Chapter 08 : Perkumpulan SMA

Walau sedikit terkejut karena banyak orang adikku akhirnya bisa mengatasinya, ia dibantu Rin dan kini sedang menyiapkan makanan walaupun terlihat bahwa dia sering dipeluk Rin.

"Imutnya."

"Tolong fokus untuk memasak."

"Benar juga, maafkan aku."

Dari sekian banyak siswa, kami akhirnya menemukan Ilustrator yang kami butuhkan. Sebelum lanjut ke tahap berikutnya sebaiknya aku melaporkan informasinya pada Bu Nanase.

Dia membalas.

[Aku sedang mandi, biarkan aku menyelesaikannya dulu dan aku akan pergi ke sana]

[Anda tidak perlu datang kemari?]

[Apa maksudnya itu? Aku guru kalian jelas harus terlibat]

Dia mengirimkan foto dirinya yang sedang berendam di bak mandi, aku bisa merasakan wajahku memerah karenanya.

Guru ini memang ahli dalam menggoda.

"Kau baik-baik saja Tora?"

"Tak apa, guru kita akan datang kemari."

"Bu Nanase?"

"Begitulah."

Dia muncul di waktu yang tepat, aku bisa melihat mobil merah muda yang terparkir di jalan.

"Halo, halo, aku bawa minuman kaleng juga loh."

"Minumannya aku terima dan ibu bisa pulang lagi."

"Kejamnya, di sekolah aku memang guru kalian tapi jika di luar anggap saja seumuran."

Jelas sekali aku tidak bisa melakukannya.

Kami mempersilahkan dia duduk juga sebagai tamu kehormatan, kami menerima minuman dingin dan lalu saling bersulang.

"Kakak, apa kamu benar kakakku?"

"Tentu saja aku kakakmu."

"Ini pertama kalinya kakak membawa teman ke rumah."

"Mungkin ke depannya mereka akan sering datang kemari."

"Apa ini soal perusahaan game?"

Aku mengangguk pada adik kecilku yang manis sekaligus menjelaskan bahwa ia juga akan menjadi pengisi suara, Bu Nanase terlihat minum dengan cara orang dewasa.

"Itu kedengaran luar biasa, berarti kalian hanya tinggal menemukan programer saja bukan."

"Itu akan sulit, kami harus benar-benar memilih dengan teliti."

Albert mengangguk mengiyakan dan Rin lebih menyerahkan semua keputusan padaku yang merupakan pemimpin.

Lain kali aku akan mengundang Alexia juga kemari.

Aku mengambil udang goreng tepung dengan sumpit sebelum memasukannya ke dalam mulutku. Seperti biasa ini selalu enak.

Bu Nanase mengantarkan mereka sementara aku dan Tiara mengawasi dari kejauhan sampai mobilnya menghilang.

"Kakak, malam ini aku ingin tidur bersamamu."

"Kamu punya kamar sendiri?"

"Tapi aku terlalu senang sekarang."

"Mau bermain game sebentar."

"Dengan senang hati."

Siang harinya di atas sekolah yang menjadi markas ke dua kami, semua orang jatuh dalam pemikiran sendiri.

Hari ini kami sedang menentukan nama untuk kami yang cocok.

"Bagaimana kalau kita menyebut diri kita dengan Creator."

"Itu sama sekali tidak mencerminkan nama dari sebuah perusahaan game, yang lain?" Alexia ahli dalam menolak usulan Albert.

Yang lain juga mulai memberikan usulan berbeda.

"Game Center."

"User."

Seiring waktu kami belum bisa menemukan nama yang cocok, hingga akhirnya diputuskan bahwa nama kami sebagai.

"PS singkatan dari Perkumpulan SMA."

Nama yang terdengar biasa namun nama itu cukup mudah diingat orang lain.

Rin menyerahkan beberapa naskah yang dibuatnya pada kami semua, aku mengambil dua untuk diberikan pada adikku. Sebagai orang yang bertugas di pengawasan dan operasional aku memiliki peran penting untuk memastikan semuanya berjalan lancar.

"Apa kita lebih baik menunggu programer dulu sebelum langsung bekerja," ucap Rin demikian.

"Kita akan melakukannya sambil jalan, sesungguhnya aku sudah mencoba merekrut orang-orang namun ditolak, mereka cenderung ingin bekerja dengan perusahaan ternama yang memberikan bayaran tinggi."

"Itu merepotkan jika pola pikir anak SMA sudah masuk ke dalam urusan uang."

Alexia mengatakan hal benar.

Pilihanku hanya jatuh pada satu orang lagi yang tersisa.

Aku membiarkan Rin dan Alexia saling mengobrol untuk membahas ilustrasi, sementara aku bersandar pada dinding selagi memperhatikan arah angin.

"Aku pikir semua ini tidak akan berjalan lancar tapi sekarang aku yakin bahwa paling tidak kita bisa membuat game."

"Itu terdengar seperti bahwa game kita tidak akan laku."

"Aku hanya ingin mengatakan itu."

Aku hanya tersenyum pada Albert.

Episodes
1 Prolog : Pertemuan Dari Sebuah Takdir
2 Chapter 01 : Seorang Guru Ceria Sebagai Wali Kelas
3 Chapter 02 : Seorang Penulis Dan Seorang Pemimpi
4 Chapter 03 : Sebuah Permintaan
5 Chapter 04 : Mencari Rekan Yang Lain
6 Chapter 05 : Adik Perempuan
7 Chapter 06 : Gadis Petarung Adalah Seorang Ilustrator Terbaik
8 Chapter 07 : Sebuah Game Selalu Bisa Menyelesaikan Perdebatan
9 Chapter 08 : Perkumpulan SMA
10 Chapter 09 : Pergi Ke Toko Buku
11 Chapter 10 : Pelajaran Olahraga
12 Chapter 11 : Pesona Dewasa Dari Guru Ini
13 Chapter 12 : Obrolan Di Meja Makan
14 Chapter 13 : Sebuah Even
15 Chapter 14 : Seorang Siswa Kelas 3
16 Chapter 15 : Sebuah Game Galge
17 Chapter 16 : Ruangan Kerja
18 Chapter 17 : Bug Selalu Muncul Dalam Sebuah Game
19 Chapter 18 : Hasil Dari Semuanya
20 Chapter 19 : Liburan Setelah Bekerja Keras Adalah Hal Yang Dibutuhkan
21 Chapter 20 : Pondok Di Tengah Hutan
22 Chapter 21 : Fakta Tersembunyi
23 Chapter 22 : Akhir Liburan
24 Chapter 23 : Alexia Pindah Rumah
25 Chapter 24 : Pekerjaan Berikutnya
26 Chapter 25 : Surat Tantangan
27 Chapter 26 : Diskusi Game Kedua
28 Chapter 27 : Pengisi Suara Tambahan
29 Chapter 28 : Even Romantis Dari Seorang Guru
30 Chapter 29 : Undangan Dari Televisi
31 Chapter 30 : Wawancara
32 Chapter 31 : Pertemuan Di Perpustakaan
33 Chapter 32 : Kesepakatan
34 Chapter 33 : Jajanan Pinggir Jalan
35 Chapter 34 : Murid Jenius Sesungguhnya
36 Chapter 35 : Terlalu Manis Mungkin Membuatmu Diabetes
37 Chapter 36 : Sebuah Ancaman
38 Chapter 37 : Sebuah Bakat
39 Chapter 38 : Yang Terjadi Setelahnya
40 Chapter 39 : Festival Olahraga Telah Dimulai
41 Chapter 40 : Sebuah Undangan Ke Taman Hiburan
42 Chapter 41 : Satu Pekerjaan Lainnya Telah Selesai
43 Chapter 42 : Bertemu Orang Tua Erna
44 Chapter 43 : Alasan
45 Chapter 44 : Pria Yang Dibenci
46 Chapter 45 : Makan Malam
47 Chapter 46 : Tamu Tak Diundang
48 Chapter 47 : Lambaian Tangan
49 Chapter 48 : Berkunjung Ke Rumah Rin
50 Chapter 49 : Bermain Game Bersama
51 Chapter 50 : Piknik Perusahaan
52 Chapter 51 : Perjalanan
53 Chapter 52 : Berjalan Kaki
54 Chapter 53 : Semester Baru
55 Chapter 54 : Siswi Pindahan
56 Chapter 55 : Seorang Kakak
57 Chapter 56 : Kunjungan Kecil
58 Chapter 57 : Sepulang Sekolah
59 Chapter 58 : Pekerjaan Untuk Festival Budaya
60 Chapter 59 : Musuh Terbesar
61 Chapter 60 : Rumah Hantu
62 Chapter 61 : Persaingan
63 Chapter 62 : Hasil Dari Kerja Keras
64 Chapter 63 : Kembali Ke Sekolah
65 Chapter 64 : Penculikan
66 Chapter 65 : Perkelahian Para Gadis
67 Chapter 66 : Kunjungan Tamu
68 Chapter 67 : Kerja Sama
69 Chapter 68 : Sebuah Kenyataan
70 Chapter 69 : Kenangan Masa Lalu
71 Chapter 70 : Kelas Baru
72 Epilog : Bagian Akhir (End)
Episodes

Updated 72 Episodes

1
Prolog : Pertemuan Dari Sebuah Takdir
2
Chapter 01 : Seorang Guru Ceria Sebagai Wali Kelas
3
Chapter 02 : Seorang Penulis Dan Seorang Pemimpi
4
Chapter 03 : Sebuah Permintaan
5
Chapter 04 : Mencari Rekan Yang Lain
6
Chapter 05 : Adik Perempuan
7
Chapter 06 : Gadis Petarung Adalah Seorang Ilustrator Terbaik
8
Chapter 07 : Sebuah Game Selalu Bisa Menyelesaikan Perdebatan
9
Chapter 08 : Perkumpulan SMA
10
Chapter 09 : Pergi Ke Toko Buku
11
Chapter 10 : Pelajaran Olahraga
12
Chapter 11 : Pesona Dewasa Dari Guru Ini
13
Chapter 12 : Obrolan Di Meja Makan
14
Chapter 13 : Sebuah Even
15
Chapter 14 : Seorang Siswa Kelas 3
16
Chapter 15 : Sebuah Game Galge
17
Chapter 16 : Ruangan Kerja
18
Chapter 17 : Bug Selalu Muncul Dalam Sebuah Game
19
Chapter 18 : Hasil Dari Semuanya
20
Chapter 19 : Liburan Setelah Bekerja Keras Adalah Hal Yang Dibutuhkan
21
Chapter 20 : Pondok Di Tengah Hutan
22
Chapter 21 : Fakta Tersembunyi
23
Chapter 22 : Akhir Liburan
24
Chapter 23 : Alexia Pindah Rumah
25
Chapter 24 : Pekerjaan Berikutnya
26
Chapter 25 : Surat Tantangan
27
Chapter 26 : Diskusi Game Kedua
28
Chapter 27 : Pengisi Suara Tambahan
29
Chapter 28 : Even Romantis Dari Seorang Guru
30
Chapter 29 : Undangan Dari Televisi
31
Chapter 30 : Wawancara
32
Chapter 31 : Pertemuan Di Perpustakaan
33
Chapter 32 : Kesepakatan
34
Chapter 33 : Jajanan Pinggir Jalan
35
Chapter 34 : Murid Jenius Sesungguhnya
36
Chapter 35 : Terlalu Manis Mungkin Membuatmu Diabetes
37
Chapter 36 : Sebuah Ancaman
38
Chapter 37 : Sebuah Bakat
39
Chapter 38 : Yang Terjadi Setelahnya
40
Chapter 39 : Festival Olahraga Telah Dimulai
41
Chapter 40 : Sebuah Undangan Ke Taman Hiburan
42
Chapter 41 : Satu Pekerjaan Lainnya Telah Selesai
43
Chapter 42 : Bertemu Orang Tua Erna
44
Chapter 43 : Alasan
45
Chapter 44 : Pria Yang Dibenci
46
Chapter 45 : Makan Malam
47
Chapter 46 : Tamu Tak Diundang
48
Chapter 47 : Lambaian Tangan
49
Chapter 48 : Berkunjung Ke Rumah Rin
50
Chapter 49 : Bermain Game Bersama
51
Chapter 50 : Piknik Perusahaan
52
Chapter 51 : Perjalanan
53
Chapter 52 : Berjalan Kaki
54
Chapter 53 : Semester Baru
55
Chapter 54 : Siswi Pindahan
56
Chapter 55 : Seorang Kakak
57
Chapter 56 : Kunjungan Kecil
58
Chapter 57 : Sepulang Sekolah
59
Chapter 58 : Pekerjaan Untuk Festival Budaya
60
Chapter 59 : Musuh Terbesar
61
Chapter 60 : Rumah Hantu
62
Chapter 61 : Persaingan
63
Chapter 62 : Hasil Dari Kerja Keras
64
Chapter 63 : Kembali Ke Sekolah
65
Chapter 64 : Penculikan
66
Chapter 65 : Perkelahian Para Gadis
67
Chapter 66 : Kunjungan Tamu
68
Chapter 67 : Kerja Sama
69
Chapter 68 : Sebuah Kenyataan
70
Chapter 69 : Kenangan Masa Lalu
71
Chapter 70 : Kelas Baru
72
Epilog : Bagian Akhir (End)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!