Saat ini Joongmin sedang duduk bersila di atas rerumputan yang lebat. Dia berusaha dengan keras untuk merasakan energi yang dialirkan di dalam tubuhnya. Neelabert melepas satu kemampuan yang dia segel di dalam tulangnya dan perlahan mengalirkannya ke seluruh tubuh Joongmin.
Dia harus bisa merasakan pancaran energi yang samar-samar mengalir di tubuhnya. Jika tidak bisa merasakan energi itu, berarti dia gagal menguasai teknik yang akan diwariskan oleh Neelabert.
"Aarrghhh! Ini terlalu susah!" Joongmin merengek putus asa. Sudah sekitar dua jam dia mencoba tetapi tidak ada hasilnya, nihil. Devin menghela napas pelan melihat sikap Joongmin yang cepat menyerah seperti itu.
\[Baru dua jam dan kamu sudah merengek seperti itu. Bagaimana kamu bisa menjadi kuat jika terus begini. Inilah kenapa aku tidak mau mewariskan teknik yang merepotkan!\]
Suara Neelabert terdengar mendengus karena kesal. Joongmin menengadah, menatap lemas langit-langit dungeon.
"Ternyata aku memang tidak mempunyai bakat menjadi hunter, ya?" Joongmin tersenyum simpul. Akhirnya dia sampai pada kesimpulan yang sebenarnya selalu dia tepis.
"Jangan mudah menyerah. Saya harap majikan saya saat ini bukan orang yang berhati lemah. Semuanya butuh proses. Tidak ada yang instan, Tuan." Myano berjalan menghampiri Joongmin, menjulurkan botol minuman. Joongmin mengambil botol itu, meneguk isinya hingga habis.
"Tidak ada yang instan, ya? Beda ceritanya dengan mereka yang sudah dianugerahi kekuatan dari lahir. Tidak ada yang namanya proses." Joongmin berdiri dari posisinya, meregangkan tubuh.
"Tidak ada gunanya terus melamun. Aku sudah merasa lebih baik, jadi lanjutkan raidnya." Joongmin mengambil berlari hitam yang dia lwtakkan di atas batu, kembali berjalan bersama dengan dua bawahannya.
Selama beberapa waktu ke depan tidak ada pergerakan monster yang bisa Joongmin rasakan. Suasana terlalu tenang untuk ukuran dungeon Rank-D. Walaupun Myano dan Devin tetap membisu dengan wajah datar, tapi Joongmin tahu kalau mereka sedang merasa gelisah. Mungkin sudah ada monster yang menyalahkan monster level rendah dan sedang berada di sekitar.
Joongmin semakin mengeratkan genggaman pada belati itu. Jika senjata ini lepas karena serangan tiba-tiba, Joongmin tidak akan memiliki kesempatan menang dan dua bawahannya terpaksa harus turun tangan. Dia tidak mau hal seperti itu terjadi.
Baru beberapa langkah berjalan, tapi Joongmin sudah dikejutkan oleh monster yang muncul dengan tiba-tiba. Monster itu mendarat tepat di hadapannya, hanya berjarak puluhan meter saja. Pandangan Joongmin terpaku melihat serigala berukuran besar yang memiliki sayap seperti kelelawar. Ukuran taringnya juga lebih besar daripada serigala seperti biasanya.
Serigala itu melolong panjang. Suara erangan menyeramkan juga keluar dari mulutnya yang berbusa, terus meneteskan air liur. Joongmin menelan ludah melihat serigala besar di hadapannya. Hanya dengan melihatnya saja dia sudah tahu kalau monster itu berada di tingkat yang berbeda dengan semut merah raksasa.
"Akhirnya kamu menunjukkan diri, dasar monster!" Joongmin tersenyum sambil menatap mata kuning serigala itu. Tanpa menunggu lama, Joongmin melesat maju dengan kecepatan tinggi, lalu melocat dan menancapkan belati menembus tengkorak monster serigala. Joongmin langsung menarik belati hitam, mundur beberapa langkah. Padahal dia belum pernah melakukan gerakan seperti itu sebelumnya, tapi tubuhnya bergerak sendiri seolah sudah terbiasa menghadapi monster yang lebih besar dari ukuran tubuhnya.
Luka di kepala monster itu mengeluarkan asap, perlahan sembuh dan kembali ke bentuk semula. Monster itu mengerang semakin keras. Tatapannya bahkan lebih menunjukkan rasa permusuhan dari sebelumnya.
"Kemampuan regenerasi yang luar biasa. Pasti aku akan kesulitan mengalahkanmu." Joongmin tersenyum simpul, menatap monster di hadapannya dengan lapar. Joongmin tanpa sadar mengeluarkan energi yang semakin besar, membuat monster di depannya beringsut mundur.
"Hei, Naga! Bukankah ini terlihat berbahaya?" Devin melirik Myano dengan wajah gelisah. Myano di sampingnya juga terlihat demikian.
"Tidak ada pilihan lain. Kita harus membuatnya pingsan sebelum dia dikuasai oleh kekuatannya sendiri." Myano berjalan maju, meluncur dengan kecepatan standar mengejar pergerakan Joongmin. Sangat sulit baginya untuk mengimbangi kecepatan Joongmin. Jika dia menambah kecepatan, khawatir kekuatannya juga akan bertambah. Andai itu terjadi, maka Joongmin pasti akan terluka lebih dari yang dia perkirakan.
"Master, tolong bantu untuk menghentikan kekuatannya selama tiga detik saja!" Myano berteriak sambil terus mengikuti pergerakan Joongmin yang terus melesat dan memberikan luka tebasan pada monster itu.
Neelabert bisa mendengar suara Myano dari alam bawah kesadaran Joongmin, tapi tidak ada yang bisa dia lakukan. Sudah sedari tadi Neelabert mencoba untuk menyegel kekuatannya, tapi selalu gagal. Justru kekuatan yang masih tersegel perlahan mulai melepaskan segel dan mengalir ke tubuh Joongmin.
Devin yang merasakan pancaran energi Joongmin semakin besar langsung ikut membantu Myano. Dia tidak akan selembut Myano yang takut untuk melukai tuannya. Devin mengeraskan tangannya, menghantamkannya tepat pada leher belakang Joongmin. Seketika itu pula kesadaran Joongmin mulai menghilang dan dia pingsan.
Devin beralih menatap Myano yang sedikit terkejut, tapi kemudian Myano menyetujui tindakannya. Devin mengangkat tubuh Joongmin, menaruhnya di salah satu bahu. Mereka membawa kembali Joongmin menuju gate dan pulang ke rumahnya setelah mengalahkan monster serigala dengan sayap kelelawar itu.
Mereka memasang kembali topeng yang tadi dikenakan sebelum melewati gate menuju dunia luar. Sudah banyak orang yang berkerumun di dekat gate saat mereka menampakkan diri. Bahkan ada beberapa hunter dari guild kecil yang ikut datang. Kemungkinan besar mereka merasakan energi yang dipancarkan oleh Joongmin.
Energinya memang tidak besar, tapi energi tersebut bisa memancar sampai ke luar gate karena itu adalah energi yang menyatu dengan dungeon. Singkatnya energi yang Joongmin keluarkan merupakan energi yang beradaptasi dengan energi sihir di dalam dungeon, sehingga energi sihir dungeon meningkat pesat.
Semua pasang mata beralih menatap dua orang yang berjalan keluar dari gate dengan membawa seseorang yang sedang pingsan di bahu salah satunya. Sontak mereka terkejut melihat orang yang berkesan misterius seperti itu. Beberapa hunter sempat ingin menghentikan mereka untuk menginterogasi dan memastikan apa yang terjadi di dungeon, tapi langsung mengurungkan niat saat merasakan tekanan luar biasa dari Devin.
"Siapa mereka? Aku tidak pernah melihat mereka sebelumnya. Seperti orang asing."
"Memangnya kamu bisa mngenali hunter yang berpenampilan seperti itu?"
"Benar juga."
Sayup-sayup Myano mendengar percakapan di ujung kerumunan. Mereka memang hanya berbisik, tapi indra pendengaran Myano sangat peka di saat situasi seperti ini.
"Devin, gunakan portal! Kita tidak boleh menarik perhatian lebih dari ini. Tatapan mereka sangat tidak bersahabat." Myano memberi arahan pada Devin yang berada tepat di sebelahnya.
"Hah! Justru akan semakin banyak menarik perhatian jika menggunakan portal di tengah kerumunan yang sedang kebingungan." Devin mendengus. Walau dia mengatakan hal seperti itu, tapi dia tetap setuju dengan Myano dan menggunakan portal untuk kembali ke rumah Joongmin. Sepersekian detik kemudian tubuh mereka menghilang, lenyap di tengah banyaknya pasang mata yang memerhatikan mereka. Kerusuhanpun semakin menjadi dan banyak rumor melenceng yang mulai beredar tentang keberadaan 'sang bayangan'.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments