Membuat Game Di SMA

Membuat Game Di SMA

Prolog : Pertemuan Dari Sebuah Takdir

Sejak dulu aku memiliki sebuah impian.

"Ayah, game ini sangat luar biasa."

"Benar kan, ngomong-ngomong ayahmu lah yang membuatnya. Ayah memiliki rekan-rekan yang hebat dalam menciptakannya."

"Waah."

Sebagai anak kecil aku selalu mengagumi ayahku yang merupakan seorang pekerja keras, dia selalu menceritakan bagaimana hari-harinya saat bekerja walau terkadang menyusahkan ia selalu senang menjalaninya.

Namun beberapa tahun berikutnya saat aku menginjak SMP hal itu berubah, perusahaan ayah bangkrut karena seseorang menjual ide mereka ke perusahaan lain, ibuku meninggalkan kami karena kami jatuh miskin hingga pada akhirnya ayahku mengakhiri hidupnya dengan melompat dari gedung.

Ini adalah sebuah awalan yang mengerikan dari sebuah novel.

"Selamat pagi Tora, kau benar-benar terlihat mengantuk seperti biasa."

Di luar rumahku seorang pria dengan pakaian seragam putih abu serta blazer hitam menutupinya menyapaku dengan lambaian tangan.

"Kau ternyata Albert, tidak biasanya kau datang kemari."

"Apa tidak aneh jika teman masa kecil menjemputmu untuk pergi ke sekolah bersama."

"Yah itu tidak aneh, walaupun aku berharap kau seorang gadis cantik atau sebagainya."

"Aku akan memakai rok dan wig kalau begitu."

"Hentikan itu, aku mohon aku cuma bercanda."

Albert adalah teman kecilku saat masih di sekolah dasar, ketika SMP ia harus pergi ke luar kota mengikuti orang tuanya dan saat memasuki SMA dia kembali hingga kami bisa bersekolah di tempat yang sama.

Jika berbicara penampilannya ia tergolong pria cantik dengan rambut pirang serta mengenakan kacamata di wajahnya, aku pernah dengar bahwa dia memiliki seorang ibu dari Inggris sementara ayah dari Indonesia kurasa itu memang benar apa adanya.

"Membayangkan kita bisa bersekolah bersama lagi, membuat jantungku berdegup kencang.. aku terlalu senang untuk membayangkan hari-hari kita kedepannya."

"Hentikan itu menjijikan."

"Aku juga masih normal, di sekolahku aku tidak mengenal pria manapun kebanyakan mereka gadis-gadis itu yang membuatku tidak merasa nyaman berbicara dengan mereka."

Itu bukan mengejutkan saat SD aku bisa melihat banyak surat cinta di lokernya, jika itu di SMP seharusnya lebih banyak.

"Di cintai banyak gadis itu artinya kau dibenci seluruh pria."

"Tepat sekali, tapi sekarang berbeda aku kini punya teman pria kita bisa berbicara hal-hal erotis."

Sungguh laki-laki ini brengsek.

Kalau saja dia tidak memiliki sifat seperti ini aku yakin aku akan iri dengan kegantengannya.

Ia tiba-tiba menunjukkan ekspresi sedikit sedih.

"Aku sudah mendengar apa yang terjadi dengan keluargamu, aku benar-benar."

"Hal seperti itu jangan dipikirkan, aku sudah tidak masalah."

"Meski begitu aku tahu kau begitu dekat dengan ayahmu."

"Meski ia sudah tidak ada, aku masih punya impiannya.. aku akan membuat perusahaan game sepertinya dan akan jauh lebih baik... meski akan sulit aku tidak akan mengambil jalan sama seperti yang dia lakukan."

Albert memandangku dengan tatapan simpati, dia terlihat cantik karena itulah, kenapa kau malah jadi laki-laki? Gumamku dalam hati.

Kami berada di kelas yang sama di kelas 1-B dan duduk berdekatan, dia duduk di depanku sementara aku ada di belakang di dekat jendela.

Sebuah tempat yang bisa kau bilang sempurna untuk memperhatikan semua area sekolah, ngomong-ngomong kami bersekolah di SMA Harapan Nusa Bangsa yang merupakan sekolah negeri yang memiliki pelajar cukup ketat tidak aneh bahwa di sini juga ada guru-guru dari luar negeri yang dipekerjakan sebagai pengajar tambahan.

Ketika aku memikirkannya aku melirik ke sebelah bangkuku, di sana duduk seorang gadis yang tampak suram, ia memiliki rambut hitam panjang yang menutupi wajahnya. Tidak banyak orang yang tahu seperti apa penampilannya namun semua orang menjulukinya sebagai hantu kelas.

Dia sedikit melirik ke arahku lalu segera memalingkan wajah, ia selalu menempatkan tangannya di roknya seperti seorang yang kebelet ke kamar mandi.

"Apa kau menyukainya, sikat aja pak haji."

"Lu diam saja," balasku pada Albert.

Terpopuler

Comments

carelin iliana

carelin iliana

bagussss

2024-04-24

0

Rafi Ardiansah

Rafi Ardiansah

terlalu sulit memahami:/

2023-08-08

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog : Pertemuan Dari Sebuah Takdir
2 Chapter 01 : Seorang Guru Ceria Sebagai Wali Kelas
3 Chapter 02 : Seorang Penulis Dan Seorang Pemimpi
4 Chapter 03 : Sebuah Permintaan
5 Chapter 04 : Mencari Rekan Yang Lain
6 Chapter 05 : Adik Perempuan
7 Chapter 06 : Gadis Petarung Adalah Seorang Ilustrator Terbaik
8 Chapter 07 : Sebuah Game Selalu Bisa Menyelesaikan Perdebatan
9 Chapter 08 : Perkumpulan SMA
10 Chapter 09 : Pergi Ke Toko Buku
11 Chapter 10 : Pelajaran Olahraga
12 Chapter 11 : Pesona Dewasa Dari Guru Ini
13 Chapter 12 : Obrolan Di Meja Makan
14 Chapter 13 : Sebuah Even
15 Chapter 14 : Seorang Siswa Kelas 3
16 Chapter 15 : Sebuah Game Galge
17 Chapter 16 : Ruangan Kerja
18 Chapter 17 : Bug Selalu Muncul Dalam Sebuah Game
19 Chapter 18 : Hasil Dari Semuanya
20 Chapter 19 : Liburan Setelah Bekerja Keras Adalah Hal Yang Dibutuhkan
21 Chapter 20 : Pondok Di Tengah Hutan
22 Chapter 21 : Fakta Tersembunyi
23 Chapter 22 : Akhir Liburan
24 Chapter 23 : Alexia Pindah Rumah
25 Chapter 24 : Pekerjaan Berikutnya
26 Chapter 25 : Surat Tantangan
27 Chapter 26 : Diskusi Game Kedua
28 Chapter 27 : Pengisi Suara Tambahan
29 Chapter 28 : Even Romantis Dari Seorang Guru
30 Chapter 29 : Undangan Dari Televisi
31 Chapter 30 : Wawancara
32 Chapter 31 : Pertemuan Di Perpustakaan
33 Chapter 32 : Kesepakatan
34 Chapter 33 : Jajanan Pinggir Jalan
35 Chapter 34 : Murid Jenius Sesungguhnya
36 Chapter 35 : Terlalu Manis Mungkin Membuatmu Diabetes
37 Chapter 36 : Sebuah Ancaman
38 Chapter 37 : Sebuah Bakat
39 Chapter 38 : Yang Terjadi Setelahnya
40 Chapter 39 : Festival Olahraga Telah Dimulai
41 Chapter 40 : Sebuah Undangan Ke Taman Hiburan
42 Chapter 41 : Satu Pekerjaan Lainnya Telah Selesai
43 Chapter 42 : Bertemu Orang Tua Erna
44 Chapter 43 : Alasan
45 Chapter 44 : Pria Yang Dibenci
46 Chapter 45 : Makan Malam
47 Chapter 46 : Tamu Tak Diundang
48 Chapter 47 : Lambaian Tangan
49 Chapter 48 : Berkunjung Ke Rumah Rin
50 Chapter 49 : Bermain Game Bersama
51 Chapter 50 : Piknik Perusahaan
52 Chapter 51 : Perjalanan
53 Chapter 52 : Berjalan Kaki
54 Chapter 53 : Semester Baru
55 Chapter 54 : Siswi Pindahan
56 Chapter 55 : Seorang Kakak
57 Chapter 56 : Kunjungan Kecil
58 Chapter 57 : Sepulang Sekolah
59 Chapter 58 : Pekerjaan Untuk Festival Budaya
60 Chapter 59 : Musuh Terbesar
61 Chapter 60 : Rumah Hantu
62 Chapter 61 : Persaingan
63 Chapter 62 : Hasil Dari Kerja Keras
64 Chapter 63 : Kembali Ke Sekolah
65 Chapter 64 : Penculikan
66 Chapter 65 : Perkelahian Para Gadis
67 Chapter 66 : Kunjungan Tamu
68 Chapter 67 : Kerja Sama
69 Chapter 68 : Sebuah Kenyataan
70 Chapter 69 : Kenangan Masa Lalu
71 Chapter 70 : Kelas Baru
72 Epilog : Bagian Akhir (End)
Episodes

Updated 72 Episodes

1
Prolog : Pertemuan Dari Sebuah Takdir
2
Chapter 01 : Seorang Guru Ceria Sebagai Wali Kelas
3
Chapter 02 : Seorang Penulis Dan Seorang Pemimpi
4
Chapter 03 : Sebuah Permintaan
5
Chapter 04 : Mencari Rekan Yang Lain
6
Chapter 05 : Adik Perempuan
7
Chapter 06 : Gadis Petarung Adalah Seorang Ilustrator Terbaik
8
Chapter 07 : Sebuah Game Selalu Bisa Menyelesaikan Perdebatan
9
Chapter 08 : Perkumpulan SMA
10
Chapter 09 : Pergi Ke Toko Buku
11
Chapter 10 : Pelajaran Olahraga
12
Chapter 11 : Pesona Dewasa Dari Guru Ini
13
Chapter 12 : Obrolan Di Meja Makan
14
Chapter 13 : Sebuah Even
15
Chapter 14 : Seorang Siswa Kelas 3
16
Chapter 15 : Sebuah Game Galge
17
Chapter 16 : Ruangan Kerja
18
Chapter 17 : Bug Selalu Muncul Dalam Sebuah Game
19
Chapter 18 : Hasil Dari Semuanya
20
Chapter 19 : Liburan Setelah Bekerja Keras Adalah Hal Yang Dibutuhkan
21
Chapter 20 : Pondok Di Tengah Hutan
22
Chapter 21 : Fakta Tersembunyi
23
Chapter 22 : Akhir Liburan
24
Chapter 23 : Alexia Pindah Rumah
25
Chapter 24 : Pekerjaan Berikutnya
26
Chapter 25 : Surat Tantangan
27
Chapter 26 : Diskusi Game Kedua
28
Chapter 27 : Pengisi Suara Tambahan
29
Chapter 28 : Even Romantis Dari Seorang Guru
30
Chapter 29 : Undangan Dari Televisi
31
Chapter 30 : Wawancara
32
Chapter 31 : Pertemuan Di Perpustakaan
33
Chapter 32 : Kesepakatan
34
Chapter 33 : Jajanan Pinggir Jalan
35
Chapter 34 : Murid Jenius Sesungguhnya
36
Chapter 35 : Terlalu Manis Mungkin Membuatmu Diabetes
37
Chapter 36 : Sebuah Ancaman
38
Chapter 37 : Sebuah Bakat
39
Chapter 38 : Yang Terjadi Setelahnya
40
Chapter 39 : Festival Olahraga Telah Dimulai
41
Chapter 40 : Sebuah Undangan Ke Taman Hiburan
42
Chapter 41 : Satu Pekerjaan Lainnya Telah Selesai
43
Chapter 42 : Bertemu Orang Tua Erna
44
Chapter 43 : Alasan
45
Chapter 44 : Pria Yang Dibenci
46
Chapter 45 : Makan Malam
47
Chapter 46 : Tamu Tak Diundang
48
Chapter 47 : Lambaian Tangan
49
Chapter 48 : Berkunjung Ke Rumah Rin
50
Chapter 49 : Bermain Game Bersama
51
Chapter 50 : Piknik Perusahaan
52
Chapter 51 : Perjalanan
53
Chapter 52 : Berjalan Kaki
54
Chapter 53 : Semester Baru
55
Chapter 54 : Siswi Pindahan
56
Chapter 55 : Seorang Kakak
57
Chapter 56 : Kunjungan Kecil
58
Chapter 57 : Sepulang Sekolah
59
Chapter 58 : Pekerjaan Untuk Festival Budaya
60
Chapter 59 : Musuh Terbesar
61
Chapter 60 : Rumah Hantu
62
Chapter 61 : Persaingan
63
Chapter 62 : Hasil Dari Kerja Keras
64
Chapter 63 : Kembali Ke Sekolah
65
Chapter 64 : Penculikan
66
Chapter 65 : Perkelahian Para Gadis
67
Chapter 66 : Kunjungan Tamu
68
Chapter 67 : Kerja Sama
69
Chapter 68 : Sebuah Kenyataan
70
Chapter 69 : Kenangan Masa Lalu
71
Chapter 70 : Kelas Baru
72
Epilog : Bagian Akhir (End)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!