Setelah memberi nama delapan komandan, Joongmin bergegas untuk kembali. Dia membawa dua komandan teratas bersamanya karena hanya mereka yang bisa berubah wujud menjadi manusia.
Selama berjalan melintasi lorong gelap itu Joongmin masih berpikir dengan keras alasan apa yang akan dia berikan ketika orang di luar dungeon bertanya mengenai dua orang yang dia bawa. Tidak mungkin Joongmin mengatakan yang sebenarnya, itu sangat berbahaya.
"Tuan, anda bisa mengatakan kebetulan bertemu dengan hunter lain yang terjebak di dungeon." Myano memberi saran sambil sedikit membungkukkan badan. Dia berjalan di belakang Joongmin bersama dengan Devin.
"Tidak buruk. Tapi bisakah kamu berhenti bersikap seperti itu? Mereka akan merasa aneh. Bersikaplah seperti sesama hunter." Joongmin menghela napas panjang. Sandiwara ini tidak akan berjalan dengan mudah, apalagi yang ikut bersamanya adalah komandan pasukan naga dan komandan pasukan Iblis. Mereka adalah yang paling buruk jika diminta untuk bersandiwara.
"Oh, tidak! Aku lupa kalau kalian tidak punya lisensi sebagai seorang hunter. Sekarang bagaimana?" Seketika Joongmin merasa panik saat dirinya sadar kalau melupakan sesuatu yang penting.
"Soal itu sudah saya bereskan, Tuan." Myano menunjukkan dua kartu lisensi dengan nama Myano dan Devin yang tertulis disana.
"Hunter Rank-A, ya? Tidak masalah. Kalian harus bisa menekan kekuatan dan menjadi seperti Rank-A yang sesungguhnya. Akan berbahaya jika ada yang tahu kalau kalian memiliki kekuatan yang setara dengan hunter Rank-SS."
"Dimengerti, Tuan." Myano kembali membungkuk di balik punggung Joongmin.
"Berhenti bersikap seperti itu atau jangan ikut aku." Joongmin menggeram kesal. Dia harus bisa membuat mereka senatural mungkin sehingga tidak ada yang sadar kalau mereka adalah monster tingkat tinggi yang sedang menyamar.
"Devin, apa kamu bisa melakukan ini?" Joongmin melirik Devin yang berada di sebelah kirinya. Dia berharap setidaknya Devin bisa bersikap seminimal mungkin.
"Apa yang perlu dikhawatirkan? Aku tidak sebodoh naga yang disana. Dia terlalu kaku." Devin melirik Myano yang berada di sebelah kanannya. Dia melayangkan senyum mengejek yang membuat Myano merasa kesal.
"Hah! Setidaknya aku lebih kuat darimu, komandan kedua." Myano menekan nadanya saat mengatakan komandan kedua, membuat Devin sadar kalau bukan dirinya yang menempati gelar komandan pertama.
"Berhenti! Kita sudah hampir sampai." Joongmin melirik kedua komandannya, menyebabkan keduanya langsung diam membisu. Joongmin bersyukur karena tidak ada satupun hunter yang memasuki dungeon. Sejak tadi dia sudah khawatir jika saja ada hunter yang melihat monster dengan jumlah tidak masuk akal seperti itu.
"Aku akan kayakan sekali lagi, bersikaplah senatural mungkin. Katakan sekarang jika memang ada yang tidak sanggup." Joongmin menghentikan langkahnya tepat di depan gate yang sedang terbuka lebar. Dia memastikan bahwa dua komandan pasukan yang akan dia bawa ke dunia dibalik gate sudah siap untuk melintasi dunia dan menjadi diri yang baru.
"Tentu saja aku sudah siap!" Seru Myano dengan antusias. Joongmin menyunggingkan senyum tipis di wajahnya, melangkah melewati gate.
Di balik gate sudah ada puluhan hunter yang berkumpul. Bala bantuan sudah datang sejak beberapa menit yang lalu, tapi tidak ada yang bisa memasuki gate. Mereka tidak tahu kalau gate itu hanya boleh dimasuki oleh yang layak saja.
Ketika Joongmin berhasil melewati gate, semua hunter yang sedang ribut tiba-tiba terdiam. Kekacauan yang terjadi beberapa detik lalu langsung senyap berganti menjadi keheningan. Semua pasang mata menatap Joongmin bersama dengan dua orang di belakangnya. Joongmin bingung harus bagaimana untuk mencairkan suasana canggung saat ini.
"Joongmin Choi? Siapa dua orang dibelakangnya itu?"
"Kelihatannya dua orang itu terlihat sangat kuat. Pantas saja Joongmin bisa selamat dari dungeon yang seperti itu."
"Anak itu memang selalu diberkahi dengan keberuntungan, kan?"
Bisikan-bisikan mulai samar terdengar di telinga Joongmin. Walaupun dia merasa kesal, tapi jika rumor seperti itu menyebar luas justru dapat membantunya untuk menjelaskan situasi sekarang.
"Joongmin, apa kamu bisa selamat berkat mereka?" Minhyun langsung menghampiri Joongmin saat dia sudah tersadar dari kebingungannya. Joongmin spontan mengangguk, membalik badan sambil menunjuk mereka.
"Aku bertemu mereka di dalam dungeon. Mereka menyelamatkanku dari serangan raksasa dan aku menawarkan kepada mereka untuk keluar bersama. Mereka terjebak di dungeon selama hampir tiga tahun karena gate tiba-tiba tertutup." Joongmin tersenyum lebar, berupaya untuk tetap menunjukkan sikap layaknya Joongmin yang mereka kenal.
Minhyun membungkukkan badannya, memberi hormat pada Myano dan Devin. Mereka hanya berdiri menatap Minhyun yang berada di hadapan mereka.
"Terima kasih karena telah menggantikanku untuk menjaga Joongmin. Maaf jika dia sangat merepotkan." Minhyun berkata dengan tulus. Sedari tadi dia merasa menyesal karena meninggalkan Joongmin. Sebagai pemimpin raid, tidak seharusnya dia mengambil keputusan yang seperti itu.
"Jadi kamu pemimpinnya? Apa yang kamu pikirkan sampai meninggalkan anggota raid sendirian di dungeon yang berbahaya seperti itu? Untung kami bisa bertemu dengannya. Kalau tidak, dia pasti sudah menjadi sasaran empuk monster karena dia sangat lemah." Devin melipat tangannya di dada. Sikapnya sangat natural seperti halnya hunter dengan Rank tinggi pada umumnya.
Sekali lagi Minhyun meminta maaf pada mereka dengan bersungguh-sungguh. Joongmin merasa tidak enak saat melihat Minhyun yang meminta maaf demi dirinya. Padahal dia yang menyuruh Minhyun untuk pergi.
Tidak ada satupun yang curiga tentang Myano dan Devin. Mereka segera dibawa ke kota pusat untuk menjalani rehabilitasi. Sekilas keadaan mereka tidak seperti hunter yang habis bertarung dengan monster di dalam dungeon. Bahkan pakaian mereka tidak lecet sedikitpun. Mereka dibawa ke kota pusat bukan hanya untuk menjalani rehabilitasi, tetapi juga untuk diwawancarai oleh asosiasi.
Baru kali ini ada gate yang tidak bisa dimasuki oleh siapapun, padahal sebelumnya ada beberapa hunter yang masuk secara bersamaan. Ditambah lagi energi sihir yang dipancarkan dari gate sangat tidak wajar. Alat pengukur energi sihir yang dibawa oleh hunter utusan asosiasi sampai tidak bisa mengukur tingkat kekuatan energi sihir saking besarnya energi yang dipancarkan. Jika gate saja sudah memancarkan energi sihir sebesar itu, bagaimana dengan di dalam dungeon? Pihak asosiasi ingin menyelidiki mengenai apa saja yang terjadi di dalam dungeon yang tidak mereka ketahui.
Untung saja Joongmin bisa menggunakan telepati dengan dua komandannya. Jadi, mereka bisa menyesuaikan cerita satu sama lain sehingga tidak menimbulkan kecurigaan yang berkelanjutan.
Mereka bertiga diantar pulang menggunakan mobil dari asosiasi dan berhenti tepat di depan rumah Joongmin. Mendengar bunyi bel yang ditekan, Jihyun langsung berlari untuk membuka pintu.
"Selamat datang, kakak! Aku sudah membuatkan makan siang yang kakak suka." Jihyun membuka pintu dengan raut ceria dengan senyum lebar terpampang di wajahnya. Gadis itu tertegun sejenak ketika mendapati ada dua pria di belakang kakaknya.
"Silahkan masuk. Aku akan menyiapkan minuman dan camilan." Jihyun bergegas ke dapur untuk menyiapkan hidangan. Sebelumnya belum pernah ada tamu yang datang ke rumah mereka, ini pertama kalinya ada tamu yang berkunjung dan itu membuat Jihyun merasa sangat senang. Meski mereka berdua terlihat lebih tua, tetap saja sebagai adik dia merasa bahagia kakaknya mendapatkan rekan.
"Jihyun, mereka akan tinggal bersama kita mulai sekarang. Mereka bukan orang jahat, jadi jangan bersikap tidak sopan." Joongmin berteriak dari dari ruang tamu.
"Benarkah? Berarti keluarga kita bertambah?"
"Ya, keluarga kita bertambah sangat banyak."
"Kalau hanya dua orang jangan bilang sangat banyak. Tapi, yah itu lebih baik daripada hanya ada kita berdua." Jihyun kembali dengan nampan berisi minuman dan beberapa jenis camilan ringan.
"Maaf karena kami merepotkan." Myano tersenyum pada Jihyun.
\[Apa kamu tidak mau memberitahu satu-satunya keluargamu tentang dirimu yang sekarang?\]
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments