Kesabaran Hati Menantu
"DOKTER!" pekik seorang wanita muda tengah berjalan tertatih menuju ruangan gawat darurat.
Dimana kondisinya saat ini tangan dan pelipisnya terluka. Walaupun sudah dibalut sedikit perban, namun tetap ada bekas darah menetes pada luka tersebut.
Jejak air mata dan tubuhnya gemetaran serta perasaan yang campur aduk melingkupi raga dan jiwa wanita muda tersebut.
"Cepat lakukan penanganan!" pekik seorang dokter pada suster wanita
"Siap Dok," jawab sang suster.
"Bagaimana kondisi Mas Handika ya Tuhan?" batin Aisha.
"Ayah,"
"Ibu,"
"Hiks... hiks... hiks," rintih tangisan Aisha meluncur deras tanpa diminta sang empunya yang yang saat ini tengah duduk di depan ruang gawat darurat rumah sakit di mana di dalamnya terdapat sang suami yang tengah berjuang antara hidup dan mati.
Headline News, Yogyakarta.
Sebuah kecelakaan tunggal menimpa keluarga Atmajaya di daerah Sleman, Yogyakarta. Siapa yang tidak mengenal seorang Handika Atmajaya di Jakarta. Pengusaha muda yang baru-baru ini namanya tengah naik daun di dunia bisnis properti dan real estate.
Di duga sopir mengantuk sehingga terjadi deep sleep dan menabrak pembatas jalan hingga keluar jalur. Di dalam mobil Toyota Fortuner berwarna putih tersebut terdapat lima orang termasuk sopir.
Kabar terbaru kecelakaan naas tersebut merenggut dua korban yang meninggal dunia yaitu Surya (60 tahun) dan Lestari (55 tahun). Kedua korban adalah orang tua dari Aisha Permata Jingga, istri dari Handika Atmajaya sekaligus besan dari keluarga Atmajaya. Surya meninggal di tempat sedangkan sang istri bernama Lestari meninggal di rumah sakit.
Sang sopir bernama Antok selamat. Hanya mengalami syok dan luka ringan. Sedangkan korban lainnya yaitu Handika Atmajaya mengalami luka berat dan saat ini sedang dalam kondisi kritis. Aisha Permata Jingga, istri dari Handika Atmajaya berhasil selamat dan hanya mengalami luka ringan.
Sekian berita yang dapat kami sampaikan dan saat ini seluruh korban sudah berada di RSUP Dr. Sardjito, Sleman, Yogyakarta guna penanganan lebih lanjut.
🍁🍁🍁
Flashback beberapa saat sebelumnya,
Suasana riuh dan hiruk pikuk terjadi di instalasi gawat darurat RSUP Dr. Sardjito, Sleman, Yogyakarta. Sebuah kecelakaan tunggal dan tragis menimpa keluarga Atmajaya dan besannya di ruas jalan arah Sleman menuju kota Yogyakarta.
"Ayah! Kenapa secepat ini ninggalin Aisha? Tidak! Bangun Yah, huhu..." jerit Aisha dan tangisan pilu saat dirinya melihat langsung jenasah sang Ayah terbujur kaku di kamar mayat rumah sakit.
"Nyonya Aisha!" pekik seorang suster dengan langkah tergopoh-gopoh.
"Ada apa Sus?" tanya Aisha dengan bibir bergetar.
"Cepat ikut saya ke ruangan Ibu Anda. Beliau sepertinya ingin memberi pesan penting," ucap sang suster dengan terbata-bata.
Akhirnya suster tersebut menuntun Aisha yang tengah berada di atas sebuah kursi roda. Aisha beruntung hanya mengalami luka ringan di bagian tangan dan pelipis saja. Tidak ada gegar otak maupun cidera dalam lainnya setelah di CT Scan.
Namun karena kondisinya yang masih syok akibat kecelakaan dan lemas, akhirnya suster berinisiatif menyarankan Aisha memakai kursi roda agar tidak terlalu letih berjalan ke sana kemari. Dan Aisha pun menurutinya.
Ceklek...
Pintu kamar inap ibunya pun terbuka. Setibanya di ruangan sang ibu, pikiran Aisha langsung dipenuhi hal negatif. Sebab kondisi ibunya cukup parah daripada dirinya. Aisha mendekat pada ranjang ibunya dan meraih tangannya.
Lestari pun membuka mata kala melihat tangannya digenggam oleh sang putri. Hal ini dikarenakan Aisha memanggilnya walaupun dengan suara cukup lirih dan sendu.
"Aisha," panggil Lestari.
"Ibu huhu... ibu harus kuat ya," ucap Aisha berusaha tegar walaupun kesedihan itu tidak dapat ia tutupi dengan sempurna sebab sang ibunda sudah melihat dari sorot mata Aisha yang tidak pernah berbohong.
Lestari hanya tersenyum menanggapi ucapan putrinya itu. Lalu tanpa basa basi ia segera memakaikan sebuah gelang emas putih bermata berlian pada tangan sebelah kanan Aisha.
"Apapun yang terjadi jangan pernah dilepas gelang ini ataupun kamu jual ya sayang," ucap Lestari terbata-bata dan menangis pilu dengan buliran air mata jatuh membasahi pipinya.
"Apa ini, Bu? Kenapa ibu memberiku sebuah gelang di saat seperti ini?" tanya Aisha cukup heran.
"Maukah kamu berjanji di depan Ibu bahwa kelak apapun yang terjadi ke depan, kamu akan menjaga gelang ini dengan baik seperti nyawamu?" tanya Lestari lirih dan terbata-bata.
"Baik Bu. Aisha janji akan menjaganya dengan baik," ucap Aisha sendu.
"Maafkan Ayah dan Ibu yang tak bisa terus menjagamu. Semoga kelak takdir membawamu pulang ke tempat asalmu, Nak".
Bip...bip...tiiitttt....
Sebuah garis lurus terpampang di layar monitor EKG (elektrokardiogram) yaitu prosedur medis yang dilakukan untuk memeriksa fungsi jantung, termasuk aktivitas kelistrikannya.
"Ibu... ibu... Ibuuu!" jerit Aisha menggema.
Tubuhnya merosot ke depan hampir terjungkal dari kursi roda beruntung dengan sigap suster menahannya. Sebab kakinya tak seimbang.
Niat hati ingin meraih tubuh ibunya guna dipeluk namun fisiknya yang masih lemah dan terjangan syok hebat akibat kecelakaan yang baru saja terjadi membuat Aisha tak dapat menopang tubuhnya dengan benar.
Tim dokter dan perawat berusaha memberikan pertolongan segera. Namun takdir berkata lain bahwa Lestari menyusul sang suami yang telah berpulang terlebih dahulu.
Tangisan pilu memenuhi ruangan mendiang Lestari. Aisha meraung sedih. Liburan bersama keluarganya kali ini berbuah petaka kesedihan mendalam yang berujung ditinggal pergi untuk selama-lamanya oleh kedua orang tuanya.
Tak lama setelah sang Ayah menghembuskan nafas terakhirnya, sang ibu akhirnya pun ikut menyusul. Lalu bagaimana nasib suaminya, Handika, sang belahan jiwanya yang kabarnya tengah berjuang antara hidup dan mati?
Flashback off
Ia pun segera meminta suster menemani dirinya ke ruangan sang suami. Dan baru saja duduk sesaat di depan ruang IGD, pintu pun terbuka menampilkan dokter keluar dan tampak sedikit lesu. Aisha langsung berdiri dan berjalan tertatih menuju sang dokter.
"Bagaimana kondisi suami saya, Dok?" tanya Aisha cemas.
"Kami mohon maaf yang sebesarnya Nyonya Handika, suami Anda telah meninggal dunia. Baru saja menghembuskan nafas terakhir akibat pendarahan hebat pada kepalanya. Dan hantaman keras akibat kecelakaan tersebut juga mengenai di bagian dada korban, tempat vital jantungnya."
Deg...
🍁🍁🍁
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
karin Ke
baru melipir di mari kk author😁😁
bnyk taburan bawang gak nihh kk Safira 🤔🤔
mau sediain tissu yg buanyakk
2024-10-25
0
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
baru awal sudah meng sad😥😥
2024-08-27
0
Ira
keren
2024-05-14
2