Gara-gara Puri

Malam semakin larut, jam dinding menunjukkan tepat pukul dua belas tengah malam.

Setelah bermain game online di handphonenya selama satu jam,  Rasya baru merasakan mengantuk. Matanya yang lelah terpejam sendiri. Handphone pun jatuh di atas dadanya.

Dengan mata terpejam, Rasya meraih handphonenya kemudian meletakkannya di atas nakas, kemudian ia membalikkan tubuhnya.

Rasya kaget ketika merasakan sebuah tangan melingkar di bagian perutnya.

Rasya membuka mata dan melihat Puri yang sedang memeluknya.

Ser ..aliran darah Rasya melesat seketika. Ketika merasakan hembusan nafas Puri yang menyapu lembut permukaan dadanya.

"Pur," panggil Rasya dengan suara yang lirih.

"Teddy, aku kangen sama kamu," ucap putri dalam ingaunnya.

'Teddy? Siapa Teddy? Apakah Teddy itu pacar puri.' batin Rasya.

Rasya hendak melepaskan pelukan puri. Namun Puri semakin erat memeluknya. Burung Rasya di dalam sangkarnya ikut terbangun.

Jantung Rasya berdetak kencang perlahan ia mulai merasakan getaran gelora dari dalam tubuhnya.

Rasya menatap wajah cantik Puri yang terlihat ayu dan polos. Semakin dilihat, Puri memang semakin cantik. Selain memiliki hidung mancung dan bangir, Puri juga memiliki bibir tipis nan mungil.

Rasya yang sudah mulai di liputi oleh syahwat mencoba untuk mendekat wajahnya agar bisa  menyentuh bibir Puri. Namun, Puri malah  bergerak membalikkan tubuhnya dan  kembali membelakangi Rasya.

Puri tidur dengan tenang kembali. Kini giliran Rasya yang kembali tak bisa tidur karena menahan hasratnya.

"Sialan! Mesti dituntaskan ini, baru si kecil bisa tenang," umpat Rasya sambil beranjak dari tempat tidurnya.

Di kamar mandi dengan mata yang berair karena menahan ngantuk, Rasya pun mulai bermain sendiri menggunakan bahan yang mudah dia temukan, yaitu sabun.

Cukup lama Rasya bermain, setelah dua puluh menit, barulah Rasya berhasil menuntaskan permainannya

Setelah membersihkan dirinya, Rasya  kembali ke kamar. Karena begitu lelah dan mengantuk, Rasya dan si junior miliknya  pun tidur dengan nyenyak.

***

Pagi-pagi sekali Puri terbangun.

Setelah menunaikan shalat subuhnya, Puri bergegas melipat sajadah dan mukenanya kemudian berlari menuju kamar mandi.

Karena terburu-buru, Puri lupa untuk mengunci kamar mandinya dan bergegas menghampirinya kloset untuk buang air kecil.

Setelah selesai membuang hajatnya puri langsung membuka pakaiannya. Berhubungan waktu masih subuh, Puri dengan leluasa menikmati mandi paginya

Dengan tubuh yang hanya mengenakan segitiga berenda, Puri membasahi dirinya dengan menggunakan shower sambil memijat bagian kepala.

Tubuhnya dia lumuri dengan busa sabun dari atas sampai bawah.

***

Rasya terbagun karena berasa hendak pipis. Karena matanya mengantuk, Rasya tak mendengar suara gemericik air di dalam kamar mandi.

Ketika tiba di pintu kamar mandi, Rasya membuka pintu kamar mandi tersebut dan nampak lah puri yang sedang mandi dalam keadaan hampir bugil, saat itu ia melihat dengan mata kepalanya sendiri lekuk tubuh istrinya yang hanya mengenakan segitiga berenda.

Glek ..Rasya menelan salivanya, karena kini si kecil kembali terbangun.

Rasya menutup kembali pintu perlahan agar tak ketahuan puri.

"Sialan! Sepertinya gadis itu sengaja menggoda iman ku!" dengus Rasya sambil mengusap-usap si jonior yang berdiri tegak.

Karena tak tahan menahan pipisnya Rasya memilih keluar dari kamar untuk pipis di toilet umum yang ada di lantai bawah.

Setibanya di kamar mandi, Rasya langsung pipis sekaligus kembali bermain untuk bisa mengeluarkan sesuatu yang begitu menyakitkan.

Karena matanya mengantuk, Rasya agak kesulitan untuk mencapai puncak kenikmatan. Berbagai cara ia lakukan untuk mengeluarkan jutaan pasukan. Rasya berfantasi sambil membayangkan adegan film hot yang pernah ia tonton. Namun setelah beberapa saat, Rasya masih belum juga berhasil mengeluarkan pasukannya.

Tangan Rasya mulai kesemutan. Namun, dia masih belum juga mengeluarkan pasukan tersebut.

Berbagai cara dilakukan Rasya untuk mencapai puncak kenikmatannya.

Agar bisa segera bisa mencapai kenikmatan, Rasya pun mulai mencoba membayangkan bercinta dengan Sherly sang kekasih. Namun yang terbayang justru bentuk tubuh Puri yang ramping dan berisi yang baru saja dilihatnya di kamar mandi

"Akh!" Rasanya melenguh ketika membayangkan tengah bercinta dengan istrinya itu.

Kelopak mata  Rasya merem melek ketika si kecil mulai berdenyut dan hendak menyemburkan lahar hangat yang kental.

Tanpa sadar, Rasya melenguh panjang hingga terdengar keluar kamar mandi ketika mencapai puncak kenikmatannya.

Setelah selesai bermain. Rasya membersihkan senjatanya dan lahar yang berceceran di permukaan ubin lantai kamar mandi.

Rasya menarik nafas lega karena si junior sudah terkulai lemas di balik sangkar segitiganya.

Setelah selesai, Rasya keluar dari kamar mandi itu.

Pupil matanya melebar dengan sempurna ketika melihat seseorang yang berdiri di depan pintu kamar mandi.

"Rasya! Kamu ngapain menggunakan toilet di sini?" tanya Bu Mita sambil bersedekap.

"Eh anu mommy, kamar mandi lagi digunakan Puri," ucap Rasya dengan gelagapan.

"Memangnya kenapa kalau kalian berbagi kamar mandi. Bukannya kalian itu pasangan suami istri?" tanya Bu Mita.

"Gak enak mommy, kan puri mandi, masak Rasya buang air di kamar mandi yang sama?"

Bu Mita menatap ke arah Rasya dengan tatapan curiga.

"Trus tadi kenapa ada suara-suara berisik dari kamar mandi?"

Rasya kaget, ia tak menyangka suara lenguhannya terdengar sampai ke luar kamar mandi.

"Oh, itu Rasya kaget karena ada kecoa mommy, jadinya Rasya kaget, terus teriak-teriak deh," jawab Rasya sambil menggaruk-garuk kepalanya yang tak gatal.

Bu Mita mendelik.

"Tapi sepertinya tadi bukan suara berteriak karena ketakutan. Tapi …."

"Ah sudah dulu ya mommy, Rasya buru-buru, sebentar lagi mau antar Puri sekolah," pungkas Rasya sambil berlalu meninggalkan Bu Mita.

Rasya berjalan cepat menaiki anak tangga.

"Huh! Hampir saja ketahuan. Ini semua gara-gara si Puri!" dengus Rasya.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***