Berburu Dungeon Rank-D

Joongmin sudah memutuskan untuk merahasiakan hal yang terjadi padanya dari siapapun, tidak terkecuali untuk adiknya sendiri. Joongmin merasa khawatir jika saja dia sudah menjadi kuat hanya dalam waktu beberapa tahun atau mungkin bahkan beberapa bulan saja dan ada orang-orang yang ingin menguak rahasianya bisa berkembang secepat itu, maka pasti adiknya yang akan menjadi target pertama.

Kalau saja dia memberitahu adiknya, maka kecil kemungkinan adiknya akan mengalami hal seperti penyiksaan atau semacamnya untuk mendapatkan informasi. Paling parah mungkin hanya dijadikan sebagai sandera.

"Jihyun, mulai besok kakak akan sering pulang malam. Kakak harus latihan bersama mereka. Kamu tidak usah menunggu, tidurlah lebih dulu." Joongmin berjalan ke arah adiknya yang sedang berdiri mencuci piring.

"Apa kakak tidak terlalu memaksakan diri? Walaupun secara fisik kakak sudah bertambah kuat dengan latihan, tapi tetap saja kakak tidak akan bisa mengejar hunter lain." Untuk sesaat Jihyun menghentikan aktifitasnya. Matanya menatap kosong piring penuh bisa yang dia pegang.

"Padahal kakak selalu melindungiku dari ayah, teman, dan sekarang kakak terpaksa mengerjakan perkerjaan yang berbahaya. Kakak tidak perlu berbuat lebih jauh lagi. Aku akan berusaha untuk mencari pekerjaan juga untuk membantu kondisi keuangan kita." Jihyun menengadah, menatap mata biru kakaknya yang selalu terlihat indah.

Joongmin melayangkan satu kecupan di kening adiknya, membuat gadis itu tertegun sejenak.

"Tidak perlu memikirkan itu. Kamu bersiap untuk tidur saja. Biar aku yang menyelesaikan sisanya." Joongmin menyunggingkan senyum simpul. Alhasil Jihyun hanya bisa mengangguk patuh dan bergegas pergi ke kamarnya.

"Ternyata anda memiliki adik yang baik, Tuan." Myano menghela napas pelan, menatap punggung Jihyun yang semakin menjauh.

"Aku tahu itu. Makanya aku akan menjadi kuat secepat mungkin agar dia tidak mengkhawatirkanku lagi."

⋇⋆✦⋆⋇ 

Setelah membersihkan piring dan merapikan beberapa benda yang berserakan, Joongmin bergegas menuju kamar untuk tidur. Rumah itu hanya memiliki dua kamar, sehingga Myano dan Devin harus rela tidur di sofa.

Sebelum matahari sempat menunjukkan diri dari balik cakrawala, Joongmin sudah berangkat untuk melakukan raid. Dia hanya ditemani oleh Myano dan Devin. Seharusnya dia tidak boleh memasuki gate tanpa izin dari asosiasi hunter, tapi dia tetap harus melakukannya.

Mereka bertiga mengenakan pakaian serba hitam dengan topeng yang menutupi wajah. Akan rumit jadinya jika ada yang mengenali wajah mereka saat melakukan raid tanpa izin.

Kali ini Joongmin mencoba untuk memasuki gate dengan dungeon Rank-D. Sekarang kekuatannya hampir setara dengan hunter Rank-B, tapi tentu saja itu masih belum cukup jika ingin mengatasi dungeon Rank-D sendirian. Myano dan Devin yang menemaninya juga hanya akan melihat perkembangan Joongmin. Mereka akan turun tangan saat merasa Joongmin sudah tidak bisa mengatasi musuh.

Joongmin menarik napas dalam, mempersiapkan diri sebelum melewati gate. Dia tahu ini tidak akan mudah, tapi dia tetap harus melakukannya. Lagipula dia tidak akan mati karena ada dua orang yang siap melindunginya.

"Ayo mulai!" Seru Joongmin dengan nada yang meyakinkan. Gate di depan mereka terbuka lebar. Belum ada satu orangpun yang terbangun, sehingga mereka bisa memasuki gate dengan aman.

Seperti biasanya, pemandangan langsung berubah drastis setelah melewati gate. Joongmin mengedarkan pandangannya pada hamparan hutan yang sangat lebat. Ukuran hutan ini sedikit lebih besar dari hutan pada umumnya.

"Hanya ada hewan buas. Seharusnya anda bisa mengatasinya sendiri." Devin ikut mengedarkan pandangannya, menyapu setiap pepohonan yang ada.

Joongmin berjalan di depan, memimpin jalan. Devin dan Myano hanya mengikuti tanpa banyak membantah atau berbicara. Tugas mereka hanya mengawasi, tidak lebih dari itu.

Dari kejauhan terdengar suara langkah yang susul-menyusulsusul-menyusul disertai suara kikikan yang keras. Myano dan Devin tidak bereaksi mendengar itu, tapi Joongmin sudah bersiap melancarkan serangan. Untuk serangan pertama dia hanya ingin mengukur sejauh mana kekuatannya saat ini.

Tidak lama setelah itu seekor semut merah raksasa muncul dari arah barat dengan kecepatan yang lumayan tinggi. Joongmin hampir tidak bisa menghindari serangan di detik-detik terakhir. Hanya tinggal beberapa senti saja jarak kaki tajam semut itu akan menembus kulit Joongmin.

Dia tidak membawa senjata apapun, tidak ada pilihan lain selain menyerang dengan tangan kosong. Joongmin mengepalkan tangannya, melancarkan pukulan tepat di tubuh bagian atas semut itu, membuatnya terlempar hingga beberapa meter. Meski pukulan Joongmin berhasil memberikan luka berat, tapi pukulan itu masih belum cukup untuk membunuhnya.

"Apa aku terlalu meremehkan monster di dungeon Rank-D?" Joongmin menyeka keringat di ujung dahi, menghela napas pelan.

Monster itu kembali menyerang. Kali ini dia melebarkan capitnya yang bergerigi tajam, siap untuk menangkap tubuh Joongmin. Sayangnya kali ini Joongmin lebih siap daripada serangan yang sebelumnya. Joongmin memulai dengan kekuatan penuh, kembali melancarkan pukulan tepat mengenai kepalanya. Pukulan Joongmin terasa seperti peluru yang menghantam, membuat kepala monster semut mengeluarkan banyak cairan berwarna ungu kehitaman.

Dengan pukulan itu Joongmin berhasil mengalahkan monster tingkat rendah di dungeon Rank-D. Mereka masih harus berjalan lebih dalam untuk bisa bertemu dengan bos dungeon.

"Padahal ini masih monster tingkat rendah, tapi kenapa aku harus sampai mengeluarkan seluruh kekuatanku?" Joongmin berjongkok, mengambil sebuah kristal biru yang terjatuh dari tubuh monster itu.

"Itu karena anda tidak membawa senjata apapun, Tuan. Menggunakan tangan kosong akan memerlukan lebih banyak kekuatan daripada menggunakan senjata." Myano berjalan mendeksti Joongmin, membantunya mengumpulkan kristal mana yang diperoleh setelah mengalahkan monster.

"Haruskan aku membeli satu senjata setelah raid kali ini? Tapi aku harus tetap berhemat demi Jihyun."

"Pemikiran anda terlalu sempit. Jika anda memang peduli pada Jihyun, anda harus memiliki setidaknya satu senjata. Semakin cepat anda bisa menyelesaikan dungeon, maka semakin cepat pula perkembangan anda. Tentu saja pendapatan anda juga akan semakin besar. Apa yang saya katakan itu salah, Tuan?" Devin mengkritik dari belakang Joongmin. Dia memang bawahan yang sedikit tidak sopan, tapi ucapan Devin ada benarnya sehingga Joongmin tidak protes apapun.

"Saya bisa meminjamkan anda senjata yang saya miliki untuk saat ini. Setelah raid ini berakhir anda harus mengembalikannya, karena ini adalah barang berharga." Myano merogoh saku bajunya, mengeluarkan sebilah belati hitam yang terlihat elegan.

Joongmin menerimanya dengan senang hati. Ini pertama kalinya dia menggunakan senjata, tapi dia sudah tahu cara memegangnya dengan benar. Selama raid bersama hunter yang lain, Joongmin selalu memerhatikan mereka dalam pertarungan dan mempelajari banyak hal termasuk cara memegang dan mengayunkan berbagai macam senjata.

Setelah mengumpulkan semua kristal mana, mereka kembali melanjutkan perjalanan. Joongmin tetap berjalan di depan dan akan selalu seperti itu sampai raid berakhir. Di tempat ini ada banyak tanaman beracun. Salah menginjakkan kaki saja akan berakibat fatal. Sampai saat ini belum ada penawar yang bisa menyembuhkan hunter yang terlanjur menghirup asap beracun dari tanaman yang tanpa sengaja mereka injak. Oleh karena itulah, di dungeon dengan latar hutan seperti ini para hunter lebih memerhatikan pijakan daripada monster.

Joongmin merasakan sedikit demi sedikit kekuatannya bertambah. Tidak banyak, tapi dia bisa merasakannya. Kekuatan yang diwariskan oleh Neelabert akan bisa terus berkembang jika dia melatih kekuatannya.

Bahkan saat ini Joongmin bisa merasakan inderanya semakin tajam. Dia mulai bisa mendengarkan suara-suara kecil di sekelilingnya. Dia bisa tahu ada monster serupa dengan yang tadi dia kalahkan sedang berlari mendekat. Sekarang Joongmin memiliki senjata, tentu saja pertarungannya akan menjadi lebih mudah.

Tidak perlu menunggu monster menghampirinya, Joongmin melesat menuju ke arah monster itu berada. Dia mengayunkan belati hitam di tangannya. Seketika itu pula tubuh monster semut terbelah menjadi dua. Melihat hal itu, Joongmin spontan menatap belati hitam dengan takjub. Dia bisa mengalahkan monster yang sama tapi ini menjadi jauh lebih mudah. Dia juga tidak perlu mengeluarkan terlalu banyak kekuatannya.

"Bagaimana, Tuan? Seperti yang saya katakan, bukan?" Myano tersenyum dari belakang panggung pertunjukan. Joongmin mengangguk dengan antusias. Sekarang dia tahu seberapa pentingnya senjata untuk mendukung keberhasilan raid.

"Ayo lanjutkan perjalanan. Aku akan mengalahkan bos dungeon dengan belati ini." Joongmin tersenyum puas melihat hasilnya. Dia yakin dengan bantuan senjata yang hebat, dia bisa mengalahkan bos dungeon tanpa bantuan bawahannya.

"Tidak, Tuan. Tidak semudah itu. Bos dungeon memiliki tingkat kesulitan yang berbeda dibandingkan dengan monster yang berkeliaran di tempat ini." Myano menggelengkan kepala, menepis semangat Joongmin yang sedang meluap.

"Sial! Setidaknya berbohong sedikit supaya aku lebih bersemangat."

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!