Bab 4 - Wasiat Handika

Keduanya tercengang saat melihat dan mendengarkan video di ponsel milik sang dokter tersebut. Bahwa Handika memberikan sebuah wasiat atau permintaan terakhirnya sebelum ajal menjemputnya.

Handika meminta Faizan untuk menikahi Aisha setelah usai masa iddah. Bahkan berkali-kali Handika meminta maaf pada semuanya hingga menangis berurai air mata dengan kalimat yang terbata-bata dan nafas tersengal dalam video tersebut.

Terutama Handika meminta maaf dengan sangat pada sang istri, Aisha, yang belum bisa ia bahagiakan. Dan juga pada Faizan yang ia akan bebani tanggung jawab menjaga Aisha dan juga ibu kandungnya selepas ia pergi.

"Kakak mohon dengan sangat Dek, cintai dan sayangi Aisha. Bahagiakan istri kakak dan titip Mama apapun yang terjadi."

"Aisha istriku, maafkan aku sayang. Cintai dan patuhi Faizan ketika nanti kalian sudah menikah seperti kamu mencintaiku dan berbakti padaku selama ini. Aku doakan semoga kalian berdua bahagia selamanya."

Itulah sepenggal kata yang terlontar dari bibir Handika dalam video tersebut.

Faizan pun meminta pada sang dokter mengirimkan file video itu pada ponselnya. Akhirnya keduanya keluar dari ruangan sang dokter dan duduk depan kamar Handika.

Faizan dan Aisha sama-sama hening dan tengah berada dalam pikirannya masing-masing. Sungguh Aisha tak menyangka bahwa sang suami memberikan mandat tersebut pada adik iparnya.

Sejujurnya dalam hatinya, ia belum ingin menikah lagi. Tetapi amanah suaminya itu juga sangat penting untuknya. Tetapi bagaimana dengan ibu mertuanya? Apakah akan menyetujuinya atau tidak?

Rasa-rasanya sang ibu mertua akan menolak kehadirannya kembali menjadi menantu di keluarga Atmajaya. Terlebih dirinya lebih tua lima tahun dari Faizan.

Adik iparnya itu tentu saja secara fisik tampan, pintar dan idaman banyak wanita. Bahkan mendiang suaminya pernah bercerita tentang Faizan yang sering didekati banyak gadis cantik dan berpunya tetapi Faizan menolaknya.

Bahkan Handika pernah menjodohkan Faizan dengan adik dari temannya pun ditolak. Faizan pernah mengatakan pada Handika bahwa hatinya sudah dipenuhi satu nama wanita. Selain wanita itu, ia tidak menginginkan yang lainnya.

Tentu saja dalam benak Aisha apakah adik iparnya itu sudah punya kekasih yang ia cintai tadi namun masih dirahasiakan dari keluarga besar Atmajaya? Lalu bagaimana nasib wanita yang Faizan cintai nantinya jika adik iparnya tersebut akan menikahi dirinya kelak?

Ia tidak ingin menjadi penghalang jodoh Faizan hanya karena sebuah amanah dari mendiang suaminya itu. Tentu saja sebagai sesama wanita, ia tidak mau menyakiti hati wanita lain yang menjadi kekasih Faizan.

Banyak pertanyaan berkecamuk yang bersarang dalam benak Aisha. Namun ia tidak menemukan jawaban apapun atas pertanyaan-pertanyaan itu.

Akhirnya ia memutuskan untuk berpasrah diri pada Sang Pencipta. Apapun takdir yang disiapkan untuknya di depan maka dengan ikhlas ia akan menerimanya.

🍁🍁🍁

Malam itu juga pemakaman sederhana di lakukan oleh Faizan dan Aisha di Sleman untuk mengebumikan jenasah kedua orang tua Aisha yaitu Surya dan Lestari. Dibantu para tetangga sekitar rumah Aisha di Sleman, Yogyakarta.

Keduanya di makamkan dalam satu liang lahat yang sama di pemakaman umum tak jauh dari kediaman Surya dan Lestari. Tetangga begitu syok mendengar keduanya meninggal tragis akibat kecelakaan.

Mama Ida tidak menghadiri pemakaman besannya itu. Selain faktor kemarahan pada Aisha, ia tidak mau jauh dari jenasah sang putra. Dan Faizan sudah meminta maaf pada Aisha atas sikap ibu tirinya itu. Aisha pun berusaha memakluminya.

Selepas pemakaman kedua orang tuanya, Aisha dan keluarga Atmajaya bertolak ke Jakarta membawa jenasah Handika untuk di makamkan. Sepanjang perjalanan Aisha terus bersedih namun ia berusaha ikhlas melepas kepergian sang suami.

Keesokan harinya di atas gundukan tanah merah di sebuah pemakaman umum di Jakarta tertuliskan batu nisan atas nama Handika Atmajaya.

Gundukan tanah merah yang masih basah dan bertaburan banyak bunga di atasnya. Para pelayat diantaranya karyawan, teman, kolega serta kerabat datang menghadiri pemakaman suami Aisha tersebut.

Kaca mata hitam bertengger hampir di seluruh pelayat yang hadir. Bahkan saat acara pemakaman masih berlangsung, Aisha yang dalam kondisi psikis dan fisiknya kurang baik mendadak pingsan.

Mama Ida hanya mencibirnya dalam hati sebab kondisi sedang ramai pelayat. Tentunya ia tidak mau mempermalukan dirinya sendiri dengan mencemooh langsung menantunya itu yang pingsan. Aisha ia tuduh hanya akting belaka.

"Dasar menantu sial. Pingsannya pasti cuma pura-pura mencari simpati orang lain. Dasar tak tahu malu. Lihat saja setelah ini kamu akan aku usir dari keluarga Atmajaya," batin Mama Ida geram ketika melihat Aisha pingsan.

Selepas acara pemakaman, Mama Ida pulang bersama kerabat yang lain. Sedangkan Faizan menemani Aisha yang sudah siuman. Dan Aisha tidak mau cepat-cepat pergi dari makam suaminya.

Faizan yang memahami, akhirnya mengalah dan menungguinya dengan sabar. Tidak mungkin ia meninggalkan sang belahan jiwanya itu sendirian di sebuah pemakaman umum tanpa pendampingan seseorang.

Terlebih kondisinya kurang sehat baik fisik maupun bathinnya.

"Ikhlaskan Mas Handika, Mbak. Doakan selalu kakakku semoga jalannya terang dan mudah menuju surgaNya," ucap Faizan lirih.

"Amin..."

"Makasih Dek," ucap Aisha.

Hari sudah mulai sore dan senja pun mulai tampak di tempatnya. Keduanya memutuskan kembali ke rumah keluarga Atmajaya.

Drettt... drett...

Dering ponsel Mama Ida tiba-tiba berbunyi, sang empunya pun langsung melihat id pemanggil. Dirinya begitu terkejut dan tengah dilanda kekhawatiran yang cukup pelik ketika orang tersebut menghubunginya.

"Dasar brengsek kenapa dia telepon aku di saat seperti ini!" geram Mama Ida membathin.

🍁🍁🍁

Terpopuler

Comments

karin Ke

karin Ke

nahh looo mama ida,, ada apa gerangan 🙄🙄🙄🙄🙄

2024-10-25

0

Tuti Tyastuti

Tuti Tyastuti

nah loh ada apa dengan mamah ida

2024-07-14

0

LENY

LENY

mama Ida ini kayaknya ada yg disembunyikan

2023-10-28

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Kecelakaan Dahsyat
2 Bab 2 - Duka yang Mendalam
3 Bab 3 - Suratan Takdir
4 Bab 4 - Wasiat Handika
5 Bab 5 - Kedatangan Pengacara Keluarga
6 Bab 6 - Hal Penting
7 Bab 7 - Awal Mula
8 Bab 8 - Patah Hati
9 Bab 9 - Calon Menantu Idaman
10 Bab 10 - Firasat Buruk
11 Bab 11 - Satu Tahun Pernikahan
12 Bab 12 - Bicara Berdua
13 Bab 13 - Pulang Kampung
14 Bab 14 - Cinta Tulus Faizan
15 Bab 15 - Menuju Pernikahan
16 Bab 16 - Mimpi Indah
17 Bab 17 - Sah
18 Bab 18 - Malam Pengantin
19 Bab 19 - Pelukan Hangat
20 Bab 20 - Cinta atau Kewajiban?
21 Bab 21 - Siapa Perempuan Itu?
22 Bab 22 - Cemburu
23 Bab 23 - Nasehat Bik Imah
24 Bab 24 - Trauma
25 Bab 25 - Aku Mencintaimu
26 Bab 26 - Pergi ke Bandung
27 Bab 27 - Menuju Berbuka
28 Bab 28 - Masih Suci ?
29 Bab 29 - Anugerah Terindah
30 Bab 30 - Penjelasan
31 Bab 31 - Urusan Bisnis
32 Bab 32 - Rencana Licik
33 Bab 33 - Honeymoon
34 Bab 34 - Terusik
35 Bab 35 - Pukulan Telak
36 Bab 36 - Mama Ida Jatuh Sakit
37 Bab 37 - Rencana Busuk
38 SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI
39 Bab 38 - Hamil
40 Bab 39 - Tangisan Pilu Aisha
41 Bab 40 - Gelisah dan Curiga
42 Bab 41 - Wejangan dari Sahabat
43 Bab 42 - Paket Misterius
44 Bab 43 - Terusir
45 Bab 44 - Mendadak Mual
46 Bab 45 - Couvade Syndrome
47 Bab 46 - Diterima Bekerja
48 Bab 47 - Kepulangan Faizan
49 Bab 48 - Alibi Mama Ida
50 Bab 49 - Sebuah Amplop Tanpa Nama
51 Bab 50 - Tiga Lembar Foto
52 Bab 51 - Tikus Kecil
53 Bab 52 - Kedatangan Tamu
54 Bab 53 - Duka di Masa Lalu
55 Bab 54 - Keyakinan Bu Jihan
56 Bab 55 - Ngidam
57 Bab 56 - Kabar Mengejutkan
58 Bab 57 - Wajah yang Familiar
59 Bab 58 - Menguak Tabir
60 Bab 59 - Tabir Terbuka part 1
61 Bab 60 - Tabir Terbuka part 2
62 Bab 61 - Tabir Terbuka part 3
63 Bab 62 - Hukum Tabur Tuai
64 Bab 63 - Go to Bali
65 Bab 64 - Tes DNA
66 Bab 65 - Drama Perjalanan ke Bali
67 Bab 66 - Hasil Tes DNA
68 Bab 67 - Haru Biru
69 Bab 68 - Calon Papa Ngambek
70 Bab 69 - Setelah Sekian Purnama
71 Bab 70 - Akhir Kisah Ibu Mertua Kejam
72 Bab 71 - Permintaan Maaf
73 Bab 72 - Kelahiran Buah Hati
74 PROMO KARYA BARU
75 PROMO KARYA BARU
76 PROMO KARYA BARU
77 PROMO KARYA BARU
78 PROMO KARYA BARU
79 PROMO KARYA BARU
80 PROMO KARYA BARU
81 PROMO KARYA BARU
82 Launching Novel Baru
Episodes

Updated 82 Episodes

1
Bab 1 - Kecelakaan Dahsyat
2
Bab 2 - Duka yang Mendalam
3
Bab 3 - Suratan Takdir
4
Bab 4 - Wasiat Handika
5
Bab 5 - Kedatangan Pengacara Keluarga
6
Bab 6 - Hal Penting
7
Bab 7 - Awal Mula
8
Bab 8 - Patah Hati
9
Bab 9 - Calon Menantu Idaman
10
Bab 10 - Firasat Buruk
11
Bab 11 - Satu Tahun Pernikahan
12
Bab 12 - Bicara Berdua
13
Bab 13 - Pulang Kampung
14
Bab 14 - Cinta Tulus Faizan
15
Bab 15 - Menuju Pernikahan
16
Bab 16 - Mimpi Indah
17
Bab 17 - Sah
18
Bab 18 - Malam Pengantin
19
Bab 19 - Pelukan Hangat
20
Bab 20 - Cinta atau Kewajiban?
21
Bab 21 - Siapa Perempuan Itu?
22
Bab 22 - Cemburu
23
Bab 23 - Nasehat Bik Imah
24
Bab 24 - Trauma
25
Bab 25 - Aku Mencintaimu
26
Bab 26 - Pergi ke Bandung
27
Bab 27 - Menuju Berbuka
28
Bab 28 - Masih Suci ?
29
Bab 29 - Anugerah Terindah
30
Bab 30 - Penjelasan
31
Bab 31 - Urusan Bisnis
32
Bab 32 - Rencana Licik
33
Bab 33 - Honeymoon
34
Bab 34 - Terusik
35
Bab 35 - Pukulan Telak
36
Bab 36 - Mama Ida Jatuh Sakit
37
Bab 37 - Rencana Busuk
38
SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI
39
Bab 38 - Hamil
40
Bab 39 - Tangisan Pilu Aisha
41
Bab 40 - Gelisah dan Curiga
42
Bab 41 - Wejangan dari Sahabat
43
Bab 42 - Paket Misterius
44
Bab 43 - Terusir
45
Bab 44 - Mendadak Mual
46
Bab 45 - Couvade Syndrome
47
Bab 46 - Diterima Bekerja
48
Bab 47 - Kepulangan Faizan
49
Bab 48 - Alibi Mama Ida
50
Bab 49 - Sebuah Amplop Tanpa Nama
51
Bab 50 - Tiga Lembar Foto
52
Bab 51 - Tikus Kecil
53
Bab 52 - Kedatangan Tamu
54
Bab 53 - Duka di Masa Lalu
55
Bab 54 - Keyakinan Bu Jihan
56
Bab 55 - Ngidam
57
Bab 56 - Kabar Mengejutkan
58
Bab 57 - Wajah yang Familiar
59
Bab 58 - Menguak Tabir
60
Bab 59 - Tabir Terbuka part 1
61
Bab 60 - Tabir Terbuka part 2
62
Bab 61 - Tabir Terbuka part 3
63
Bab 62 - Hukum Tabur Tuai
64
Bab 63 - Go to Bali
65
Bab 64 - Tes DNA
66
Bab 65 - Drama Perjalanan ke Bali
67
Bab 66 - Hasil Tes DNA
68
Bab 67 - Haru Biru
69
Bab 68 - Calon Papa Ngambek
70
Bab 69 - Setelah Sekian Purnama
71
Bab 70 - Akhir Kisah Ibu Mertua Kejam
72
Bab 71 - Permintaan Maaf
73
Bab 72 - Kelahiran Buah Hati
74
PROMO KARYA BARU
75
PROMO KARYA BARU
76
PROMO KARYA BARU
77
PROMO KARYA BARU
78
PROMO KARYA BARU
79
PROMO KARYA BARU
80
PROMO KARYA BARU
81
PROMO KARYA BARU
82
Launching Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!