jake memarkirkan motor satria nya di sebelah gedung berlantai dua yang terletak di area perkebunan yang di tumbuhi beberapa pohon pisang dan semak - semak belukar. jake melepaskan helmnya dan meletakkannya di atas kepala motor. Evelyn turun dari motor itu dengan berpegangan pada pundak jake.
" ini rumah siapa nona ? " jake mengamati rumah itu dengan tatapan waspada. sebuah rumah yang hanya berdinding bata dengan banyak coretan dan gambar - gambar yang tidak jelas beserta banyak lumut yang tumbuh mengelilingi di dinding bata itu.
" udah ayok ! masuk aja ! " ajak Evelyn berjalan mendahului jake yang masih terdiam di atas motornya.
tak ingin terjadi sesuatu yang buruk dengan majikannya, jake pun menyusul Evelyn dan mengekornya di belakang.
begitu masuk kedalam,jake dan Evelyn disuguhkan dengan bau asap rokok yang mengepul hingga membuat keduanya terbatuk. Ada eberapa anak muda yang tampak bercengkrama juga beberapa minuman kaleng yang berserakan di atas lantai.
" wuiihhh bos ! " sapa seorang cowok remaja yang langsung menyambut kedatangan jake dan Evelyn. lalu Evelyn dan beberapa cowok itu, mungkin ada 5 anak saling menjabat tangan ala mereka.
" anying, jorok banget lo pada ! " cemooh Evelyn menatap jijik.
cowok itu hanya menanggapi dengan nyengir tanpa dosa. dari atas tangga sana ada seorang cowok yang mungkin lebih tua dari mereka datang menghampiri Evelyn dengan tergesa gesa, aura kebahagiaan terpancar dari wajah imut itu.
" ve," sapa nya lembut tak lupa juga menampilkan senyuman manis.
" apa kabar lo bang ? " tanya Evelyn begitu mereka sudah berhadapan.
" baik kok, lo kabarnya gimana? udah lama nggak dateng ke sini? " sahutnya.
" ah, panjang ceritanya. kapan - kapan gue jelasin "
cowok tadi hanya memutar bola matanya malas. Nggak perlu di tebak pasti nggak bakalan cerita. Cowok bermata bulat itu lalu melirik jake yang masih berdiri anteng memperhatikan mereka.
" siapa? " tunjuk nya ke arah jake dengan dagu.
Evelyn mengikuti arah Pandang cowok itu lalu tersenyum
" temen " jawab Evelyn dengan senyum mengembang
" sejak kapan lo punya temen bapak - bapak " mungkin bagi evelyn itu terdengar seperti ledekan. berbeda dengan jake ada raut tak suka dari mimik wajah cowok berparas blasteran itu.
Evelyn meninju lengan cowok itu " sekali lagi lu ngomong, gue potong burung lo bang ! " ancam nya dengan jari menuding.
cowok itu tertawa kecil dengan gelengan.
" kidding,,, elah " tangan cowok itu bergerak mengacak puncak kepala evelyn.
" galang " cowok yang bernama galang menyodorkan telapak tangannya dengan tatapan yang mengintimidasi.
jake melirik sebentar tangan itu, dengan perlahan tangannya menyambut jabatan galang dengan tatapan datar.
" Jakson,, panggil saja jake "
nggak perlu ditanya, siapapun pasti akan menebak maksud dari tatapan galang. tatapan mengintimidasi sekaligus tatapan elang yang seolah - olah siap menerkam lawan bicaranya. ada raut cemburu di sana yang sangat kentara sekali. juga cengkraman di telapak tangannya yang semakin mengerat.
jake sedikit meringis menahan nyeri di telapak tangannya. Karena genggaman yang teramat kencang bahkan urat - urat buku tangan galang bahkan terlihat menonjol. cowok dengan wajah tampan dan lengan penuh tato di sebelah kanan itu, sudah membuat jake menebak bahwa dia bukan cowok yang bisa di anggap enteng. lebih meyakinkannya tampang cowok itu memang seperti preman.
" saya hanya bodyguard non Evelyn, jangan khawatir ! " perkataan jake membuat galang mengendurkan tangannya.
jake tersenyum simpul, yakin tiga ratus enam puluh derajat kalau cowok itu benar - benar menaruh rasa dengan nonanya yang sayangnya sudah menjadi selir tuan mudanya .
Evelyn mengerutkan kening, nggak paham sama arah pembicaraan jake. yang jelas hanya para pria yang tau.
kini ketiganya duduk di sofa ruang utama. dari arah dapur datang satu cowok lagi dengan membawa minuman serta camilan. jake menyusuri setiap detail rumah itu dengan ekor matanya. jake akui, walaupun dari luar tampak seperti bangunan terbengkalai tetapi di dalamnya cukup mewah dan nyaman.
Evelyn dan galang bercengkrama sesekali tertawa lepas. mereka menceritakan banyak hal terutama mengenai kebersamaan mereka.
jake sesekali hanya tersenyum menanggapi karena memang nggak terlalu tau sama topik pembicaraannya. apalagi itu menyangkut dunia anak muda.
" lo belum jawab pertanyaan gue, lo selama ini kemana aja? " tanya galang lagi, kepo sekali karena gadisnya itu menghilang tanpa kabar.
Evelyn melirik ke arah jake, mengkode apakah perlu menceritakan perihal pernikahannya dengan orang lain atau di rahasiakan saja. jake mengangguk dan tersenyum tanda. menyetujui.
" dua minggu yang lalu, gue,,, nikah " jawab Evelyn sedikit menunduk.
galang terpaku sejenak, matanya membulat sempurna mengetahui fakta bahwa gadis yang di cintainya telah menikah dengan orang lain. namun, sedetik kemudian cowok berkulit putih itu terkekeh
" lo becandanya nggak lucu ve "
walau berkata demikian, jake yang sedari tadi memperhatikan melihat ada semburat kekecewaan yang terpancar di wajah tampannya.
Evelyn menghela nafas lalu menggaruk alisnya yang tidak gatal. nggak mau membahas lebih dalam yang mungkin memang nggak perlu di ceritakan, Evelyn memilih beranjak dari duduknya.
" gue pamit bang,, lain kali gue dateng lagi kesini ! " Evelyn menepuk pundak galang lalu mengkode jake untuk mengekornya keluar dari ruangan itu. yang jelas evelyn nggak pengin lama - lama disitu.
galang menatap nanar punggung gadis yang perlahan menghilang dari pandangannya. tangan kekar nya mengepal, hatinya seperti tercubit terasa nyeri dan perih bersamaan.
galang menendang meja kaca di depannya hingga roboh dan pecah. beberapa cowok yang sedari tadi diluar bergegas masuk memeriksa kedalam. namun nasib mereka nahas, karena menjadi sasaran empuk kemarahan galang.
bugh
bugh.
galang meninju wajah dua cowok yang berdiri di hadapannya dengan membabi buta.
" tenang bang !, mereka nggak salah apa - apa " salah seorang cowok berusaha merengkuh tubuh besar galang sekuat tenaga. satu cowok lagi berdiri di depan galang mengunci tubuh besar galang yang memberontak.
Dua cowok itu terjungkal kebelakang saat galang melepaskan diri. galang berjalan keluar meninggalkan basecamp itu dengan amarah yang memuncak.
" bang, mau kemana? " ifal mencekal tangan galang mencoba menghentikan langkah pria itu.
galang mendorong ifal sampai terjatuh, tanpa sepatah katapun.
" sialan ! " umpat ifal mengusap bokongnya yang perih.
galang mengendarai motornya dengan ugal - ugalan. nggak perduli beberapa pengemudi lain yang mengumpat, menyupah serapahi cowok itu yang menyalip dan melanggar rambu lalu lintas yang menyebabkan nyaris menyeremped kendaraan lain. bahkan ada beberapa motor lain yang terjatuh karena nggak siap sama salipan galang.
galang meremas dadanya dengan kuat, karena merasakan nyeri yang luar biasa hingga membuat dadanya sesak.
selama ini dia yang selalu jadi backingan eve kalau cewek itu terkena masalah. bahkan galang akan menghajar siapapun yang mengganggu gadis itu. semua permintaan gadis itu akan ia turuti, apapun itu. ia sampai harus berhadapan dengan pihak berwajib pasca membakar ruko mas Abdel atas suruhan evelyn. nggak ada penyesalan apapun karna memang galang secinta itu sama dia dan perlakuannya ke Evelyn memang murni atas kemauannya sendiri.
pernyataan Evelyn membuatnya kehilangan akal, mungkin kalau nggak di cegat tadi, nyawa temannya pasti akan melayang. dan satu yang pasti, Evelyn nggak tau dan mungkin nggak akan pernah tau karna gadis itu sudah menganggap sosok galang seperti kakaknya sendiri.
galang mengendarai roda duanya dengan air mata yang terus berderai. hatinya hancur mengetahui fakta gadisnya telah dimiliki orang lain dan mungkin nggak akan pernah tergapai. sesuatu yang perlu di ketahui, cowok yang menangis karena cinta, sudah pasti dia mempunyai cinta luar biasa di hatinya.
÷÷
" makasih ya om ! udah mau nganterin. "
bibir jake mengerucut " kok om sih? tua banget perasaan " protes jake nggak terima di panggil om.
Evelyn tertawa kecil " terus manggilnya apa? "
jake tampak berpikir mencari panggilan yang pas untuk dirinya.
" bang juga nggak papa kayak mas shakti "
Evelyn manggut - manggut dengan senyum tipis.
jake melirik arlojinya di pergelangan kiri yang menunjukkan pukul 23.00.
" eumh gue masuk ya bang ! hati - hati di jalan " pamit Evelyn
jake mengerutkan kening, tak paham " saya nggak kemana - mana nona "
kini bibir evelyn yang mengerucut " kok masih manggil nona sih?. panggil eve ajah "
" oke, eumh,, ve, sebaiknya segera masuk kedalam ini sudah jam sebelas malam "
" hah ? " Evelyn panik, langsung ngacir ke dalam.
jake terkekeh, menggelengkan kepala merasa gemas dengan tingkah lucu non mudanya.
jake mendorong motor satria nya ke dalam garasi. lalu melangkah masuk lewat pintu alternatif penghubung garasi dan dapur.
di atas balkon sana, kavi berdiri dengan wajah dingin memperhatikan bodyguard dan istri keduanya yang berinteraksi cukup akrab. tangan kavi mengepal, ada rasa nggak nyaman yang mulai menyelubungi ulu hatinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
Kikan dwi
banyak yg sayang loh sama eve cuma GK d perhatikan ortu nya aja... kavi mulai cemburu apa gmn ini ?
2023-05-03
1