Keduanya tercengang saat melihat dan mendengarkan video di ponsel milik sang dokter tersebut. Bahwa Handika memberikan sebuah wasiat atau permintaan terakhirnya sebelum ajal menjemputnya.
Handika meminta Faizan untuk menikahi Aisha setelah usai masa iddah. Bahkan berkali-kali Handika meminta maaf pada semuanya hingga menangis berurai air mata dengan kalimat yang terbata-bata dan nafas tersengal dalam video tersebut.
Terutama Handika meminta maaf dengan sangat pada sang istri, Aisha, yang belum bisa ia bahagiakan. Dan juga pada Faizan yang ia akan bebani tanggung jawab menjaga Aisha dan juga ibu kandungnya selepas ia pergi.
"Kakak mohon dengan sangat Dek, cintai dan sayangi Aisha. Bahagiakan istri kakak dan titip Mama apapun yang terjadi."
"Aisha istriku, maafkan aku sayang. Cintai dan patuhi Faizan ketika nanti kalian sudah menikah seperti kamu mencintaiku dan berbakti padaku selama ini. Aku doakan semoga kalian berdua bahagia selamanya."
Itulah sepenggal kata yang terlontar dari bibir Handika dalam video tersebut.
Faizan pun meminta pada sang dokter mengirimkan file video itu pada ponselnya. Akhirnya keduanya keluar dari ruangan sang dokter dan duduk depan kamar Handika.
Faizan dan Aisha sama-sama hening dan tengah berada dalam pikirannya masing-masing. Sungguh Aisha tak menyangka bahwa sang suami memberikan mandat tersebut pada adik iparnya.
Sejujurnya dalam hatinya, ia belum ingin menikah lagi. Tetapi amanah suaminya itu juga sangat penting untuknya. Tetapi bagaimana dengan ibu mertuanya? Apakah akan menyetujuinya atau tidak?
Rasa-rasanya sang ibu mertua akan menolak kehadirannya kembali menjadi menantu di keluarga Atmajaya. Terlebih dirinya lebih tua lima tahun dari Faizan.
Adik iparnya itu tentu saja secara fisik tampan, pintar dan idaman banyak wanita. Bahkan mendiang suaminya pernah bercerita tentang Faizan yang sering didekati banyak gadis cantik dan berpunya tetapi Faizan menolaknya.
Bahkan Handika pernah menjodohkan Faizan dengan adik dari temannya pun ditolak. Faizan pernah mengatakan pada Handika bahwa hatinya sudah dipenuhi satu nama wanita. Selain wanita itu, ia tidak menginginkan yang lainnya.
Tentu saja dalam benak Aisha apakah adik iparnya itu sudah punya kekasih yang ia cintai tadi namun masih dirahasiakan dari keluarga besar Atmajaya? Lalu bagaimana nasib wanita yang Faizan cintai nantinya jika adik iparnya tersebut akan menikahi dirinya kelak?
Ia tidak ingin menjadi penghalang jodoh Faizan hanya karena sebuah amanah dari mendiang suaminya itu. Tentu saja sebagai sesama wanita, ia tidak mau menyakiti hati wanita lain yang menjadi kekasih Faizan.
Banyak pertanyaan berkecamuk yang bersarang dalam benak Aisha. Namun ia tidak menemukan jawaban apapun atas pertanyaan-pertanyaan itu.
Akhirnya ia memutuskan untuk berpasrah diri pada Sang Pencipta. Apapun takdir yang disiapkan untuknya di depan maka dengan ikhlas ia akan menerimanya.
🍁🍁🍁
Malam itu juga pemakaman sederhana di lakukan oleh Faizan dan Aisha di Sleman untuk mengebumikan jenasah kedua orang tua Aisha yaitu Surya dan Lestari. Dibantu para tetangga sekitar rumah Aisha di Sleman, Yogyakarta.
Keduanya di makamkan dalam satu liang lahat yang sama di pemakaman umum tak jauh dari kediaman Surya dan Lestari. Tetangga begitu syok mendengar keduanya meninggal tragis akibat kecelakaan.
Mama Ida tidak menghadiri pemakaman besannya itu. Selain faktor kemarahan pada Aisha, ia tidak mau jauh dari jenasah sang putra. Dan Faizan sudah meminta maaf pada Aisha atas sikap ibu tirinya itu. Aisha pun berusaha memakluminya.
Selepas pemakaman kedua orang tuanya, Aisha dan keluarga Atmajaya bertolak ke Jakarta membawa jenasah Handika untuk di makamkan. Sepanjang perjalanan Aisha terus bersedih namun ia berusaha ikhlas melepas kepergian sang suami.
Keesokan harinya di atas gundukan tanah merah di sebuah pemakaman umum di Jakarta tertuliskan batu nisan atas nama Handika Atmajaya.
Gundukan tanah merah yang masih basah dan bertaburan banyak bunga di atasnya. Para pelayat diantaranya karyawan, teman, kolega serta kerabat datang menghadiri pemakaman suami Aisha tersebut.
Kaca mata hitam bertengger hampir di seluruh pelayat yang hadir. Bahkan saat acara pemakaman masih berlangsung, Aisha yang dalam kondisi psikis dan fisiknya kurang baik mendadak pingsan.
Mama Ida hanya mencibirnya dalam hati sebab kondisi sedang ramai pelayat. Tentunya ia tidak mau mempermalukan dirinya sendiri dengan mencemooh langsung menantunya itu yang pingsan. Aisha ia tuduh hanya akting belaka.
"Dasar menantu sial. Pingsannya pasti cuma pura-pura mencari simpati orang lain. Dasar tak tahu malu. Lihat saja setelah ini kamu akan aku usir dari keluarga Atmajaya," batin Mama Ida geram ketika melihat Aisha pingsan.
Selepas acara pemakaman, Mama Ida pulang bersama kerabat yang lain. Sedangkan Faizan menemani Aisha yang sudah siuman. Dan Aisha tidak mau cepat-cepat pergi dari makam suaminya.
Faizan yang memahami, akhirnya mengalah dan menungguinya dengan sabar. Tidak mungkin ia meninggalkan sang belahan jiwanya itu sendirian di sebuah pemakaman umum tanpa pendampingan seseorang.
Terlebih kondisinya kurang sehat baik fisik maupun bathinnya.
"Ikhlaskan Mas Handika, Mbak. Doakan selalu kakakku semoga jalannya terang dan mudah menuju surgaNya," ucap Faizan lirih.
"Amin..."
"Makasih Dek," ucap Aisha.
Hari sudah mulai sore dan senja pun mulai tampak di tempatnya. Keduanya memutuskan kembali ke rumah keluarga Atmajaya.
Drettt... drett...
Dering ponsel Mama Ida tiba-tiba berbunyi, sang empunya pun langsung melihat id pemanggil. Dirinya begitu terkejut dan tengah dilanda kekhawatiran yang cukup pelik ketika orang tersebut menghubunginya.
"Dasar brengsek kenapa dia telepon aku di saat seperti ini!" geram Mama Ida membathin.
🍁🍁🍁
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
karin Ke
nahh looo mama ida,, ada apa gerangan 🙄🙄🙄🙄🙄
2024-10-25
0
Tuti Tyastuti
nah loh ada apa dengan mamah ida
2024-07-14
0
LENY
mama Ida ini kayaknya ada yg disembunyikan
2023-10-28
1