Chapter 14 : Seorang Siswa Kelas 3

Rin dan Albert terkejut dengan kemunculan aku dan Bu Nanase yang keluar dari rumah secara bersamaan.

"Kalian tidur bersama, panggil penghulu, polisi, wartawan juga."

"Berhentilah melebihkan hal tidak penting Albert, ada adikku juga di dalam jadi tidak ada hal yang terjadi dan untuk ceritanya itu sangat panjang."

"Ini urusan kami berdua jadi lebih baik dirahasiakan."

Bu Nanase memperkeruh keadaan dengan perkataan yang sama sekali tidak bertanggung jawab, aku sekali lagi memastikan tidak terjadi apapun.

Rin mengembungkan pipinya cemberut.

"Apa tipemu wanita dewasa yang lebih tua?"

"Benar, kau juga belum mengatakan apapun soal itu.. padahal aku punya majalah yang tepat untukmu."

Bu Nanase mengeledah tas milik Albert lalu merobeknya.

"Kamu belum cukup umur untuk mempunyai hal seperti ini."

"Tidak, padahal aku ingin menaruhnya sebagai harta keluarga."

Mari abaikan saja orang saraf ini.

Kami berjalan bersama ke sekolah lalu berpisah di gerbang dengan Bu Nanase.

"Hari ini aku akan menemuinya kalian pulanglah lebih dulu."

"Dimengerti."

Alih-alih pergi membawa banyak orang, pemuda yang aku tuju sekarang lebih tertutup dari siapa pun, dia sudah beberapa bulan tidak masuk sekolah serta kemungkinan besar ia harus tinggal kelas untuk tahun ini.

Aden kelas 3-D.

"Ini alamatnya."

Aku kembali mengetuk pintu kontrakan beberapa kali dan tidak terdengar jawaban, apa tidak ada orang di sini?

Dari bawah seorang ibu-ibu yang sedang berjemur pakaian berkata padaku.

"Apa kamu temannya Aden?"

"Iya, apa dia ada di rumah?"

"Kurasa kemungkinan besar ia pergi ke sungai, cobalah untuk pergi ke sana."

"Bukannya dia pengurung diri."

"Ia terkadang keluar juga untuk pergi ke sana, nanti juga tahu."

"Aku mengerti, terima kasih banyak."

Aku pergi ke sungai yang dimaksud dan di bantalan pinggir sungai yang dihiasi rerumputan seorang dengan rambut acak-acakan hitam mengembang layaknya singa sedang berbaring di sana.

"Kelihatan ada seseorang yang menyuruhmu datang kemari? Sudah aku katakan aku tidak ingin sekolah lagi."

"Aku tidak datang untuk itu."

Mendengar balasanku ia bangkit segera mungkin.

"Apa maksudmu?"

"Kami berniat membuat perusahaan game dan aku pikir aku ingin mengundangmu untuk bergabung."

Ia mengibaskan tangannya.

"Lupakan saja aku tidak berminat, apa hal semacam membuat game menyenangkan."

"Tentu saja, kamu tidak sekolah karena bosan bukan, tapi game berbeda."

"Aku tidak mempercayainya."

Dia kembali menjatuhkan dirinya kemudian menggulung tubuhnya, meringkuk.

"Setiap game memiliki jalan cerita, karakter yang berbeda-beda ketika kamu sudah memainkannya kamu akan tertarik dengan itu."

"Kau seperti seseorang yang sudah yakin akan hal itu."

"Mainkan saja beberapa game dan kau akan mengerti."

Aden adalah tipe jenius yang ahli dalam perkomputeran, bahkan jika dia tidak sekolah hal itu tidak akan pernah mempengaruhinya.

Dulu dia pernah menjual software anti virus dan itu laku di pasaran, jika saja bukan karena sifatnya yang mudah bosan ia sudah menjadi seorang yang berperan penting dalam hal teknologi.

Untuk sekarang aku memilih meninggalkannya sendirian.

Orang selalu menganggap bahwa jenius tidak mengalami kesulitan dalam hidup mereka namun sesungguhnya hal itu tidaklah tepat.

Aden tadinya hidup mapan dengan orang tua kaya raya, mereka terlibat kasus penggelapan uang dan akhirnya ditangkap dan dimasukkan di penjara.

Sejak Itulah Aden mulai bersikap tertutup.

Kasus penggelapan uang memiliki masa hukuman paling singkat terlepas berapa triliun yang mereka ambil, karena itulah saat kedua orang tuanya bebas, mereka melarikan diri ke negara lain untuk hidup baru, sedangkan dirinya memilih untuk tetap tinggal, tidak ada alasan bagus di dalamnya, dia hanya membenci kedua orang tuanya yang telah menghancurkan kehidupannya.

Itu hanya cerita yang aku dengar dari Bu Nanase.

Aku menatap langit yang kini mulai menampilkan warna jingga memukau yang menandakan untukku untuk pulang.

Tadi pagi makanan yang dibuat Tiara sangat enak, aku senang dia terlihat puas saat mengalahkan Bu Nanase, walaupun kompetisi aneh di antara keduanya masihlah belum selesai.

Terpopuler

Comments

SDull

SDull

smangat trus thor smangat

2023-04-11

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog : Pertemuan Dari Sebuah Takdir
2 Chapter 01 : Seorang Guru Ceria Sebagai Wali Kelas
3 Chapter 02 : Seorang Penulis Dan Seorang Pemimpi
4 Chapter 03 : Sebuah Permintaan
5 Chapter 04 : Mencari Rekan Yang Lain
6 Chapter 05 : Adik Perempuan
7 Chapter 06 : Gadis Petarung Adalah Seorang Ilustrator Terbaik
8 Chapter 07 : Sebuah Game Selalu Bisa Menyelesaikan Perdebatan
9 Chapter 08 : Perkumpulan SMA
10 Chapter 09 : Pergi Ke Toko Buku
11 Chapter 10 : Pelajaran Olahraga
12 Chapter 11 : Pesona Dewasa Dari Guru Ini
13 Chapter 12 : Obrolan Di Meja Makan
14 Chapter 13 : Sebuah Even
15 Chapter 14 : Seorang Siswa Kelas 3
16 Chapter 15 : Sebuah Game Galge
17 Chapter 16 : Ruangan Kerja
18 Chapter 17 : Bug Selalu Muncul Dalam Sebuah Game
19 Chapter 18 : Hasil Dari Semuanya
20 Chapter 19 : Liburan Setelah Bekerja Keras Adalah Hal Yang Dibutuhkan
21 Chapter 20 : Pondok Di Tengah Hutan
22 Chapter 21 : Fakta Tersembunyi
23 Chapter 22 : Akhir Liburan
24 Chapter 23 : Alexia Pindah Rumah
25 Chapter 24 : Pekerjaan Berikutnya
26 Chapter 25 : Surat Tantangan
27 Chapter 26 : Diskusi Game Kedua
28 Chapter 27 : Pengisi Suara Tambahan
29 Chapter 28 : Even Romantis Dari Seorang Guru
30 Chapter 29 : Undangan Dari Televisi
31 Chapter 30 : Wawancara
32 Chapter 31 : Pertemuan Di Perpustakaan
33 Chapter 32 : Kesepakatan
34 Chapter 33 : Jajanan Pinggir Jalan
35 Chapter 34 : Murid Jenius Sesungguhnya
36 Chapter 35 : Terlalu Manis Mungkin Membuatmu Diabetes
37 Chapter 36 : Sebuah Ancaman
38 Chapter 37 : Sebuah Bakat
39 Chapter 38 : Yang Terjadi Setelahnya
40 Chapter 39 : Festival Olahraga Telah Dimulai
41 Chapter 40 : Sebuah Undangan Ke Taman Hiburan
42 Chapter 41 : Satu Pekerjaan Lainnya Telah Selesai
43 Chapter 42 : Bertemu Orang Tua Erna
44 Chapter 43 : Alasan
45 Chapter 44 : Pria Yang Dibenci
46 Chapter 45 : Makan Malam
47 Chapter 46 : Tamu Tak Diundang
48 Chapter 47 : Lambaian Tangan
49 Chapter 48 : Berkunjung Ke Rumah Rin
50 Chapter 49 : Bermain Game Bersama
51 Chapter 50 : Piknik Perusahaan
52 Chapter 51 : Perjalanan
53 Chapter 52 : Berjalan Kaki
54 Chapter 53 : Semester Baru
55 Chapter 54 : Siswi Pindahan
56 Chapter 55 : Seorang Kakak
57 Chapter 56 : Kunjungan Kecil
58 Chapter 57 : Sepulang Sekolah
59 Chapter 58 : Pekerjaan Untuk Festival Budaya
60 Chapter 59 : Musuh Terbesar
61 Chapter 60 : Rumah Hantu
62 Chapter 61 : Persaingan
63 Chapter 62 : Hasil Dari Kerja Keras
64 Chapter 63 : Kembali Ke Sekolah
65 Chapter 64 : Penculikan
66 Chapter 65 : Perkelahian Para Gadis
67 Chapter 66 : Kunjungan Tamu
68 Chapter 67 : Kerja Sama
69 Chapter 68 : Sebuah Kenyataan
70 Chapter 69 : Kenangan Masa Lalu
71 Chapter 70 : Kelas Baru
72 Epilog : Bagian Akhir (End)
Episodes

Updated 72 Episodes

1
Prolog : Pertemuan Dari Sebuah Takdir
2
Chapter 01 : Seorang Guru Ceria Sebagai Wali Kelas
3
Chapter 02 : Seorang Penulis Dan Seorang Pemimpi
4
Chapter 03 : Sebuah Permintaan
5
Chapter 04 : Mencari Rekan Yang Lain
6
Chapter 05 : Adik Perempuan
7
Chapter 06 : Gadis Petarung Adalah Seorang Ilustrator Terbaik
8
Chapter 07 : Sebuah Game Selalu Bisa Menyelesaikan Perdebatan
9
Chapter 08 : Perkumpulan SMA
10
Chapter 09 : Pergi Ke Toko Buku
11
Chapter 10 : Pelajaran Olahraga
12
Chapter 11 : Pesona Dewasa Dari Guru Ini
13
Chapter 12 : Obrolan Di Meja Makan
14
Chapter 13 : Sebuah Even
15
Chapter 14 : Seorang Siswa Kelas 3
16
Chapter 15 : Sebuah Game Galge
17
Chapter 16 : Ruangan Kerja
18
Chapter 17 : Bug Selalu Muncul Dalam Sebuah Game
19
Chapter 18 : Hasil Dari Semuanya
20
Chapter 19 : Liburan Setelah Bekerja Keras Adalah Hal Yang Dibutuhkan
21
Chapter 20 : Pondok Di Tengah Hutan
22
Chapter 21 : Fakta Tersembunyi
23
Chapter 22 : Akhir Liburan
24
Chapter 23 : Alexia Pindah Rumah
25
Chapter 24 : Pekerjaan Berikutnya
26
Chapter 25 : Surat Tantangan
27
Chapter 26 : Diskusi Game Kedua
28
Chapter 27 : Pengisi Suara Tambahan
29
Chapter 28 : Even Romantis Dari Seorang Guru
30
Chapter 29 : Undangan Dari Televisi
31
Chapter 30 : Wawancara
32
Chapter 31 : Pertemuan Di Perpustakaan
33
Chapter 32 : Kesepakatan
34
Chapter 33 : Jajanan Pinggir Jalan
35
Chapter 34 : Murid Jenius Sesungguhnya
36
Chapter 35 : Terlalu Manis Mungkin Membuatmu Diabetes
37
Chapter 36 : Sebuah Ancaman
38
Chapter 37 : Sebuah Bakat
39
Chapter 38 : Yang Terjadi Setelahnya
40
Chapter 39 : Festival Olahraga Telah Dimulai
41
Chapter 40 : Sebuah Undangan Ke Taman Hiburan
42
Chapter 41 : Satu Pekerjaan Lainnya Telah Selesai
43
Chapter 42 : Bertemu Orang Tua Erna
44
Chapter 43 : Alasan
45
Chapter 44 : Pria Yang Dibenci
46
Chapter 45 : Makan Malam
47
Chapter 46 : Tamu Tak Diundang
48
Chapter 47 : Lambaian Tangan
49
Chapter 48 : Berkunjung Ke Rumah Rin
50
Chapter 49 : Bermain Game Bersama
51
Chapter 50 : Piknik Perusahaan
52
Chapter 51 : Perjalanan
53
Chapter 52 : Berjalan Kaki
54
Chapter 53 : Semester Baru
55
Chapter 54 : Siswi Pindahan
56
Chapter 55 : Seorang Kakak
57
Chapter 56 : Kunjungan Kecil
58
Chapter 57 : Sepulang Sekolah
59
Chapter 58 : Pekerjaan Untuk Festival Budaya
60
Chapter 59 : Musuh Terbesar
61
Chapter 60 : Rumah Hantu
62
Chapter 61 : Persaingan
63
Chapter 62 : Hasil Dari Kerja Keras
64
Chapter 63 : Kembali Ke Sekolah
65
Chapter 64 : Penculikan
66
Chapter 65 : Perkelahian Para Gadis
67
Chapter 66 : Kunjungan Tamu
68
Chapter 67 : Kerja Sama
69
Chapter 68 : Sebuah Kenyataan
70
Chapter 69 : Kenangan Masa Lalu
71
Chapter 70 : Kelas Baru
72
Epilog : Bagian Akhir (End)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!