" bik, ayam kecapnya udah mateng belum? " tanya Rini memeriksa satu persatu hidangan yang sudah tersaji di atas meja dapur.
" belum buk, tinggal nunggu dagingnya empuk " bik siti menoleh dengan tangan nya yang sibuk mengaduk - aduk wajan berisi beberapa paha ayam yang berwana kecoklatan.
Sambil menunggu ayamnya mateng, Rini lantas bergegas menghidangkan beberapa menu yang sudah siap saji itu ke meja ruang makan.
Evelyn membuka kedua kelopak matanya yang masih perih akibat dirinya yang masih mengantuk. namun, isi perutnya sudah berdemo meminta diisi.
eve beranjak dari kasurnya menuju ke kamar mandi untuk mencuci mukanya. setelah mengeringkan mukanya yang basah dengan handuk, lantas gadis itu turun ke lantai bawah mencari sesuatu yang kiranya bisa dimakan.
eve menghampiri Rini yang sekarang ini sedang meletakkan beberapa menu ke atas meja. Evelyn menarik salah satu kursi dan mendudukkan pantatnya ke kursi itu.
" kamu tidurnya nyenyak banget tadi, jadi mamih nggak tega bangunin " tutur rini mengelus rambut panjang Evelyn.
Evelyn tak menyahut, gadis itu menyomot sepotong tempe goreng dan melahapnya sekaligus.
Rini terkekeh " laper apa doyan ?"
" laper " eve menjawab dengan mulut penuh.
rini tersenyum senang, karena sekarang eveliyn sudah mulai membuka diri. rini lantas menoleh ke arah tangga dimana dua putranya bersama menantu tertuanya turun beriringan.
Evelyn menoleh juga ke arah mereka dengan tatapan malas. ketiganya kini menduduki kursi masing- masing.
Shakti duduk bersebelahan dengan Evelyn di seberang Evelyn ada dua pasangan bucin yang tak lain ialah kavi dan laura.
" ngapain lo duduk di sini? " ketus Evelyn dengan wajah tak suka. melihat dua pasangan itu, entah mengapa moodnya kembali memburuk.
" suka - suka gue lah, mau dudukin lo juga gue bisa " balasnya seraya terkekeh.
evelyn menjambak rambut shakti dengan kencang.
" adududuhhhh,, rontok nih pala gue " keluh shakti tangannya mencekal tangan Evelyn yang menjambaknya brutal.
" rasain lo ! " Evelyn melotot judes, lalu menggeser tempat duduknya.
Rini hanya menggelengkan kepala melihat pertengkaran mereka yang seperti kucing mandung dan kucing anggora. sangat menggemaskan dan lucu.
ceklekk
tak berselang lama, efras muncul dari kamar utama yang letaknya nggak jauh dari ruang makan.
" kenapa sih ribut - ribut? "
" nih, ada kucing minta dikawinin pih " sambung shakti.
Evelyn lantas kembali menjambak rambut shakti sampai tubuh cowok itu terguncang - guncang. semua yang ada di ruang makan tertawa renyah melihat kedua remaja yang sedang beradu jambak itu.
" udah ah, nanti makanannya dingin loh ! " rini melerai, mulai menyendokkan nasi ke atas piring dan meletakkannya di depan efras.
" noh, suami lo ambilin nasi sono ! "
" siapa lo? nyuruh - nyuruh gue ! " Evelyn berkata sinis
" ah elah, di bilangin ! seorang istri itu wajib melayani suaminya, tau nggak lo? nggak tau kan? payah." ejek Shakti.
Evelyn memutar bola matanya malas, lalu melirik kearah suami dan madunya secara bergantian. laura mengisi piringnya sendiri, sedangkan kavi piringnya masih kosong.
laura yang sedang mengunyah jadi tersedak, mendengar sindiran dari adik iparnya. sebenernya sih bukan menyindir ya, memang dasarnya laura nggak pernah melayani kavi perihal mengambil makanan. bisa di bilang dia yang tersindir.
rini menghentikan gerakan tangannya yang hendak mengambilkan nasi untuk kavi. selama ini, kavi selalu di layani olehnya. dan selama ini pula ia tak mempermasalahkan ataupun menegur laura yang abai terhadap putranya. mendengar penuturan anak bungsunya, hati rini mulai goyah Apalagi laura cenderung adem ayem dan seolah merasa tak bersalah sama sekali. kini rini memiliki ide lagi untuk melancarkan aksi kompor meledugnya.
" oh iya bener juga kamu Shak. mungkin evelyn memang perlu belajar menjadi seorang istri yang baik yang selalu sigap melayani suaminya " ekor mata rini lantas melirik kearah laura yang mulai memasang raut masam. dalam hati, rini bersorak penuh kemenangan. kedatangan Evelyn menurutnya bisa menjadi batu loncatan untuk menegur laura.
" mih, nggak perlu berlebihan begitu, aku bisa ambil sendiri kok " tegur kavi karena mulai mencium bau bau perseteruan.
" loh nggak bisa gitu dong sayang, kalau laura nggak mau melayani kamu ya istri keduamu lah yang melayani, benar kan pih? " rini mengelus tangan suaminya meminta dukungan.
efras menghela nafas, kalau sudah begini dirinya jadi dilema harus memihak ke kubu yang mana.
" oke,, ada benarnya juga. tapi aku mau memberikan penawaran, siapapun dari kalian berdua yang Lebih dulu menyendok nasi ke piring kavi akan saya beri tiket honeymoon ke paris " tutur efras sedikit konyol.
dengan secepat kilat laura mengambil centong nasi dan menyendokkkan nasi kedalam piring suaminya.
semua orang memutar bola matanya malas, kalau sudah tentang hadiah saja,matanya langsung ijo. begitulah kiranya yang ada dalam benak mereka. tapi beda dengan kavi yang terkekeh geli melihat tingkah istrinya yang menggemaskan. seperti itulah kalau orang sedang bucin. tai kebo saja bisa terlihat seperti kue nastar. ckkk.
semua orang kini menyantap makan malam mereka dengan hikmad dan tenang, hanya. ada suara benturan sendok dan piring saja yang saling bersahutan.
Evelyn melirik p#h# ayam kecap di atas mangkuk yang tersisa satu. begitupun dengan Shakt, juga melirik kearah mangkok itu. eve hendak meraih ayam itu namun, tangan Shakti bergerak lebih dulu. kini keduanya saling berebutan.
" ish,, lo udah makan dua tadi. Nggak usah rakus " protes eve.
" mana ada ? gue cuma makan satu " elak Shakti membela diri.
mereka berdua masih saling berebut. efras memijit pelipisnya, kepalanya mendadak gatal.
" bik, ayam kecapnya masih ada? " seru rini memanggil bik siti.
bik siti berlari tergopoh gopoh dengan membawa serbed motif kotak - kotak di tangannya.
" maaf buk, ayamnya habis. soalnya stok ayam tinggal itu yang saya masak " jelasnya.
rini menepuk kening lalu melirik kedua bocah yang masih berebut pa#a ayam itu.
" yessss, gue dapet " seru sahkti bersorak penuh kemenangan.
Eve menghembuskan nafas kasar, tangannya mencoba meraih ayam itu namun tak terjangkau.
" nggak kena wleee. sini kalau mau ambil nih,, nih " tantang Shakti, menunjuk ayam yang sudah berada dalam mulutnya.
Evelyn menggeser tubuhnya agar lebih mendekat, dengan gerakan cepat Evelin memajukan wajahnya dan mengambil ayam itu dari mulut Shakti menggunakan mulutnya. hingga bibir mereka bersentuhan.
semua yang ada di dalam ruangan itu tercengang. laura reflex menjatuhkan sendok nya dengan mulut menganga. kavi melotot tajam, sedangkan rini dan efras terbatuk karena tersedak air minum.
tubuh Shakti mematung, lidahnya pun kelu dengan mulut terbuka lebar. wajah cowok itu memerah bak kepiting goreng. Evelyn menggigiti daging ayam itu dengan santai tanpa ada rasa malu dan jijik sedikitpun. setelah daging hanya tersisa tulang belulang, Evelyn bangkit dari duduknya menuju ke kamarnya dengan bersiul riang. bagaikan waktu yang berhenti berputar, semua orang di ruangan itu masih syok dan melongo memandang punggung Evelyn sampai menghilang dari pandangan mereka.
" oh lord, apakah tadi itu first kiss gue? " gumam Shakti lirih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments