Masa iddah Aisha sudah usai tepatnya dua minggu yang lalu. Akhirnya hari ini, sebuah pernikahan sederhana di rumah utama keluarga Atmajaya antara Faizan dengan Aisha terlaksana juga. Pernikahan tersebut berjalan lancar.
Aisha tampak tampil cantik dengan kebaya berwarna green tea. Sedangkan Faizan tampak gagah dengan jas berwarna grey dan kemeja berwarna mint yang senada dengan dasinya. Pernikahan sederhana namun terkesan elegan dihadirkan Faizan di kediaman keluarganya.
Faizan hanya mengundang kerabat dekat keluarga Atmajaya, Benny, Lala, sekretaris Handika yang bernama Agung dan Pak Gilang selaku pengacara keluarga saja.
Bu Jihan tidak bisa hadir sebab ada meeting penting di Jepang yang tidak bisa ditinggalkan dan Faizan memakluminya. Namun bos Faizan tersebut sudah mengirimkan hadiah spesial untuk keduanya berupa paket honneymoon ke Bali.
Mama Ida yang melihat pernikahan menantunya yang kedua kalinya itu sungguh geram hatinya. Sebab ia sangat membenci Aisha. Sejak kedatangan Aisha ke dalam keluarga Atmajaya yang awalnya ia sukai mendadak ia benci setengah mati.
"Lihat saja nanti akan kuhancurkan pernikahanmu dengan Faizan," batin Mama Ida dengan sorot mata tajam menatap kedua mempelai yang baru saja sah menikah secara agama dan negara.
"Selamat ya, Bro. Akhirnya kamu laku juga," ledek Benny.
"Dasar sahabat macam apa ini! Emang aku dagangan apa pakai laku segala. Kamu sendiri kapan lepas status jojoba atau playboymu? Apa nunggu perkawinan silang antara gajah dan singa Afrika?" ledek Faizan.
"Hem enak saja kalau ngomong gak pakai saringan dulu, huh! Nungguin janda yang lain saja siapa tahu bahagianya seperti kamu," ucap Benny seraya mengembangkan senyumnya tanpa dosa.
" Aisha mah janda limited edition. Enggak ada duanya di dunia ini. Cuma ada satu Aisha yang diciptakan Tuhan untuk Faizan seorang," ucap Faizan dengan bangganya yang mendapat pukulan ringan dari Benny.
Dan keduanya tertawa riang saling meledek satu sama lain. Persahabatan mereka yang sudah berlangsung sangat lama membuat keduanya sudah hafal perangai masing-masing. Bahkan keduanya berpelukan seperti teletubbies sampai membuat Lala dan Aisha di seberang sana tertawa melihatnya.
"Sha, kamu inget gak sama Faizan dan Benny?" tanya Lala, sahabat Aisha.
Walaupun usia Lala lebih muda dari Aisha dan sebaya dengan usia Benny, tetapi keduanya bersahabat baik sejak bekerja di stasiun Gambir. Sejak dulu keduanya sudah saling memanggil nama. Sebab Aisha tidak mau terdengar tua jika dipanggil temannya dengan sebutan Mbak.
"Memang kita kenal mereka di mana? Kok aku mendadak pikun ya, La?" tanya Aisha bingung.
"Dasar! Belum juga lima puluh tahun sudah pikun. Kebanyakan makan jengkol sih kamu," ledek Lala.
"Enak saja, aku gak suka jengkol. Kamu ratu jengkol sama pete. Sampai-sampai bikin pingsan kalau orang lain masuk ke kamar mandi yang sebelumnya dipakai sama kamu," balas Aisha seraya terkekeh.
"Inget saja sih kamu. Sampai sekarang juga masih doyan cuma sudah gak sebanyak dulu haha... " tawa Lala.
"Aku sebenarnya seperti ingat pernah ketemu mereka cuma samar-samar lupa di mana ya, La?" tanya Aisha.
Akhirnya Lala menceritakan kejadian lima tahun silam saat usia Aisha masih dua puluh lima tahun dan bekerja di stasiun Gambir bersama Lala. Kejadian pertengkaran sengit dengan Benny dan Faizan datang menolong sahabatnya itu karena Benny menghilangkan tiket.
"Nah, sekarang kamu sudah ingat belum?" tanya Lala.
"Ya ampun La, itu mereka. Pantas saja aku merasa kenal mereka ternyata kejadian itu. Kok kamu masih inget bener sih, La? Apa kamu ada hati sama si Benny jangan-jangan?" ledek Aisha.
"Playboy cap kadal buntung ogah lah. Aku mau cari yang seperti Faizan saja," ucap Lala seraya tertawa.
"Eh enggak boleh dong. Mas Faizan cuma satu gak ada kloningannya," ucap Aisha sedikit mode galak.
"Cie... sudah kesengsem sama Mas Faizan nih. Mas Faizan, Aisha sudah kebelet masuk ke kamar. Segera di_" teriak Lala yang ucapannya mendadak terpotong sebab mulutnya tengah dibekap Aisha.
Faizan langsung menoleh mendengar namanya dipanggil Lala. Sontak Faizan hanya menanggapi dengan senyuman renjananya. Benny yang mendengarnya pun langsung menepuk pundak sahabatnya itu dan meledeknya agar segera bawa Aisha ke kamar untuk melakukan tes uji kelayakan menjadi suami.
Sontak Benny langsung ditoyor kepalanya oleh Faizan. Dan tak lama pesta sederhana pun usai, para tamu sudah pulang. Sepasang pengantin baru pun sudah berpamitan pada Mama Ida untuk pergi ke apartemen pribadi Faizan.
Mama Ida hanya bersikap datar dan mengiyakan saja. Sebab dirinya sengaja membiarkan keduanya menikmati dahulu masa-masa indah di awal pernikahan sebelum ia melakukan rencananya untuk menghancurkannya.
Apartemen Faizan berada di salah satu kawasan apartemen yang cukup elite dan sangat privat di Jakarta Pusat. Hanya pemilik hunian yang bisa masuk dengan kartu pintar dan sidik jari. Penjagaan cukup ketat berada di area tersebut sehingga tamu atau orang luar untuk masuk ke hunian tidak lah mudah.
Unit milik Faizan berada di lantai lima belas. Terdapat dua kamar di dalamnya. Satu kamar utama dan satu kamar tamu yang di setiap kamar terdapat kamar mandi dalam yang sangat mewah. Ada juga fasilitas lainnya yakni sebuah dapur, ruang mencuci, balkon, ruang tamu dan mini bar.
Apartemen tersebut bernuansa grey mulai dari tembok hingga sprei di kamar Faizan. Sebab lelaki itu sangat menyukai warna grey.
Setibanya di sana, Aisha cukup kaget melihat hunian mewah Faizan yang memang ia tahu adik iparnya cukup lama tinggal di sini. Namun selama menjadi kakak iparnya, Aisha belum pernah masuk ke dalamnya. Hari ini pertama kali ia melihat isi di dalam apartemen pribadi Faizan. Yang saat ini sudah berstatus sebagai suaminya.
Dirinya sempat dilanda kegugupan terlebih malam ini adalah malam pengantin mereka. Aisha bukanlah wanita kemarin sore yang tidak tahu tentang laki-laki dan kebutuhannya.
Dia sudah pernah menikah tentunya sangat paham akan hal itu. Mau tidak mau, siap atau tidak siap dirinya harus siap melayani jika suaminya meminta haknya.
Kini keduanya sudah berada di dalam kamar utama tempat biasanya Faizan beristirahat.
"Sha, kamu bersihkan diri dulu saja. Itu kamar mandinya. Jika butuh sesuatu, kamu panggil aku dan jangan sungkan. Ingat jika sekarang aku adalah suamimu," ucap Faizan lembut namun tetap tegas berwibawa.
"Baik, Mas. Terima kasih banyak," ucap Aisha sedikit gugup.
"Belum juga dikasih sudah bilang terima kasih," ledek Faizan seraya tersenyum.
Deg...
🍁🍁🍁
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
karin Ke
lama2 bisa diabetes nihh aisha 😁😁
di gombalin muluu sama faizan 😆😆
2024-10-29
0
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
Siap2 saja Sya..untuk malam pertama
2024-08-27
0
Tuti Tyastuti
Alhamdulilah dah sah
2024-07-15
0