Salah Sangka

Mobil yang dibawa oleh Rasya masuk ke dalam garasi.

Keduanya  turun dari mobil dengan hampir bersamaan. Puri mengedar pandangan ke sekelilingnya.

'Ruang garasi saja sudah besar seperti ini,' batin Puri.

"Eh kamu mau diam saja di sini? atau mau tidur di garasi?" tanya Rasya ketika melihat putri yang hanya diam.

Mendengar pertanyaan Rasya, Puri buru-buru menghampirinya.

Rasya menaiki anak tangga menuju kamarnya. Karena tak ingin dibentak lagi, Puri bergegas mengekori Rasya

Rasya membuka pintu kamarnya kembali Puri berdiri di depan pintu kamar.

"Ayo masuk!"Seru Rasya lagi ketika melihat puri terbengong di depan pintu kamarnya.

"Ini kamar aku, untuk sementara kita tempati berdua. Karena hanya ada satu tempat tidur di kamar ini, Aku akan tidur di sofa. Kamu boleh pakai furniture di kamar ini asal Jangan pernah menyentuh barang-barang kesayanganku, mengerti?!."

"Iya Kak."

"Bagus, sekarang kamu boleh beristirahat. Setelah itu kita akan makan malam,kita harus bersikap seperti suami istri di depan Mommy dan Daddy."

"Iya Kak."

"Sekarang kamu bereskan barang-barang kamu, Ingat jangan pernah memberantakkan kamar ini karena aku tidak suka melihat barang-barang ku berantakan."

"Iya kak!"

Rasya melepaskan jaket yang ia kenakan begitupun dengan kaosnya. Setelah itu Rasya masuk ke kamar mandi.

Puri melepaskan ransel dari punggungnya. Ia memang tidak membawa banyak pakaian di ransel itu. Biasanya dua sehari sekali atau 3 hari sekali dia akan pulang ke rumah untuk mengambil pakaian bersih.

Setelah melepas ransel dan menaruh pakaiannya di lemari yang sudah ditunjuk, puri duduk di atas tempat tidur sambil memegangi perutnya yang terasa begitu lapar.

Saking lapar tubuh Puri sampai gemetaran.

"Ya Allah lapar sekali aku," guman puri sambil menahan perih pada bagian perutnya.

Puri melirik ke arah kamar mandi, tubuhnya begitu terasa gerah, rasanya ia sudah tak sabar untuk mengguyur tubuhnya dengan air.

***

Bu Mita  keluar dari mobil, kemudian masuk ke dalam rumah mereka untuk mencari keberadaan Puri dan Rasya.

Bu Mita tak melihat keberadaan Puri, ia pun mencari Puri di dapur.

"Bi,ada lihat Rasya?" tanya Bu Mita pada salah seorang asisten rumah tangganya.

"Tadi den Rasya bersama seorang gadis naik ke kamarnya nyonya. Saya ingin larang tapi…."

Bu Mita tersenyum.

"Nggak usah dilarang Bi, mereka sudah sah menjadi suami istri," cetus Bu Mita.

"Suami istri Nya?"

"Iya Bi, Puri itu menantu saya, jadi perlakuan dia dengan baik ya,"

Bi Inem menggaruk kepalanya yang tak gatal.

Setelah tak mendapati Purii, Bu Mita langsung menuju kamarnya.

"Rasya dan Puri mana Mom? tanya Pak Wilmar yang juga baru masuk ke kamar mereka

"Mereka langsung ke kamar Daddy, namanya juga pengantin baru," ucap Bu Mita.

"Hehe iya juga sih ya, tadi saja malu-malu, sekarang sudah sekamar berdua," cerusa pak Wilmar.

'Eh tapi, Tapi bagaimana kalau mereka langsung melakukan hubungan suami istri?" tanya Pak Wilmar.

"Loh Bagus dong Daddy, jadi kita bisa cepat menimang cucu."

"Iya tapi si Puri kan masih sekolah, apa kata teman-temannya apa kata gurunya jika Puri hamil?"

"Oh iya juga ya, mommy gak kepikiran daddy. Kalau begitu Mommy suruh Amin beli pil kontrasepsi, biar Putri tidak langsung hamil."

"Iya sebaiknya begitu."

Bu Mita memanggil Pak Iwan dan menyuruh sopir pribadinya itu membeli pil kontrasepsi.

***

Setelah setengah jam di kamar mandi, Rasya keluar dengan handuk sepinggang dan rambut yang sedikit basah. Dengan santai ia berjalan menghampiri lemari pakaian.

Melihat rasya yang sudah keluar dari kamar mandi, Puri langsung membawa satu stel piyama dan handuk. Sementara saat ini ia masih mengenakan seragam sekolah putih abu-abunya.

Di dalam kamar mandi barulah Puri melepas seragam tersebut. Setelah mandi Ia juga memakai piyamanya di dalam kamar mandi.

Hanya 10 menit Puri sudah keluar dengan piama bergambar kartun kesayangannya.

Puri membuka pintu kamar mandi seketika aroma maskulin yang lembut menyeruak di kamar itu.

Saat itu ia masih melihat Raysa yang bertelanjang dada sambil menggunakan handbody ke seluruh tubuhnya.

Bahkan Rasya belum mengenakan pakaian dan hanya handuk yang melilit di pinggangnya.

Tak tahu berbuat apa Puri menghampiri tempat tidur Kemudian duduk bersandar di atas tempat tidur membelakangi Rasya.

Tubuhnya bergetar karena menahan lapar. Ketika tiba waktu shalat Puri menunaikan salat di kamar itu sementara Rasya sedang menelpon Sherly di balkon kamarnya.

Setelah menunaikan sholat Magrib, tanpa sengaja Puri Mendengar pembicaraan Rasya dengan seseorang yang berada di sambung telepon.

"Iya Sayang, besok aku aku temani kau belanja. Maaf hari ini aku sibuk, jadi aku lupa menelpon kamu," ucap Rasya.

Nada bicara Rasya begitu lembut dan manis di sambungan teleponnya berbanding terbalik ketika ia berbicara dengan Puri.

Berkali-kali Rasya mengucapkan kata sayang disambungkan teleponnya dan Puri bisa menduga jika yang menelpon itu adalah kekasih Rasya.

Setelah salat magrib, Puri melanjutkan salat isya sambil menahan lapar.

Setelah selesai menunaikan salat isya, Rasya masih berada di balkon kamar, sudah 1 jam dia berteleponan dengan seseorang. Kata-kata manis dan romantis terdengar di telinga Puri ketika pria yang menjadi suaminya itu memuji wanita lain di sambungan teleponnya.

Meski mereka tak memiliki perasaan apapun, namun ada desiran aneh di dada Puri, seketika dadanya terasa sesak. Puri teringat akan kesepakatan yang dibuatnya bersama Rasya di dalam mobil.

Rasya akan menceraikannya setelah pernikahan mereka berusia 1 tahun. Itu berarti dirinya akan menjadi janda muda.

Seketika bulir bening menetes di pipi Puri. Tak pernah terpikir olehnya akan menjadi istri seseorang di usianya yang sekarang. Apalagi Rasya sudah memberi gambaran jika dirinya akan diceraikan dalam waktu 1 tahun. Entah bagaimana nasib dirinya kelak. Namun Puri bertekad untuk mempertahankan prestasi akademiknya.

Puri hanya bisa menahan perih pada bagian perutnya, Ia juga harus menahan sesak di bagian dada ketika mengingat apa yang akan terjadi padanya setelah ini.Ini bagaikan sebuah mimpi bagi puri.

Suara gedoran pintu mengagetkan keduanya.

"Sudah dulu ya sayang," ucap Rasya kemudian memutus sambungan teleponnya.

Rasya buru-buru masuk ke dalam kamar dan menghampiri pintu.

Krek pintu pun terbuka.

"Mommy," ucap Rasya ketika melihat Bu Mita berada di depan pintu.

Bu Mita tersenyum sambil mengintip di balik tubuh Rasya.

Saat itu wajah Puri terlihat begitu pucat dengan rambut basah yang terkerai.

"Duh pengantin baru betah banget di dalam kamar sampai lupa jam makan malam," cetus bu Mita.

"Apaan sih Ma," sahut Rasya sambil mendelik.

"Ayo Pur, kita makan dulu!"

'Alhamdulillah,' batin Puri ketika mendengar Bu Mita menyebutkan makan malam.

Dengan segera Puri beranjak dari tempat tidurnya menghampiri Bu Mita.

Bu Mita memperhatikan wajah Puri yang terlihat pucat dan lelah, Ia pun menyimpulkan jika pasangan suami istri itu sudah melakukan hubungan intim melihat dari raut wajah Rasya yang terlihat segar, sementara Putri terlihat pucat dengan rambut yang bergerai.

Bu Mita menarik tangan Putri dan merasakan telapak tangan putri yang sedikit gemetaran. Bu Mita pun tersenyum, ia semakin yakin jika sepasang suami istri itu sudah melakukan kewajiban mereka di malam pertama.

Terpopuler

Comments

Nurhasanah

Nurhasanah

lapar mertua laparrr..bkn bis enak²😄

2023-09-29

0

Sweet Girl

Sweet Girl

kelaparan tu menantu Mom...
buka. habis enag enag...

2023-09-07

1

Sweet Girl

Sweet Girl

maskulin bener, pakek handbody segala.

2023-09-07

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!