Cemburu

Suara dering handphone mengagetkan Rasya yang sejak tadi menatap wajah Puri.

Rasya kemudian menghampiri nakas dan langsung menyambut sambungan telepon itu.

"Halo Sayang, kamu bisa jemput aku kan, aku mau ke kampus nih."

"Aku ada di rumah sakit menemani Puri yang sedang sakit. Jadi nggak bisa ,Sayang."

"Apa katamu? kamu menemani Puri?!"

"Iya sayang, Mommy dan Daddy sedang sibuk, jadi aku disuruh menjaga Puri. Puri semalam syok karena mendengar kabar berita ayahnya yang meninggal dunia hingga jatuh sakit."

"Tapi aku nggak setuju kalau kamu menjaga Puri di rumah sakit."

"Loh Memangnya kenapa?"

"Kamu nggak boleh dekat-dekat sama dia, nanti kamu bisa tergoda. Aku nggak mau dia merebut kamu dari aku."

"Enggak lah sayang, aku kan hanya mencintai kamu."

"Kalau kamu cinta sama aku, kamu jemput dong aku, Aku mau kuliah nih."

"Oh kalau begitu aku minta tolong Bram saja untuk jemput kamu bagaimana?"

"Ah enggak ah, Aku maunya kamu yang jemput. Kamu suruh saja si Bram itu datang dan menjaga Puri sebentar. Setelah itu kamu jemput aku."

"Tapi Sayang, aku nggak bisa nanti kalau ketahuan mommy, Aku pasti bisa di marahin habis-habisan oleh mommy."

"Ya sudah kalau kamu lebih memilih menjaga Puri kita putus saja,"ancam Sherly.

Sherly hendak mematikan sambungan teleponnya.

"Eh jangan Sayang, tunggu."

Di balik sambungan telepon itu Sherly tersenyum manis penuh kemenangan.

Ternyata aku masih menjadi prioritas bagi Rasya, batinnya.

"Iya aku telepon Bram dulu, tapi aku hanya mengantar kamu ke kampus ya."

"Iya setelah aku selesai kuliah, kamu juga jemput aku ya. Aku belum selesai belanja loh kemarin."

"Sayang, aku tuh disuruh jagain Puri seharian, jadi aku nggak akan sempat menemani kamu belanja."

"Kamu bagaimana sih Yang, malam minggu nanti kan aku mau tampil di acara fashion show,masa aku mau pakai tas-tas yang itu itu aja."

"Habis bagaimana nanti aku dimarahin mommy, mommy selalu mengancam aku akan menarik semua fasilitas yang diberikannya, jika aku tidak menuruti kata-kata mommy."

"Ya sayang, itu selalu jadi alasan kamu, kamu tuh diperlakukan seperti anak kecil aja oleh orang tua."

"Ya mau bagaimana lagi, Yang. Aku harus nurut, kalau nggak aku bisa kehilangan kesempatan untuk jadi pewaris perusahaan mereka. Bagaimana kalau aku TF saja uang ke kamu, kamu belanja sendirian?

Lagi-lagi Sherly tersenyum manis penuh kemenangan.

"Ya udah deh kalau begitu. Tapi kamu nggak boleh dekat-dekat sama Puri ya."

Rasya menggaruk-garukkan kepalanya.

"Iya kamu tenang saja. Sudah aku telepon Bram dulu."

Setelah memutuskan sambungan teleponnya bersama Sherly, Rasya kembali menghubungi Bram.

"Halo bro lu di mana ?" tanya Rasya ke Bram ketika mengangkat sambungan teleponnya.

"Masih di rumah, gue masih PW."

"Bro tolongin gue lagi dong."

"Tolong apaan? lo suruh gue jemput Puri lagi."

"Nggak bro, Kali ini gua minta lo jagain Puri di rumah sakit, sementara gua jemput Sherly di rumahnya. Setelah selesai jemput Sherly, gue balik lagi kok."

"Yaelah lu bro, lo suruh gue jagain bini lu. Yang bener aja lu? Lagian ngapain lu urusin tuh Sherly, lu kan udah punya bini bro. Fokus aja sama bini lu, lagian gue lihat Puri juga cantik kok, imut-imut lagi."

"Udah Jangan banyak bacot lo, Mau nggak bantuin gue?"

"Iya karena lo sahabat baik gue, gua bantuin. Asal nggak ngelunjak aja ya, kayak Si Sherly itu ngelunjak lo."

"Gue tunggu lo sekarang ya. Di Rumah Sakit kasih Bunda, ruang VIP lantai 3."

"Iya bro."

Bram menutup teleponnya.

"Ih dasar punya teman nggak ada akhlaknya. Masa gue disuruh jagain bini dia yang lagi sakit, sementara dia enak-enakan dengan pacarnya," gerutu Bram sambil bangkit dari tempat tidurnya.

"Ntar kalau gue khilaf kan berabe, mana bininya cantik lagi."

***

Setengah jam berlalu, Bram tiba di rumah sakit. Sebelum keluar dari mobil, Bram melihat ke arah dashboard di sana ada sebuah coklat batang dan satu box coklat berbentuk hati.

"Lumayan nih buat si Puri, nggak enak juga gue kalau jenguk dia nggak bawain apa-apa. Kalau Rasya yang sakit sih, nggak bawa buah tangan juga nggak papa. Mana akhir bulan,bokek lagi," gerutu Bram.

Bram memang memiliki banyak stok coklat di dalam mobilnya. Masih banyak coklat lainya yang disimpan di jok belakang mobilnya.

Karena dia adalah salah satu laki-laki tampan dan Playboy di kampus, banyak yang mengirimi Bram coklat di hari valentine kemarin.

Satu blok coklat dan satu paket coklat berbentuk love, Bram bawa sebagai buah tangannya untuk menjenguk Puri.

Walaupun bukan hal yang lumrah, ketika menjenguk orang sakit membawa coklat. Namun apa daya, di dompet Bram hanya tinggal rp20.000 perak. Itu juga uang untuk beli bensin. Rencananya dia akan minta jatah pada Rasya karena telah menjaga Puri. Seperti biasanya Bram akan diberi uang jajan tambahan oleh Rasya, jika ia bersedia membantu dirinya.

Ketika masuk di salah satu bangsal di ruang perawatan Putri berada, Bram dari kejauhan melihat Rasya yang terlihat begitu gelisah.

"Woi Bram lama banget sih lo!" teriak Rasya.

"Cepetan!"Rasya melambaikan tangannya ke arah Bram. Hingga Bram mempercepat langkah kakinya.

"Udah lo jagain Puri ya, kalau dia bangun bilang aja gue Ada urusan sebentar," ucap Rasya sambil berlalu meninggalkan Bram begitu saja.

"Ini ruang perawatan Puri," gumam Bram sambil membuka pintu.

Bram melihat Puri yang tertidur dengan pulas. Ia pun kembali menutup pintu karena tidak enak berada di dalam satu ruangan bersama seorang wanita yang bukan mahramnya, apalagi puri adalah istri sahabatnya sendiri, ya walaupun itu semua atas permintaan Rasya sendiri.

Bram menunggu di depan ruangan perawatan Puri dengan duduk di atas kursi stainless steel.

20 menit kemudian Bram mendengar suara barang jatuh. Tak ingin terjadi sesuatu pada Puri, Ia pun langsung masuk ke dalam ruangan Puri.

Puri kaget dengan kehadiran Bram.

"Kak Bram ada di sini?" tanya Putri yang juga kaget karena kehadiran Bram.

Bram menggaruk-garuk kepalanya yang tak gatal.

"Iya tadi Rasya meminta kakak untuk menjaga kamu Pur."

Puri menundukkan wajahnya.

"Pasti Kak Rasya menjemput Kak Sherly kan?" tanya Puri yang terlihat kecewa.

"Iya Pur."

Bram melihat botol air mineral yang bergelinding karena sebelumnya jatuh.

"Puri tadi mau ambil apa? Mau ambil air mineral ya?"tanya Bram

"Iya Kak, tadi kepala Puri pusing, jadi pandangan Puri berkunang-kunang mau ambil botol minuman ,eh tapi malah menjatuhkannya."

Bram meraih botol minuman tersebut Kemudian memberikannya untuk Puri.

Dengan tangan gemetar Puri meraih botol minuman tersebut.

Setelah beberapa teguk, Puri kembali menyodorkan botol minuman itu kepada Bram.

"Terima kasih ya kak," ucap Puri.

"Iya sama-sama Put."

"Ngomong-ngomong Puri sakit apa?"tanya Bram.

"Tukak lambung kak," jawab Puri lirih.

"Semoga cepat sembuh ya Pur"

"Iya Kak terima kasih."

"Oh iya Kakak mau ucapin turut berduka cita atas meninggalnya ayah kamu ya Pur, semoga beliau diterima disisinya dan diampuni segala dosanya."

"Amiin, terima kasih ya."

"Oh ya Pur, Kakak punya sesuatu nih untuk kamu," ucap Bram sambil mengeluarkan sekotak coklat berbentuk love dan satu blok coklat import.

Puri tersenyum ketika melihat coklat coklat favoritnya. Sudah lama ia tidak menikmati coklat impor tersebut.

"Kamu mau makan yang mana dulu Put?" tanya Bram.

"Yang mana aja Kak, Puri suka kedua-duanya."

"Oke siap Tuan Putri," ucap Bram sambil mengupas kulit blok coklat yang berisi kacang mete.

"Nih Pur untuk kamu,"ucap Bram sambil memotong coklat.

Dengan tangan gemetar, Puri meraih coklat tersebut.

"Enakan Pur?" tanya Bram sambil tersenyum ketika melihat Puri begitu menikmati coklat itu.

"Enak Kak, minta lagi boleh?" tanya Puri tanpa sungkan.

"Oh boleh dong, ini semua kakak bawa untuk kamu Pur,"ucap Bram sambil membuka perekat pelindung bagian toples coklat berbentuk love.

Setelah membuka toples, Bram mengambil satu buah coklat yang dilapisi dengan aluminium foil berwarna emas.

"Ni Pur, untuk kamu," ucap Bram sambil menyodorkan bulatan coklat tersebut ke mulut Puri.

Karena coklat itu adalah coklat kegemarannya, puri langsung membuka mulutnya untuk menerima suapan dari Bram.

Tak sengaja ternyata Rasya melihat hal itu.

"Lagi ngapain kalian?" tanya Rasya bernada cemburu.

Terpopuler

Comments

Sweet Girl

Sweet Girl

lagi suap saupan.
Napa emang...???

2023-09-07

0

Sweet Girl

Sweet Girl

Ndak bakall lama ...
kepedean

2023-09-07

0

19senja Kimpluk87

19senja Kimpluk87

Bisa Cemburu juga ya Rasya..

2023-04-12

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!