taksi yang di tumpangi laura kini telah sampai di depan gerbang rumah mewah berlantai dua. laura lantas turun dari mobil itu dan di sambut hangat oleh Amrul yang berjaga di depan.
" baru pulang non? " tanya Amrul dengan polosnya.
Laura hanya mengangguk seraya tersenyum. kakinya melangkah saat gerbang sudah di buka lebar oleh satpam itu.
kening laura mengernyit saat menyadari mobil yang biasa di pakai suaminya masih terparkir di garasi. Yang berarti menandakan pria itu masih berada di rumah. laura lantas melirik jam kecil berwarna silver yang melingkar pas di pergelangan tangannya. saat ini masih pukul tujuh kurang sepuluh menit memberartikan semua penghuni rumah sudah memulai aktivitas masing - masing.
wanita itu menghela nafas mengumpulkan kekuatan untuk menghadapi kisah pelik yang mengguncang rumah tangganya. dengan langkah pelan, wanita yang mengenakan dress anggun berlengan panjang yang juga pas di tubuh, masuk ke rumah mewah bercat putih yang elegan dan megah.
mungkin sekitar 10 menit Evelyn keluar dari kamar mandi dengan mengenakan handuk yang melilit tubuhnya. seperti biasa setelah mandi berkeramas, gadis itu langsung duduk di depan meja rias untuk mengeringkan rambut. saat sedang sibuk mengeringkan rambut, gadis itu membelalak kala matanya menangkap beberapa bercak merah di dadanya.
" ish,, apa ini saudara - saudara ? " tanyanya ke reader yang mungkin paham bercak apakah itu gerangan " dasar vampire.,, susah kan ngilanginnya " gerutunya kesal sambil menggosok bercak itu menggunakan jari berharap Bercak kemerahan di dadanya yang itu hilang.
tok tok tok
Evelyn yang masih sibuk mengeringkan rambut menoleh sebal ke arah pintu karena di ketuk nyaring oleh Landung.
" apa sih,, babu ! " omelnya ke arah pintu
alih - alih marah, Landung justru terkekeh mendengar sebutan babu, gadis itu bahkan tak tersinggung sedikitpun. mengingat ia sangat tau diri statusnya di rumah mewah itu.
" enggh, nonaku yang cantik maafkan pelayanmu ini yang lupa menyetrika bajumu !. bolehkah hamba masuk, untuk mengambil baju itu ? " izin Landung dengan suara di buat - buat khas seorang dayang kerajaan.
Evelyn memutar bola matanya jengah, dengan kelakuan random pelayannya. gadis itu dengan malas beranjak dari duduknya untuk mengambil seragam sekolah yang akan di setrika itu.
ceklek
" nih, di gosok yang rapi, jangan kayak kemaren di lipet - lipet. norak ! gue nggak suka " omelnya ke Landung dan dibalas dengan senyuman yang semanis madu.
" inggih nona kesayangan, hamba pamit undur diri " balasnya seraya membungkuk.
Evelyn mendengus sebal mantap jengkel ke arah art nya itu yang terlalu berlebihan namun saat hendak masuk kekamar, gadis itu menatap heran ke arah kakak madunya yang memandangnya tak kedip seraya matanya berkaca - kaca.
Evelyn mengikuti arah pandang laura dan berhenti di area dadanya yang terdapat bercak merah, rambutnya yang basah membuat orang lain berpikir dirinya telah melakukan acara panas di malam hari. Evelyn salah tingkah gadis itu meremas kain handuk bagian ujung. Evelyn lantas menutupi dadanya dan segera masuk ke dalam kamar.
" eh, sudah pulang non? semalam, semuanya khawatir loh mencari non. kemana saja nona ini? " Landung mendekat ke arah laura yang masih berdiri mematung menatap pintu kamar madunya. gadis itu menggaruk sisi kepala melihat nona majikannya yang kini berderai air mata. tanpa sepatah katapun laura berjalan cepat ke dalam kamar yang biasa ia singgahi. meninggalkan Landung yang menatap keheranan.
bersamaan dengannya, kavian juga baru keluar dari kamar mandi dengan rambut basah dan handuk yang melilit area bagian bawahnya.
hati laura kembali mencelus juga berdenyut - denyut nyeri. laura berjalan mundur seraya memegangi dadanya yang teramat sesak dan perih. wanita itu berhenti mundur saat tubuhnya menabrak pintu. tubuhnya merosot dengan air mata yang mengalir deras. wanita itu tergugu, tangan kanannya membekap mulutnya menghalau suaranya agar tak pecah. tangan kirinya meremas gaun menahan sesak yang memupuk di dadanya.
" sayang ! " kavian bergegas menghampiri istrinya yang sekarang terduduk dan tergugu.
laki - laki itu lantas merengkuh tubuh ramping istrinya ke dada lebarnya.
pria itu menepuk - nepuk punggung laura yang berguncang hebat seirama dengan tangisnya.
" ada apa? kenapa menangis? " tanyanya lagi, bukannya mendapat jawaban, laura semakin kencang saja tangisnya membuat kavian memejamkan mata merasa dadanya ikut sesak mendengar tangis pilu istrinya.
" jahat kamu mas ! " cercaan yang terlontar dari istrinya membuat matanya semakin memejam erat. ia tak menyangkal itu karena sebelum wanita itu berkata demikian, dia lebih dulu mengutuk dan mencemooh dirinya.
inilah yang pria itu inginkan mendengar semburan pedas yang di tumpahkan istrinya agar wanita itu Puas menghamburkan segala tumpah ruah kekesalannya.
" kamu mengkhianati ku, tega sekali kamu mas " kembali laura berteriak melontarkan kekesalannya.
" maaf "
" minggir, aku jijik.. beraninya kau menyentuh gadis itu, beraninya " laura memukul - mukul dada kavian bertubi - tubi. rasanya sakit sekali membayangkan malam panas yang di lalui suaminya dengan wanita lain.
" dasar penipu ulung ! " laura terus memukul dada suaminya menimbulkan rasa nyeri dan perih di dada itu.
" sayang,, hentikan ! apa maksudmu ? " kavian mencekal tangan laura dengan kening mengkerut.
" kau,,, kau,,, kau semalam telah... aaaarrrgggghhhh bajingan ! "
prakkkk
laura menendang guci yang terletak di sudut pintu membuat guci itu pecah berserakan.
kavian kembali mengernyit, kepalanya seperti berputar - putar tak bisa mencerna ucapan istrinya.
" bicara yang jelas, sayang ! " tutur kavian selembut mungkin
" kau bercinta dengan Evelyn ! " tuduhnya dengan jari mengacung tepat di wajah kavian.
sontak, kavian terkejut dengan mata yang melebar. semua anggota keluarga yang ternyata sudah berada di depan itu spontan membelalakan mata saat mendengar suara keras yang dilontarkan laura.
astrid mengepalkan tangannya lalu menatap tajam madu putrinya yang berdiri di ambang pintu kamar. bukan hanya astrid, baik rini, efras, dan shakty, serta merta para asisten rumah tangga juga menoleh ke arah Evelyn.
Evelyn menggelengkan kepala, membantah keras tuduhan yang di layangkan kakak madunya.
" itu tidak benar sayang " kavian kembali merengkuh bahu istrinya, namun wanita itu memberontak.
" dengar penjelasan ku ,, "
kavian mendekap erat tubuh istrinya yang menangis tergugu.
" lalu siapa yang memberi bekas ******* itu,? nggak mungkin itu reno ataupun nick " sungutnya membuat kavian terkekeh di sela tangisnya. karena laura menuduh dua kucing gembul peliharaan Evelyn.
" ayo duduk dulu ,, biar ku jelaskan sejelas - jelasnya " kavian menuntun tubuh laura untuk duduk di atas kasur dengan tubuhnya yang masih mendekap erat.
di luar sana, astrid geram sekali. wanita itu lantas mendekat ke arah Evelyn yang masih berdiri kaku di ambang pintu kamarnya.
plakkkk
semua orang terkejut saat satu tamparan melayang di pipi Evelyn.
Evelyn memegangi pipinya yang terasa panas dan perih. gadis itu menatap tajam wanita paruh baya yang juga menatapnya tajam.
" dasar p*l*c*r ! berani sekali kau menggoda menantuku ! " makinya astrid menatap nyalang remaja di depannya.
tangan Evelyn mengepal, dadanya bergemuruh menahan sesak yang menghimpit di dadanya.
" jeng astrid ,, jaga bicaramu !.. dia juga menantuku yang berarti juga istri anaku " rini menghampiri Evelyn, wanita itu berdiri di depan gadis itu seolah menjadi pasukan yang siap menghadang lawan yang menyerang rajanya.
astrid, wanita paruh baya itu tersenyum getir. wanita itu seolah merasakan kesakitan yang sama seperti yang putrinya alami. bahkan mungkin sakit yang dirasa wanita itu amat lebih besar.
" aku memang bukan wanita terhormat dan terpandang seperti jeng rini, jitetapi setidaknya hatiku lebih mulia karena tidak membuat wanita lain kehilangan suaminya dan terluka batinnya. aku yang melahirkan putriku.. aku jelas bisa merasakan sakit luar biasa yang di rasa putri semata wayangku " berang astrid dengan suara meninggi
mendengar ribut - ribut di luar, kavian dan laura lantas keluar dari dalam kamar.
" mih " laura berhambur memeluk ibunya. hatinya terasa sakit melihat wanita yang mengandungnya bercucuran air mata.
" salahkan putrimu yang.... "
" yang tak mau mengandung maksudmu? " potong astrid cepat karena sudah terbiasa mendengar alasan rini yang itu - itu saja
" jeng rini, sudah ku bilang kan putriku akan mengandung " imbuhnya lagi mantap.
rini menghela nafas merasa jenuh karena yang di debatkan selalu sama. " sudahlah jeng astrid, terima saja takdir ini. toh pernikahan kavian dan Evelyn bermaksud memberikan keturunan. tak ada cinta di antara mereka "
Evelyn Menatap rak percaya wanita di depannya, maksudnya dia di jadikan alat pencetak anak? begitukah ?. Evelyn meremas ujung roknya, kata - katanya bagaikan pedang berjeruji yang mengoyak bagian terdalam hatinya. apakah dia serendah itu di mata mertuanya sehingga dengan entengnya wanita itu berkata demikian?. lalu apa artinya wanita itu mengelu - elukan keberadaannya? apakah semua sikap lembutnya hanya rayuan belaka, yang membuatnya melayang tinggi dan kemudian menjatuhkannya ke laut sampai ke dasar?. batin Evelyn bermonolog.
" lalu setelah Evelyn melahirkan apa yang akan jeng rini lakukan? membuat mereka bercerai karena tak ada cinta ? " tanya astrid memicingkan mata.
rini gelagapan, rupanya wanita itu salah bicara " ap,,apa maksud jeng astrid? tentu saja tidak... mereka akan tetap menjadi suami istri "
" lalu bagaimana dengan putriku? kamu pikir putriku tidak sakit hati melihat mereka bersama ? " astrid berkata kesal merasa tak puas dengan keputusan rini.
" sudah ku bilang kan jeng, laura harusnya mau mengandung biar rumah tangganya bertahan. kalau dia merasa sakit hati, itu urusannya mau meneruskan rumah tangga nya atau tidak. yang jelas aku sudah capek menghadapi watak bebal putrimu " sungut rini menatap kesal ke arah menantu tertuanya.
" baiklah... ayo sayang ! kita pergi dari rumah ini. untuk apa menjalani hubungan dengan orang tidak waras seperti mereka " astrid menaut tangan laura, lalu menarik putrinya untuk pergi dari hadapan mereka.
" mihhh,,, tolong jangan begini ! mari bicarakan baik - baik " kavian merentangkan tangan menghadang dua wanita itu agar tak pergi.
" diam brengsek ! ini semua gara - gara kau yang tak tegas dengan ibumu !.. lihatlah dia berbuat semena - mena pada kami " astrid menatap sengit besannya yang juka menatapnya kesal ke arahnya.
" aaarrrgghhh " kavian mengerang frustasi merasa dilema akan kekacauan ini. pria itu lantas menarik tangan laura.
" sayang,,, sudah ku bilang,, aku akan menjelaskannya. ayolah kita selesaikan ini dengan kepala dingin " bujuk kavian menatap permohonan kepada istrinya.
hati Evelyn mencelus, ia merasa posisinya kini adalah perusak rumah tangga pasangan yang harmonis. Ia tak terasa air matanya jatuh, gadis itu menunduk dalam dengan perasaan nano - nano.
shakty yang berdiri di sampingnya, mengelus bahu Evelyn menenangkan sekaligus memberi kekuatan kepada gadis itu. ia juga merasa pelik akan rumah tangga kakaknya yang kacau dan tak tau arah.
ia merasa ini sangat rumit, ibunya yang menginginkan cucu tapi ternyata gadis yang diingininya hamil itu masih remaja bahkan belum sah secara hukum pernikahannya. ia merasa iba dengan tiga manusia yang berstatus suami istri itu karena harus mengalami dilema yang tak berujung.
" gue yakin, pasti akan ada hikmah di balik kejadian ini ! " kavian menggenggam erat tangan Evelyn. gadis itu hanya melirik dan kembali menunduk merasa bersalah serta rasa sakit yang semakin dalam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments