*BGT Bab 2

Begitulah, malam itu Cherry dipermalukan lagi. Dia lagi-lagi dipandang rendah oleh semua orang. Hati yang luka, kini semakin bertambah luka. Tapi, dia tidak bisa berbuat apa-apa. Hanya bisa menerima perlakuan itu dengan lapang dada meski hati tak pernah rela.

Cherry pulang dengan perasaan yang kembali sedih. Tapi, di depan sang kakak, dia berusaha bersikap sebahagia mungkin. Karena Cherry tidak ingin membebani kakak satu-satunya ini dengan kehidupan keras yang dia lalui.

Karena selama ini, kakaknya sudah sangat terbebani dengan kehadirannya. Berusaha memenuhi semua kebutuhan Cherry dengan sebaik mungkin. Membanting tulang tanpa memikirkan lelah. Semua itu kakaknya lakukan demi dia. Jadi, mana bisa Cherry memberikan beban pemikiran lagi buat si kakak yang selama ini sudah melakukan semua yang terbaik untuknya.

Ya, Cherry hanya punya satu kakak laki-laki yang sejak usia lima belas tahun sudah bekerja demi memenuhi kebutuhan Cherry. Karena sejak usia Cherry dua belas tahun, mereka kehilangan kedua orang tua saat bencana besar datang. Yang tersisa hanya Cherry dan si kakak dalam keluarganya. Karena itu, si kakak berusaha keras untuk menghidupi adiknya.

Jarak usia Cherry dengan kakaknya hanya berbeda empat tahun saja. Tapi, si kakak yang penuh kasih tidak sedikitpun mengizinkan adiknya untuk bekerja. Karena hanya adiknya yang dia punya. Oleh karena itu, dia bekerja sekuat tenaga untuk adiknya tanpa kata lelah.

"Kamu adalah adik kesayanganku, Cherry. Cherry manis satu-satunya yang aku punya. Harta kebanggan hidupku. Jadi, jangan melakukan hal yang tidak baik yang bisa membuat kakakmu merasa kecewa. Jika ada orang yang menyakitimu, katakan pada kakakmu. Maka kakak akan melindungi kamu dengan nyawa kakak sendiri."

Kata-kata itu selalu Cherry ingat setiap saat. Dia yang merasa berhutang besar pada kakaknya, mana mungkin akan membuat kakaknya merasa terbebani lagi. Karena itu, Cherry selalu memilih diam meski dia diperlakukan dengan tidak adil di sekolahnya. Seperti saat ini, atau saat-saat yang telah lalu.

Kembali ke kelas. Di mana saat ini, ujian semester sedang diadakan. Chika dengan wajah kesal langsung mengambil kertas soal milik Cherry setelah guru pengawas izin keluar sebentar.

"Chika, aku mohon. Jangan rusak kertas soal ku. Kenapa kamu begitu tega padaku, Chika? Aku tidak pernah mengganggu kamu selama ini, bukan?" Cherry berucap dengan nada memelas.

"Kau tidak pernah mengganggu aku?"

"Teman-teman, apakah apa yang dia katakan benar? Dia tidak pernah mengganggu aku?"

"Mm ... aku rasa, bukan aku saya yang terganggu karena kehadiran kamu di kelas ini, Cherry. Tapi, semua siswa yang ada di kelas ini. Benar begitu bukan, teman-teman?"

Ucapan Chika langsung di sambut teriakan oleh teman-teman. Mereka membenarkan apa yang Chika katakan. Mereka terganggu oleh kehadiran Cherry di sekolah ini.

Dengan mata berkaca-kaca, Cherry menatap sekeliling. "Aku mengganggu kalian? Yang benar saja. Aku tidak pernah mengganggu kalian semua."

"Siapa bilang? Kamu tidak pernah mengganggu kami, ha? Kehadiran kamu yang miskin ini membuat kami terganggu. Kamu mengerti?"

Cherry lalu menatap Chika dengan tatapan lekat. "Siapa yang ingin hidup miskin, Chika? Aku tidak pernah ingin. Kalau bisa memilih, aku juga ingin hidup kaya. Bahkan, lebih kaya dari kamu."

Ucapan itu langsung membangkitkan rasa kesal dalam hati Chika. Lalu, dengan cepat dia menyobek kertas soalan yang Cherry punya yang sebelumnya ada di tangannya.

"Chika apa yang kamu lakukan!?" Cherry berteriak keras dengan mata yang melebar.

"Apa yang aku lakukan? Aku menyobek kertas soal supaya kamu tidak bisa mengikuti ujian kali ini. Dengan begitu, tidak akan ada nilai untuk kamu di ujian kali ini." Chika berucap dengan nada tidak bersalah sedikitpun.

Sementara Cherry, matanya yang berlinangan langsung bangun dari duduk. Dengan keras, dia tarik rambut Chika dari belakang karena terlalu kesal.

Tapi sayang, apa yang Cherry lakukan langsung dilihat oleh guru pengawas. Cherry pun langsung di panggil ke ruang kepala sekolah untuk menjelaskan prihal kekerasan yang dia lakukan.

Tidak punya kedudukan membuat Cherry langsung disudutkan. Ditambah, beberapa saksi yang mengatakan Cherry melakukan hal tersebut dengan sengaja. Karena itu, surat peringatan di layangkan kepada wali Cherry yang tak lain adalah kakaknya.

"Tolong, Pak. Jangan panggil kakakku. Aku mohon, Pak."

Cherry yang syok langsung memohon agar kakaknya tidak diikut sertakan dalam masalah yang dia alami saat ini. Tapi sayang, keputusan kepala sekolah tidak bisa diganggu gugat. Mengingat, Chika adalah anak donatur terbesar buat sekolah tersebut. Karena itu, kepala sekolah pasti akan melakukan yang terbaik untuk membela Chika. Agar kesan terbaik juga terlihat oleh kedua orang tua Chika nantinya.

Sementara itu, kakak Cherry langsung datang ke sekolah. Ia tinggalkan pekerjaannya yang sedang menjaga toko agar bisa melihat keadaan adiknya yang ada di sekolah saat ini.

Mendengar kakaknya akan datang, Cherry langsung menangis. Dia tidak ingin kakaknya sedih melihat keadaan dia saat ini. Tapi, hatinya sangat terluka sekarang. Dia memikirkan kakaknya yang sudah susah bekerja, sekarang harus susah memikirkan dirinya lagi.

Satu jam di ruang tunggu, akhirnya kakak Cherry tiba. Kak Wahyu langsung menghampiri Cherry yang kini sedang duduk dengan wajah tertunduk saat dia masuk ke ruang kepala sekolah.

"Cherry, apa yang terjadi adik manis ku sayang?" Wahyu langsung memeluk adiknya dengan penuh kasih sayang.

Terpopuler

Comments

Kardi Kardi

Kardi Kardi

never give up girlsss

2023-10-30

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!