Evelyn mematut diri di depan cermin, tangan kanannya terulur meraba wajahnya yang sudah di poles make up tipis oleh Landung. ada perasaan takjub menyelimuti dadanya, kala di cermin itu menampilkan wajah rupawan dirinya. dia memang cantik, enggak sombong sih dia memang gadis tercantik di seantero 99. bahkan predikat primadona milik anya revaline, kakak kelasnya pun sudah di sandang olehnya walaupun sejagat raya 99 lebih mengenal dirinya sebagai dewi kegelapan atau biasa mereka sebut si biang onar.
Landung mengarahkan dua jempolnya ke dua sisi wajah Evelyn dengan senyum bangga. gadis art yang merangkap jadi mua itu tak henti hentinya memuji kecantikan nona selir nya yang kelewat normal.
" oh tuhan, berapa cantiknya nona ku ini " puji nya lagi memegang dada sok dramatis.
Evelyn tertawa kecil, berada di dekat gadis itu nyatanya menjadi hiburan tersendiri baginya, mungkin mulai sekarang, Evelyn akan merangkap si Landung menjadi asisten pribadinya.
Landung kini, merapikan poni Evelyn dan juga menyisir anak rambut yang menjuntai di kedua sisi wajahnya. rambutnya ia cepol kebelakang menggunakan jepit mahkota, sehingga leher jenjang nan mulus juga menggiurkan milik Evelyn terpampang jelas.
mungkin para pria yang berpapasan dengannya, tody nya akan bangkit berdiri. begitulah isi otak mesumnya Landung. dress Evelyn sendiri berwarna hitam dengan tali kecil yang diikat di belakang lehernya. di bagian ujung dress itu dibuat bergelombang.
berbeda dengan laura dan kavian yang tampak serasi karena keduanya memakai pakaian dengan warna senada. laura menggunakan dress hitam se lutut bertali kecil di kedua bahunya dengan belahan dada berbentuk v. rambutnya ia biarkan tergerai bebas hanya sedikit di buat Curly di bagian ujungnya. kavian mengenakan Jasson berwarna hitam yang membalut kemeja berwarna putih.
rambutnya ia sisir rapi dengan poni njegrig alias berdiri sehingga jidat paripurna nya terpampang menggoda iman setiap wanita manapun.
Shakti dan kedua orang tuanya memakai setelan berwarna putih.
kini tuti yang kalang kabut mondar - mandir mengikuti maunya si nyonya besan yang misuh - musuh sedari tadi.
" duh, tuti kamu gimana sih? seharusnya tadi siang kita belanja baju "
" enggh, ndoro. baju itu sudah bagus kok. " tuti menunjuk pakaian yang dikenakkan astrid yang mana itu merupakan baju terakhir yang wanita itu coba setelah beberapa puluh baju yang berkali - kali di gonta - ganti.
astrid menelisik penampilannya dan mendengus sebal merasa tak cocok dengan dress yang ia kenakan " kamu itu memang kampungan, selera mu rendahan sekali " cemooh wanita itu tak berperasaan.
bibir tuti mencebik, jengkel sekali dengan wanita sok modis itu, padahal wanita itu sudah tidak lagi muda tidak perlu memikirkan tentang penampilan .
ditengah hatinya yang dongkol, tuti berusaha mengukir senyum seindah mungkin.
" kalau tema malam ini, katanya ndoro rini warnanya hitam dan putih . bagaimana kalau nyonya besan memakai pakai warna putih seperti yang di pakai ndoro rini " usul tuti berkata sesabar mungkin.
astrid tampak berpikir lalu kembali memilah baju berwarna putih. matanya berbinar kala melihat baju berwarna putih dengan belahan dada yang cukup rendah yang menurutnya sesuai dengan kriterianya. dengan cepat wanita baya itu menyambar gaun itu dan memakainya di dalam kamar mandi.
mungkin sekitar 5 menit, astrid keluar dengan gaun berbelahan dada rendah itu. sontak saja mata tuti membelalak lebar dan Segera memegangi dadanya karena terlalu syok dengan pakaian nyonya besan nya itu.
astrid berputar putar dan itu membuat tuti jadi menahan nafas, takut sekali kalau tiba - tiba gaun itu melorot kebawah dan akan membuat malu wanita tersebut.
tok tok tok
" mihhh, udah belum sih? ditungguin loh dari tadi " suara laura memanggil astrid. dengan segera wanita itu berlari kecil keluar.
" eh, nyah ! " tuti mencoba menghentikan langkah astrid namun sayang wanita baya itu sudah terlanjur keluar.
semua yang ada di ruang utama melototkan mata saat melihat penampilan astrid yang terlampau terbuka.
" mih " laura mendekati ibunya dan memasang wajah malu, sedangkan astrid tetap cuek malah mengembangkan senyum indahnya. merasa puas dengan pilihan gaunnya. sedangkan efras terbatuk - batuk, tersedak ludahnya sendiri.
terbiasa hidup di luar negeri membuatnya hidup bebas baik dari segi pakaian maupun gaya hidup. sangat bertolak belakang sekali dengan budaya timur yang di anut di indonesia raya ini.
" ayok, katanya mau berangkat " astrid menyampirkan tas selempangnya ke bahu telanjang nya.
" mamih serius memakai gaun ini ? " tanya laura berbisik
astrid tersenyum kecil " memang kenapa sih? ini baju hasil lelang mamih di new York. "
" bukan itu, menurutku baju ini kurang pantas di pakai di acara malam ini "
astrid menelisik lagi gaunnya dari atas kebawah, wanita itu menghela nafas saat baru menyadari pakaiannya sangat terbuka. wanita itu menarik gaunnya ke atas, namun merosot ke bawah lagi akhirnya ia berinisiatif untuk memakai jaket bulunya yang berwarna hitam.
" tut, ambilkan jaket ku yang warna hitam " seru astrid. dengan segera tuti kembali masuk ke kamar untuk mengambil jaket itu.
beberapa menit kemudian, Evelyn menuruni anak tangga dengan lengan yang di apit oleh Landung seperti seorang putri raja yang di kawal oleh para pelayan sayangnya, pelayannya cuma satu. rini menoleh ke arah tangga dengan senyum mengembang. shakti tertegun, menatap kagum ke arah Evelyn yang tampak cantik sekali malam ini. evelyn menunduk malu, karena pandangan semua orang beralih kepadanya.
kavian sendiri meneguk ludah dengan susah payah, merasa takjub dengan ciptaan tuhan di depan. walaupun laura tampak elegan, namun gadis di depannya itu memiliki kharismanya tersendiri. laura merengut sebal, karena suaminya kini menatap tak berkedip ke arah madunya. ada gelenyar nyeri yang menyusup ke dadanya, melihat sang suami beralih pandang ke arah wanita lain.
" ekhem " laura berdekhem, dan itu membuat kavian tersadar dari ke tertegunannya. pria itu lantas menaut tangan istrinya. dengan cepat laura menepis kasar suaminya.
' dasar lelaki, lain di mulut lain di hati ' batin laura ngedumel.
rini lantas menghampiri Evelyn yang masih berdiri di ambang anak tangga terakhir dengan kepala menunduk, wajahnya kian memerah saja. entah hilang kemana tingkat kepercayaan dirinya selama ini.
" ayok sayang ! " rini mengapit lengan Evelyn lalu berjalan berdampingan menuju ke arah parkiran mobil.
jake membungkuk lalu membuka pintu samping kemudi mempersilahkan nyonya selirnya untuk masuk. sedangkan kavian dan laura duduk di kursi bagian belakang.
Shakti sendiri menyetir mobil di ikuti oleh ketiga orang paruh baya itu.
" berasa, ngiring kakek sama nenek jompo " omelnya ke spion depan kemudi, melirik sinis ke arah orang tuanya yang terkekeh.
÷÷
dua rubicon hitam milik keluarga albuzer kini sudah sampai di pelataran gedung hotel bintang lima di pusat jakarta timur. mereka lantas menuruni mobil satu persatu.
rini menampilkan senyum ramah kala disambut oleh teman sebayanya si penyelenggara acara tersebut.
" ya ampun jeng rini. berasa kayak mimpi bisa kedatangan keluarga besarnya jeng rini loh " wanita yang sedikit lebih muda dari rini lantas memeluk tubuh rini
" kebetulan, semua keluarga sedang free jeng sari. jadi alhamdulillah kita bisa hadir ke acara ini. oh ya, mana calon mempelainya ? " rini mengedar pandang ke seluruh penjuru.
" ayok masuk, mereka sudah berada di dalam " sari mengkode rini untuk masuk. mereka lantas memasuki gedung itu beriringan.
tatapan takjub dari mereka tak henti hentinya memandang sekeliling ruangan yang di sulap bak negeri dongeng. memang, tema negeri dongeng sendiri atas usulan dari calon mempelai.
" lo, keliatan kayak perawan kalau pakek gaun " shakty berbisik tepat di tengkuk Evelyn dan itu membuat bulu kuduk gadis itu meremang. namun, alih - alih terbuai, gadis itu mendelik sebal walaupun ada sedikit debaran aneh di hatinya.
" gue pastiin, malem ini lo ngocok sambil bayangin muka gue " sahut Evelyn dengan kekehan.
shakty melotot, wajahnya kian memerah mendengar ucapan frontal yang terlontar dari gadis itu.
mereka lantas memasuki ke ruang dimana acara inti akan di selenggarakan. Evelyn menghentikan langkah saat matanya bersibobrok dengan kedua mata darrel yang juga menatapnya terkejut.
Evelyn membeku saat ternyata sang mempelai adalah darrel. Cowok itu berdiri di atas panggung dengan cindy yang mengapit lengannya posesif. cepat - cepat Evelyn membuang muka, menghindari tatapan darrel.
" ve,, sini sayang ! " rini meraih pergelangan tangan Evelyn untuk berdiri di sampingnya. di sebelah rini juga ada kavian yang berdiri berdampingan dengan kakak madunya. Evelyn terus menunduk menghindari tatapan darrel yang menatapnya tak berkedip.
kini tiba saatnya acara inti itu dimulai,
darrel menghembuskan nafas pelan lalu memasukkan cincin bermata berlian yang diperkirakan berharga fantastis itu ke jari manis cindy. Tak ada kebahagiaan di wajah tampan pria itu , hanya ada senyum paksa yang terukir dibbibirnya. semua tamu undangan bersorak bertepuk tangan dengan gembira. setelah sesi persematan cincin, ada juga sesi sambutan dari para orang tua mempelai. setelah sesi tersebut, seorang mc mempersilahkan para tamu undangan untuk menikmati hidangan yang tersaji.
karena memang belum memakan apapun dari siang, Evelyn langsung saja menuju ke tempat beberapa hidangan mewah itu. Evelyn mengambil sepotong cake rasa coklat dan strawberry milk. Gadis itu langsung melahap bulat - bulat cake berukuran kecil itu hingga mulutnya penuh dan membuatnya sedikit kesusahan mengunyah.
" lo laper apa doyan ? " tanya shakty dengan kekehan.
Evelyn mendelik sebal dengan mulut yang masih penuh. shakty menjawil gemas pipi mengembung Evelyn, dengan refleks tangan gadis itu menabok tangan shakty.
shakty tertawa saat Evelyn dengan buru buru menenggak minuman susu berwarna merah mudanya.
" gue sumpahin, lo keselek biji nangka " sungutnya lalu berlalu meninggalkan shakty.
" sialan,, malah nyumpahin " umpat shakty namun detik berikutnya terkekeh kala gadis itu masih menatap sengit ke arahnya.
" gue nggak nyangka, si biang onar ada waktunya juga numpang makan " ejek cindy menghentikan gerakan tangan Evelyn yang hendak mengambil sepotong daging.
cepat Evelyn menoleh, bibir gadis itu menyeringai sinis. " ini di jamu buat tamu undangan kan ? oh aku tau ini cuma buat pajangan doang. biar nggak ngeluarin biaya besar "
tangan cindy mengepal, kini dirinya yang malah di ejek mentah - mentah
" lagian, bukan lo ataupun keluarga lo yang keluar duit. lo mana mampu " Evelyn menekankan kata mampu membuat cindy mengetatkan rahangnya.
" jadi nggak usah belagak seolah lo keluar duit banyak. muka lo nggak mendukung " Evelyn tersenyum mengejek melihat wajah cindy yang sudah memerah.
" ve, sini sayang ! " Evelyn menoleh ke arah rini yang berdiri nggak jauh darinya. rini nggak sendirian, ada papih efras, darrel dan kedua orang tuanya. dengan langkah cepat cindy menuju ke arah mereka. Evelyn berjalan malas ke arah rini yang menanti kedatangannya.
" ini loh jeng, menantuku yang lain ! " rini mengelus bahu Evelyn sedangkan gadis itu menunduk menghindari tatapan darrel dan cindy yang dipastikan syok mendengar penuturan rini.
" jeng rini, maksudnya gimana sih? ini istrinya kavi atau Shakti? " tanya sari dengan raut bingung.
rini mengulas senyum, tangannya bergerak mengelus lebih lembut lengan telanjang Evelyn.
" ini istri putra sulungku jeng, lebih jelasnya istri kedua kavian elvano. "
sontak maupun darrel dan kedua orang tuanya membulatkan mata terkejut. bahkan cindy sudah menutupi mulutnya karena saking terkejutnya. Evelyn menunduk dalam, hatinya tereris mendengar penuturan rini.
evelyn merasakan hawa panas meskipun pakaiannya sedikit terbuka. ia juga merasa kesal kenapa mertuanya justru mempublikasi statusnya di pertunangan darrel mantan tunangannya, dan di pastikan ini akan menjadi sasaran empuk bagi cindy untuk menjatuhkan dirinya.
tangan Evelyn mengepal membayangkan hal - hal tak terduga yang mungkin akan menjadi Boomerang karena dia yakin seyakin yakinnya, cindy bersorak puas dalam hati mempunyai kartu as untuk menyerang rivalnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
Kikan dwi
knp GK shakti aja sih kesel kn kasian eve kalau di bully
2023-05-03
1