Chapter 03 : Sebuah Permintaan

"Kamu ingin aku menjadi penulis naskah game."

"Untuk sekarang kita perlu memerlukan Ilustrator, programmer dan pengisi suara, untuk pengisi suara aku pikir Albert bisa melakukannya."

"Walau kamu mengatakan itu kita masih SMA, perusahaan semacam itu sulit untuk dibuat."

"Untuk dasar-dasarnya sendiri aku sudah belajar, aku bisa mengurus hal-hal kecil seperti operasionalnya."

"Kamu nekat dan itu bukan hal kecil sama sekali," bantah Rin.

Dia jelas lebih berpengalaman dalam hal-hal seperti perusahaan.

"Tolong dipikirkan lagi."

Bagiku ini bukan sebuah kesepakatan tanpa dasar, jika aku bisa mendapatkan penulis aku hanya harus melengkapi sisanya.

"Karena itulah, tetaplah bersekolah dan terus bersamaku."

"Kamu baru mengatakan hal memalukan."

Entah aku maupun Rin kami berdua sama-sama memerah. Aku jelas seperti sedang menembaknya.

"Aku tidak yakin, semua orang terlihat menjauhiku."

"Kamu hanya perlu merubah penampilanmu, serahkan semuanya padaku."

Sementara Rin memiringkan kepalanya, aku memutuskan untuk membawanya ke salon yang berada di pusat perbelanjaan.

Sama seperti yang aku lihat, dengan penampilan seperti hantu. Rin telah membuat dirinya menjadi pusat perhatian.

Penata rambut yang merupakan seorang wanita turut dibuat terkejut olehnya.

"Harus saya apa kan ini?"

"Aku pikir tolong potong sebahu dan beri kepangan di depannya."

Aku menggantikan Rin untuk memberikan permintaan.

"Apa ingin dicat sekalian."

"Aku pikir itu tidak usah, Rin terlihat cocok dengan rambut hitam."

"Nona kamu memiliki pacar yang begitu perhatian."

"Di-dia bu-bu."

"Kalau begitu aku akan menunggu di kursi sana."

Membiarkan Rin menikmati waktunya aku lebih memusatkan diri terhadap majalah-majalah yang disediakan di tempat ini, setiap majalah menampilkan gaya rambut serta pakaian yang menarik.

Dalam game sendiri visual sangat diutamakan, ketika dulu hal seperti visual tidak terlalu dibutuhkan asal jalan dari cerita telihat bagus tapi sekarang keduanya sangat dibutuhkan.

Visual cantik adalah eranya.

Aku hanya mengisi kepalaku dengan hal-hal yang tidak terlalu berguna dalam pelajaran, sampai Rin muncul dengan penampilan berbeda.

Wajahnya yang cantik sama sekali bisa dilihat dengan jelas, ia memiliki mata biru indah bahkan semua orang melihatnya dengan tatapan kagum.

"I-itu, apa aku terlihat aneh?"

"Kamu terlihat cantik."

"Benarkah?"

Aku mengangguk mengiyakan, pria selalu jujur jika harus menyangkut hal-hal seperti ini.

Sekalian di sini aku memutuskan untuk membeli beberapa baju untuknya serta menghabiskan waktu ke pusat game untuk menjelaskan berbagai pengetahuan dasar dari hal tersebut.

Ketika aku melihat pasangan lain aku baru menyadarinya.

Tunggu, apa ini sebuah kencan?

Terlambat untuk melarikan diri dari hal seperti itu.

"Ada apa Tora?"

"Bukan apa-apa, mari coba game zombie itu."

"Kelihatannya menarik."

Di zaman sekarang kencan bisa dilakukan untuk teman juga, seharusnya aku tidak memikirkan hal tidak-tidak.

Itu membuktikan bahwa Bu Nanase juga mengatakan hal-hal semacamnya.

Kemunculan Rin yang baru telah menggemparkan seluruh sekolah, semua orang berpikir bahwa dia merupakan murid baru yang telat mengikuti sekolahannya, namun saat ia duduk di kelas 1-B dan di kursi di sebelahku kekaguman mereka berubah menjadi keterkejutannya.

"Dia hantu kelas?"

"Mustahil, bukannya dia sangat cantik?"

Aku dan Albert baru saja masuk kelas.

"Selamat pagi Tora."

"Selamat pagi Rin."

"Tunggu, kalian berdua terlihat akrab, apa yang terjadi?"

"Aku akan menjelaskannya nanti."

Sewaktu istirahat aku menjelaskan semuanya pada Albert di atap sekolah bersama Rin di sampingku.

"Itu ide gila, kita ingin membuat perusahaan game."

"Apa ada yang salah?"

"Banyak yang salah, kita masih SMA."

"Itu bukan sesuatu yang aneh jika seseorang memulai karir lebih awal, terlebih aku nantinya juga akan menempuh jalan yang sama."

"Benar-benar, tolong libatkan aku juga."

"Aku yakin kau akan mengatakan itu."

Kami saling tos dengan sebuah tinju kecil.

Dari siapapun aku memang bisa mempercayainya.

Alasan ayahku mengalami kegagalan karena ia tidak selektif memilih pekerja di bawahnya, tapi aku akan memilih jalan yang berbeda.

Perusahaan game yang dibilang memiliki banyak sisi gelap, akan aku rubah dengan tanganku.

Episodes
1 Prolog : Pertemuan Dari Sebuah Takdir
2 Chapter 01 : Seorang Guru Ceria Sebagai Wali Kelas
3 Chapter 02 : Seorang Penulis Dan Seorang Pemimpi
4 Chapter 03 : Sebuah Permintaan
5 Chapter 04 : Mencari Rekan Yang Lain
6 Chapter 05 : Adik Perempuan
7 Chapter 06 : Gadis Petarung Adalah Seorang Ilustrator Terbaik
8 Chapter 07 : Sebuah Game Selalu Bisa Menyelesaikan Perdebatan
9 Chapter 08 : Perkumpulan SMA
10 Chapter 09 : Pergi Ke Toko Buku
11 Chapter 10 : Pelajaran Olahraga
12 Chapter 11 : Pesona Dewasa Dari Guru Ini
13 Chapter 12 : Obrolan Di Meja Makan
14 Chapter 13 : Sebuah Even
15 Chapter 14 : Seorang Siswa Kelas 3
16 Chapter 15 : Sebuah Game Galge
17 Chapter 16 : Ruangan Kerja
18 Chapter 17 : Bug Selalu Muncul Dalam Sebuah Game
19 Chapter 18 : Hasil Dari Semuanya
20 Chapter 19 : Liburan Setelah Bekerja Keras Adalah Hal Yang Dibutuhkan
21 Chapter 20 : Pondok Di Tengah Hutan
22 Chapter 21 : Fakta Tersembunyi
23 Chapter 22 : Akhir Liburan
24 Chapter 23 : Alexia Pindah Rumah
25 Chapter 24 : Pekerjaan Berikutnya
26 Chapter 25 : Surat Tantangan
27 Chapter 26 : Diskusi Game Kedua
28 Chapter 27 : Pengisi Suara Tambahan
29 Chapter 28 : Even Romantis Dari Seorang Guru
30 Chapter 29 : Undangan Dari Televisi
31 Chapter 30 : Wawancara
32 Chapter 31 : Pertemuan Di Perpustakaan
33 Chapter 32 : Kesepakatan
34 Chapter 33 : Jajanan Pinggir Jalan
35 Chapter 34 : Murid Jenius Sesungguhnya
36 Chapter 35 : Terlalu Manis Mungkin Membuatmu Diabetes
37 Chapter 36 : Sebuah Ancaman
38 Chapter 37 : Sebuah Bakat
39 Chapter 38 : Yang Terjadi Setelahnya
40 Chapter 39 : Festival Olahraga Telah Dimulai
41 Chapter 40 : Sebuah Undangan Ke Taman Hiburan
42 Chapter 41 : Satu Pekerjaan Lainnya Telah Selesai
43 Chapter 42 : Bertemu Orang Tua Erna
44 Chapter 43 : Alasan
45 Chapter 44 : Pria Yang Dibenci
46 Chapter 45 : Makan Malam
47 Chapter 46 : Tamu Tak Diundang
48 Chapter 47 : Lambaian Tangan
49 Chapter 48 : Berkunjung Ke Rumah Rin
50 Chapter 49 : Bermain Game Bersama
51 Chapter 50 : Piknik Perusahaan
52 Chapter 51 : Perjalanan
53 Chapter 52 : Berjalan Kaki
54 Chapter 53 : Semester Baru
55 Chapter 54 : Siswi Pindahan
56 Chapter 55 : Seorang Kakak
57 Chapter 56 : Kunjungan Kecil
58 Chapter 57 : Sepulang Sekolah
59 Chapter 58 : Pekerjaan Untuk Festival Budaya
60 Chapter 59 : Musuh Terbesar
61 Chapter 60 : Rumah Hantu
62 Chapter 61 : Persaingan
63 Chapter 62 : Hasil Dari Kerja Keras
64 Chapter 63 : Kembali Ke Sekolah
65 Chapter 64 : Penculikan
66 Chapter 65 : Perkelahian Para Gadis
67 Chapter 66 : Kunjungan Tamu
68 Chapter 67 : Kerja Sama
69 Chapter 68 : Sebuah Kenyataan
70 Chapter 69 : Kenangan Masa Lalu
71 Chapter 70 : Kelas Baru
72 Epilog : Bagian Akhir (End)
Episodes

Updated 72 Episodes

1
Prolog : Pertemuan Dari Sebuah Takdir
2
Chapter 01 : Seorang Guru Ceria Sebagai Wali Kelas
3
Chapter 02 : Seorang Penulis Dan Seorang Pemimpi
4
Chapter 03 : Sebuah Permintaan
5
Chapter 04 : Mencari Rekan Yang Lain
6
Chapter 05 : Adik Perempuan
7
Chapter 06 : Gadis Petarung Adalah Seorang Ilustrator Terbaik
8
Chapter 07 : Sebuah Game Selalu Bisa Menyelesaikan Perdebatan
9
Chapter 08 : Perkumpulan SMA
10
Chapter 09 : Pergi Ke Toko Buku
11
Chapter 10 : Pelajaran Olahraga
12
Chapter 11 : Pesona Dewasa Dari Guru Ini
13
Chapter 12 : Obrolan Di Meja Makan
14
Chapter 13 : Sebuah Even
15
Chapter 14 : Seorang Siswa Kelas 3
16
Chapter 15 : Sebuah Game Galge
17
Chapter 16 : Ruangan Kerja
18
Chapter 17 : Bug Selalu Muncul Dalam Sebuah Game
19
Chapter 18 : Hasil Dari Semuanya
20
Chapter 19 : Liburan Setelah Bekerja Keras Adalah Hal Yang Dibutuhkan
21
Chapter 20 : Pondok Di Tengah Hutan
22
Chapter 21 : Fakta Tersembunyi
23
Chapter 22 : Akhir Liburan
24
Chapter 23 : Alexia Pindah Rumah
25
Chapter 24 : Pekerjaan Berikutnya
26
Chapter 25 : Surat Tantangan
27
Chapter 26 : Diskusi Game Kedua
28
Chapter 27 : Pengisi Suara Tambahan
29
Chapter 28 : Even Romantis Dari Seorang Guru
30
Chapter 29 : Undangan Dari Televisi
31
Chapter 30 : Wawancara
32
Chapter 31 : Pertemuan Di Perpustakaan
33
Chapter 32 : Kesepakatan
34
Chapter 33 : Jajanan Pinggir Jalan
35
Chapter 34 : Murid Jenius Sesungguhnya
36
Chapter 35 : Terlalu Manis Mungkin Membuatmu Diabetes
37
Chapter 36 : Sebuah Ancaman
38
Chapter 37 : Sebuah Bakat
39
Chapter 38 : Yang Terjadi Setelahnya
40
Chapter 39 : Festival Olahraga Telah Dimulai
41
Chapter 40 : Sebuah Undangan Ke Taman Hiburan
42
Chapter 41 : Satu Pekerjaan Lainnya Telah Selesai
43
Chapter 42 : Bertemu Orang Tua Erna
44
Chapter 43 : Alasan
45
Chapter 44 : Pria Yang Dibenci
46
Chapter 45 : Makan Malam
47
Chapter 46 : Tamu Tak Diundang
48
Chapter 47 : Lambaian Tangan
49
Chapter 48 : Berkunjung Ke Rumah Rin
50
Chapter 49 : Bermain Game Bersama
51
Chapter 50 : Piknik Perusahaan
52
Chapter 51 : Perjalanan
53
Chapter 52 : Berjalan Kaki
54
Chapter 53 : Semester Baru
55
Chapter 54 : Siswi Pindahan
56
Chapter 55 : Seorang Kakak
57
Chapter 56 : Kunjungan Kecil
58
Chapter 57 : Sepulang Sekolah
59
Chapter 58 : Pekerjaan Untuk Festival Budaya
60
Chapter 59 : Musuh Terbesar
61
Chapter 60 : Rumah Hantu
62
Chapter 61 : Persaingan
63
Chapter 62 : Hasil Dari Kerja Keras
64
Chapter 63 : Kembali Ke Sekolah
65
Chapter 64 : Penculikan
66
Chapter 65 : Perkelahian Para Gadis
67
Chapter 66 : Kunjungan Tamu
68
Chapter 67 : Kerja Sama
69
Chapter 68 : Sebuah Kenyataan
70
Chapter 69 : Kenangan Masa Lalu
71
Chapter 70 : Kelas Baru
72
Epilog : Bagian Akhir (End)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!