Disaat semua orang sedang gemetar ketakutan, Joongmin justru merasa baik-baik saja. Entah karena Rank yang dia miliki terlalu rendah atau bagimana, Joongmin tidak merasakan adanya ancaman atau bahaya. Instingnya justru seperti menyuruh dia untuk mencari asal dari energi yang menakjubkan ini.
"Kita kembali dan hubungi Guild terdekat. Tidak, kekuatan Guild saja tidak akan cukup. Kita harus meminta bantuan pada Asosiasi Hunter." Minhyun mematung di tempatnya dengan mata melotot. Seluruh tubuhnya gemetar hebat. Dia orang yang paling bisa merasakan seberapa berbahayanya raid jika diteruskan.
"Semuanya, kita kembali! Melangkahlah secepatnya yang kalian bisa!" Minhyun membalik kanan, berteriak memberi arahan. Tanpa disuruh dua kali, mereka langsung berlari meninggalkan formasi. Pilihan yang tepat untuk menyerah dan meminta bantuan karena yang menunggu mereka hanyalah kematian.
Joongmin tetap membeku di tempatnya. Dia bingung antara pergi bersama hunter yang lain atau meneruskan raid di dungeon. Joongmin bisa merasakan ada yang memanggilnya untuk terus berjalan, seperti memang ada yang sengaja menunggu kedatangannya.
"Joongmin, apa yang kamu lakukan? Cepat pergi dari sini sebelum monster itu datang." Minhyun menarik pergelangan tangan Joongmin dengan kasar. Joongmin menepis genggaman Minhyun, menggeleng.
"Ketua silahkan pergi saja. Aku tetap akan melanjutkan raid." Joongmin melangkah semakin dalam memasuki dungeon.
"Apa kamu pikir seorang Rank-E bisa mengalahkan monster yang bahkan kami saja tidak sanggup? Berhenti berlagak dan cepatlah kembali!" Minhyun berteriak dengan putus asa. Dia tidak bisa pergi disaat ada anggotanya yang masih berada di dungeon. Tapi dia juga tidak mau mengorbankan nyawanya pada orang yang keras kepala.
Joongmin terus melangkah tanpa menghiraukan Minhyun yang berteriak membujuknya. Minhyun dibuat frustasi oleh sikap angkuh Joongmin.
"Joongmin sialan!" Minhyun berlari menyusul punggung Joongmin yang sudah semakin menjauh.
"Senior, kita harus cepat kembali dan menelepon bantuan sebelum terjadi dungeon break!"
"Kalian keluar lebih dulu. Jaehyuk, jangan lupa untuk menelepon asosiasi hunter. Mungkin ini adalah dungeon Rank-A atau bahkan mungkin di atasnya." Minhyun melambaikan tangan pada tanpa menoleh ke belakang.
"Tolong sampaikan pada Jiwoo bahwa aku sangat mencintainya." Suara teriakan Minhyun terdengar bergema. Jaehyuk sudah tidak lagi melihat punggung seniornya yang hilang ke dalam kegelapan.
Jaehyuk segera memberi arahan secepat mungkin. Mereka bergegas meninggalkan dungeon dengan tertib. Ketika sudah tiba sisi lain gate, hati Jaehyuk terasa berat melihat Jiwoo yang menunggu kedatangan Minhyun.
"Kalian sudah kembali? Apa monster di dungeon ini terlalu lemah sampai Minhyun bisa menanganinya sendiri?" Jiwoo berlari kecil menuju Jaehyuk yang masih bermandi keringat.
Jiwoo bertanya-tanya kenapa Jaehyuk snlangat berkeringat padahal hanya berada beberapa puluh menit di dalam dungeon, tidak sampai berjam-jam atau berhari-hari.
"Apa yang terjadi?" Jiwoo bertanya dengan memantapkan hatinya. Dia merasa ada yang aneh. Tidak seperti mereka yang selalu diam. Jika raid kali ini memang terlalu mudah, biasanya mereka akan menyombongkan diri. Situasi ini seperti mereka lari dari musuh yang mustahil di kalahkan dan Minhyun berusaha mengulur waktu sampai mereka berhasil kabur.
Jaehyuk menelan ludah. Dia tidak tahu harus bagaimana menjelaskannya. Tidak mungkin dia bilang kalau dirinya kabur meninggalkan Minhyun. Padahal dia orang yang selalu berkoar-koar mengaku sebagai penggemar Minhyun.
"Baiklah, aku akan mencari tahu kebenarannya tanpa kamu beritahu." Jiwoo berlari mendekati gate, namun tangannya ditahan oleh Jaehyuk.
"Jiwoo, jangan masuk. Apa yang akan aku katakan pada senior jika aku membiarkanmu berada dalam bahaya." Jaehyuk mencoba meyakinkan Jiwoo walaupun dia tahu itu tidak akan berhasil. Dengan sikap yang ditunjukkan oleh Jaehyuk membuat Jiwoo yakin kalau apa yang dia perkirakan memang benar adanya.
"Lalu kenapa kamu membiarkannya sendirian hanya ditemani Joongmin?"
"Tidak, aku tidak meninggalkan senior. Ini semua salah Joongmin! Dia tidak mau kembali dan malah melanjutkan raid." Jaehyuk berusaha menjelaskan dengan tenang. Tapi wajahnya tidak bisa berkompromi. Sangat terlukis jelas ketakutan yang dia rasakan lewat raut wajahnya saat ini.
"Benar juga! Kalian cepat hubungi Asosiasi Hunter dan meminta bantuan! Kita harus cepat atau tidak ada harapan lagi bagi kota kecil seperti ini."
Tanpa mendengar perintah untuk ketiga kalinya, mereka bergegas menghubungi Asosiasi Hunter. Mereka sadar tidak ada waktu untuk duduk meringkuk karena takut. Jika mereka tidak bergerak, sama saja mereka bunuh diri.
"Apa memang seberbahaya itu sampai meminta bantuan Asosiasi Hunter?" Jiwoo mengepalkan tangan. Dia tidak tahan membayangkan Minhyun dan Joongmin yang harus menghadapi bahaya seperti itu.
"Memang seberbahaya itu, Jiwoo. Oleh karena itu, jangan pergi dan tetaplah disini. Senior pasti akan sedih jika kamu terus memaksa." Jaehyuk perlahan melepas genggaman tangannya. Dia mulai melihat Jiwoo melunak.
Disaat yang bersamaan dengan itu, gate mulai mengecil dan akhirnya menutup dengan sempurna.
"Tidak, kumohon! Bala bantuan akan segera tiba!" Jiwoo meronta, berusaha melepaskan tangannya dari Jaehyuk.
"Sudah terlambat." Jaehyuk menggelengkan kepala. Gate sudah tertutup sepenuhnya.
Disisi lain, Joongmin dan Minhyun sudah berada di ujung lorong. Ada pintu besar yang menjulang tinggi di depan mereka. Ini bisa disebut sebagai jalan buntu karena mereka sama sekali tidak bisa membuka pintu itu. Jangankan untuk membukanya, kekuatan mereka bahkan tidak cukup untuk menggeser satu senti pintu ini dari tempat semula.
"Joongmin, kita tidak bisa masuk ke ruangan ini. Lebih baik kembali dan menunggu bantuan datang. Kita bisa memeriksa isi ruangan ini dengan bantuan dari Asosiasi Hunter. Jangan keras kepala dan ikutlah denganku!" Minhyun mencoba menarik tangan Joongmin, tapi dia tetap bergeming. Seolah tidak ada gaya apapun yang berlaku padanya.
"Ada yang memanggilku, Ketua. Dia bilang pintunya akan terbuka jika aku sedang sendirian. Tolong segera pergi dari tempat ini dan biarkan aku memasuki ruangan ini." Joongmin berujar dengan tatapan kosong yang terus tertuju pada pintu di depannya.
"Apa kamu sudah gila? Apa dungeon ini juga memengaruhi otakmu, huh?!" Minhyun menggeram kesal melihat Joongmin dengan tampang bodohnya.
"Pergilah. Aku akan baik-baik saja. Lagipula aku tidak bisa pergi dari tempat ini seolah ada yang menahanku." Joongmin mengangkat tangan kanannya, menyentuh permukaan pintu yang dingin.
Minhyun merasa percuma saja membujuk Joongmin yang sudah bertekad untuk tetap tinggal. Dengan berat hati, dia beranjak meninggalkan Joongmin yang mematung. Minhyun tahu kalau tindakannya sangat pengecut, tapi dia tidak punya pilihan lain. Minhyun tidak mau mengorbankan nyawa hanya demi orang yang tidak mau diselamatkan.
Setelah batang tubuh Minhyun menghilang dalam kegelapan, pintu perlahan terbuka dengan sendirinya, memperlihatkan sebuah ruangan besar yang kosong melompong. Joongmin sudah berada di tengah-tengah ruangan. Tidak ada satupun benda yang dia lihat di ruangan sebesar itu.
Joongmin beberapa kali mengedarkan pandangan menyapu setiap sudut ruangan. Berbeda dengan lorong gelap yang tadi, ruangan ini lumayan terang karena banyak lilin yang berjajar. Hanya ada satu tempat yang terlihat gelap gulita, seperti memang sengaja dibuat seperti itu untuk menutupi sesuatu. Tempat itu berada lurus dengan pintu.
Joongmin merasakan ada yang aneh dengan tempat itu. Dia memutuskan untuk mengeceknya sendiri. Joongmin ragu-ragu melangkah ke arah kegelapan. Semakin dekat, Joongmin merasakan firasatnya semakin tidak menentu. Dia baru ingat kalau dia membawa senter kecil di dalam sakunya.
Joongmin segera mengeluarkan senter itu, mengarahkan cahaya pada kegelapan yang pekat. Matanya menangkap sesosok yang tidak jelas terlihat. Seperti sebuah skeleton yang duduk di singgasana. Walaupun singgasana itu terlihat tua dan kotor, tapi Joongmin langsung menyadari kalau singgasana itu sangat mewah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments
Tanata✨
Apakah dia akan jadi sosok dewa😆
2023-05-28
3
Tanata✨
udah nyiapin kata-kata terakhir🤣🤣
2023-05-28
3
Tanata✨
Aku penasaran, apakah akan ada tragedi berdarah, dimana para hunter mati massal saat menjalankan raid?😆
kalau ada sih pasti mendebarkan banget, apalagi kalau ketegangan yang dihadirkan dapat digambarkan dengan sempurna, kayaknya bakal epic tuh.
2023-05-28
5