Bab 17 - Sah

Masa iddah Aisha sudah usai tepatnya dua minggu yang lalu. Akhirnya hari ini, sebuah pernikahan sederhana di rumah utama keluarga Atmajaya antara Faizan dengan Aisha terlaksana juga. Pernikahan tersebut berjalan lancar.

Aisha tampak tampil cantik dengan kebaya berwarna green tea. Sedangkan Faizan tampak gagah dengan jas berwarna grey dan kemeja berwarna mint yang senada dengan dasinya. Pernikahan sederhana namun terkesan elegan dihadirkan Faizan di kediaman keluarganya.

Faizan hanya mengundang kerabat dekat keluarga Atmajaya, Benny, Lala, sekretaris Handika yang bernama Agung dan Pak Gilang selaku pengacara keluarga saja.

Bu Jihan tidak bisa hadir sebab ada meeting penting di Jepang yang tidak bisa ditinggalkan dan Faizan memakluminya. Namun bos Faizan tersebut sudah mengirimkan hadiah spesial untuk keduanya berupa paket honneymoon ke Bali.

Mama Ida yang melihat pernikahan menantunya yang kedua kalinya itu sungguh geram hatinya. Sebab ia sangat membenci Aisha. Sejak kedatangan Aisha ke dalam keluarga Atmajaya yang awalnya ia sukai mendadak ia benci setengah mati.

"Lihat saja nanti akan kuhancurkan pernikahanmu dengan Faizan," batin Mama Ida dengan sorot mata tajam menatap kedua mempelai yang baru saja sah menikah secara agama dan negara.

"Selamat ya, Bro. Akhirnya kamu laku juga," ledek Benny.

"Dasar sahabat macam apa ini! Emang aku dagangan apa pakai laku segala. Kamu sendiri kapan lepas status jojoba atau playboymu? Apa nunggu perkawinan silang antara gajah dan singa Afrika?" ledek Faizan.

"Hem enak saja kalau ngomong gak pakai saringan dulu, huh! Nungguin janda yang lain saja siapa tahu bahagianya seperti kamu," ucap Benny seraya mengembangkan senyumnya tanpa dosa.

" Aisha mah janda limited edition. Enggak ada duanya di dunia ini. Cuma ada satu Aisha yang diciptakan Tuhan untuk Faizan seorang," ucap Faizan dengan bangganya yang mendapat pukulan ringan dari Benny.

Dan keduanya tertawa riang saling meledek satu sama lain. Persahabatan mereka yang sudah berlangsung sangat lama membuat keduanya sudah hafal perangai masing-masing. Bahkan keduanya berpelukan seperti teletubbies sampai membuat Lala dan Aisha di seberang sana tertawa melihatnya.

"Sha, kamu inget gak sama Faizan dan Benny?" tanya Lala, sahabat Aisha.

Walaupun usia Lala lebih muda dari Aisha dan sebaya dengan usia Benny, tetapi keduanya bersahabat baik sejak bekerja di stasiun Gambir. Sejak dulu keduanya sudah saling memanggil nama. Sebab Aisha tidak mau terdengar tua jika dipanggil temannya dengan sebutan Mbak.

"Memang kita kenal mereka di mana? Kok aku mendadak pikun ya, La?" tanya Aisha bingung.

"Dasar! Belum juga lima puluh tahun sudah pikun. Kebanyakan makan jengkol sih kamu," ledek Lala.

"Enak saja, aku gak suka jengkol. Kamu ratu jengkol sama pete. Sampai-sampai bikin pingsan kalau orang lain masuk ke kamar mandi yang sebelumnya dipakai sama kamu," balas Aisha seraya terkekeh.

"Inget saja sih kamu. Sampai sekarang juga masih doyan cuma sudah gak sebanyak dulu haha... " tawa Lala.

"Aku sebenarnya seperti ingat pernah ketemu mereka cuma samar-samar lupa di mana ya, La?" tanya Aisha.

Akhirnya Lala menceritakan kejadian lima tahun silam saat usia Aisha masih dua puluh lima tahun dan bekerja di stasiun Gambir bersama Lala. Kejadian pertengkaran sengit dengan Benny dan Faizan datang menolong sahabatnya itu karena Benny menghilangkan tiket.

"Nah, sekarang kamu sudah ingat belum?" tanya Lala.

"Ya ampun La, itu mereka. Pantas saja aku merasa kenal mereka ternyata kejadian itu. Kok kamu masih inget bener sih, La? Apa kamu ada hati sama si Benny jangan-jangan?" ledek Aisha.

"Playboy cap kadal buntung ogah lah. Aku mau cari yang seperti Faizan saja," ucap Lala seraya tertawa.

"Eh enggak boleh dong. Mas Faizan cuma satu gak ada kloningannya," ucap Aisha sedikit mode galak.

"Cie... sudah kesengsem sama Mas Faizan nih. Mas Faizan, Aisha sudah kebelet masuk ke kamar. Segera di_" teriak Lala yang ucapannya mendadak terpotong sebab mulutnya tengah dibekap Aisha.

Faizan langsung menoleh mendengar namanya dipanggil Lala. Sontak Faizan hanya menanggapi dengan senyuman renjananya. Benny yang mendengarnya pun langsung menepuk pundak sahabatnya itu dan meledeknya agar segera bawa Aisha ke kamar untuk melakukan tes uji kelayakan menjadi suami.

Sontak Benny langsung ditoyor kepalanya oleh Faizan. Dan tak lama pesta sederhana pun usai, para tamu sudah pulang. Sepasang pengantin baru pun sudah berpamitan pada Mama Ida untuk pergi ke apartemen pribadi Faizan.

Mama Ida hanya bersikap datar dan mengiyakan saja. Sebab dirinya sengaja membiarkan keduanya menikmati dahulu masa-masa indah di awal pernikahan sebelum ia melakukan rencananya untuk menghancurkannya.

Apartemen Faizan berada di salah satu kawasan apartemen yang cukup elite dan sangat privat di Jakarta Pusat. Hanya pemilik hunian yang bisa masuk dengan kartu pintar dan sidik jari. Penjagaan cukup ketat berada di area tersebut sehingga tamu atau orang luar untuk masuk ke hunian tidak lah mudah.

Unit milik Faizan berada di lantai lima belas. Terdapat dua kamar di dalamnya. Satu kamar utama dan satu kamar tamu yang di setiap kamar terdapat kamar mandi dalam yang sangat mewah. Ada juga fasilitas lainnya yakni sebuah dapur, ruang mencuci, balkon, ruang tamu dan mini bar.

Apartemen tersebut bernuansa grey mulai dari tembok hingga sprei di kamar Faizan. Sebab lelaki itu sangat menyukai warna grey.

Setibanya di sana, Aisha cukup kaget melihat hunian mewah Faizan yang memang ia tahu adik iparnya cukup lama tinggal di sini. Namun selama menjadi kakak iparnya, Aisha belum pernah masuk ke dalamnya. Hari ini pertama kali ia melihat isi di dalam apartemen pribadi Faizan. Yang saat ini sudah berstatus sebagai suaminya.

Dirinya sempat dilanda kegugupan terlebih malam ini adalah malam pengantin mereka. Aisha bukanlah wanita kemarin sore yang tidak tahu tentang laki-laki dan kebutuhannya.

Dia sudah pernah menikah tentunya sangat paham akan hal itu. Mau tidak mau, siap atau tidak siap dirinya harus siap melayani jika suaminya meminta haknya.

Kini keduanya sudah berada di dalam kamar utama tempat biasanya Faizan beristirahat.

"Sha, kamu bersihkan diri dulu saja. Itu kamar mandinya. Jika butuh sesuatu, kamu panggil aku dan jangan sungkan. Ingat jika sekarang aku adalah suamimu," ucap Faizan lembut namun tetap tegas berwibawa.

"Baik, Mas. Terima kasih banyak," ucap Aisha sedikit gugup.

"Belum juga dikasih sudah bilang terima kasih," ledek Faizan seraya tersenyum.

Deg...

🍁🍁🍁

Terpopuler

Comments

karin Ke

karin Ke

lama2 bisa diabetes nihh aisha 😁😁
di gombalin muluu sama faizan 😆😆

2024-10-29

0

𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐

𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐

Siap2 saja Sya..untuk malam pertama

2024-08-27

0

Tuti Tyastuti

Tuti Tyastuti

Alhamdulilah dah sah

2024-07-15

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Kecelakaan Dahsyat
2 Bab 2 - Duka yang Mendalam
3 Bab 3 - Suratan Takdir
4 Bab 4 - Wasiat Handika
5 Bab 5 - Kedatangan Pengacara Keluarga
6 Bab 6 - Hal Penting
7 Bab 7 - Awal Mula
8 Bab 8 - Patah Hati
9 Bab 9 - Calon Menantu Idaman
10 Bab 10 - Firasat Buruk
11 Bab 11 - Satu Tahun Pernikahan
12 Bab 12 - Bicara Berdua
13 Bab 13 - Pulang Kampung
14 Bab 14 - Cinta Tulus Faizan
15 Bab 15 - Menuju Pernikahan
16 Bab 16 - Mimpi Indah
17 Bab 17 - Sah
18 Bab 18 - Malam Pengantin
19 Bab 19 - Pelukan Hangat
20 Bab 20 - Cinta atau Kewajiban?
21 Bab 21 - Siapa Perempuan Itu?
22 Bab 22 - Cemburu
23 Bab 23 - Nasehat Bik Imah
24 Bab 24 - Trauma
25 Bab 25 - Aku Mencintaimu
26 Bab 26 - Pergi ke Bandung
27 Bab 27 - Menuju Berbuka
28 Bab 28 - Masih Suci ?
29 Bab 29 - Anugerah Terindah
30 Bab 30 - Penjelasan
31 Bab 31 - Urusan Bisnis
32 Bab 32 - Rencana Licik
33 Bab 33 - Honeymoon
34 Bab 34 - Terusik
35 Bab 35 - Pukulan Telak
36 Bab 36 - Mama Ida Jatuh Sakit
37 Bab 37 - Rencana Busuk
38 SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI
39 Bab 38 - Hamil
40 Bab 39 - Tangisan Pilu Aisha
41 Bab 40 - Gelisah dan Curiga
42 Bab 41 - Wejangan dari Sahabat
43 Bab 42 - Paket Misterius
44 Bab 43 - Terusir
45 Bab 44 - Mendadak Mual
46 Bab 45 - Couvade Syndrome
47 Bab 46 - Diterima Bekerja
48 Bab 47 - Kepulangan Faizan
49 Bab 48 - Alibi Mama Ida
50 Bab 49 - Sebuah Amplop Tanpa Nama
51 Bab 50 - Tiga Lembar Foto
52 Bab 51 - Tikus Kecil
53 Bab 52 - Kedatangan Tamu
54 Bab 53 - Duka di Masa Lalu
55 Bab 54 - Keyakinan Bu Jihan
56 Bab 55 - Ngidam
57 Bab 56 - Kabar Mengejutkan
58 Bab 57 - Wajah yang Familiar
59 Bab 58 - Menguak Tabir
60 Bab 59 - Tabir Terbuka part 1
61 Bab 60 - Tabir Terbuka part 2
62 Bab 61 - Tabir Terbuka part 3
63 Bab 62 - Hukum Tabur Tuai
64 Bab 63 - Go to Bali
65 Bab 64 - Tes DNA
66 Bab 65 - Drama Perjalanan ke Bali
67 Bab 66 - Hasil Tes DNA
68 Bab 67 - Haru Biru
69 Bab 68 - Calon Papa Ngambek
70 Bab 69 - Setelah Sekian Purnama
71 Bab 70 - Akhir Kisah Ibu Mertua Kejam
72 Bab 71 - Permintaan Maaf
73 Bab 72 - Kelahiran Buah Hati
74 PROMO KARYA BARU
75 PROMO KARYA BARU
76 PROMO KARYA BARU
77 PROMO KARYA BARU
78 PROMO KARYA BARU
79 PROMO KARYA BARU
80 PROMO KARYA BARU
81 PROMO KARYA BARU
82 Launching Novel Baru
Episodes

Updated 82 Episodes

1
Bab 1 - Kecelakaan Dahsyat
2
Bab 2 - Duka yang Mendalam
3
Bab 3 - Suratan Takdir
4
Bab 4 - Wasiat Handika
5
Bab 5 - Kedatangan Pengacara Keluarga
6
Bab 6 - Hal Penting
7
Bab 7 - Awal Mula
8
Bab 8 - Patah Hati
9
Bab 9 - Calon Menantu Idaman
10
Bab 10 - Firasat Buruk
11
Bab 11 - Satu Tahun Pernikahan
12
Bab 12 - Bicara Berdua
13
Bab 13 - Pulang Kampung
14
Bab 14 - Cinta Tulus Faizan
15
Bab 15 - Menuju Pernikahan
16
Bab 16 - Mimpi Indah
17
Bab 17 - Sah
18
Bab 18 - Malam Pengantin
19
Bab 19 - Pelukan Hangat
20
Bab 20 - Cinta atau Kewajiban?
21
Bab 21 - Siapa Perempuan Itu?
22
Bab 22 - Cemburu
23
Bab 23 - Nasehat Bik Imah
24
Bab 24 - Trauma
25
Bab 25 - Aku Mencintaimu
26
Bab 26 - Pergi ke Bandung
27
Bab 27 - Menuju Berbuka
28
Bab 28 - Masih Suci ?
29
Bab 29 - Anugerah Terindah
30
Bab 30 - Penjelasan
31
Bab 31 - Urusan Bisnis
32
Bab 32 - Rencana Licik
33
Bab 33 - Honeymoon
34
Bab 34 - Terusik
35
Bab 35 - Pukulan Telak
36
Bab 36 - Mama Ida Jatuh Sakit
37
Bab 37 - Rencana Busuk
38
SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI
39
Bab 38 - Hamil
40
Bab 39 - Tangisan Pilu Aisha
41
Bab 40 - Gelisah dan Curiga
42
Bab 41 - Wejangan dari Sahabat
43
Bab 42 - Paket Misterius
44
Bab 43 - Terusir
45
Bab 44 - Mendadak Mual
46
Bab 45 - Couvade Syndrome
47
Bab 46 - Diterima Bekerja
48
Bab 47 - Kepulangan Faizan
49
Bab 48 - Alibi Mama Ida
50
Bab 49 - Sebuah Amplop Tanpa Nama
51
Bab 50 - Tiga Lembar Foto
52
Bab 51 - Tikus Kecil
53
Bab 52 - Kedatangan Tamu
54
Bab 53 - Duka di Masa Lalu
55
Bab 54 - Keyakinan Bu Jihan
56
Bab 55 - Ngidam
57
Bab 56 - Kabar Mengejutkan
58
Bab 57 - Wajah yang Familiar
59
Bab 58 - Menguak Tabir
60
Bab 59 - Tabir Terbuka part 1
61
Bab 60 - Tabir Terbuka part 2
62
Bab 61 - Tabir Terbuka part 3
63
Bab 62 - Hukum Tabur Tuai
64
Bab 63 - Go to Bali
65
Bab 64 - Tes DNA
66
Bab 65 - Drama Perjalanan ke Bali
67
Bab 66 - Hasil Tes DNA
68
Bab 67 - Haru Biru
69
Bab 68 - Calon Papa Ngambek
70
Bab 69 - Setelah Sekian Purnama
71
Bab 70 - Akhir Kisah Ibu Mertua Kejam
72
Bab 71 - Permintaan Maaf
73
Bab 72 - Kelahiran Buah Hati
74
PROMO KARYA BARU
75
PROMO KARYA BARU
76
PROMO KARYA BARU
77
PROMO KARYA BARU
78
PROMO KARYA BARU
79
PROMO KARYA BARU
80
PROMO KARYA BARU
81
PROMO KARYA BARU
82
Launching Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!