Kurang Kasih Sayang

"Mas? Sejak kapan Mas berada di sini?" tanya Vania seketika berdiri dengan perasaan gugup.

"Ada apa ini? Siapa yang harus di rehabilitasi?" Arion menaikan suaranya.

Sementara itu, Ryan nampak ketakutan. Dia mencengkram kuat pergelangan tangan Vania seolah meminta perlindungan. Keringat dingin seketika membasahi wajahnya kini. Tubuhnya pun terlihat gemetar, apa yang dia takutkan benar-benar terjadi kini.

"Tidak ada yang mau menjawab pertanyaan Daddy?!" Arion semakin menaikan suaranya hingga terdengar menggelegar.

"Tenang, Mas. Kita bisa bicarakan ini secara baik-baik, tahan dulu emosi Mas. Dengarkan penjelasan aku," pinta Vania, mencoba untuk menenangkan, meskipun dia sendiri tidak tahu harus memulainya dari mana.

"Honey, coba jelaskan sama Mas. Apa yang sebenarnya terjadi? Siapa yang harus direhabiliatsi? Apa kamu Dion?"

Dion seketika merasa terkejut, dia pun menggelengkan kepalanya berusaha untuk menyangkal. Tubuh pemuda itu pun nampak gemetar. Dia tahu betul seperti apa ayahnya ketika sedang dalam keadaan marah seperti ini.

"Jika bukan kamu, lalu siapa? Apa kamu Ryan? Kamu diam-diam mengkonsumsi barang haram?"

Ryan menundukkan kepalanya, tangannya masih saja mencengkram kuat pergelangan tangan sang ibu. Dia tidak mampu menyangkal apalagi sekedar mengiyakan pertanyaan ayahnya. Diamnya Ryan tentu saja memberi jawaban untuk ayahnya bahwa, apa yang di tuduhkan oleh sang ayah adalah sebuah kebenaran.

"Jadi kamu? Dasar anak tidak tahu diri! Sini kamu, anak nakal," teriak Arion murka.

Arion mencengkram kuat kerah pakaian yang dikenakan oleh putranya. Tangannya pun seketika melayang ke udara hendak mendaratkan tamparan di wajah putranya itu. Namun, seketika itu juga Vania segera memasang badan, dia melepaskan cengkraman tangan suaminya lalu berdiri tepat di depan Ryan kini.

"Jangan, Mas. Bukan seperti ini cara menghadapi putra kamu. Jika Mas kayak gini, hanya akan membuat Ryan semakin tertekan. Aku mohon bicaralah baik-baik, dengarkan dulu apa alasan putra kamu ini sampai dia melakukan hal itu," tegas Vania penuh penekanan. Sementara Ryan seketika menangis sesenggukan di belakangnya.

"Penjelasan apa? Apa kamu sudah mendengarkan penjelasan dari anak nakal ini, hah?" Arion menghempaskan telapak tangannya sendiri seraya menahan rasa kesal.

"Iya, aku sudah mendengarnya. Panjang kali lebar hingga aku merasa iba kepada putra kamu ini, Mas."

Arion mengusap wajahnya kasar. Dirinya pun memejamkan kedua matanya mencoba untuk menekan emosi yang sebenarnya ingin sekali dia ledakkan. Arion sama sekali tidak menyangka bahwa salah satu putranya bisa terjerumus ke dalam lingkaran obat-obatan terlarang.

Arion memutar badan lalu hendak keluar dari dalam kamar. Namun, tiba-tiba saja Ryan berlari ke arahnya dan bersujud seraya memeluk kedua kakinya kini. Tentu saja hal itu membuat Dion juga Vania merasa terkejut dan semakin merasa iba menyaksikan pemandangan tersebut.

"Maafkan aku, Dad. Aku ngaku salah, aku janji akan berhenti, aku janji akan sembuh, Dad. Maafkan aku, hiks hiks hiks ..." Ryan menangis sesenggukan memeluk kedua kaki ayahnya memohon ampun.

Arion menatap sinis wajah sang putra. Tanpa belas kasih dia pun melepaskan lingkaran tangan putranya lalu pergi begitu saja tanpa sepatah katapun.

"Daaaad?!" teriak Ryan. Namun, diabaikan tentu saja.

"Sabar, Ryan. Mommy akan mencoba untuk bicara sama Daddy kamu. Dion, kamu jaga adik kamu, Mommy mau bicara sama Daddy kalian. Jangan tinggalkan Ryan sendirian, paham?"

"Paham, Mom. Eu ... Terima kasih, Mommy," jawab Dion dengan nada suara terbata-bata.

Vania tersenyum kecil, dia segera berlari mengejar suaminya yang saat ini berjalan ke arah kamar mereka. Dirinya bahkan memanggil nama suaminya secara berkali-kali, tapi tetap diabaikan oleh suaminya itu.

"Mas, tunggu aku!" teriak Vania, masuk ke dalam kamar mengikuti suaminya.

Arion duduk di tepi ranjang. Dia berkali-kali mengusapnya wajahnya kasar. Sebagai seorang ayah, dia merasa gagal dalam mendidik putranya. Selama ini, dirinya hanya memanjakan putra-putranya dengan uang dan selalu memberikan apapun yang mereka inginkan, tanpa dia sadar bahwa mereka tidak hanya butuh uang dan pasilitas yang mewah, tapi juga perhatian dan kasih sayang.

"Mas," lirih Vania duduk tepat di samping suaminya.

"Mas telah jadi ayah yang gagal, honey. Mas ayah yang buruk, selama ini Mas hanya memanjakan mereka dengan harta dan memberikan apapun yang mereka inginkan. Tapi ternyata, semua itu membuat Ryan putra Mas menjadi seorang pecandu karena kurangnya perhatian dari Mas," ujar Arion penuh penyesalan.

"Tidak, Mas. Jangan bicara seperti itu. Ya, aku akui kalau Mas memang sudah gagal dalam mendidik Ryan, tapi bukan berati Mas gagal sebagai seorang ayah. Ini bukan waktu yang tepat untuk menyalahkan diri sendiri atau memarahi Ryan, tapi sebagai orang tuanya, sudah sepatutnya kita memberikan dukungan juga kasih sayang dan perhatian kepada dia."

"Itu yang Ryan butuhkan saat ini. Dia ingin sembuh dan dia pasti sembuh jika kita sebagai orang tuanya memberikan dukungan dan membantu dia untuk sembuh. Aku tahu, sebagai ayahnya Mas pasti menyayangi Ryan bukan?"

Arion menganggukkan kepalanya dengan bola mata memerah.

"Kalau Mas sayang sama Ryan, jangan marahi dia. Mas katakan kepada Ryan kalau Mas sayang sama dia, karena itu yang di butuhkan oleh Ryan saat ini," panjang lebar Vania menjelaskan.

Grep!

Arion seketika memeluk tubuh istrinya erat. Suara isakan pun terdengar samar-samar mencoba untuk dia tahan. Semua yang diucapkan oleh istrinya itu semuanya benar.

"Terima kasih, honey. Terima kasih karena telah mengatakan semua itu. Sekarang temani Mas untuk berbicara dengan Ryan," lirihnya kemudian.

"Tapi Mas janji gak akan emosi seperti tadi lagi?"

"Iya, honey Mas janji."

"Mas janji gak akan menggunakan kekerasan dan akan membicarakan ini secara baik-baik?"

"Iya Mas janji."

"Baiklah, mari kita bicara dengan Ryan dan selesaikan masalah ini bersama, aku akan selalu berada di sini, di sisi Mas dan di samping anak-anak."

BERSAMBUNG

...****************...

Terpopuler

Comments

༄༅⃟𝐐𝗧𝗶𝘁𝗶𝗻 Arianto🇵🇸

༄༅⃟𝐐𝗧𝗶𝘁𝗶𝗻 Arianto🇵🇸

sabar dad..noh anakmu butuh kasih sayang

2023-04-16

0

Diana Susanti

Diana Susanti

lanjut kak mantab 👍👍👍👍👍👍 love you

2023-04-15

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!