Senjata Baru dan Dungeon Break

Setelah selesai dengan urusannya, Joongmin pergi ke toko senjata yang paling populer di kotanya. Meski kota yang ditempatkan Joongmin termasuk kota kecil, tapi persediaan peralatan untuk berburu tidak kalah dari kota-kota besar. Di tempat ini tersedia berbagai jenis senjata dengan bahan baku pembuatan yang beraneka ragam. Joongmin hanya tinggal memilih yang cocok dengannya.

Belum sampai satu menit setelah Joongmin memasuki toko, tapi semua pasang mata sudah mengarah padanya. Kebanyakan dari mereka bertanya-tanya karena biasanya Joongmin tidak pernah membeli senjata apapun.

"Selamat dat—Joongmin?" Salah satu pegawai toko menatap dengan wajah heran.

"Aku ingin naik ke lantai dua, tolong berikan kartunya." Joongmin menatap tegas pegawai itu, membuatnya sedikit menciut. Toko ini terbagi menjadi tiga lantai. Semakin tinggi lantainya, maka bahan yang digunakan juga semakin bagus dan langka. Namun, untuk memasuki lantai berikutnya diperlukan sebuah kartu khusus yang sudah disediakan oleh pihak toko.

"Untuk mendapatkan kartu, minimal kamu harus menjadi hunter dengan Rank-B." Pegawai toko itu mendengus. Tangannya melambai-lambai, mengisyaratkan pada Joongmin untuk segera pergi dari hadapannya.

Tidak lama selepas itu, Myano langsung menunjukkan kartu lisensi hunter miliknya dan seketika itu pula pegawai toko terdiam. Dia tidak bisa beralasan lagi jika sudah seperti ini. Dengan berat hati dia menyerahkan kartu berwarna biru polos dengan sedikit tulisan yang dicetak di atasnya. Joongmin segera mengambil kartu itu dan meninggalkan tempat.

Melihat dari cara mereka menempatkan diri, semua orang pasti akan berpikir kalau dua orang yang berjalan di belakangnya adalah pengawal yang dia sewa.

"Sampai menyewa hunter Rank-A seperti itu. Memangnya apa yang ditawarkan oleh Joongmin sampai mereka mau menjadi pengawal pribadinya? Kalau Joongmin yang miskin saja bisa, berarti aku juga bisa." Pengawal toko tadi bergumam penuh rasa kesal ketika Joongmin dan dua bawahannya pergi meninggalkan tempat.

Di sisi lain, Joongmin sudah berada di anak tangga terakhir. Dia menempatkan kartu pada benda kotak di samping pintu yang berfungsi untuk memeriksa keaslian kartu. Setelah beberapa detik, alat itu berbunyi bib pelan dan pintu lantai dua perlahan terbuka.

Nampak ruangan dengan nuansa mewah terpampang di depan mata Joongmin saat ini. Dia berjalan memasuki ruangan, berusaha untuk tidak mengedarkan pandangan seperti orang culun. Rak yang digunakan untuk menempatkan senjata juga terlihat jauh lebih mewah daripada di lantai satu.

Kedatangan Joongmin membuat semua orang yang berada di sana sontak terkejut, sama seperti sebelumnya. Tatapan yang penuh kecurigaan dan rasa tidak suka mengarah pada Joongmin, tapi tidak ada yang berani mendekat karena mereka mengenal dua orang kuat di belakangnya.

"Sepertinya kita akan dibuat kesusahan saat melakukan transaksi jual beli nanti." Devin menatap sekitarnya dengan seksama. Dia bisa merasakan aura permusuhan yang kuat. Tidak ada satupun dari orang yang berada di tempat akan menerima kehadiran Joongmin.

"Tidak masalah! Aku tahu solusi terbaik yang akan menyelesaikannya." Myano terkekeh pelan sambil terus berjalan mengikuti Joongmin dari belakang.

Setelah sekian waktu melihat-lihat senjata yang terpampang di rak dengan rapi, pilihan Joongmin jatuh pada sepasang belati dengan warna yang berbeda. Satu memiliki warna merah darah dan satunya berwarna biru gelap. Mereka langsung menuju tempat kasir untuk membayar barang yang akan dibeli.

"Sepasang belati setara dengan lima puluh ribu koin emas. Harus dibayar lunas dan tidak bisa dicicil." Orang yang bertugas menjadi kasir di lantai dua menatap Joongmin sambil tersenyum licik. Harga sebenarnya dari senjata itu tidak sampai lima puluh ribu koin emas. Dia sengaja menaikkan harga supaya Joongmin tidak jadi membelinya.

"Apa satu kilo kristal mana sudah cukup?" Myano melempar kantong besar yang terisi penuh oleh kristal mana. Kasir itu sontak terkejut. Satu kilo kristal mana setara dengan seratus lima puluh ribu koin emas. Itu sudah tiga kali lipat dari harga yang diberikan.

Kasir itu hanya bisa mengangguk pelan sambil mengambil sekantong kristal mana dan meletakkannya di gudang belakang. Joongmin lebih terkejut setelah melihat sebanyak apa kristal mana yang diberikan oleh Myano, tapi dia memilih untuk diam dan membahasnya saat sudah sampai di rumah.

Baru saja beberapa detik berlalu dengan hanya tiga langkah kaki, terdengar suara teriakan ketakutan yang saling tertindih di iringi oleh suara erangan yang sangat kuat.

"Gawat, sepertinya sedang terjadi dungeon break di sini." Devin menoleh keluar jendela yang langsung tertuju pada tempat terjadinya dungeon break. Itu adalah dungeon Rank-C yang terbengkalai di bangunan tua tanpa diketahui oleh siapapun.

"Tuan, bukannya ini saat yang tepat untuk menguji seberapa jauh anda sudah bertambah kuat?" Myano membujuk Joongmin dari balik punggung, berharap tuannya akan setuju dan mulai bergerak.

"Kamu benar!" Joongmin tersenyum tipis. Dia memerhatikan dua belati yang berada di tangannya.

"Saatnya menguji kemampuanku dan kemampuan belati yang baru aku beli."

Joongmin melesat menembus kaca setebal dua puluh senti dan langsung menuju ke tempat terjadinya dungeon break. Dia menyerang salah satu monster bersayap yang memiliki panjang dua meter dengan belati dan berhasil memisahkan kepala dan badan monster itu.

Semua pasang mata yang melihat itu sontak terkesiap karena kagum. Disaat belum ada satupun guild yang datang untuk membasmi monster, tiba-tiba datang sesosok hunter hebat dengan kesan yang luar biasa. Para reporter yang berkumpul juga bergegas mengambil banyak foto dengan kamera super canggih yang bisa menangkap subjek dengan kecepatan enam puluh kilo meter perjam.

"Joongmin Choi? Ini adalah Joongmin Choi! Sungguh sulit dipercaya!" Salah satu reporter yang sudah melihat hasil tangkapannya berseru sangat antusias.

"Mustahil!" Reporter yang lain ikut menanggapi. Suasana semakin runyam bukan karena keberadaan monster, tapi karena fakta bahwa Joongmin sudah menjadi sekuat itu dalam waktu yang singkat.

Joongmin mendarat tepat di tengah kerumunan, namun kemudian dia kembali melesat menyerang monster lain yang terus bermunculan. Joongmin maju dengan gerakan zigzag melewati barisan monster sambil memberikan luka sayatan yang cukup dalam. Meski serangan itu tidak dapat membunuh, tapi setidaknya memberikan luka yang fatal sehingga dia bisa menyerahkan serangan terakhir pada hunter yang lebih lemah.

Itu adalah cara yang efektif untuk mengatasi monster dalam jumlah besar. Daripada harus bertarung dan membunuh dua monster dalam sekali serang, Joongmin lebih memilih memberikan luka fatal pada beberapa monster sekaligus. Hunter lain yang tanpa sengaja berada di tempat kejadian juga segera membantu Joongmin mengatasi dungeon break dengan menyelesaikan serangan terakhir untuk membunuh monster. Tidak banyak yang bisa mereka lakukan karena Joongmin mendominasi pertarungan. Bahkan ada beberapa hunter yang hanya termangu menatap gerakan Joongmin yang tidak bisa diikuti oleh mata mereka.

"Sejak kapan dia sekuat itu?"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!