*BGT Bab 12

Pagi ini, Cherry langsung menjalankan rencana pertama untuk membeli salam pembuka buat musuh bebuyutan yang telah menoleh luka ke dalam hatinya. Siapa lagi kalau bukan Chika. Gadis kejam yang sudah membuat dia jadi sebatang kara seperti saat ini.

Cherry tersenyum manis ke arah cermin. Gigi putihnya yang tertata rapi terlihat dengan baik ketika bibir merah berlapiskan lipstik itu terbuka.

"Aku sudah kembali, Chika. Bersiap-siaplah untuk kehilangan satu persatu orang yang kamu sayangi. Sebagai bayaran atas kejamnya perlakuan mu padaku waktu itu."

"Kau ambil kakak ku satu-satunya. Satu-satunya keluargaku yang tersisa. Sekarang, aku ambil semua yang kamu punya. Bukankah itu balasan yang setimpal? Karena pembalasan akan lebih menyakitkan dari pada apa yang telah kamu lakukan."

Cherry berucap sambil melotot membuat orang yang melihatnya jadi ketakutan. Tapi, untung saja dia sendirian di tempat tersebut. Jadi, tidak ada yang bisa melihat apa yang sedang Cherry lakukan saat ini.

Setelah puas menatap diri di depan cermin, Cherry yang cantik nan anggun langsung beranjak menuju Sudirja Grup. Tujuannya adalah untuk mendekati Aditya yang sekarang menjabat sebagai manajer utama perusahaan tersebut.

Yah, Aditya, pacar Chika yang menjadi puncak penyebab Cherry kehilangan kakaknya. Meskipun bukan murni kesalahan dari Aditya, tapi Cherry akan memulai balas dendam itu dari Aditya. Akan ia rebut Aditya dari Chika. Kebetulan, Aditya saat ini bukan hanya jadi pacar Chika lagi. Melainkan, sudah menjadi tunangan Chika. Karena itu dia bisa menjabat sebagai manajer utama di Sudirja grup. Perusahaan paling terkenal di kota ini.

Sebelumnya, Cherry sudah memperhitungkan semua yang akan ia lakukan. Dari hasil laporan Letto, Cherry bisa tau semuanya. Termasuk, apa saja yang akan Aditya lakukan selama ia di kantor tersebut. Jam berapa ia akan keluar kantor, dan semua tentang perbuatan Aditya, Cherry tahu. Karena itu, dia tidak ragu lagi untuk bergerak.

Cherry turun dari mobil dengan anggun. Lalu, berjalan menuju pintu utama. Satpam yang berjaga di depan pintu menyambut Cherry dengan hangat. Yah, itu karena Cherry datang sebagai rekan bisnis yang akan bekerja sama dengan perusahaan tersebut.

Selanjutnya, orang yang Cherry tunggu-tunggu terlihat juga. Aditya muncul dengan langkah besar menuju pintu utama. Cherry langsung menjalankan rencana untuk bertatap muka dengan cara tertabrak oleh Aditya yang sedang tergesa-gesa.

Buk! Suara tabrakan dua tubuh. Kemudian, tubuh langsing Cherry terjatuh ke lantai bersamaan kata keluhan dari Cherry.

"Aduh!"

Sontak, Aditya langsung merasa bersalah karena perlakuannya yang membuat seseorang sampai terjatuh. Sebenarnya, tabrakan itu tidak akan membuat Cherry jatuh. Karena itu hanya tabrakan ringan. Namun, karena jatuh adalah tujuan utama Cherry, maka Cherry memainkan peran terluka dengan sangat bagus.

"Ya ampun, mbak. Eh, no-- nona. Maaf. Maafkan saya yang jalannya buru-buru. Saya beneran gak sengaja, mbak. Eh, nona." Aditya bicara dengan suara agak gugup sambil berusaha membantu Cherry bangun dari jatuhnya.

"Apa nona gak papa?" Aditya bertanya lagi setelah berhasil membangunkan Cherry.

"Saya gak papa kok, Mas. Cuma nyeri dikit di bagian pinggang. Tapi, udah mendingan kok." Cherry menunjukkan wajah kesakitan yang berusaha ia tutupi agar orang yang ia ajak bicara tidak semakin merasa bersalah.

Namun, apa yang Cherry lakukan malah semakin membuat Aditya merasa bersalah karena sudah membuat Cherry sakit.

"Ya Tuhan. Beneran minta maaf, nona. Kalau gitu, saya bawa anda ke klinik bagaimana?"

"Eh, gak perlu kok, mas. Saya gak papa. Ini aja udah mendingan. Gak perlu minta maaf sama saya. Ini gak murni kesalahan mas aja kok. Saya juga salah karena jalan gak hati-hati."

"Ya udah ya. Saya mau lanjut jalan dulu," kata Cherry lagi dengan wajah yang masih sama.

Tapi, baru juga dia mau melangkah, dia malah langsung oleng dan terjatuh ke dalam pelukan Aditya. Sontak saja, kontak mata terjadi selama beberapa saat. Hal tersebut membuat semua orang yang ada di dalam kantor berbisik-bisik tak karuan. Yang seketika menciptakan suasana ramai dengan sendirinya.

"Ee ... maaf. Aku .... " Cherry menggantungkan kalimatnya. Dengan wajah yang dia buat cukup merasa bersalah, dia terlihat seperti benar-benar sudah menyesal saat ini. Tapi pada kenyataannya, Cherry merasa sangat bahagia. Karena rencana yang dia punya, berjalan lebih indah dari yang ia bayangkan.

"Tidak perlu minta maaf. Ayo aku bawa kamu ke klinik sekarang juga. Karena sepertinya, jatuh itu membuat kamu agak susah untuk jalan."

Dengan bantuan dari Aditya, Cherry pun berjalan pelan menuju mobil Aditya. Rencana untuk semakin dekat dengan Aditya berjalan dengan mulus.

Sementara itu, kantor sibuk dengan apa yang baru saja terjadi. Laporan akan apa yang sudah terjadi pada Aditya dan perempuan baru muncul pun tersebar secara luas bahkan, langsung menyentuh kuping Chika yang sedang asik memanjakan diri di salon.

"Apa! Gila ya Aditya. Masa segitunya buat bantuin perempuan yang ia tabrak. Apa nggak cukup dengan kata minta maaf aja?"

"Tidak bisa! Aku harus bertemu Aditya sekarang juga. Dia harus aku beri pelajaran. Kalau bisa, perempuan ganjen itu juga akan aku beri pelajaran. Karena pasti dia yang membuat Aditya lupa diri seperti saat ini."

Tanpa menyelesaikan perawatan yang ia jalani, Chika langsung saja meninggalkan salon. Tujuannya adalah kantor Sudirja Grup. Dia akan memperingati Aditya sekarang juga. Karena rasa cemburu dalam hatinya sudah menyala dengan sempurna saat ini.

Terpopuler

Comments

Arvino Xafir

Arvino Xafir

bagus thor ayo lanjut,semangat aku ngebacanya

2023-06-27

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!