Chapter 12 : Obrolan Di Meja Makan

Adikku berteriak saat aku datang dengan Bu Nanase.

"Kenapa kakak muncul bersamanya?"

"Apa maksudmu, aku calon istri kakakmu."

Perkataan tersebut telah memukulnya telat hingga berlutut di lantai.

"Padahal kakak punya aku, padahal aku pikir aku akan siap jika suatu hari kakak melamarku."

"Ara, Siscon."

"Itu jelas mustahil."

"Tetap saja lebih mustahil jika kakak bersamanya, dia seorang guru hubungan terlarang seperti ini tidak diizinkan."

"Kamu seharusnya berkata itu pada dirimu sendiri."

Tiara mengernyitkan alisnya.

"Ini semua sama seperti seorang putri yang ingin menikahi ayahnya bukan?"

"Bisa dibilang begitu."

"Hari ini aku akan menginap di sini jadi serahkan urusan rumah tangga padaku."

"Kakak?"

Dengan wajah kebingungan Tiara melirik ke arahku, dan aku mengangkat bahuku lemas.

"Ia memaksaku."

"Guru mesum, seenaknya dan juga tidak sopan."

"Kebanyakan orang mengatakan itu juga."

Serangannya sama sekali tidak mempan pada guru ini. Aku memegangi bahu Tiara lalu mendorongnya masuk.

"Sebaiknya kamu duduk saja, demammu sudah turun meski demikian kau harus banyak beristirahat."

"Aku menolak pernikahan ini."

"Siapa lagi yang mau menikah."

Aku juga duduk di sampingnya sementara guru yang ceria telah menaruh banyak bahan makanan yang dia beli sendiri.

Ia bahkan meminjam celemek adikku yang berwarna merah muda, tidak lupa dia juga mengikat rambutnya sanggul.

"Hari ini aku akan tunjukkan pesona dewasaku sebagai seorang guru, lihat baik-baik."

"Hah?" kata Tiara mengambil waktu sejenak.

"Kakak, jelas sekali dia mencoba merayumu.. katakan padaku bahwa pesonanya tidak mempan padamu."

Aku menjatuhkan kepalaku di meja.

"Kakak suka yang besar bukan."

"Aku seorang pria pada umumnya."

"Aku merasa menemukan seorang saingan kelas berat sekarang."

Adikku malah jadi banyak bicara ketika menyangkut hal-hal seperti ini. Aku ingat sudah berapa tahun dia tidak bersikap demikian.

Aku sekaligus senang dan juga merasa akan kerepotan ke depannya.

Di sisi lain Bu Nanase tidak pernah mengalihkan pandangan dari pekerjaannya, dia mulai membersihkan sayuran dan juga tempe sebelum memotongnya dadunya.

Dari apa yang dia coba lakukan sudah jelas dia akan membuat tumis tempe, ia juga sudah merebus daging ayam yang diberikan bumbu.

Saat dia dia mengulek cobek dia juga menggoyangkan pantatnya.

Ampuni dosa hamba ini yang terus melihatnya.

"Sup ayam ginseng, aku tidak menyangka bahwa ia ahli dalam memaksa, tingkat persaingan naik pesat."

"Ayolah Tiara, tidak perlu menganggap candaan Bu Nanase sesuatu yang serius."

Kini pandangan adikku semakin tajam.

"Jika seorang perempuan bilang bahwa dia menyukai cowok dia akan mengatakannya jujur hal itu juga berlaku sebaliknya."

"Aku tidak percaya itu."

"Itu kenyatannya, jika pun ada yang berbohong dia adalah perempuan jahat yang bersembunyi di balik nama kebaikan.. aku selalu membenci cewek baik Hikigaya Hachiman juga berkata demikian."

"Yahari Ore no Seishun Love Come wa Machigatteiru."

Aku menjatuhkan bahuku selagi menyebut judul novelnya.

Adikku terlalu terpengaruh light novel, hal-hal seperti komedi romantis tidak benar-benar ada di dunia nyata.

Ketika aku memikirkannya Tiara segera menambahkan seolah membaca pikiranku.

Dia esper kah?

"Hal seperti itu ada, sekarang buktinya, seorang pria cantik yang tiba-tiba jatuh cinta pada kakak, seorang gadis yang tertutup ternyata seorang gadis cantik, seorang gadis preman yang baru mengenal cinta dan juga seorang guru yang menaruh perasaan pada muridnya sendiri, semua itu komedi romantis yang terjadi pada kakak."

"Yang pertama itu mengerikan, dan yang ketiga terlalu dibuat-buat."

"Tapi yang kedua dan ketiga kemungkinannya besar.. kalau ditambahkan denganku sang adik yang menjadi protagonis sempurna mereka tidak akan menyaingiku, coba sebutkan perbedaannya dunia nyata dan novel."

Aku memilih mengabaikannya dan beralih ke topik berbeda.

"Bagaimana dengan novel yang kemarin aku berikan? Aku ingin mendengar pendapatmu juga."

"Ah yang itu, jika tidak salah kakak bilang itu buatan kak Rin juga."

"Iya."

Episodes
1 Prolog : Pertemuan Dari Sebuah Takdir
2 Chapter 01 : Seorang Guru Ceria Sebagai Wali Kelas
3 Chapter 02 : Seorang Penulis Dan Seorang Pemimpi
4 Chapter 03 : Sebuah Permintaan
5 Chapter 04 : Mencari Rekan Yang Lain
6 Chapter 05 : Adik Perempuan
7 Chapter 06 : Gadis Petarung Adalah Seorang Ilustrator Terbaik
8 Chapter 07 : Sebuah Game Selalu Bisa Menyelesaikan Perdebatan
9 Chapter 08 : Perkumpulan SMA
10 Chapter 09 : Pergi Ke Toko Buku
11 Chapter 10 : Pelajaran Olahraga
12 Chapter 11 : Pesona Dewasa Dari Guru Ini
13 Chapter 12 : Obrolan Di Meja Makan
14 Chapter 13 : Sebuah Even
15 Chapter 14 : Seorang Siswa Kelas 3
16 Chapter 15 : Sebuah Game Galge
17 Chapter 16 : Ruangan Kerja
18 Chapter 17 : Bug Selalu Muncul Dalam Sebuah Game
19 Chapter 18 : Hasil Dari Semuanya
20 Chapter 19 : Liburan Setelah Bekerja Keras Adalah Hal Yang Dibutuhkan
21 Chapter 20 : Pondok Di Tengah Hutan
22 Chapter 21 : Fakta Tersembunyi
23 Chapter 22 : Akhir Liburan
24 Chapter 23 : Alexia Pindah Rumah
25 Chapter 24 : Pekerjaan Berikutnya
26 Chapter 25 : Surat Tantangan
27 Chapter 26 : Diskusi Game Kedua
28 Chapter 27 : Pengisi Suara Tambahan
29 Chapter 28 : Even Romantis Dari Seorang Guru
30 Chapter 29 : Undangan Dari Televisi
31 Chapter 30 : Wawancara
32 Chapter 31 : Pertemuan Di Perpustakaan
33 Chapter 32 : Kesepakatan
34 Chapter 33 : Jajanan Pinggir Jalan
35 Chapter 34 : Murid Jenius Sesungguhnya
36 Chapter 35 : Terlalu Manis Mungkin Membuatmu Diabetes
37 Chapter 36 : Sebuah Ancaman
38 Chapter 37 : Sebuah Bakat
39 Chapter 38 : Yang Terjadi Setelahnya
40 Chapter 39 : Festival Olahraga Telah Dimulai
41 Chapter 40 : Sebuah Undangan Ke Taman Hiburan
42 Chapter 41 : Satu Pekerjaan Lainnya Telah Selesai
43 Chapter 42 : Bertemu Orang Tua Erna
44 Chapter 43 : Alasan
45 Chapter 44 : Pria Yang Dibenci
46 Chapter 45 : Makan Malam
47 Chapter 46 : Tamu Tak Diundang
48 Chapter 47 : Lambaian Tangan
49 Chapter 48 : Berkunjung Ke Rumah Rin
50 Chapter 49 : Bermain Game Bersama
51 Chapter 50 : Piknik Perusahaan
52 Chapter 51 : Perjalanan
53 Chapter 52 : Berjalan Kaki
54 Chapter 53 : Semester Baru
55 Chapter 54 : Siswi Pindahan
56 Chapter 55 : Seorang Kakak
57 Chapter 56 : Kunjungan Kecil
58 Chapter 57 : Sepulang Sekolah
59 Chapter 58 : Pekerjaan Untuk Festival Budaya
60 Chapter 59 : Musuh Terbesar
61 Chapter 60 : Rumah Hantu
62 Chapter 61 : Persaingan
63 Chapter 62 : Hasil Dari Kerja Keras
64 Chapter 63 : Kembali Ke Sekolah
65 Chapter 64 : Penculikan
66 Chapter 65 : Perkelahian Para Gadis
67 Chapter 66 : Kunjungan Tamu
68 Chapter 67 : Kerja Sama
69 Chapter 68 : Sebuah Kenyataan
70 Chapter 69 : Kenangan Masa Lalu
71 Chapter 70 : Kelas Baru
72 Epilog : Bagian Akhir (End)
Episodes

Updated 72 Episodes

1
Prolog : Pertemuan Dari Sebuah Takdir
2
Chapter 01 : Seorang Guru Ceria Sebagai Wali Kelas
3
Chapter 02 : Seorang Penulis Dan Seorang Pemimpi
4
Chapter 03 : Sebuah Permintaan
5
Chapter 04 : Mencari Rekan Yang Lain
6
Chapter 05 : Adik Perempuan
7
Chapter 06 : Gadis Petarung Adalah Seorang Ilustrator Terbaik
8
Chapter 07 : Sebuah Game Selalu Bisa Menyelesaikan Perdebatan
9
Chapter 08 : Perkumpulan SMA
10
Chapter 09 : Pergi Ke Toko Buku
11
Chapter 10 : Pelajaran Olahraga
12
Chapter 11 : Pesona Dewasa Dari Guru Ini
13
Chapter 12 : Obrolan Di Meja Makan
14
Chapter 13 : Sebuah Even
15
Chapter 14 : Seorang Siswa Kelas 3
16
Chapter 15 : Sebuah Game Galge
17
Chapter 16 : Ruangan Kerja
18
Chapter 17 : Bug Selalu Muncul Dalam Sebuah Game
19
Chapter 18 : Hasil Dari Semuanya
20
Chapter 19 : Liburan Setelah Bekerja Keras Adalah Hal Yang Dibutuhkan
21
Chapter 20 : Pondok Di Tengah Hutan
22
Chapter 21 : Fakta Tersembunyi
23
Chapter 22 : Akhir Liburan
24
Chapter 23 : Alexia Pindah Rumah
25
Chapter 24 : Pekerjaan Berikutnya
26
Chapter 25 : Surat Tantangan
27
Chapter 26 : Diskusi Game Kedua
28
Chapter 27 : Pengisi Suara Tambahan
29
Chapter 28 : Even Romantis Dari Seorang Guru
30
Chapter 29 : Undangan Dari Televisi
31
Chapter 30 : Wawancara
32
Chapter 31 : Pertemuan Di Perpustakaan
33
Chapter 32 : Kesepakatan
34
Chapter 33 : Jajanan Pinggir Jalan
35
Chapter 34 : Murid Jenius Sesungguhnya
36
Chapter 35 : Terlalu Manis Mungkin Membuatmu Diabetes
37
Chapter 36 : Sebuah Ancaman
38
Chapter 37 : Sebuah Bakat
39
Chapter 38 : Yang Terjadi Setelahnya
40
Chapter 39 : Festival Olahraga Telah Dimulai
41
Chapter 40 : Sebuah Undangan Ke Taman Hiburan
42
Chapter 41 : Satu Pekerjaan Lainnya Telah Selesai
43
Chapter 42 : Bertemu Orang Tua Erna
44
Chapter 43 : Alasan
45
Chapter 44 : Pria Yang Dibenci
46
Chapter 45 : Makan Malam
47
Chapter 46 : Tamu Tak Diundang
48
Chapter 47 : Lambaian Tangan
49
Chapter 48 : Berkunjung Ke Rumah Rin
50
Chapter 49 : Bermain Game Bersama
51
Chapter 50 : Piknik Perusahaan
52
Chapter 51 : Perjalanan
53
Chapter 52 : Berjalan Kaki
54
Chapter 53 : Semester Baru
55
Chapter 54 : Siswi Pindahan
56
Chapter 55 : Seorang Kakak
57
Chapter 56 : Kunjungan Kecil
58
Chapter 57 : Sepulang Sekolah
59
Chapter 58 : Pekerjaan Untuk Festival Budaya
60
Chapter 59 : Musuh Terbesar
61
Chapter 60 : Rumah Hantu
62
Chapter 61 : Persaingan
63
Chapter 62 : Hasil Dari Kerja Keras
64
Chapter 63 : Kembali Ke Sekolah
65
Chapter 64 : Penculikan
66
Chapter 65 : Perkelahian Para Gadis
67
Chapter 66 : Kunjungan Tamu
68
Chapter 67 : Kerja Sama
69
Chapter 68 : Sebuah Kenyataan
70
Chapter 69 : Kenangan Masa Lalu
71
Chapter 70 : Kelas Baru
72
Epilog : Bagian Akhir (End)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!