Hari ini aku mengantar Rin mengunjungi toko buku tidak jauh dari kediamannya yang bisa ditempuh 10 menit dengan busway.
"Maaf membuatmu menunggu, apa sudah lama," Rin muncul dengan mengenakan gaun putih serta topi bundar dan tas menggantung di bahunya.
"Baru sampai, kamu terlihat imut dengan pakaian seperti itu."
"Terima kasih."
Itu adalah gaun yang pernah aku belikan untuknya, selama ini dia selalu terlihat suram dengan pakaian gelap karena itulah ia akan cocok dengan pakaian yang sedikit lebih cerah.
Dengan malu-malu Rin berjalan mendahului.
"Ayo cepatan."
"Hmm."
Dia gugup sekaligus bersemangat, tempo hari dia hubungi oleh editornya tentang bukunya yang akan diterbitkan hari ini, aku juga pemasaran bagaimana penjualannya di toko buku.
Toko yang kami masuki adalah salah satu toko buku terbesar di sini, rentetan buku dari berbagai jenis telah diperlihatkan dan ditumpuk agar setiap orang bisa masuk dan memilih apa yang mereka sukai.
Di rak-rak panjang juga begitu.
Karena sudah terlanjur di sini aku juga akan membeli satu atau dua buku.
"Lihat ini Tora, bagaimana menurutmu tentang sampul bukunya?"
Yang ditunjukkan di sana adalah seorang gadis sekolahan yang berdiri dengan sebuah pedang di depan wajahnya, judulnya 'Magic School Assassin' sesuai yang diduga ini adalah volume pertama dari karya Rin.
"Itu terlihat bagus."
"Hehe jika penjualannya bagus, kemungkinan akan dilanjutkan ke volume 2 dan seterusnya ."
"Aku turut senang akan hal itu, aku akan beli tiga, satu untukku, satu untuk adikku dan satu lagi untuk dipajang."
"Sebagai penulisnya aku sangat berterima kasih."
Di Indonesia sendiri tidak banyak penulis lokal yang mengambil konsep seperti ini. Walau jarang bukan berarti tidak ada, beberapa LN dari Jepang juga ditawarkan di sini, seperti Sword Art Online, Detektif Conan, One Piece dan juga Naruto. Walau kebanyakan lebih dijual belikan dalam bentuk manga.
"Untuk referensi aku juga ingin membeli karya penulis lainnya... yang ini, ini dan ini."
Sebaiknya aku menemaninya untuk membawakan keranjangnya, ketika aku hendak melangkah seseorang telah menarik tanganku.
"Hey, apa di tanganmu itu Magic School Assassin?"
Yang berkata itu adalah seorang wanita di awal 20an dengan gaya rambut emo serta pakaian gelap bermotif tengkorak, bibirnya ditindik dan juga diberi bilasan ungu.
"Apa kau juga menyukai buku ini?"
"Tentu saja, aku fansnya penulis Mermaid, aku hanya bertanya karena tidak tahu di mana karyawan toko meletakannya."
Aku menunjuk ke arah buku yang dimaksud.
"Apa, mereka meletakannya di belakang? Seharusnya mereka meletakannya di depan, akan aku protes toko ini."
Dia pergi begitu saja dengan marah-marah sampai Rin muncul dari balik rak.
"Ada apa Tora?"
"Sepertinya ada fansmu yang tidak menerima bukumu diletakan di belakang."
"Fans?"
Ketika Rin memperhatikan siapa yang aku maksud, dia terlihat terkejut.
"Dia editorku, Rana."
"Penampilan editormu seperti itu?"
Mata keduanya saling bertemu hingga kami memutuskan untuk mengobrol di salah satu kafetaria terdekat.
"Tidak kusangka aku bisa bertemu dengan Rin yang ogah-ogahan pergi ke luar, apa dia pacarmu?"
"Bu-bukan, ia teman sekelasku dan juga ketua dari game yang pernah aku ceritakan."
"Namaku Tora, salam kenal."
"Kau Tora yang itu, aku sudah mendengar banyak hal dari Rin."
"Banyak hal kah?"
Aku melirik ke arah Rin dan ia segera menundukkan kepalanya dengan wajah memerah. Aku penasaran apa yang ia katakan tentangku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments