Pertarungan terus berlanjut tanpa adanya jeda. Joongmin beberapa kali mengubah posisi belatinya untuk menemukan kombinasi gerakan yang efektif untuk menyerang. Berkat itu juga, sudah lebih dari separuh jumlah monster yang ditaklukkan. Joongmin tidak merasa kelelahan, dia justru semakin bersemangat ketika mengetahui bahwa dirinya lebih kuat dari yang dia perkirakan.
Selang beberapa waktu kemudian, anggota dari berbagai guild di kota mulai datang membantu. Sebenarnya Joongmin tidak mau menerima bantuan besar, tapi dia juga tidak bisa menolaknya karena kejadian ini adalah tanggung jawab guild yang seharusnya menjaga keamanan warga sipil.
Tidak sampai setengah jam berlalu, dungeon break sudah berhasil ditaklukkan sepenuhnya. Joongmin mengambil napas sejenak sambil mengelap keringat di dahinya. Perhatian yang dia dapatkan masih belum memudar. Saat ini dia sedang ditatap oleh ratusan orang yang mengelilinginya. Dia ingin pergi dari tempat itu karena tidak terbiasa dengan keramaian, tapi dia tidak bisa melakukannya. Jalan keluarnya penuh sesak oleh kerumunan orang.
Ketika Joongmin sudah mulai risih, terpampang portal di depannya. Dia langsung melompat ke portal tanpa berpikir panjang. Dia tahu kalau portal itu adalah buatan Devin supaya dia bisa berteleportasi di tengah kerumunan.
"Selamat atas keberhasilan pertama anda, Tuan." Myano memberi ucapan selamat seketika melihat batang tubuh Joongmin yang perlahan muncul dari portal. Mereka sudah berada tepat di halaman rumah.
"Simpan ucapan selamatmu dan katakan padaku darimana kamu mendapat kristal mana sebanyak itu!" Joongmin menatap kesal.
"Maaf, saya pikir anda sudah mengetahuinya." Myano berusaha menyunggingkan senyum polosnya sambil memejamkan mata.
"Ada berton-ton kristal mana di gudang yang kami kumpulkan selama beberapa abad. Dungeon tempat kami tinggal bisa dimasuki oleh monster kuat dari dungeon yang berbeda." Myano mencoba menjelaskan dengan singkat agar Joongmin mudah untuk mengerti.
"Wow! Kenapa aku baru tahu sekarang? Kalian tidak memberitahuku mengenai hal ini padahal sudah tahu kalau aku sedang kekurangan uang?" Joongmin melipat tangan di dada. Dia menatap Myano dan Devin dengan raut yang haus akan penjelasan.
"Jangan libatkan aku! Hanya komandan dari pasukan naga yang tahu dimana tempat penyimpanan kristal mana." Devin menggeram pelan. Sesekali dia terdengar berdecak karena selalu ikut mendapat getah dari Joongmin.
"Soal itu, sebenarnya saya sempat lupa dimana menaruh semua kristal mana dan baru ingat beberapa hari terakhir."
"Bagaimana kamu bisa lupa? Bukannya setiap mendapatkan kristal mana dari monster akan menyimpannya di sana?"
"Ruang penyimpanannya sudah penuh, jadi kristal mana yang terkumpul kami buang ke dungeon sebelah bersamaan dengan munculnya monster."
"Kalian membuang tumpukan uang begitu saja?"
"Kami tidak punya pilihan lain atau dungeon kami akan dipenuhi kristal mana sehingga tidak ada cukup tempat untuk para pasukan."
"Aah, sudahlah! Intinya aku akan menggunakan semua kristal mana yang ada untuk pindah ke kota pusat. Aku akan membangun apartemen di sana."
"Dimengerti, Tuan."
⋇⋆✦⋆⋇
Beberapa hari berlalu setelah itu. Myano mengurus semua hal yang dibutuhkan untuk kepindahan Joongmin. Myano juga membeli tanah luas yang sedikit jauh dari permukiman seperti yang diminta oleh Joongmin.
Setelah sampai di tempat tujuan, Joongmin meminta pasukan magician untuk membangun apartemen megah dan mengubah daerah di sekitarnya menjadi hijau dan penuh tanaman. Tidak butuh waktu lama untuk menyelesaikan semua itu. Pasukan Joongmin sudah ahli dalam bidang masing-masing. Meski membangun apartemen adalah hal yang baru, tapi mereka mampu menyelesaikannya dengan cepat.
Tumpukan kristal mana yang disimpan oleh Myano juga sudah dipindahkan ke brankas pribadi milik Joongmin. Dia benar-benar berniat untuk mengubah seluruh hidupnya. Kehidupan baru, orang baru, teman baru, dan kepribadian yang baru. Joongmin sudah memimpikan momen ini sejak jauh hari.
"Waaah, apa kita akan tinggal disini?" Jihyun menatap bangunan mewah bertingkat di depannya. Selama ini mereka hanya tinggal di rumah peninggalan ibunya yang sudah terlihat usang dan banyak atap bocor di berbagai tempat. Tapi kali ini mereka akan tinggal di tempat yang sangat berkelas.
"Maaf karena tempatnya terisolasi seperti ini." Joongmin mengacak-acak rambut adiknya, membuat gadis itu mendengus kesal.
"Aku mengerti. Kakak tidak perlu meminta maaf seperti itu. Lagipula aku merasa tempat seperti ini sangat menenangkan." Jihyun terkekeh pelan. Dia melangkah dengan melompat-lompat memasuki apartemen. Baru kali ini Joongmin melihat adiknya bertingkah seperti itu.
Selang beberapa saat kemudian Maggie ikut memasuki apartemen, menyusul Jihyun sebagai bodyguard pribadi.
"Baiklah, sekarang tinggal membuat lisensi baru untuk memperbarui ranking milikku." Joongmin balik kanan, berlari menuju kota. Kali ini dia akan pergi sendirian tanpa perlu ditemani oleh Myano dan Devin. Dia sudah menjadi cukup kuat, jadi harusnya tidak akan ada masalah.
Suasana ramai kota langsung menyambutnya ketika dia baru saja menginjakkan kaki. Berbeda dengan kota tempatnya berasal yang hanya dihuni oleh sedikit orang, kota ini terlihat sangat sibuk dan ramai. Joongmin sampai terpaku selama beberapa detik. Baru pertama kali dia melihat suasana kota karena sebelumnya dia bisa sampai berkat portal Devin.
Joongmin memeriksa ponsel pintar di genggamannya. Layar ponsel itu menunjukkan arah jalan menuju kantor pusat Asosiasi Hunter. Disanalah Joongmin akan melakukan tes ulang mengenai rankingnya.
Beberapa kali Joongmin dibuat tersesat ketika mengikuti arahan suara yang keluar dari speaker ponselnya. Hampir saja dia menyerah dan kembali, tapi akhirnya dia menemukan tempat yang dicari sebelum kesabarannya berakhir.
"Akhirnya..."
Joongmin mengembuskan napas lega ketika melihat tulisan asosiasi hunter yang terpampang jelas di papan depan bangunan. Dia berjalan masuk dengan wajah yang berseri. Setelah mendapatkan lisensi hunter yang baru, dia bisa melakukan raid legal tanpa harus sembunyi-sembunyi seperti sebelumnya.
"Atas nama Joongmin Choi?" Seorang perempuan yang sedang duduk di depan komputer memastikan nama dari pemilik kartu. Joongmin mengangguk sebagai jawaban dari pertanyaannya.
"Anda sudah terdaftar sebagai hunter Rank-E. Apa anda ingin melakukan tes ulang?" Perempuan itu kembali menatap Joongmin. Dia merasa heran dengan ranking yang dimiliki Joongmin saat ini. Padahal auranya saja sudah melambangkan orang kuat, tapi Joongmin justru adalah hunter Rank-E. Perempuan itu juga pernah mendengar gosip mengenai hunter terlemah yang namanya sama persis dengan remaja yang sekarang berdiri gagah didepannya.
"Silahkan ikuti saya." Perempuan itu bangkit dari duduknya, memandu Joongmin menuju ruangan dengan batu besar yang mengambang di tengah ruangan.
Di tempat itu sudah ada beberapa orang yang bertugas mengukur energi sihir dari seorang hunter untuk menentukan rankingnya. Lalu diteruskan dengan menganalisis tipe hunter sebelum membuat kartu lisensi.
Joongmin meletakkan kedua telapak tangannya menyentuh batu besar yang mengambang itu. Alat yang terhubung dengan batu itu akan menunjukkan angka seberapa besar energi sihir yang dimiliki.
"Maaf, sebelumnya anda adalah hunter rangking E, benar?" Seseorang dari petugas bertanya setelah melihat angka yang tertera di layar mesin. Joongmin mengangguk canggung. Padahal sudah terpampang jelas tulisan di kartunya bahwa dia adalah hunter Rank-E.
"Sepertinya anda mengalami kebangkitan kedua."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments
Edogawa Conan
Udah balik nih?
2023-05-03
3