*BGT Bab 18

"Jangan anggap enteng satu pria, nona. Dia itu adalah sekretaris orang terkenal di kota ini. Dia pasti berbeda dari yang lainnya."

Cherry malah tersenyum lebar.

"Jangan cemas. Aku tahu apa yang akan aku lakukan. Tidak akan terjadi apa-apa. Aku akan mengatur semuanya dengan baik."

Setelah ngobrol, Cherry langsung meninggalkan kediaman mereka. Zia yang tidak punya pilihan dan juga tidak punya kekuatan untuk melarang, terpaksa hanya terima apa yang Cherry katakan saja.

Tujuan Cherry saat ini adalah, kantor Sudirja Grup. Dia akan menciptakan kerusuhan di kantor tersebut sebagai peringatan untuk Gerry yang sudah berani mencari tahu siapa dirinya.

Di parkiran dalam kantor, Cherry merusak cctv sebelum ia beranjak masuk dan merusak mobil Gerry. Kebetulan yang menguntungkan buat Cherry sebenarnya. Malam ini, Gerry ada di kantor bersama para karyawan karena sedang mengerjakan proyek besar mereka. Karena itu, parkiran kantor masih ada banyak mobil saat ini.

Ketika mobil dirusak. Otomatis, bunyi sirene keamanan membuat beberapa bodyguard yang bertugas menjaga keamanan kantor langsung datang.

"Hei! Siapa itu? Kenapa kamu menciptakan kerusuhan di sini, hah?" Salah satu bodyguard dengan pakaian serba hitam berteriak ke arah Cherry yang kini masih berdiri tegak dengan posisi membelakangi para bodyguard tersebut.

Pertanyaan itu malah membuat Cherry mengukir senyum. Bukannya gentar, dia malah merasa bahagia akan kedatangan para anak buah Gerry ini.

Tanpa berucap, Cherry pun langsung membalikkan tubuhnya. Seketika, para bodyguard itu langsung kaget.

"Perempuan!? Kamu perempuan?"

"Tentu saja aku perempuan. Kenapa? Kalian ingin mengalah karena aku perempuan ya?"

"Mengalah? Kau sudah berani membuat onar di gedung milik orang paling terkenal di kota ini. Jadi, kau juga harus berani bertanggung jawab, perempuan."

"Ya, jangan pikir karena kamu perempuan, kamu bisa seenaknya melakukan apa yang ingin kamu lakukan. Semua yang kamu perbuat, harus kamu pertanggung jawabkan." Satu yang lain menjawab dengan tegas.

"Ya, betul. Apalagi kamu sudah berani merusak mobil tuan muda. Sungguh, benar-benar perempuan yang sangat berani. Sedikit pujian, aku kagum padamu."

Satu yang lain malah berkata dengan nada tulus pada Cherry. Dia mengagumi Cherry yang berani. Hal itu sontak membuat yang lain langsung melirik tajam ke arah temannya yang baru saja berucap dengan nada kagum barusan terhadap musuh mereka.

"Ah, terima kasih atas rasa kagumnya. Aku merasa cukup tersanjung lho. Mm ... apa kamu mau jadi anak buah ku sekarang?" Cherry malah menjadi-jadi akibat pujian kecil itu.

Sebenarnya, dia tidak sepenuhnya bahagia. Dia tahu, pujian bukanlah hal baik. Karena pujian itu seperti sebuah kelemahan. Jadi, Cherry tidak akan pernah termakan oleh pujian.

Ucapan Cherry semakin menambah lirikan tajam dari para teman bodyguard terhadap bodyguard yang Cherry ajak bicara. Hal tersebut tentu membuat bodyguard itu jadi salah tingkah.

"Ap-- apa? Yang benar saja kamu perempuan. Aku hanya sedikit memuji karena kau memang sangat berani. Tapi bukan berarti, aku berada di pihak mu. Jangan mimpi."

"Tunggu apa lagi. Cepat tangkap dia!"

Bodyguard yang terlatih memang agak sedikit membutuhkan waktu buat Cherry melumpuhkan mereka. Namun, bukan Cherry jika tidak bisa mengalahkan para pria yang tidak begitu mendalami seni bela diri.

Dalam waktu tiga puluh menit, delapan bodyguard telah Cherry lumpuhkan. Salah satu dari mereka langsung menghubungi Gerry dalam keadaan kesakitan.

Cherry tahu akan hal tersebut. Tapi dia tidak menghentikan apa yang bodyguard itu lakukan. Dia membiarkan kabar itu karena memang ingin bertatap muka dengan Gerry.

Sementara itu, Gerry yang menerima panggilan dari pengawalnya langsung menyelesaikan rapat. Turun ke bawah dengan cepat bersama seorang sekretaris yang sementara menggantikan posisi Zein berada di samping Gerry.

"Apa kita harus panggil polisi sekarang juga, Tuan muda?" Sekretaris itu bertanya sambil terus berusaha mengimbangi langkah Gerry.

"Tidak perlu. Ini masih bisa aku atasi dengan caraku sendiri. Tidak perlu menggunakan pihak lain untuk menyelesaikan masalah ini."

"Baik, tuan muda. Saya percaya dengan tuan muda."

Kurang dari lima belas menit, Gerry akhirnya tiba di parkiran dalam kantor. Dia tidak langsung bisa melihat Cherry. Karena saat ini, Cherry sedang bersembunyi di dalam mobil milik Gerry yang kacanya sudah rusak berantakan akibat pukulan keras yang Cherry berikan.

Entah dengan apa Cherry merusak mobil yang sangat mahal itu. Bahkan, kacanya anti peluru lagi. Eh, masih bisa dia rusak. Sungguh, perempuan yang satu ini benar-benar bangkit dengan semua keberuntungan yang menyertai.

"Bangun kalian semua!" Suara Gerry menggelegar membuat Cherry tersenyum sinis.

"Tu-- tuan muda. Hati-hati. Perempuan itu sangat berbahaya." Dengan susah payah, salah satu bodyguard berucap. Dia juga berusaha bangkit meski terlihat sangat dipaksakan.

"Perempuan? Di mana perempuan itu?" Kini giliran sekretaris yang ada di belakang Gerry pula yang berucap.

"Dia .... "

"Aku di sini," ucap Cherry sambil keluar dari mobil dengan senyum manis yang menyertai.

"Sialan! Hati-hati, tuan muda." Sekretaris tersebut berucap sambil melangkah maju untuk menjadikan dirinya tameng kalau-kalau Cherry melancarkan serangan.

"Ah, tenang saja. Aku, tidak makan orang kok." Cherry berucap sambil terus berjalan pelan dengan elegan.

Gerry masih tidak berucap. Dia sibuk memperhatikan perempuan yang kini ada di hadapannya. Perempuan yang baru pertama kali dia lihat, tapi sudah sangat mampu menarik rasa perhatian dari dalam dirinya.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***