Nyctopobia

Puri menikmati makanan yang tersaji di atas meja makan.

Meski perutnya merasa begitu lapar. namun, Puri tak terburu-buru dalam menyantap makanan yang tersaji.

Setelah selesai makan, Putri bermaksud kembali ke kamarnya untuk mengerjakan PR.

"Mommy, saya ke kamar dulu ya," izin Puri pada Bu Mita.

"Iya Nak," Jawab Bu minta sambil tersenyum.

Ketika Puri beranjak dari tempat duduknya, Bu mita teringat akan sesuatu.

"Putri!"

Langkah Putri tercekak diapun menoleh ke arah bu Mita.

"Sini dulu Putri, mommy punya sesuatu yang penting untuk kamu."

Bu Mita berjalan menuju kamarnya diikuti oleh Putri.

Setelah tiba di dalam kamar, ia masuk ke dalam kamar, kemudian kembali dalam beberapa saat.

Bu Mita menyodorkan satu papan pil yang berukuran kecil kepada Putri.

"Apa ini mommy?" tanya Putri yang tak mengerti.

Bu Mita mendekatkan wajahnya di telinga Puri.

"Ini alat kontrasepsi, kamu minum ini supaya kamu tidak hamil. Karena tidak lucu juga kalau kamu hamil padahal kamu masih sekolah," bisik Bu Mita.

Puri melirik ke arah pil tersebut kemudian memasukkannya ke dalam saku piyamanya.

"Ya sudah seperti kamu lelah sekali, kalau kamu mau istirahat, istirahat saja, tapi jangan lupa diminum ya ,biar aman," ucap Bu Mita sambil tersenyum.

"Iya mommy," sahut Puri.

Putri naik ke lantai atas kamarnya hampir bersamaan dengan Rasya.

Seperti yang diperintahkan oleh Bu Mita, Puri pun hendak meminum pil kontrasepsi tersebut kemudian mengeluarkan sebutir pil.

"Woi Pur!" seru Rasya.

Putri menoleh ke arah Rasya.

"Ada apa Kak?" tanya Puri.

"Kamu minum pil apa ?"tanya Rasya.

"Pil kontrasepsi, kata mommy biar gak hamil," sahut Puri polos.

"Hah, kepedean banget loh. Loh pikir gua mau apa bikin loh hamil?!"

Puri tertunduk sambil mengerucutkan bibirnya, dia heran kenapa setiap apa yang dilakukannya, selalu salah di mata Rasya.

"Tapi kan Kak, kita tidur bersama di satu kamar, katanya kalau seorang gadis tidur bersama seorang laki-laki, bisa bikin gadis itu hamil."

"Iya tapikan kita gak ngapa-ngapain! Sudah jangan diminum!" dengus Rasya.

"Iya Kak."

Puri menuruti perintah Rasya kemudian ia kembali ke tempat tidurnya dan bergegas tidur.

Baru lima menit terbaring di tempat tidur, Putri langsung terlelap.

Sudah lama ia tidak menikmati kasur empuk, selama ini Puri tidur di atas sofa yang ada di ruang ruangan perawatan ayahnya.

Rasya melirik ke arah Puri yang terbaring dengan lelap. Kemudian ia meraih bantal dan selimut untuk tidur di sofa dan mematikan lampu kamarnya.

Rasya meletakkan bantal di sofa kemudian berbaring.

Sofa single itu tak cukup untuk tubuhnya yang tinggi dan besar hingga sebagian kakinya menggantung ke bawah.

"Nggak enak banget sih tidur di sini."

Rasya memutar tubuhnya mencari posisi yang nyaman. Namun, setelah sekian lama, matanya juga tak mau terpejam karena tak merasakan posisi yang nyaman.

"Ih pindah ke tempat tidur saja. Kenapa aku yang harus menderita karena mengalah padanya, itu kan tempat tidurku," ucap Rasya  sambil membanting-bantal di atas tempat tidur.

Kemudian ia menghempaskan tubuhnya di atas tempat tidur.

Puri perlahan membuka kelopak matanya  karena merasakan guncangan tempat tidur akibat hempasan tubuh Rasya seketika jantung puri berdetak kencang karena mendapati ruangan itu terasa begitu gelap.

Puri mulai panik dan merasakan sesak pada bagian dadanya.

"Hua gelap! Gelap sekali! Dimana lampunya! Dimana lampunya, tolong hidupkan lampunya," teriak Puri sambil meraba-raba daerah sekitarnya.

"Woi, berisik banget sih!" bentak Rasya sambil menghidupkan lampu tidurnya.

Klek… suasa remang-remang pun tercipta karena lampu tidur yang dinyalakan oleh Rasya

"Kak! Kenapa lampunya dimatikan, aku takut tidur dalam keadaan gelap," ujar Putri dengan panik.

"Eh, ini kamar, kamar gue! Terserah gue dong mau matikan lampu atau tidak!"

"Iya Kak, tapi aku trauma Kak.Aku mengidap Nyctophobia.Aku takut gelap," ucap Puri dengan tubuh yang gemetar karena takut.

"Ya sudah," dengus Rasya.

Rasya bangkit kemudian menghidupkan kembali lampu kamarnya.

Klik… seketika ruang tersebut menjadi terang benderang.

"Puas?!" Bentak Rasya.

Rasya melihat ke arah Puri yang berkeringat dengan wajah yang pucat pasi sedang memeluk lututnya.

'Sepertinya dia memang benar-benar phobia,' batin Rasya.

"Sudah tidur lagi!" bentak  Rasya lagi.

"Iya Kak," sahut Puri sambil kembali berbaring di atas tempat tidurnya.

Meski lampu tetap menyala, tetap saja Puri merasa takut, tubuhnya pun masih gemetaran.

Rasya masih menatap menatap kesal ke arah Puri.

"Mikirin dia, gua jadi yang nggak bisa tidur," dengus Rasya.

Rasya sudah terbiasa tidur dalam keadaan gelap. Namun kali ini ia kembali harus mengalah karena puri.

Rasya tidur di samping putri, matanya menatap langit-langit kamarnya. Beberapa kali ia menguap karena mengantuk. Namun tetap saja matanya tak mau terpejam.

Satu jam kemudian Putri kembali terlelap karena terdengar dengkuran halus di telinganya.

"Sudah tidur, apa gue mematikan lampu saja ya, tapi kalau dia terbangun bikin repot gue lagi," dengus Rasya.

.

Terpopuler

Comments

Putri Minwa

Putri Minwa

semangat

2023-04-12

0

Eva Karmita

Eva Karmita

jangan marah" dong entar jatuh cinta sama Puri baru tau rasa looo 🤪😂

2023-04-08

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!