dewi kegelapan

semoga kalian suka ! aku lagi gabut soalnya. hehe

denting sendok saling beradu memenuhi ruang makan. rini melirik ke arah menantu tertuanya yang makan dalam diam tanpa ngoceh seperti biasanya. disampingnya ada putranya, kavian yang juga memakan dalam diam sesekali kavian mencuri - curi pandang dengan istrinya.

diatas tangga sana, Shakti berjalan beriringan dengan Evelyn sesekali mereka berdua tertawa lepas entah membicarakan hal apa.

" ekhemmm " rini berdekhem yang sebenarnya mengkode kavi untuk menoleh ke arah istri mudanya barangkali melihat itu kavi akan cemburu. namun sayang, yang di kode nggak peka tetep diem anteng nggak noleh sedikitpun. laura sendiri hanya melirik sekilas kedua remaja yang berjalan ke arah meja makan.

Shakti duduk di sebelah Evelyn yang duduk di sebelah laura.

" ayam kecapnya masih banyak kan mih ? " tanya Shakti mulai menyendokkan nasi ke piring.

" masih kok, di dapur juga masih ada " jawab rini memperhatikan interaksi Evelyn dan Shakti yang kini berebut piring.

" lo ambil sendiri noh ! " Shakti mencengkeram piring nya yang di tarik - tarik Evelyn

" gue males. lo ambil lagi gih " Evelyn berhasil merebut piring Shakti dan menuang dua paha ayam kecap ke piring.

" dih nyuruh - nyuruh, emang gue babu lo " ketus Shakti merebut sendok di tangan Evelyn lalu menyuap nasi Yang ada di piring itu.

Evelyn lantas mengambil bagian sendok nya dan ikut menyuap nasi itu ke mulut, jadi mereka ini makan sepiring berdua. wkwkwkwk.

rini terbatuk dan bergegas meraih minuman di sampingnya " ve mamih ambilin ya ! "

" nggak usah, udah telat " tolak Evelyn menggigit ayam kecap.

rini menggigit bibir, lalu menatap kavian yang ternyata masih anteng tak menengok ke arah mereka sama sekali bahkan terlihat acuh saja. rini jadi menghela nafas. ia pikir rencana tadi malam akan berhasil mendekatkan mereka berdua, tapi nyatanya malah tidak ada kemajuan sama sekali.

Shakti buru - buru mengelap mulutnya setelah menenggak air putih.

" mih berangkat " pamitnya meraih tangan rini dan mencium punggung tangan dengan takzim.

Evelyn ikut beranjak dari duduknya dan mengekor Shakti di belakang tanpa menyalami rini terlebih dahulu. merasa ada yang mengikuti, Shakti berbalik hingga wajah eve menabrak dada lebar Shakti.

dug

" ngapain lo ngintilin gue terus ? " galak shakti berkacak pinggang

Evelyn menyembunyikan kedua tangannya di belakang " gue nebeng elo ! " mengedip ngedipkan mata lucu.

Shakti mengacak rambut belakang, lalu melirik kavian yang tak merespon sama sekali. mau nolak tapi nggak tahan sama wajah gemesin Evelyn yang seperti barbie hidup.

" ya udah ayok ! " Shakti berbalik dan berjalan cepat mendahului Evelyn.

" ve, kamu berangkat sama kavi kan? " tegur rini

laura memutar bola matanya malas lalu bersedekap menyandarkan punggungnya ke kursi. kavian membuang muka, merasa kesal dengan trik ibunya yang selalu ingin mendekatkan dirinya dengan Evelyn.

" enggak, gue bareng Shakti ajah, lebih aman ! " Evelyn berkata sinis lalu melirik suaminya yang menatapnya tajam.

tak ingin di cegah lagi, Evelyn berlari mengejar langkah Shakti yang sudah berada jauh di depannya.

÷÷

Shakti memarkirkan motor ninja nya di area parkiran luas sekolah. di belakangnya, Evelyn turun dengan berpegangan bahunya.

plakkk

" ******,, nggak tau diri lo. udah nebeng. kdrt pula.. hihhh " shakti meremas angin merasa kesal karena Evelyn menggeplak kepalanya dari belakang. sedangkan cewek itu hanya menjulurkan lidah mengejek.

beberapa pasang mata langsung tertuju ke arah mereka berdua. banyak dari kalangan ciwi - ciwi yang berbisik, berghibah ria melihat interaksi mereka.

" nggak rela gue, idola gue di gaet sama dewi kegelapan "

" ihhh.. gemesshh. yang satu cantik, yang satu ganteng "

" baru kemaren putus sama darrel sekarang nemplok ke shakti. bener - bener ****** "

begitulah kira - kira cibiran yang terlontar dari mulut mereka. Shakti berjalan santai tanpa memperdulikan suara yang ia anggap sebagai lebah itu, Shakti menggosok gosok kupingnya seakan gatal mendengar mulut comberan mereka semua. sedangkan Evelyn berjalan dengan wajah dingin juga tatapan mata yang seolah menembus tembok menara eiffel.

darrel berdiri dengan kepala yang ia sandarkan ke tembok tepatnya di samping pintu kelas Evelyn.

" ve " darrel menghadang evelyn

" minggir " Evelyn berkata dingin

darrel tersenyum kecut " kenapa? lo menghindar terus dari gue? "

Evelyn menaikkan satu alis " kenapa?.."

" ve, kita masih "

" kita udah putus " potong Evelyn.

darrel membuang muka kesal " belum ada kata putus ve, dan gue nggak akan pernah lepasin lo "

Evelyn tertawa renyah " lo pikir gue butuh persetujuan lo? "

Evelyn mengikis jarak, mendongak, menatap darrel dengan tatapan datar " gue nggak sudi sama pengkhianat. dan satu hal lagi, pergi sejauh - jauhnya dari gue atau lo bakal nyesel "

" ve, dengerin penjelasan gue. gue nggak ada hubungan apapun sama cindy. oke gue boncengi dia tapi bukan berarti dia cewek penting di dalam hidup gue. kita cuma temen" darrel mengekor langkah Evelyn yang memasuki kelas. Evelyn duduk di bangku nya tanpa menggubris ucapan darrel.

" ve, please !. maafin gue, gue nggak bermaksud kasar sama lo. gue,, gue cuma tersulut emosi ajah. gue akan lakuin apapun biar lo maafin gue " mohonnya , berjongkok menggenggam tangan Evelyn yang masih menatapnya datar.

" lo bakal lakuin apa pun ? " Evelyn menyeringai

" iya apapun sayang " senyum manis terbit di bibir darrel.

" cium " Evelyn menuding ke arah sepatunya

darrel melotot menatap tak percaya sosok gadis yang selalu bersikap lembut kepadanya dan kini gadis itu berubah menjadi sosok yang selalu teman - temannya bicarakan. keji dan angkuh.

" lo becanda ?" darrel menatap tak percaya

" lo tadi bilang kan bakal lakuin apapun agar gue maafin lo? sekarang lo cium sepatu gue. ntar gue maafin "

dibelakang sana cloe dan livy tertawa mengejek kearah darrel. bahkan beberapa anak yang dikelas mulai bisik - bisik.

darrel bangkit berdiri menatap nyalang Evelyn. wajahnya memerah dengan rahang mengetat menahan marah luar biasa karena harga dirinya seperti di injak - injak.

" sekarang gue baru percaya, kalau selama ini gue udah macarin sosok iblis yang menyamar seorang dewi "

Evelyn memutar bola matanya malas, nggak marah sama sekali sama ucapan darrel karena dia udah kebal sama kata - kata itu bahkan itu udah jadi makanannya sehari - hari.

" ter. se. rah. Yaudah balik sono !. gue empet liat muka badut lo. hus.. husss " Evelyn mengibaskan tangan mengusir darrel supaya pergi dari hadapannya.

tangan darrel mengepal, detik berikutnya cowok itu keluar dari kelas tanpa sepatah katapun.

bughhh

" Brengsek "darrel meninju tembok membuat buku tangannya memerah dan sedikit lecet.

" eh, lo liat tadi nggak? shakty boncengan sama Evelyn? " terdengar ghibahan seorang cewek di belakangnya.

" nggak sih, tapi di kelas pada heboh bicarain mereka, emang bener ya? " sahut cewek sebelahnya.

" uhhh,, gumush banget tau nggak. mereka kayak pacaran nggak sih? soalnya shakti belum pernah boncengin cewek ? "

" mungkin sih. duh patah hati se indonesia dong ! hahahahah "

tangan darrel mengepal dengan gigi gemeletuk. merasa kan linu menjalar ke ulu hatinya. cemburu? iya.

triiiinnngggg

suara bel istirahat berbunyi nyaring, semua siswa bersorak girang.

" kalian nih, kalau denger bel langsung girang. giliran pelajaran ajah lemes kayak keong " pak hamid mencibir mengundang gelak tawa di ruang kelas. setelah itu pak hamid mengakhiri pelajaran dan keluar dari ruang kelas IPA 2 kelas Evelyn.

diruang kantin selalu ramai, karena waktu istirahat seluruh siswa lebih memilih menghabiskan waktunya dikantin. Evelyn and the geng memasuki kantin itu dengan berjalan angkuh, semua siswa yang berpapasan dengannya akan segera menyingkir memberikan jalan.

" gilakk, dewi kegelapan, damagenya nggak ada obat " celetuk haikal menatap takjub ke arah 3 gadis berparas dewi itu.

Shakti mengikuti arah pandang haikal lalu menyunggingkan senyum karena sependapat dengan bocah itu.

" beruntung banget sih yang jadi ceweknya, bagaikan liat bidadari surga tiap hari " sambungnya lagi

" bidadari neraka kali " iqbal melempar kerupuk tepat mengenai pipi haikal.

" si anying, pengin di sunat " umpat haikal mengusap pipi yang terkena minyak bekas lemparan kerupuk.

" eh by the way doi jomblo nggak sih ? " tanya ifal antusias.

" yo'i.. noh mantannya aja gelendotan ama jablay kelas sebelah " haikal menunjuk dengan dagu ke arah darrel dan cindy.

" pfffttttt. di kasih batu mutiara malah milih batu Wadas.. bego kok nggak ketulungan " iqbal geleng - geleng kepala.

berselang beberapa menit ketiga cewek yang dibicarakan datang menghampiri ke meja mereka. ketiga gadis itu duduk dengan santai tanpa memperdulikan wajah - wajah terkejut Shakti and geng.

tangan darrel mengepal melihat Evelyn yang kini duduk semeja dengan Shanti dan itu mengingatkan akan gosip hangat yang ia dengar sepanjang pagi tadi.

beberapa pasang mata mulai bisik - bisik kembali bahkan ada yang mengabadikan moment itu. cindy memasang wajah kesa karena kalah satu langkah dari Evelyn yang menjadi saingannya, cindy nggak rela kalau Evelyn mendapatkan yang lebih dari dirinya.

" napa lo? kena sawan ? " tanya Evelyn begitu pantatnya mendarat ke kursi tepat disamping haikal.

iqbal menyemburkan tawanya lalu menutup mulut agar tawanya tak lepas kendali.haikal melongo mendengar mulut julid Evelyn.

Shakti memicingkan matanya " lo ngapain duduk disitu? pergi sono ! " usirnya tak berperasaan.

bibir Evelyn manyun dan itu sontak membuat para cowok menahan nafas karena gemas dengan wajah imut itu walaupun gadis itu berpose sejelek mungkin.

" udah penuh tuh. yang kosong cuma di meja ini "

" nggak usah di gubris, ve. dengan senang hati lo boleh duduk di situ " sambung ifal tersenyum menyeringai.

Evelyn tak menyahut, lebih memilih memasukkan bakso ke dalam mulutnya. dan itu membuat ifal geram ditambah ketiga temannya yang terkikik menertawakan kenelangsaannya.

' sialan, gue bakal bikin lo bertekuk lutut di ranjang gue ' batin ifal menyeringai iblis.

Selama beberapa menit cowok yang biasa berceloteh dikala menyantap makanan kini jadi hening tak bersuara sedikitpun. hanya denting sendok dan mangkuk yang saling beradu. Udah dipastikan kalau mereka semua nahan nafas. Apalagi melihat wajah datar evelyn yang membuat mereka bergidig. Shakti sendiri makan dengan santai karna dia udah terbiasa berinteraksi sama evelyn bahkan tadi pagi makan sepiring berdua.

mungkin 15 belas menit Evelyn menghabiskan makannanya. tanpa sepatah katapun cewek itu beranjak dari bangkunya dengan kedua temannya mengekor dibelakang.

haikal dan iqbal menghembuskan nafas lega.

" kali ini gue setuju kalau dia itu bidadari neraka " celetuk haikal memecah keheningan .

ifal dan shakti memutar bola matanya malas. tak mau ngeladenin mulut julid mereka.

" gilakk parah, diem ajah bikin merinding apalagi kalau ngereog " sambung iqbal menggebu- gebu.

" lo nggak tau gosip kelas sebelah? yang katanya cindy jambak - jambakan sama Evelyn cuma gara - gara dibonceng darrel? "

Shakti melempar sendok ke arah haikal dengan gesit, cowok rambut pirang itu menghindar

" kebanyakan denger gosip, pantes mulutnya lemes able"

" sekolah tanpa gosip itu hampa " kilah haikal membuat temannya bersorak kesal.

lalu mereka bersama - sama menggeplak kepala cowok julid itu sampe jatuh kelantai. dan itu mengundang gelak tawa di seluruh kantin.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***