Malam Minggu

Rasya membuka pintu kamar Puri.

Saat itu Puri Tengah belajar di meja belajarnya.

Kreak… pintu kamar terbuka. Puri menoleh karena kaget.

"Kak, Kenapa masuk nggak ketuk pintu dulu sih."

"Emangnya kenapa, Ini juga kamar aku!"

"Iya, tapi bagaimana kalau Puri tengah ganti baju, trus kakak masuk?"

"Siapa suruh pintu nggak dikunci."

"Meskipun nggak dikunci, tetap saja Kakak harus mengetuk pintu sebelum masuk ke kamar ini."

"Iya gue minta maaf."

"Pur, Nanti malam setelah magrib kamu siap-siap ya."

"Siap-siap Kenapa Kak?"

"Nanti malam kamu harus ikut pergi ke malam penganugerahan ratu  kampus."

Puri memutar bola mata malasnya sambil mencebikkan bibirnya.

"Kalau Puri nggak pergi, bisa nggak kak? soalnya puri banyak PR."

"Kalau kamu nggak pergi ya aku nggak bisa pergi. Lagian ini kan malam minggu, besok juga bisa Kamu ngerjain pr-nya. Pokoknya Malam ini kamu harus ikut aku, biar mommy gak curiga."

Wajah Puri berubah masam.

"Kalau kakak sama Kak Sherly, terus aku lihatin kalian berdua pacaran gitu?"

"Nggak, kamu sama Bram. Biar Bram yang temani, kebetulan dia baru putus sama ceweknya jadi dia bersedia menemani kamu malam ini."

"Ehm, iya deh."

"Ya sudah, kalau gitu nanti malam selepas magrib kita pergi."

Rasya keluar dari kamar itu.

"Selalu saja memaksa." Puri mendengus karena lagi-lagi harus mengikuti perintah Rasya.

"Kapan ya aku bisa berpisah sama Kak Rasya. Aku selalu saja harus menuruti perintahnya."

***

Malam harinya Puri dan Rasya turun bersama melewati anak tangga dengan menggunakan outfit hitam biar kelihatan couple.

"Eh kalian berdua mau ke mana?" tanya Bu Mita.

"Mau ajak Puri  nonton malam penganugerahan ratu kampus. Biar dia nggak bosan di rumah terus."

Bu Mita mengulas senyumnya.

"Gitu dong Rasya, ke mana-mana itu bawa istri."

"Iya mommy kalau begitu kami berangkat dulu ya."

Bram dan Puri mencium tangan Bu Mita, Setelah itu mereka bergegas pergi dengan menggunakan mobil.

***

Karena Sherly adalah salah satu kandidat di dalam kontes itu. Sherly meminta Rasya untuk datang lebih awal menjemputnya.

Sepanjang perjalanan tak ada pembicaraan antara mereka berdua.

Suasana hening, mungkin karena tidak ada yang ingin dibicarakan.

Nada dering telepon mengagetkan mereka.

Sambil menyetir Rasya mengangkat telepon tersebut.

"Halo Sayang kamu di mana sih?" tanya Sherly.

"Aku lagi dalam perjalanan kok, tenang saja."

"Sudah sampai mana sih Yang, lama banget aku bisa telat nih."

"Iya sayang aku lagi di jalan sebentar lagi sampai kok."

Rasya sengaja memutus sambungan teleponnya agar tak mendengar ocehan dari Sherly lagi.

15 menit kemudian mereka tiba di depan rumah Sherly.

Sherly  yang memang sudah menunggu kedatangan Rasya  langsung mengerucutkan bibirnya ketika melihat Rasya datang bersama Puri.

Rasya turun dari mobil begitupun Puri. Puri yang sadar diri itu keluar dari pintu depan menuju pintu belakang.

Rasya menghampiri Sherly  yang sepertinya sudah menunggu kedatangannya.

"Rasya, kenapa sih kamu bawa Puri?"

"Mommy gue yang nyuruh. Katanya kasihan Puri tinggal sendiri di rumah."

"Ih mengganggu saja, memangnya dia tidak punya pacar apa. Sampai harus mengganggu malam minggu kita. Jadi males deh," ucap Sherly sambil menyilangkan kedua tangannya di dada.

"Udah kamu tenang saja, nanti di depan kampus, Puri sama Bram kok. Ya sudah kita berangkat sekarang nanti kamu terlambat."

Dengan wajah yang masam Sherly menghentakkan kakinya, mengisyaratkan jika saat itu dirinya sangat keberatan dengan kehadiran Puri.

Sherly dan Rasya masuk secara bersamaan. Mereka langsung pergi menuju kampus.

Mobil masuk perlahan ke halaman parkir aula kampus. Setelah mobil terparkir rapi. Mereka keluar secara bersamaan.

Rasya dan Sherly berjalan bergandengan tangan. Karena saat itu banyak sekali orang-orang yang datang untuk melihat acara tersebut hingga untuk keluar dari parkiran aula mereka harus berdesak-desakan.

Rasya menarik tangan Puri dan menggenggamnya, agar Puri tak ketinggalan dan tersesat. Sementara di sebelah kanannya Sherly menggandeng tangan Rasya dengan wajah yang masam.

'Ih gangguin saja dia,' gumam Sherly yang tidak senang atas kehadiran Puri.

Ketika tengah menerobos keramaian ada seseorang yang menepuk pundak Rasya dari arah belakang.

"Woi Rasya. Enak banget loh ya, gandeng dua cewek cantik sekaligus, jadi pengen nuntut ilmu sama loh, biar bisa gandeng dua cewek cantik sekaligus," kata salah seorang teman Rasya.

"Hehe, ini adek sepupu gue."

"Oh, Adek sepupu loh."

Pria itu pun melirik ke arah Puri.

" Yah udah Lo antar Sherly saja, biar adek sepupu Lo sana gue  saja. Aman kok."

"Enak aja Lo."

"Ya dari pada dia sendirian."

"Ngak lah. Biar saja dia sama Bram."

"Hah, sama Bram. Lo lebih percaya playboy tengil itu dari pada gue," protes Fredy.

"Dia memang playboy, tapi gak berani dia macem-macem sama gue."

Mereka masuk ke area aula dan saat itu Bram sudah menanti kedatangan mereka.

"Nah tuh si Bram," ucap Rasya.

Rasya menghampiri Bram yang tengah ngobrol bersama seorang wanita.

"Bram, Lo disini! Dicariin kemana-mana."

"Emang gue bilangnya nunggu di sini kok."

"Yaudah gue titip Puri ya."

"Beres!" Bram mengacungkan jempolnya.

"Udah yuk Yang. Kamu ikut aku ke belakang panggung. Aku mau prepare untuk tampil nih."

"Dah gue cabut ya," ucap Rasya.

"Cabut, cabut  apaan?" tanya Bram.

"Cabut paku di kepala Lo!" sahut Rasya.

"Hehe Lo pikir gue kuntilanak."

"Dah yuk Yang," ajak Rasya.

Puri menatap sedih kepergian Rasya dan Sherly, setelah itu Putri tertunduk. Bram menangkap ada kesedihan di guratan wajah Puri. Ia pun berusaha membuat Puri menikmati malam Minggu ini.

"Eh Puri. Malam ini kamu cantik banget deh," cetus Bram.

Putri yang awalnya sedih jadi tersenyum.

"Kak Bram juga ganteng," balas Putri.

"Ah yang bener?" tanya Bram sambil meniup telapak tangan kemudian mengusap kepala.

"Baru kali ini dipuji cewek jadi laper," cetus Bram.

"Baper kali kak," sahut Putri.

"Hehe, iya itu maksudnya."

Puri tersenyum mendengar ucapan Bram itu.

"Dah Yuk, kita ke masuk ke aula sebelum gak kebagian kursi."

Bram menggenggam tangan Puri. Namun ditepis oleh Putri. "Puri bisa jalan sendiri Kak."

"Iya deh."

Mereka pun duduk di salah satu kursi.

"Eh Pur sambil menunggu acara dimulai kita main tebak-tebakan yuk, daripada manyun,kak Bram ada teka-teki untuk kamu Put, dijawab ya."

"Teka teki apa Kak?"

"Micin, micin yang bikin bahagia?"

Putri mengerutkan keningnya.

"Micin? Micin apa Kak?" tanya Putri.

"Micin-tai mu apa adanya," sahut Bram modus..

Ea Ea  Ea

"Ih kakak ada-ada saja deh."

"Hehe. Namanya juga usaha."

"Satu lagi Pur, teka-tekinya."

"Apa kak ?" tanya Putri

"Kotak, kotak  apa yang menyedihkan?"

Ehm, putri menaikan satu alisnya.

"Kotak hadiah yang isinya kosong," sahut Putri dengan yakin pasti benar jawabannya.

"Salah Pur!"

"Yah kok salah." Puri terdengar kecewa.

"Abisnya kotak apa Kak?"

"Kotak yang bikin sedih itu adalah, kotak terima cinta ku,"sahut Bram.

"Ehm itu sih, kau tak terima cinta ku kak," sahut Puri.

"Hehe namanya juga usaha," sahut Bram sambil menaik turunkan alisnya.

"Ngak apa kita lagi modus," gumam Bram.

Puri hanya cuek, dia tak mengerti maksud Bram.

Sambil menunggu acara dimulai. Bram dan Puri ngobrol panjang lebar hingga tak terasa acara pun dimulai.

Terpopuler

Comments

Putri Minwa

Putri Minwa

semoga tetap semangat

2023-04-20

0

19senja Kimpluk87

19senja Kimpluk87

Ternyata Bram orangnya kocak dan Gokil,Enak diajak ngobrol..

2023-04-14

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!