Mengasah Taring yang Tumpul

Setelah berpamitan selama, Joongmin dan dua bawahannya pergi meninggalkan rumah untuk kedua kalinya. Kali ini Jihyun merasa lebih lega sekaligus lebih terbebani. Kenyataan bahwa kakaknya menjadi penerus dari pahlawan membuat perasaannya tidak karuan, tapi cepat atau lambat dia akan mulai terbiasa.

Kali ini Joongmin bepergian dengan menggunakan portal Devin. Portal itu mengantarkan mereka pada tempat dengan lahan tandus yang berada di utara kota. Mereka harus sebisa mungkin berada di tempat yang jauh dari penduduk untuk membuka gate. Gerbang itu bisa dibuka dimana saja, sehingga Joongmin tidak terlalu direpotkan olehnya.

Setelah sampai di tujuan, Joongmin langsung membuka gate dengan merapalkan mantra kuno yang saat ini sudah tidak berlaku lagi. Bahasa yang digunakan juga merupakan bahasa yang tidak bisa diterjemahkan mengingat tidak ada lagi yang mempelajari bahasa dari beberapa abad yang lalu.

Lingkaran sihir terbentuk dan semakin membesar, memancarkan cahaya ungu kemerahan. Tidak lama waktu berselang, gate sudah mulai terbentuk. Dia bisa merasakan energi yang sangat besar seperti waktu terakhir kali dia mengunjungi dungeon ini.

Joongmin berjalan masuk diikuti oleh dua orang yang mengekor dibelakangnya. Setelah mereka berhasil memasuki dungeon, gate tertutup dengan sendirinya.

"Tekanan yang tidak asing." Joongmin melukiskan senyum di wajahnya walau dia bergidik ngeri dan jantungnya berdebar semakin cepat. Meski pemilik dari semua energi ini adalah bawahannya, tetap saja tekanan yang diterima oleh Joongmin memiliki efeknya tersendiri.

"Tuan, apa yang membawa anda kembali?" Komandan pasukan Elf, Maggie, menjadi yang pertama menyambut kedatangannya sebelum komandan pasukan lain datang.

"Aku ingin berlatih di sini. Setidaknya sampai aku bisa mengendalikan sebagian kekuatan Neelabert. Aku tidak mau kejadian terakhir kali terulang lagi." Joongmin berjalan menghampiri Maggie, menepuk pundaknya beberapa kali sebelum berjalan melewatinya. Maggie hanya bisa membungkukkan badan pada orang yang lebih pendek darinya.

"Dimana komandan pasukan yang lain?" Joongmin bertanya karena penasaran. Seharusnya mereka tidak membutuhkan waktu lama untuk berkumpul dan menyapanya.

"Tentang itu....." Maggie menghentikan kalimatnya. Terlihat jelas dari wajahnya kalau dia berusaha berbohong tapi tidak bisa melakukan itu.

"Tuan! Mohon maafkan saya karena terlambat menyambut kedatangan anda!"

Vanessa yang merupakan komandan pasukan Half Animal bersimpuh di hadapan Joongmin. Wajahnya terlihat memerah, entah apa yang dia lakukan sampai berubah warna seperti itu. Setelah Vanessa, komandan pasukan yang tersisa mulai berdatangan dan memberi hormat pada Joongmin.

"Ternyata monster juga bisa bersenang-senang." Joongmin mengendus bau alkohol yang sangat menyengat sampai dia harus menutup hidung karena tidak terbiasa dengan bau yang seperti ini.

"Kami sedang merayakan datangnya majikan baru, karena itulah..." Maggie berusaha menjelaskan, tapi lagi-lagi kalimatnya terhenti di tengah jalan.

"Apa semua monster juga seperti ini?" Joongmin menatap aneh ke arah Maggie. Wajahnya menyiratkan bahwa dia haus akan sebuah jawaban.

"Maaf? Apa tuan mengira kalau kami sama dengan monster bodoh seperti itu?" Maggie tersenyum simpul. Terbesit sedikit rasa kesal, tapi dia menahannya.

"Tidak, bukan begitu! Lupakan saja! Lagipula darimana kalian bisa mendapatkan alkohol di dungeon?" Joongmin menyeka wajah, menatap bawahannya bergantian kecuali Myano dan Devin yang masih berada di belakangnya.

"Tidak perlu dijawab! Aku datang untuk berlatih. Jadi, aku berharap kalian bisa membantu."

"Tentu saja! Kami dengan senang hati akan membantu!" Posedo berseru kegirangan. Meski dia tidak memiliki wajah seperti manusia yang bisa menunjukkan ekspresi, tapi semua yang berada disana bisa tahu kalau Posedo sedang merasa senang.

Joongmin tersenyum puas melihat bawahannya saat ini. Tidak pernah terbayang sebelumnya kalau dia akan menjadi calon tokoh bersinar di masa depan. Dia memulai latihan bersama pasukannya secara bergantian. Latihan ini memberinya banyak pengalaman. Walaupun tidak ada segel tambahan yang terbuka, tapi dia sudah mendapatkan banyak pengalaman hanya dalam beberapa hari berlatih.

Di sisi lain, di dimensi tempat Joongmin berasal. Shdah beberapa hari berlalu dan sebuah gosip tentang sang bayangan sudah menyebar. Sebutan dari 'Sang Bayangan' sendiri juga merupakan nama yang diberikan oleh seseorang dan disebarkan dengan nama yang sama pada orang lain. Jihyun sempat beberapa kali berhasil mencuri percakapan dari orang-orang di sekitarnya. Dia langsung tahu kalau mereka sedang membicarakan kakaknya, namun Jihyun tetap bersikap seperti biasa seolah tidak terjadi apa-apa.

"Jihyun, kenapa kakakmu tidak terlihat beberapa hari belakangan ini? Apa dia sedang melakukan raid dan belum kembali?" Seorang pemuda yang sedikit lebih tua dari kakaknya menegur Jihyun di tengah jalan. Mereka memblokir jalan pulang sehingga Jihyun tidak bisa bergerak dari tempatnya.

"Kami dengan senang hati akan merawatmu jika kakakmu ternyata sudah tiada. Tidak perlu bersedih." Salah satu tiga orang di depannya memangkas jarak, mendekatkan wajahnya dengan Jihyun.

"Berhenti menggangguku atau aku akan melaporkan kalian pada kakak." Jihyun menatap tajam pria itu. Namun, perkataannya tidak digubris sama sekali. Tiga orang itu malah tertawa kencang sampai mengeluarkan setetes air di ujung mata.

"Memangnya kenapa dengan kakakmu? Padahal dia hanya hunter Rank-E yang lemah, apa yang bisa dia lakukan pada kami?" Pria itu menepuk pelan kepala Jihyun sambil tersenyum. Tapi sesaat kemudian senyumannya memudar. Dia menampar keras pipi Jihyun sampai meninggalkan bekas merah berbentuk tangan.

"Dasar gila! Mood yang sudah aku tata hancur karena ucapanmu yang tidak masuk akal itu. Menjengkelkan rasanya melihat seorang adik perempuan yang bergantung pada kakaknya, padahal dia adalah orang yang tidak bisa diandalkan." Pria itu menarik dagu Jihyun, membuat ujung hidung mereka hampir bersentuhan.

"Untung kamu memiliki paras yang cantik, jadi aku maafkan untuk kali ini saja." Pria itu melepas cengkeraman tangannya, berjalan meninggalkan Jihyun bersama dengan dua orang lainnya. Jihyun bergeming di tempat. Kalau saja dia tidak tahu tentang situasi kakaknya, mungkin dia sudah menangis. Tapi membayangkan bagaimana kakaknya di masa depan membuat air matanya tidak jadi keluar.

Jihyun menghela napas. Dia tersenyum tipis, tidak sabar menunggu kakaknya kembali dengan perubahan yang besar.

"Lekas kembali, kakak. Tunjukkan taringmu yang baru tumbuh di depan mangsa yang selama ini meremehkanmu. Beri tahu mereka siapa predator yang sebenarnya. Aku akan selalu menunggu kepulanganmu." Jihyun kembali meneruskan langkah menuju ke rumah. Hatinya terasa lebih tenang ketika mengingat kakaknya akan kembali tidak lama lagi.

Di dalam dungeon tempat Joongmin berlatih. Dia sudah tumbuh jauh lebih kuat dari sebelumnya, walaupun penguasaan kekuatan yang disegel belum mencapai lima belas persen. Tapi itu adalah pencapaian yang besar hanya dalam kurun waktu beberapa hari.

"Sudah cukup untuk sekarang. Ayo kembali! Jihyun pasti sudah lama menungguku. Aku mengkhawatirkannya." Joongmin menatap delapan komandan yang saat ini memberi hormat padanya.

"Maggie, kamu juga ikut denganku. Aku membutuhkan orang hebat untuk menjaga adikku."

"Dengan senang hati, Tuan."

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!