Mereka terus berjalan semakin dalam menyelami dungeon. Ada banyak hal yang mereka temukan, terutama bagi Joongmin. Baru kali ini dia bisa memerhatikan sekitar dungeon dengan benar. Sebelumnya dia hanya bisa menundukkan kepala sambil berjalan, tidak pernah mendongak untuk memerhatikan keadaan disekelilingnya.
Perhatian Joongmin teralihkan pada suara gemuruh langkah kaki yang semakin mendekat. Sekarang Joongmin bisa merasakan ada berapa banyak monster yang sedang menuju ke arahnya.
"Ada lima monster yang sama. Apa dungeon ini hanya dihuni oleh semut merah raksasa?" Joongmin mendengus kesal. Dia bersiap dengan senjatanya. Tatapan tajamnya menatap lurus dengan fokus yang tinggi pada arah datangnya ancaman.
Tidak lama kemudian, beberapa monster semut keluar dari balik semak yang tinggi. Tatapan mereka berbeda dengan monster yang sebelumnya dihadapi oleh Joongmin. Tersirat amarah dalam tatapan para monster itu yang seolah ingin menerkamnya.
"Monster semut biasanya bisa merasakan kehadiran dari kehidupan saudara mereka. Pantas saja mereka menjadi marah dan lebih ganas ketika mereka merasakan ada dua kehadiran dari saudara mereka yang menghilang. Sebaiknya anda berhati-hati." Devin memberi saran dari kejauhan. Dia melipat kedua tangan di dada sembari menyaksikan pertarungan majikannya.
Salah satu dari monster itu melancarkan serangan, namun Joongmin lebih cepat menghindar sehingga serangan itu mengenai tanah dan membuat lubang yang cukup dalam. Joongmin bergidik ngeri ketika membayangkan serangan itu mengenai tubuhnya. Dua monster lain ikut menyerbu, tidak memberi ruang bagi Joongmin untuk bernapas. Salah satu dari mereka mengeluarkan sayap dan terbang tepat di atas kepala Joongmin, sedangkan satu lainnya melancarkan serangan dari bawah.
"Tuan, hanya sekedar informasi. Semut yang bisa terbang biasanya memiliki racun di ujung capitnya. Tetaplah fokus dan waspada!" Myano berteriak dengan tempo yang sedikit lambat. Joongmin menggeram kesal saat mendengarnya.
"Harusnya kamu katakan lebih awal! Jangan baru mengatakan saat monsternya sudah muncul. Kamu memang sengaja melakukan itu, kan?" Joongmin menebas kepala satu monster di depannya untuk melampiaskan rasa kesal pada dua bawahannya itu. Mereka memang komandan terkuat, tapi Joongmin baru mengetahui kalau mereka punya kebiasaan yang buruk untuk membuat orang lain kerepotan.
Semut yang terbang di atasnya sudah melebarkan capit dengan posisi menghadap ke bawah. Monster itu melesat turun, mengarahkan capit beracunnya menargetkan leher Joongmin. Tiga semut yang lain juga ikut melancarkan serangan dari bawah, sebisa mungkin membuat Joongmin tetap berada di tempatnya agar teman mereka bisa mencapit leher Joongmin dengan sempurna.
"AARRGHH!!! DASAR MONSTER MENJENGKELKAN!" Joongmin mengerang frustasi. Saat ini dia sedang dikepung dari berbagai arah dan tidak bisa kabur karena tidak ada celah. Saat itu pula rasa takutnya menghilang. Sekarang dia hanya berpikir untuk membunuh semua monster itu untuk bertahan dan menjadi lebih kuat.
Kekuatan Neelabert yang tersegel dalam tulang mengalir ke seluruh tubuh Joongmin, membuat kekuatan dan kecepatannya bertambah secara signifikan. Joongmin bisa merasakan kekuatan yang meluap seolah mendorongnya untuk segera melancarkan serangan.
Tidak perlu menunggu kesempatan datang, Joongmin dengan cepat langsung melesat maju dan menyerang satu diantara tiga monster yang mengepungnya. Monster itu sempat terkejut karena Joongmin bertambah cepat dari sebelumnya. Dia berusaha memblokir serangan Joongmin dengan tangannya, tapi belati yang digunakan lebih unggul dari kerasnya kulit tangan monster. Empat tangan terpotong dengan mudah dan jatuh menimpa tanah. Cairan ungu kehitaman mengucur, menetes dari ujung daging.
Dua monster lain yang melihat itu langsung menciut, mundur beberapa langkah menjauhi Joongmin. Mereka memberi ruang bagi Joongmin untuk memblokir serangan dari udara. Capit semut terbang itu ditahan dengan belati hitam yang kokoh. Sangat sulit baginya untuk mempertahankan posisi seperti itu. Lebar capit semut lebih panjang daripada belati yang dia gunakan. Jika saja ada dua senjata pasti akan lebih mudah baginya untuk mengatasi monster.
Myano membantu Joongmin dengan hembusan api naga dalam skala kecil, membuat sayap semut itu hangus terbakar tanpa sisa. Bahkan kulit luarnya juga mengalami beberapa luka bakar. Joongmin tidak menyia-nyiakan kesempatan dan langsung memotong leher monster itu. Kepala semut raksasa bergelinding di tanah. Darahnya menyembur, mengotori pakaian Joongmin.
"Sisanya tinggal kalian berdua." Joongmin membalik badan, menatap dua monster semut yang tersisa. Mereka bisa merasakan aura mengintimidasi yang sangat kuat, sehingga mereka tidak bisa menggerakkan tubuh satu incipun. Joongmin mendorong tubuhnya dengan kekuatan penuh, menyerang dua monster sekaligus secara horizontal. Tubuh dua monster itu terbelah, jatuh terkapar di tanah.
Joongmin menyeka darah di ujung bibir. Dia sudah terlalu memaksakan diri. Napasnya terdengar memburu. Dia baru saja mengalahkan beberapa semut merah raksasa. Walaupun dengan bantuan senjata bagus, tetap saja menghadapi lebih dari tiga monster sangat sulit dan melelahkan. Joongmin juga mendapat banyak luka di permukaan kulitnya.
"Masih belum separuh perjalanan, tapi aku sudah kelelahan seperti ini. Kita istirahat sebentar!" Joongmin berbalik, menatap dua bawahannya yang sedang tersenyum.
"Jika kita membuang waktu lebih lama, takutnya ada anggota guild yang melakukan raid dan kita akan ketahuan." Myano berjalan menghampiri Joongmin dengan senyuman yang penuh arti. Joongmin terkekeh sebal melihat Myano yang dengan mudahnya mengatakan kalimat yang menyiratkan dirinya untuk tidak beristirahat.
"Tuan, kenapa anda tidak bertanya pada master tentang cara memulihkan tenaga dalam waktu singkat?" Devin memberi saran pada Joongmin, membuat remaja di depannya itu tertegun untuk beberapa waktu.
\[Dasar iblis sialan! Harusnya dia diam saja supaya bocah ini tidak tahu tentang stamina recovery.\]
Suara Neelabert bergema di kepala Joongmin. Dia mendengus kesal karena Devin memberitahu Joongmin mengenai stamina recovery. Harusnya sekarang masih belum saat yang tepat untuk mewariskan itu pada Joongmin.
"Apa kamu bilang, Pak Tua? Jadi kamu lebih suka melihat satu-satunya penerusmu kesulitan dan hampir mati? Ternyata mereka mewarisi sifat buruk itu darimu." Joongmin menggelengkan kepalanya. Dia tidak habis pikir dengan Neelabert. Bisa-bisanya ada seorang pewaris yang membiarkan ahli warisnya berada dalam ambang kematian.
\[Bukan begitu. Ada waktunya tersendiri bagimu untuk mempelajari stamina recovery.\]
"Aku tidak peduli dengan itu! Ajarkan saja padaku sekarang! Memang apa susahnya?" Joongmin bersungut-sungut sebal ketika mendengar alasan Neelabert tidak mengajarkan teknik yang hebat padanya. Walaupun teknik itu terdengar biasa saja, tapi dalam melakukan raid teknik seperti itu merupakan pendukung yang sangat berguna untuk meningkatkan persentase kemenangan.
"Master, saya sarankan agar lebih baik mengajarkan saja teknik itu padanya. Jika tidak, perkembangannya akan melambat. Waktu anda sudah tidak banyak, bukan?" Devin memejamkan mata, menyunggingkan senyum simpul.
"Kalian juga bisa mendengar suaranya?" Joongmin menatap Devin dengan raut wajah penuh tanda tanya. Selama ini suara itu hanya bergema dalam kepalanya. Mustahil ada orang lain yang bisa mendengar suara Neelabert.
"Tentu saja kami bisa mendengar suara Master. Menurut anda bagaimana cara kami berkomunikasi selama beberapa abad terakhir?" Myano menepuk pelan pundak Joongmin, membuat remaja itu menengadah untuk menatap wajahnya yang lebih tinggi.
"Bagaimana, Master? Menurut saya itu bukan ide yang buruk." Devin mendesak Neelabert dengan pertanyaannya. Lengang sejenak. Neelabert seperti sedang menimbang sebelum mengambil keputusan dengan pasti.
\[Baiklah, akan aku ajarkan. Perlu kamu ingat kalau ini tidaklah mudah. Apa kamu yakin kalau kamu sanggup untuk menyelesaikannya?\]
"Memangnya apa yang perlu diragukan? Akan aku lakukan apapun agar bisa menjadi lebih kuat, selama itu tidak merugikan orang lain." Joongmin tersenyum puas karena sebentar lagi dia akan mendapatkan teknik yang hebat.
"Tuan, tindakan anda memasuki dungeon tanpa izin saja sudah merugikan orang lain." Myano tersenyum simpul. Joongmin melongo melihat bawahannya yang satu ini.
"Kenapa kamu selalu saja menghancurkan kesenanganku?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments