Jatuh Sakit

Rasya menatap penuh sesal ke arah Puri yang kegadisannya telah direnggut olehnya.

Ya meskipun mereka berdua  sudah jadi suami istri, dan sah-sah saja jika mereka melakukan hubungan suami istri tersebut.

Tapi perasaan cinta Rasya hanya untuk Sherly. Rasya meremas rambutnya perasaan menyesal dan bersalah menyelimuti hatinya saat itu.

Apa yang harus aku katakan pada Puri jika aku sudah merenggut kegadisannya?

Jika Putri tahu, pasti dia akan merasa sedih sekali, dan pasti dia tak mau bercerai dengan ku, lalu bagaimana caranya aku bisa menikahi Sherly?

Rasya terus merasa gelisah dan memikirkan cara agar tak terus teringat kejadian itu.

Apa aku sembunyikan saja rahasia ini. Kan gak ada yang tahu juga.

Kemudian ia mengenakan pakaian Puri secara lengkap. Kemudian Rasya membersihkan tubuhnya di kamar mandi.

Dilihatnya ke arah Putri yang masih terlentang dengan mata yang tertutup rapat.

Suhu tubuhnya kembali panas setelah Rasya mengukur suhu tubuh Putri dengan menggunakan termometer.

Rasya kemudian membangunkan Puri untuk memberinya obat penurun panas.

Namun, Puri tak bangun sementara suhu tubuhnya terasa sangat panas.

"Pur! Bangun Pur!" Rasya menepuk-nepuk pipi Puri. Namun, Puri tak juga membuka matanya.

"Pur, Puri"

Setelah menempuh-numpuk pipi Puri  berapa kali. Rasya memutuskan untuk membangunkan Bu Mita.

Dengan langkah cepat Rasya melangkah menuruni anak tangga hingga tiba di kamar kedua orang tuanya.

"Mommy! Mommy !"panggil Rasya sambil menggedor pintu dengan cepat.

Rasya tak mau berhenti sebelum ada yang membukakan pintu.

Track… pintu terbuka.

"Rasya Kenapa kamu terlihat panik seperti itu?" tanya Bu Mita.

"Mom, Putri mom, Puri tidak sadarkan diri suhu tubuhnya begitu tinggi."

"Hah benarkah?"

Bu Mita mengencangkan ikatan jubah yang ia kenakan, kemudian mereka berdua berlari kecil menuju anak tangga.

Di kamar Puri terbaring tak sadarkan diri. Mungkin karena syok ditambah beberapa hari sebelum Rasya dan Puri menikah, pola makan Puri berubah, Puri hanya makan singkong rebus yang dibawa oleh paman Hendri.

Karena itu daya tahan tubuh Puri menurun.

"Astagfirullah,Rasya kamu panggil mang Ujang suruh siapkan mobil, setelah itu bangunkan Daddy."

"Puri! Puri sayang!"Bu Mita menepuk pipi Puri. Namun gadis itu tetap tak sadarkan diri.

Rasya merasa begitu gelisah, ia takut kejadian itu diketahui oleh kedua orang tuanya. Sehingga akan kesulitan untuk menceraikan Puri dan harapan untuk menikahi Sherly sang pujaan hati bisa gagal.

***

Mobil sudah siap dan pak Wilmar bergegas mengangkat tubuh menantunya.

Mereka melihat wajah Puri yang terlihat begitu pucat.

"Rasya! Puri kamu beri minum obat kan?"tanya Bu Mita.

"Beri dong Mom,"jawab Rasya gelagapan."

"Yah sudah ayo kita bawa dibawa ke rumah sakit. Daddy tak ingin terjadi sesuatu pada puri padahal ayahnya saja baru meninggal."

Mobil melaju melintasi jalan raya. Pak Wilmar, Rasya dan Bu Mita mereka berada di dalam mobil yang sama.

Setibanya di rumah sakit, Puri langsung mendapatkan perawatan.

Setelah di impus keadaan puri perlahan membaik.

Rasya tidur bersama Putri di tempat tidur,sementara Bu Mita dan Pak Wilmar tidur di sofa. Setelah diberikan impuls suhu tubuh Puri pun mulai turun hingga mereka semua kembali terlelap karena merasa lelah.

***

Keesokan harinya Puri kembali di periksa oleh seorang dokter,saat itu suhu tubuh Puri mulai menurun dan mendekati suhu normal.

"Puri, karena kamu mengalami masalah lambung, jadi mulai saat ini kamu atur pola makan kamu ya," kata dokter sambil meresepkan obat.

"Iya dokter," jawab Puri lirih.

"Kalau begitu saya permisi dulu."

"Terima kasih dokter," kata Mita.

***

"Rasya, kamu jaga Puri, mommy dan Daddy ada urusan."

"Iya mommy."

Ada perasaan bersalah di hati Rasya ketika melihat wajah Puri yang polos itu, setelah melakukan perbuatan-perbuatan mesum terhadap istrinya itu. Karena itulah Rasya memilih menghindari Puri agar perasaan bersalah itu tak kembali muncul..

Puri mencoba untuk bangun karena merasa begitu haus, ia coba meraih botol mineral yang ada di samping nakasnya.

Tapi karena tubuhnya gemetaran, Botol itu tak sanggup ia raih tapi malah menumpahkan minuman Rasya.

Rasya yang tengah bermain game online itu langsung menoleh ke arah Puri.

"Ma-maaf Kak aku nggak sengaja," ucap Puri dengan bibir gemetar karena ketakutan

Puri merasa takut pada Rasya yang dinilainya sebagai pria galak.

"Kamu mau apa? "

"Puri mau minum Kak haus," ucap Puri.

"Kenapa nggak bilang sih. Ya sudah biar aku ambilin."

Puri kaget mendengar penuturan Rasya yang lemah lembut.

Rasya melangkah mendekati nakas kemudian membuka penutup botol air mineral dan menyerahkannya kepada Puri.

Setelah beberapa kali meneguk botol minuman itu. Puri kembali hendak meletakkan botol itu di atas nakas namun, langsung disambar oleh Rasya kemudian Rasya meletakkan botol minuman di atas nakas.

Seorang suster datang membawakan bubur untuk Putri.

"Buburnya dimakan ya, mumpung lagi hangat, setengah jam kemudian baru minum obat maag."

"Iya suster,"ucap Puri.

Puri tak ingin dirinya sakit lebih lama, karena akan menyusahkan banyak orang. Dari itulah Puri bermaksud makan bubur dan segera minum obat agar penyakitnya tak berlarut-larut

Namun tangan Puri terlalu lemah, untuk mengangkat mangkuk bubur saja ia tidak bisa.

"Sini biar aku suapin kamu," ucap Rasya sambil meraih mangkuk bubur.

Rasya duduk menghadap Puri, diaduknya bubur itu dengan perlahan, setelah suhu bubur mencapai normal, barulah ia menyuapi bubur itu ke mulut Puri sesendok demi sesendok.

Sambil membuka mulutnya Puri menunduk, ia enggan untuk menatap wajah Rasya karena malu.

Begitupun Rasya yang juga enggan menatap wajah Puri karena teringat akan perbuatannya semalam.

"Sepertinya Puri tidak tahu apa yang terjadi diantara kami semalam," batin Rasya.

Bu Mita dan pak Wilmar kembali menghampiri ruangan tersebut. Dari balik pintu melihat mereka Rasya yang dengan sabar menyuapi Puri.

"Lihatlah mereka Daddy romantis sekali ya. Mommy yakin Puri bisa membahagiakan Rasya," ucap Bu Mita

"Benar mommy,Rasya putra kita satu-satunya karena itulah Daddy ingin gadis yang baik-baik untuk mendampingi Rasya."

Setelah Puri selesai sekolah, kita akan adakan pesta besar-besaran untuk pernikahan mereka."

"Iya Daddy, mommy juga sudah tidak sabar ingin menimang cucu. Semoga saja mereka berdua dikaruniai anak-anak yang banyak. Biar rumah kita nggak sepi daddy."

Karena keduanya fokus dengan pikiran masing-masing, mereka berdua tak menyadari kehadiran bu Mita dan pak Wilmar.Rasya terus saja menyuapi bubur itu ke mulut Puri.

"Assalamualaikum," ucap suami istri itu.

Sontak saja keduanya langsung menoleh ke arah pintu.

"Rasya, mommy belikan cemilan untuk kalian berdua. Selama Puri dirawat di rumah sakit, kamu lah yang menjaga Puri, jangan tinggalkan dia sendiri. Mommy dan Daddy ada urusan sebentar, kami harus ke lokasi proyek. Setelah itu mommy akan langsung pulang ke rumah, karena nanti sore ada tahlilan kembali di rumah kita."

"Iya mommy."

"Puri Kalau ada apa-apa bilang sama mommy ya Nak, untuk sekarang kamu akan dijaga oleh Rasya. Jika ingin sesuatu kamu bilang saja pada suamimu," ucap Bu Mita .

"Iya mommy."

"Ayo Daddy, kita pergi sekarang."

Setelah menyuapi bubur setengah jam kemudian Rasya memberi obat pada Puri.

Karena kondisinya yang memang masih lemah, dan butuh istirahat Puri kembali tertidur.

Lagi-lagi muncul perasaan tiba di hati Rasya ketika melihat wajah Putri yang polos itu.

'Ya Tuhan, sampai kapan aku bisa menyembunyikan perasaan bersalah ku,' batin Rasya.

Terpopuler

Comments

Nurhasanah

Nurhasanah

gmn tuh tor.hukum y.kan..klo hbs bercinta kan hrs mandi wajib..

2023-09-29

1

Putri Minwa

Putri Minwa

lanjut thor

2023-04-12

0

19senja Kimpluk87

19senja Kimpluk87

Lanjut Thor..

2023-04-12

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!