kavian memukul setir mobil merasa kesal karena berpuluh - puluh panggilan di abaikan oleh istrinya
" shittt, kemana kamu laura ! " beberapa kali pria itu mengumpat kesal karena pesannya satupun tak terbalas.
kavi menepikan mobil di sisi jalan. tepatnya, di sebuah gedung yang biasa di gunakan untuk pemotretan Istrinya. pria itu masuk tergesa - gesa bahkan terkadang menabrak seorang staff yang tak sengaja lewat di depannya.
" cut " seorang fotografer sebaya dengan kavian memberi aba - aba berhenti untuk seorang model yang sedang berpose dengan memegang tas brand ternama.
sang fotografer menoleh, saat asistennya menunjuk ke arah kavian yang berdiri di ambang pintu ruang pemotretan itu.
" wwooaahhh, ada apa gerangan yang membuat sang CEO mau menyambangi gubug kecil ku ini ? " pria itu bepura - pura antusias menyambut kadatangan kavian dengan wajah dibuat sok dramatisn
kavian memutar bola matanya malas " dimana istriku ? " tanyanya to the point.
" kau pikir aku bodygoardnya? kenapa malah bertanya padaku? suami macam apa yang tega membiarkan istrinya berkeliaran di tengah malah " omelnya pria itu membuat kavian berdecak kesal karena bukan jawaban yang di dapat.
" beritahu aku atau ku bakar studiomu, arnold ! " ancam kavian membuat arnold memutar bola mata jengah, nggak merasa takut sama sekali.
" ayolah duduk dulu. " arnold mendorong tubuh sahabatnya untuk duduk di sofa yang terletak tak jauh dari ruang sempit itu.
" apa kalian sedang bertengkar ? " tanya arnold dengan membawa secangkir kopi yang disiapkan oleh asistennya dan menyodorkannya ke sahabatnya.
kavian meraub wajahnya frustasi, baru kali ini melihat istrinya semarah ini. biasanya wanita itu hanya merajuk berhari - hari.
melihat betapa kacaunya pria di depannya, arnold menjadi yakin kalau mereka benar - benar bertengkar " apa kau sudah ke rumah Mariana? " tanya arnold sembari memperhatikan hasil jepretan tadi.
kavi mengerutkan kening " siapa Mariana? " baru kali ini dia mendengar nama itu.
arnold menoleh " maksudku,, mario "
" siapa mario? " tanya kavian, suaranya agak meninggi.
arnold tampak berpikir, mencari kata yang pas untuk menjelaskan ke teman nya yang tempramennya cukup buruk apalagi menyangkut istri tercintanya.
" ohh, dia,, asisten baru laura. baru beberapa bulan ini sofia memutuskan untuk resign jadi aku merekomendasikan mario " jelas arnold
" apa ? " tanyanya sedikit terkejut.
" tenang brooo ! dia bukan pria tulen " potongnya menjinakkan singa kelaparan di depannya.
" tulen bukan berarti tak berbatang kan. sialan ! " kavian melempar bantal sofa membuat arnold terkekeh.
" ayolah, jangan berlebihan ! mungkin istrimu jengah denganmu yang menyebalkan itu " cemooh arnold membuat kavian melayangkan tatapan tajam.
" dimana rumah banci itu? " kavian berdiri tangannya merogoh kunci mobil di saku celana
" nanti aku share lok " sahut arnold ikut berdiri
kavian langsung bergegas pergi dan itu membuat arnold menatap kesal punggung kavian yang menghilang di balik pintu " huh, dasar tidak tahu terima kasih. jeff,, habiskan kopi ini ! sayang sekali kalau harus menyia - nyiakan minuman mahal"
laki - laki bernama jeff itu mendekat, matanya berbinar kala melihat secangkir kopi mahal disodorkan kepadanya. dengan secepat kilat pria itu menenggak rakus minuman hitam itu membuatnya menjerit karena bibirnya terasa panas.
" pelan - pelan bodoh ! " peringat arnold dengan kekehan.
÷÷
Mariana menatap miris ke arah laura yang kini memeluk lutut seraya terisak pilu. lelaki tulen itu mendekat ke arah ranjang apartemennya. dimana sosok atasannya itu berada. lelaki itu hanya diam menatap artis naungannya yang kini menatap kosong ke arah depan. walaupun baru beberapa bulan bekerja dengan laura, tetapi Mariana sedikit paham sifat ceria yang di tunjukkan wanita itu. dan kini ia harus melihat sisi lain dari wanita itu.
" jadi,, apa yang membuatmu bersedih hon? " tanya Mariana menyentuh pundak laura.
laura menyeka sudut matanya yang sembab " sepertinya,, aku sudah tak menarik lagi di mata suamiku ana "
Mariana beringsut naik ke atas ranjang " apa dia tidak pernah menyentuh mu? maksudku, apa dia jarang membelaimu ? " tanya Mariana sembari mempraktekkannya, tangannya bergerak mengelus lengan laura.
laura mendelik sebal, tangannya menampik tangan berbulu milik Mariana. " bukan begitu "
" lalu? " Mariana menaikan satu alis.
laura menghela nafasnya " sepertinya cinta lamanya telah kembali, dia sangat antusias bercengkrama dengan janda gatal itu "
" siapa janda gatal ? " tanya Mariana penasaran wajahnya mulai serius mencium bau - bau pelakor.
" kau tidak mengenalnya bodoh " ketus laura membuat mariana mencebik.
" aku akan kasih pelajaran ! " geram Mariana tangannya meninju kasur.
" jangan konyol,, aku tidak tertarik untuk membuang - buang waktu dengan wanita itu " tolak laura
Mariana memutar bola matanya malas " kau terlalu lembut laura, bahkan kau mau saja di bodohi di poligami "
" jangan bahas itu, pelakor kecil itu tidak berpengaruh sama sekali " bela laura karna memang Evelyn tidak pernah macam - macam dengannya.
" kau terlalu naif, atau memang kau terlalu lugu " Mariana menggelengkan kepala.
" diam, aku ingin istirahat ! pergilah " laura mengusir Mariana, setelah itu wanita itu bergelung kedalam selimut.
Mariana berdecak " huh, andaikan kau bukan sumber uangku sudah ku lempar kau ke jendela " gerutunya sambil menghentakkan kaki.
laura terkekeh membiarkan saja pria itu menggerutu. Laura tidak tersinggung karena tahu bahwa asistennya tidak benar - benar menganggapnya seperti itu. beberapa menit berlalu, perlahan akhirnya dia memejamkan matanya. entah sudah beberapa menit ia terpejam samar - samar telinganya mendengar keributan dari luar. laura menyingkirkan selimut yang menutupi kepalanya, laura menarik diri setengah badan, matanya menyipit saat sinar lampu yang menyilaukan.
" ada apa hon? "mata laura uang setengah terpejam mengarahkan pandangan ke ambang pintu. dimana samar - samar terlihat bayangan laki - laki yang dia pikir Mariana.
" bagus, bersembunyi di sini kau rupanya ! " suara yang sangat familiar itu membuat laura melebarkan mata.
" oh, kupikir kau masih bernostalgia dengan ****** itu " laura beranjak dari kasur lalu menuju ke meja rias untuk mengikat rambutnya.
kavian mengetatkan rahangnya " apa maksudmu berkata begitu? dia bukan ******. kau cemburu padanya ? pada angel ? temanku? "
laura menoleh ke arah suaminya, bibir wanita itu menyeringai " kalau iya kenapa? "
" jangan melucu laura, nggak ada hubungan apapun diantara kami " sergah kavian membela diri.
laura mengedikkan bahunya " sudahlah, lelaki nggak akan paham sama perasaan wanita. aku ingin sendiri, pergilah ! " usirnya menunjuk ke arah pintu.
kavian membuang muka, kesal sekali dengan istrinya kalau lagi mode merajuk. wanita itu memang tak merengek seperti biasanya, tapi sikap dingin wanita itu yang membuatnya frustasi, dia lebih memilih wanita itu menangis ataupun memukulnya bertubi - tubi seperti biasanya.
" aku tidak akan pergi, pulanglah ! " suara kavian mulai melembut, mengalah adalah cara yang pas untuk mendinginkan suasana tegang ini.
Mariana alias mario bergerak gelisah namun pria tulen itu masih bungkam karena enggan ikut campur. pria itu hanya menyimak dengan perasaan was - was takut kalau kavian akan berbuat kdrt.
" sudah ku bilang, aku ingin sendiri. kau tidak dengar? " berang laura suaranya meninggi.
kavian mengepal tangannya sebisa mungkin suaranya tak melampaui tinggi, mengingat itu akan melukai istrinya yang sedang mode merajuk itu.
" ayolah sayang,, jangan berpikir macam - macam.. aku sama sekali tidak punya perasaan sedikitpun kepadanya. kami murni bersahabat " kavian mencoba menyentuh tangan istrinya namun wanita itu menepisnya kasar.
" kau bahkan mengabaikan ku kavian, masih bilang nggak ada rasa? kau membiarkan ku kelaparan sedangkan kau asyik berduaan dengan wanita itu. dan lalu apa? kau bahkan tak menyadari kepergianku . kau baru mengingat ku setelah kau tak bersamanya kan? itu menandakan kau lebih mementingkan dia daripada aku. ahhh sudahlah aku muak sekali, aku nggak ingin melihat wajahmu. jadi pergilah ! " sungut laura menggebu - gebu. hatinya benar- benar perih dan kecewa bersamaan. bahkan lelaki itu tak segera mencarinya setelah kepergiannya, pria itu mencarinya saat tengah malam yang laura pastikan setelah acara usai.
kavian membeku, lidahnya kelu hanya sekedar untuk mengucap sepatah kata. perkataan laura benar - benar menohok relung hatinya. kavian merutuki kebodohannya itu, karna secara tak sengaja telah menyakiti istrinya. dia benar- benar tidak sadar karna saking antusiasnya menyambut angel, teman sekaligus sudah dianggapnya seorang adik. sama sekali nggak ada perasaan lebih kepada wanita itu, hanya sekedar perasaan sayang terhadap teman.
" maafkan aku sayang, aku berjanji tak akan mengulangi lagi " kavian merengkuh tubuh istrinya dengan erat untuk menumpahkan segala sesal dan rasa bersalahnya.
laura bergeming tak berniat membalas pelukan suaminya, hatinya teramat kecewa. wanita itu mendorong pelan dada kavian dan itu membuat perasaan bersalah laki - laki itu kian membuncah.
" pergilah ! besok aku akan pulang " laura berjalan menuju kasur menyisakan kavian yang mematung.
" pulanglah sayang, semuanya sedang menunggumu. mamamu sangat khawatir " kavian mencoba cara terakhir untuk membujuk istrinya. namun ternyata, laura bersikukuh untuk tetap tinggal di apartemen marriana.
" aku akan menghubungi mamih, aku ingin sendiri. tolong jangan egois. hargai keputusanku " laura segera menutup kepala dengan selimut, rupanya wanita itu terisak lirih di balik selimut itu.
kavian mendengus kasar, mau tidak mau ia harus menuruti kemauan istrinya. jadi pria itu akhirnya meninggalkan apartemen itu dengan segudang sesal dan kecewa.
laura sendiri kini telah tergugu di balik selimut itu. Mariana segera menyambangi wanita itu.
Mariana mengelus puncak kepala laura di balik selimut. tak terasa air matanya juga menetes ikut meratapi kisah pilu atasannya. wanita itu sudah di pelikkan dengan kisah poligami dan sekarang harus dipelikkan dengan kedatangan pihak ke empat. benar - benar membuat hati perempuan manapun ikut iba walaupun dia seorang pria, dia juga ikut iba dan mengsedih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
Kikan dwi
kasian jg Laura.... semoga cepet sadar Laura dan bahagia sama kavi , biarkan eve sama shakti aja 🤭
2023-05-04
1