Adikku berteriak saat aku datang dengan Bu Nanase.
"Kenapa kakak muncul bersamanya?"
"Apa maksudmu, aku calon istri kakakmu."
Perkataan tersebut telah memukulnya telat hingga berlutut di lantai.
"Padahal kakak punya aku, padahal aku pikir aku akan siap jika suatu hari kakak melamarku."
"Ara, Siscon."
"Itu jelas mustahil."
"Tetap saja lebih mustahil jika kakak bersamanya, dia seorang guru hubungan terlarang seperti ini tidak diizinkan."
"Kamu seharusnya berkata itu pada dirimu sendiri."
Tiara mengernyitkan alisnya.
"Ini semua sama seperti seorang putri yang ingin menikahi ayahnya bukan?"
"Bisa dibilang begitu."
"Hari ini aku akan menginap di sini jadi serahkan urusan rumah tangga padaku."
"Kakak?"
Dengan wajah kebingungan Tiara melirik ke arahku, dan aku mengangkat bahuku lemas.
"Ia memaksaku."
"Guru mesum, seenaknya dan juga tidak sopan."
"Kebanyakan orang mengatakan itu juga."
Serangannya sama sekali tidak mempan pada guru ini. Aku memegangi bahu Tiara lalu mendorongnya masuk.
"Sebaiknya kamu duduk saja, demammu sudah turun meski demikian kau harus banyak beristirahat."
"Aku menolak pernikahan ini."
"Siapa lagi yang mau menikah."
Aku juga duduk di sampingnya sementara guru yang ceria telah menaruh banyak bahan makanan yang dia beli sendiri.
Ia bahkan meminjam celemek adikku yang berwarna merah muda, tidak lupa dia juga mengikat rambutnya sanggul.
"Hari ini aku akan tunjukkan pesona dewasaku sebagai seorang guru, lihat baik-baik."
"Hah?" kata Tiara mengambil waktu sejenak.
"Kakak, jelas sekali dia mencoba merayumu.. katakan padaku bahwa pesonanya tidak mempan padamu."
Aku menjatuhkan kepalaku di meja.
"Kakak suka yang besar bukan."
"Aku seorang pria pada umumnya."
"Aku merasa menemukan seorang saingan kelas berat sekarang."
Adikku malah jadi banyak bicara ketika menyangkut hal-hal seperti ini. Aku ingat sudah berapa tahun dia tidak bersikap demikian.
Aku sekaligus senang dan juga merasa akan kerepotan ke depannya.
Di sisi lain Bu Nanase tidak pernah mengalihkan pandangan dari pekerjaannya, dia mulai membersihkan sayuran dan juga tempe sebelum memotongnya dadunya.
Dari apa yang dia coba lakukan sudah jelas dia akan membuat tumis tempe, ia juga sudah merebus daging ayam yang diberikan bumbu.
Saat dia dia mengulek cobek dia juga menggoyangkan pantatnya.
Ampuni dosa hamba ini yang terus melihatnya.
"Sup ayam ginseng, aku tidak menyangka bahwa ia ahli dalam memaksa, tingkat persaingan naik pesat."
"Ayolah Tiara, tidak perlu menganggap candaan Bu Nanase sesuatu yang serius."
Kini pandangan adikku semakin tajam.
"Jika seorang perempuan bilang bahwa dia menyukai cowok dia akan mengatakannya jujur hal itu juga berlaku sebaliknya."
"Aku tidak percaya itu."
"Itu kenyatannya, jika pun ada yang berbohong dia adalah perempuan jahat yang bersembunyi di balik nama kebaikan.. aku selalu membenci cewek baik Hikigaya Hachiman juga berkata demikian."
"Yahari Ore no Seishun Love Come wa Machigatteiru."
Aku menjatuhkan bahuku selagi menyebut judul novelnya.
Adikku terlalu terpengaruh light novel, hal-hal seperti komedi romantis tidak benar-benar ada di dunia nyata.
Ketika aku memikirkannya Tiara segera menambahkan seolah membaca pikiranku.
Dia esper kah?
"Hal seperti itu ada, sekarang buktinya, seorang pria cantik yang tiba-tiba jatuh cinta pada kakak, seorang gadis yang tertutup ternyata seorang gadis cantik, seorang gadis preman yang baru mengenal cinta dan juga seorang guru yang menaruh perasaan pada muridnya sendiri, semua itu komedi romantis yang terjadi pada kakak."
"Yang pertama itu mengerikan, dan yang ketiga terlalu dibuat-buat."
"Tapi yang kedua dan ketiga kemungkinannya besar.. kalau ditambahkan denganku sang adik yang menjadi protagonis sempurna mereka tidak akan menyaingiku, coba sebutkan perbedaannya dunia nyata dan novel."
Aku memilih mengabaikannya dan beralih ke topik berbeda.
"Bagaimana dengan novel yang kemarin aku berikan? Aku ingin mendengar pendapatmu juga."
"Ah yang itu, jika tidak salah kakak bilang itu buatan kak Rin juga."
"Iya."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments