Faizan sudah memakai kaos putih polos beserta boxernya berwarna hitam dan menyusul sang istri yang sudah lebih dahulu naik ke peraduan. Aisha sedari tadi dilanda gugup sehingga ia langsung naik ke atas ranjang dan membalutkkan tubuhnya dengan selimut seraya memejamkan mata namun tidak tidur.
Faizan sangat paham Aisha tengah canggung bersamanya karena di hati Aisha mungkin saja masih banyak cinta bersemayam untuk mendiang kakaknya, Handika. Dirinya tak ingin memaksakan pada sang belahan jiwanya untuk melakukan ritual malam pengantin malam ini juga.
Sebab Faizan menikahi Aisha karena wanita ini adalah cinta pertamanya yang tak lekang oleh waktu dan amanah sang kakak bukan karena nafsu semata.
"Sha, kamu sudah tidur?" tanya Faizan lirih seraya melihat istrinya dari samping.
Aisha yang mendengar sang suami memanggilnya otomatis membuka matanya dan langsung ia terkejut sebab matanya langsung bersirobok dalam satu pandangan garis lurus dengan mata Faizan.
Deg...
Aisha menelan salivanya dalam-dalam ditatap Faizan dengan sorot mata yang sarat akan cinta di dalamnya.
"Belum, Mas. Aku belum ngantuk," cicit Aisha seraya mengalihkan pandangannya karena mendadak jantungnya berdegup kencang ketika ditatap seperti itu oleh Faizan.
Entah mengapa respon tubuhnya seperti itu. Dirinya pun tak tahu. Aisha yang sedari awal tidur menyamping, akhirnya ia merubah posisi tidurnya menjadi telentang menatap langit-langit kamar yang di atasnya ternyata ada kerlap-kerlip bintang. Sungguh indah dan hal itu membuatnya tersenyum.
"Kenapa senyum-senyum, Sha?" tanya Faizan penasaran.
"Itu mas lucu ya di kamar kamu langit-langitnya ada pernak-pernik bintang. Sejak kapan itu ada Mas?" tanya Aisha seraya menunjuk langit-langit kamar Faizan.
"Baru aku pasang kemarin," jawab Faizan singkat dan ikut tersenyum juga.
"Mas sendiri yang pasang itu atau orang lain? Untuk apa Mas?" tanya Aisha penasaran.
"Mas pasang sendiri tanpa bantuan orang lain. Emang sengaja aku hias karena kamu kan suka melihat bintang-bintang di balkon kamarmu," ucap Faizan.
"Mas tahu dari mana?" tanya Aisha dengan suara sedikit tercekat.
"Tentu saja tahu, Sha. Ketika singgah ke rumah utama, aku beberapa kali melihatmu keluar kamar dan berdiri di balkon. Ternyata kamu sedang menatap bintang-bintang," ucap Faizan jujur.
"Mas, aku boleh tanya sesuatu enggak?" tanya Aisha lirih.
"Tanyakan apapun Sha yang kamu mau dan segala yang ada di pikiranmu. Jangan kamu pendam sendiri atau memiliki spekulasi lain yang belum tentu benar. Pasti aku akan menjawabnya dengan jujur," ucap Faizan lugas.
"Mantan kekasih Mas, apa enggak marah mengetahui pernikahan Mas sama aku?" tanya Aisha seraya menundukkan pandangannya.
"Angkat dagumu dan tatap mata aku, Sha. Jika berbicara denganku. Ini perintah suamimu," ucap Faizan tegas namun tetap lembut seraya mengangkat dagu sang istri.
Keduanya pun saling berpandangan satu sama lain dan Aisha yang masih dilanda gugup mencoba bertanya kembali pada suaminya dengan pertanyaan yang sama.
Faizan menjawab," Sudah berulang kali aku katakan bahwa aku tak punya mantan kekasih, Sha. Benny dan Bu Jihan adalah saksi hidupku. Kamu bisa bertanya langsung pada mereka. Apa kamu tak percaya?" tanya Faizan dengan serius.
"Bu Jihan, bos Mas Faizan di Batam?" tanya Aisha.
"Iya, Sha. Bu Jihan sudah seperti ibu kandungku sendiri terlebih dia adalah tantenya Benny," jelas Faizan.
"Lalu siapa wanita yang Mas cintai?" tanya Aisha lirih.
"Wanita itu yang sekarang sedang bertanya padaku siapa nama wanita yang aku cintai," ucap Faizan tegas tanpa basa-basi.
Deg...
"Mak_sud Mas Fai_zan?" tanya Aisha terbata-bata sebab dirinya terkejut mendengar jawaban Faizan.
"Mana mungkin diriku," batin Aisha tengah berkecamuk.
"Aku cinta kamu, Sha. Apa aku tidak boleh mencintai kamu? Terlebih sekarang kamu adalah istriku bukan kakak iparku," tutur Faizan.
"Apa Mas enggak akan kecewa mencintai wanita sepertiku?" tanya Aisha sendu.
Lagi-lagi rasa insecure tengah menggerogoti jiwanya yang tengah rapuh dan bimbang.
"Memangnya kamu wanita seperti apa, Sha? Apa janda itu sebutan yang hina atau seorang janda tidak boleh dicintai dan tidak berhak mencintai?" tanya Faizan dengan mode serius namun tetap lembut membuat Aisha mulai berkaca-kaca.
Aisha diam tak menjawab ucapan Faizan. Hatinya tengah gamang dan sedikit terkejut sebab mantan adik iparnya yang sekarang telah menjadi suaminya tengah mengucapkan kata cinta untuknya yang terdengar begitu syahdu merasuk ke dalam jiwanya.
Tiba-tiba sebuah pelukan hangat mendarat di tubuh Aisha beriringan dengan sebuah bisikan kalimat di telinganya yang membuat hatinya semakin berdesir indah seraya dihargai, dihormati dan dicintai begitu dalam oleh sosok pria yang sama sekali tidak ia duga jika takdir melabuhkan dirinya kepadanya.
"Aku mencintaimu, istriku."
Cup...
Sebuah kecupan hangat mengalir lembut di pipi Aisha. Semakin membuatnya terbang ke awan bersayap cinta seorang Faizan yang membawanya ke angkasa. Tak terasa buliran air mata tanpa sengaja menetes di pelupuk matanya.
🍁🍁🍁
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
Tuti Tyastuti
oh🥰🥰🥰
2024-07-15
0
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
faizan cinta aisha
2024-03-26
2
Zhou Zhi lou
mungkin krn pengantin baru mash ada rasa acanggung apalagi dia dulu istri sang kakak
2023-05-02
2