentu tidak akan menyiakan kesempatan untuk menambah besar api tersebut. Dengan wajah yang dibuat agak takut, dia berusaha mendekat untuk menenangkan amarah Aditya.

"Ee ... Adit. Jangan dia ... gak salah kok. Dia hanya menyampaikan pesan yang nona nya minta. Jadi, jangan marah sama dia yah." Dengan nada yang sangat lembut, Cherry berucap pada Aditya.

Tentu saja membuat Aditya langsung luluh. Maklum, dia sudah merasa nyaman dengan Cherry meski baru kenal beberapa jam saja. Ditambah, dia yang terpaksa menerima Chika sebagai tunangan membuat ia merasa tidak suka akan gadis itu. Jadi, sedikit saja masalah, maka hatinya akan langsung merasa kesal.

"Ah, maafkan aku. Aku yang terlalu emosian hanya gara-gara masalah sepele. Ya sudah, kamu sudah bertemu dengan asisten mu. Sekarang, aku jadi merasa sedikit lega. Kamu sudah ada yang menjaga. Aku kembali bekerja. Semoga kita ada waktu buat bertemu lagi ya."

"Semoga saja," ucap Cherry dengan senyum manis di bibir.

Terpopuler

Comments

Arvino Xafir

Arvino Xafir

mainya cery bagus,elegan

2023-06-27

0

Nurul Huda

Nurul Huda

bagus cher.gak usah pake cara kasar bermain cantik aja biar chika kelabakan menghadapimu.mulai aja dari adtya si chika kan cinta mati ama dia

2023-04-18

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!