jake membantu kavian turun dari mobil, sang asisten itu dengan sigap memapah tuannya yang saat ini sedang mabuk berat dan pulang larut pagi.
" ya ampun tuan muda,, matilah aku ! " keluh sang bodygoard membayangkan cecaran yang akan ia terima dari nyonya besar manakala wanita itu mengetahui putra sulungnya pulang dalam keadaan kacau dan mabuk.
" berat sekali ! " gerutunya jake sambil berjalan ke arah pintu.
plakk
" awww " jake memekik saat ternyata kavian menampar pantatnya. namun saat ia menoleh, mata kavian terpejam menandakan bahwa pria itu tak sadar tangannya telah melecehkan dirinya.
" aku bukan nona muda tuan, huh.. sembarangan ! " omelnya jengkel. ingin sekali rasanya ia melempar lelaki mabuk itu ke jalanan kalau saja ia tak mengingat bahwa yang ia papah adalah majikannya.
di dalam ruang utama masih tampak sepi karena jam masih menunjukkan pukul 3 dini hari. yang mana semua penghuni rumah masih tertidur pulas.
jake memutuskan untuk menggendong kavian agar memudahkannya nenaiki tangga. Jake melangkahkan kaki ke anak tangga sepelan mungkin dan sangat hati - hati, takutnya sewaktu - waktu ia terjatuh di anak tangga yang panjang itu. jake berjalan ke arah kanan tepatnya ke arah dua kamar yang bersebelahan. jake tampak berpikir, laki- laki itu tidak mengetahui letak kamar yang biasa tuan mudanya singgahi dikala tidur.
karena kedua kamar itu sama - sama milik istri tuannya, jake memutuskan untuk memasuki ke sembarang kamar. beberapa kali pria itu mengetuk pintu namun tak ada jawaban dari dalam mungkin penghuni kamar sedang tidur lelap. akhirnya si bodygoard memutuskan untuk membuka pintu tanpa izin mengingat tuannya terlihat sangat lelah bahkan tubuhnya tak bergerak hanya dengkuran halus yang keluar dari bibir pria itu .
klekkk...
jake membuka ruang kamar di sisi kiri. di ruangan itu tampak temaram hanya lampu tidur yang menyala. diranjang itu, tampak lah seorang wanita yang sedang tidur miring membelakanginya.
jake bernafas lega, dengan begitu maka ia tidak akan canggung membaringkan tuannya.
jake dengan perlahan membaringkan tubuh kavian ke atas ranjang. " huffft " jake bernafas lega karena telah berhasil menurunkan beban berat yang menimpa punggungnya.
dengan tergesa - gesa jake melepas sepatu dan juga dasi yang melekat di tubuh majikannya, sesekali pria itu melirik nona mudanya takut - takut wanita itu akan terusik karena pergerakannya yang akan membuatnya canggung sekaligus malu karena masuk tanpa izin. setelah sepatu, dasi dan jaz terlepas menyisakan kemeja putih, jake bergegas keluar dari kamar itu.
kavian menggeliat, tangannya meraba - raba kasur di bagian samping. tangannya tiba - tiba menyentuh tangan yang ia yakini adalah istri tercintanya. kavian lantas merapatkan tubuh, tangannya terulur memeluk perut rata wanitanya. wajahnya ia cerukkan ke leher istrinya seperti biasanya.
" sayang , kau ganti parfum ? " kavian mengendus - endus leher jenjang istrinya yang ternyata tercium aroma wangi yang berbeda.
wanita yang dikira laura ternyata adalah Evelyn menggeliat, gadis itu membalikkan tubuh hingga terlentang. kavian lantas mengendus bahu yang tertutup kaus satin, lalu bibirnya bergerak kebawah menciumi dada gadis itu.
kening kavian mengernyit merasa bahwa dada itu sedikit berbeda t" sayang, sejak kapan dadamu membesar ? "
tak ada jawaban hanya terdengar dengkuran halus dari bibir gadis itu. kavian lantas melepas kancing piyama satu persatu menggunakan giginya dengan pula matanya yang terpejam.
setelah semua kancing itu terlepas semua, kavian kembali menciumi dada istrinya sesekali menggigit kecil area dada yang mulus itu hingga menimbulkan bercak merah.
kavian lantas membuka lebar piyama lengan pendek itu, hingga dua bukit bundar yang tak tertutup bra itu terpampang nyata.
kavian dengan segera meraub puncak dada itu membuat Evelyn melenguh dengan mata yang masih terpejam.
kavian merasa ada yang berbeda dari bukit itu, rasanya terasa masih padat, kencang dan lebih besar sama saat pertama kali ia menyentuh buah dada laura. bahkan puncak bukit itu masih menguncup seperti belum terjamah oleh siapapun.
kavian membuang jauh - jauh asumsi itu, bibirnya kembali mengecap ngecap benda kecil yang kian mengacung, dan menantang. ia tak peduli kalau ternyata benda itu reinkarnasi ke bentuk segel, karena gairahnya sudah di ubun - ubun.
tangan kavian bergerak kebawah mencari - cari gua berbentuk segitiga yang sering ia kunjungi. keningnya kembali mengernyit karena merasakan perbedaan dari inti - inti tubuh istrinya itu, namun kembali lagi ia tak perduli karena si tody sudah menggeliat - geliat ingin masuk ke lubang surgawi milik istrinya.
saat jari tengahnya hendak menyentuh ke lubang segitiga bermuda itu, tiba - tiba tangan nya di tabok.
matanya yang setengah terpejam jadi melebar kala tubuhnya di dorong kuat oleh wanita dibawah nya.
" brengsek,, bajingan ! " umpat Evelyn merapikan baju yang kancingnya sudah terbuka.
kavian melotot, mulutnya menganga saking terkejutnya. " apa - apaan ini. kau gadis nakal ! beraninya masuk ke kamarku "
" cihhh, idiot lihat baik - baik ini kamar siapa ! " Evelyn berdecih matanya mendelik kesal mendapat tuduhan dari suaminya.
kavian mengedar pandang ke seluruh sudut kamar itu yang memang lebih sempit dengan cat yang berbeda dari kamarnya. kavian lantas memegang kepalanya yang berdenyut laki - laki itu berdiri, tubuhnya sempoyongan merasakan pening yang luar biasa di kepalanya.
pria itu menyambangi pintu dengan tangan yang berpegangan ke tembok. Evelyn mengerutkan alis melihat gerak - gerik suami nya yang terlihat kacau bahkan tercium aroma alkohol yang menyengat.
gadis itu menghela nafas lalu beranjak dari kasur untuk memapah suaminya. kavian menepis kasar tangan Evelyn yang berada di lengannya.
" tidurlah, yang tadi itu hanya kecelakaan . lupakanlah, dan jangan berpikir macam - macam. Jangan pikir aku sudi menyentuh gadis kecil sepertimu. " kavian lantas melanjutkan langkah kakinya yang terhuyung - huyung. Evelyn menatap sengit pungging itu geregetan sekali, ingin rasanya gadis itu langsung melempar suaminya ke dalam kamar pria itu sesegera mungkin. hatinya mendadak dongkol mendapat cercaan menyakitkan. bisa - bisanya pria itu berkata demikian setelah apa yang tadi pria itu lakukan. baiklah, pria itu sedang mabuk ! jadi maklumi saja.
brakkk
Evelyn menendang pintu saat pria itu sudah menghilang dibalik pintu.
" udah dapet enak, nggak bilang makasih terus ngata -ngatain lagi, kavian setan! " omelnya ke pintu. gadis itu lantas kembali melempar tubuhnya ke atas kasur, melanjutkan mimpi indahnya. dimana dalam mimpinya ia merasa tubuhnya di belai - belai yang ternyata itu bukan mimpi melainkan nyata dirinya di belai oleh suami keparat itu.
kavian membuka pintu kamar sebelah yang tampak gelap tanpa penerangan sedikitpun. tangannya meraba - raba tembok, mencari tombol untuk menyalakan lampu. pria itu lantas menuju ke kamar mandi dengan sedikit terhuyung.
pria itu menyalakan shower setelahnya, butiran air dingin mengalir dari ujung ke pala ke ujung rambut. pria itu meninju tembok dengan kencang membuat buku tangannya mengalir darah segar. hatinya betul - betul kacau dan terbesit rasa bersalah yang amat mendalam. pertama - tama ia bersalah karena mengabaikan istrinya membuat wanita itu merajuk dan bersikap dingin padanya. yang kedua dia merasa telah mengkhianati istrinya karena telah menyentuh wanita lain, walaupun gadis itu juga istrinya. meskipun dalam keadaan mabuk, ia juga amat menikmati tubuh istri keduanya bahkan rasa dan sensasi yang di timbulkan gadis itu masih terngiang jelas di kepalanya.
kavian menjambak rambutnya frustasi ingin Segers mengenyahkan pikiran liar yang menguasai akibat pergumulan singkat dengan Evelyn. ada rasa bersalah namun juga ada rasa penasaran mengingat tubuh Evelyn yang memabukkan.
" sial, sial, sial ! dasar gadis nakal. apa yang istimewa darinya ? huh, mungkin aku perlu berendam ber jam - jam " gerutunya ke tembok seperti orang sedeng.
÷÷
di belahan bumi lain, laura masih tampak gelisah di dalam kamar apartemen mewah. Mariana sendiri masih meringkuk di atas kasur bulu yang berada di atas lantai kamar.
rupanya, semalam suntuk laura tak berhasil memejamkan mata. wanita itu merasakan kepalanya berdenyut nyeri akibat menangis semalaman dan tidak tidur.
wanita itu Bangkit dari kasur untuk membersihkan diri yaitu mandi dengan air hangat.
mungkin sekitar 20 menit, wanitsla itu keluar dari kamar mandi dengan menggunakan bathrob yang membungkus tubuh indahnya. laura berjalan ke arah cermin lantas wanita itu memandangi tubuhnya dari atas kebawah.
wajah cantik, tubuh indah, karir cemerlang dan sikap yang anggun rupanya tak membuat seorang laki - laki menetap pada satu hati. hatinya kembali mencelus kala mengingat kejadian semalam dimana suaminya tampak binar bahagia kala memandangi sahabat kecilnya apalagi pandangan pria itu tak lepas dari wajah cantik janda satu anak itu.
laura mendesah, ia bimbang akan pulang atau tidak. satu hal yang pasti, ia bukanlah anak kecil yang bisa merajuk berhari hari. ia wanita dewasa yang berfikiran jernih dan lapang dada.
setelah sekian lama menimang - nimang, laura akhirnya memutuskan untuk pulang saja ke rumah mertuanya. wanita itu lantas menggeser layar ponsel, menilik jam yang tertera di benda persegi panjang itu yang menampilkan angka 6 lebih 10 menit. masih ada waktu setengah jam untuknya bersiap - siap.
" hon, " laura mengguncang tubuh kekar Mariana yang terbalut piyama bergambar motif bunga.
" hm "
" aku pulang ya ! " pamitnya dan di balas dengan acungan ibu jari.
laura lantas berkemas dan mengganti pakaiannya tak lupa wanita itu mengaplikasi skincare rutin, dia juga mempoles kulit bawah matanya yang terlihat cekung dan sedikit menghitam. setelah semuanya siap, laura menarik nafas sedalam - dalamnya mempersiapkan diri dari berbagai rentetan pertanyaan dari keluarga sang suami. dengan terburu - buru laura bergegas keluar dari apartemen itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments