" Masalah nya ini aku bukan dari keluarga yang baik - baik yang seperti kamu kira. " ucap Rina akhirnya.
" Aku ini cuma anak adopsi yang tidak mungkin akan di terima oleh keluargamu. sambung Rina akhirnya ia berkata yang sejujur nya.
Revan yang mendengar perkataan Rina seperti kilat yang menyambar diri nya di singa hari yang bolong, dia mengira ini hanya alasan Rina saja untuk menolak lamaran nya.
" Kamu pasti bohong Rin, ini hanya akal - akalan kamu saja supaya bisa menolak aku. " ucap Revan masih tidak percaya ucapan Rina.
" Terserah apa katamu, tetapi ini lah yang sebenar nya... " ucap Rina sambil mengusap air mata nya.
" Tapi bagaimana mungkin, ini pasti tidak benar. " ujar Revan lagi.
" Aku sudah mengatakan yang sebenar nya, aku tidak peduli kamu percaya atau tidak. Silahkan kamu tanya pada Mama dan Papa ku di rumah. " ucap Rina mulai bisa mengontrol emosinya.
" Tapi dengarkan aku Rin, aku tidak peduli dan aku tidak percaya sebelum aku tahu bukti kata - katamu ini. " ucap Revan lagi.
" Kalau kamu tidak percaya, ayo akan aku buktikan omongan aku ini bukan bualan saja. Sekarang antarkan aku pulang, dan di sana kamu akan tahu yang sebenar nya dari mulut Mama dan Papa. " ucap Rina sambil menggendong tas nya hendak melangkah pergi.
Revan yang ingin tahu kebenaran yang dikatakan Rina akhirnya dia mengikuti Rina untuk pulang bersama ke rumah nya untuk membuktikan kebenaran omongan Rina.
Revan melajukan mobil nya dengan kecepatan penuh, sedangkan Rina hanya diam seribu bahasa tanpa mau berbicara dengan Revan.
Setelah mereka sampai di rumah Rina, dan memasuki rumah nya.
Rina segera memanggil kedua orang tua nya, setelah membersihkan dirinya terlebih dahulu Rina akhirnya duduk berkumpul dengan Revan bersama kedua orang tua nya.
" Nak, Revan. Ada apa lagi Nak Revan datang kesini lagi ? bukankah sudah jelas jawaban dari Rina kemarin. " ucap Mama Minah memulai pembicaraan, dia bingung melihat kedatangan Revan kerumah nya kembali sejak insiden di tolak nya lamaran Revan.
" Maaf Mah, Revan kesini ingin mengetahui kebenaran nya asal - usul ku mah... " ucap Rina lirih.
" Kenapa kamu memberitahu kan nya nak ? bukan kah ini akan membuat mu menambah masalah, " ucap Pak Sentot bingung dengan anak nya yang memberitahukan kebenaran nya pada Revan.
" Maafkan Rina, Pah. Ini semua karena Revan memaksa ingin tahu sebenarnya alasan Rina menolak lamaran Revan. " ujar Rina menjelaskan.
" Iya benar Pak, Bu .. karena aku ingin tahu kebenaran nya. Apa benar Rina ini adalah anak angkat kalian ? " ucap Revan menambah kan penjelasan Rina.
" Iya memang benar dia adalah anak angkat kami. Tetapi kami sangat menyayangi dia seperti anak kami sendiri. " sekarang giliran Bu minah yang berkata sambil tertunduk sedih.
Rina yang melihat kesedihan Mamah nya hanya bisa mengenggam tangan orang tua nya memberi kekuatan. Sejujur nya Rina juga merasakan sakit dan sesak di dalam dada setiap kali harus membahas kebenaran kalau dia adalah anak adopsi.
Sedangkan Revan yang mendengar penjelasan orang tua Rina hanya terdiam sambil matanya lurus menatap wajah Rina, ada terbesir rasa iba pada gadis yang begitu ia cintai.
Pantas saja dia menolak lamaran nya, mungkin Rina merasa tidak pantas untuk bersanding dengan nya.
" Tetapi aku yakin Rin, Ibu aku akan menerima mu apapun kondisimu. Kalau pun orang tua ku tidak setuju aku akan tetap menikahimu. " ucap Revan sambil meyakinkan Rina dan kedua orang tua nya.
" Sudah lah nak Revan, kami tidak ingin Rina terluka... jika keluargamu tidak setuju jangan kamu paksakan karena aku tidak sanggup Rina di hina oleh orang lain. " ucap Pak Sentot.
" Beri saya waktu untuk meyakinkan kedua orang tua ku Rin...Pak, Bu tolong kasih aku kesempatan lagi. " ucap Revan dengan sungguh - sungguh.
Sebenarnya dia tidak yakin keluarga besar nya akan menyetujui dia menikah dengan Rina dengan kondisi Rina yang seperti itu, tetapi dia akan berjuang sekuat tenaga.
" Ya sudah sekarang pulanglah, ini sudah larut malam. " potong Pak Sentot.
" Iya Van, sekarang lebih baik kamu pulang. Aku tidak ingin tetangga berpikir yang tidak - tidak. " ucap Rina menambahkan.
Revan pun akhirnya meninggalkan rumah Rina dengan perasaan yang tak menentu.
Dia memikirkan cara agar bisa berbicara dengan ibunya dan ibu nya bisa menerima Rina dengan lapang dada.
****
Pagi ini di lalui Rina dengan perasaan yang tidak menentu, dia tidak bisa tertidur dengan pulas. Setelah menyiapkan sarapan untuk di makan semua anggota keluarga.
" Kak, bagi uang saku dong. Kemarin ada tugas foto kopi, tapi mamah kasih nya cukup buat jajan aja. " ucap Diana setelah duduk di kursi ruangan makan.
Setelah menyedokkan makanan untuk piringnya, Rina segera mengambilkan makanan juga untuk Diana.
" Iya, tenang aja adikku sayang... sekarang makan yang banyak. Belajar yang rajin ya . " ucap Rina sambil mengelus - elus rambut lurus Diana.
" Kok kak Diana aja yang dikasih si, Kak Rina... Aku juga kan mau juga dikasih uang saku sama Kak Rina. " ucap Tono sambil bibir nya cemberut.
Rina yang melihat tingkah adik nya yang bungsu, hanya bisa tertawa. Ini lah hiburan Rina di kala hati nya sedang gundah, yaitu tingkah polos kedua adik nya.
" Iya... iya, nanti Kak Rina kasih. Emanganya mau buat beli apa ? " tanya Rina pada adik nya Tono.
Setelah menyelesaikan sarapan mereka, Rina segera mempersiapkan diri untuk berangkat ke kantor. Dan memberikan uang kepada masing - masing adik nya.
" Kak, Mama... Papa Tono berangkat nya naik apa ? " Tanya Tono pada kedua orang tua nya setelah selesai berpamitan.
" Memangnya teman kamu, Siapa tuh namanya ? Oh ya... Sigit, gak nyamperin rumah kamu berangkat ke sekolah bareng ? " ucap Mama Minah bertanya pada Tono.
" Sigit sedang sakit mah, nanti Tono berangkat sendiri aja. " Ucap Tono sambil melangkah kan kaki nya keluar dari rumah.
" Ton, nanti kamu berangkat nya barengan sama kakak aja, kebetulan kakak agak siang berangkat nya. " ucap Rina sambil tersenyum pada adik bungsu nya itu.
" Horeee.... aku berangkat bareng kakak. " ucap Tono dengan senang hati.
" Iya tapi kamu jangan nakal sama kakak mu ya Nak... " ucap Bu Minah berpesan pada anak nya Tono.
" Iya beres... mah.." ucap Tono sambil tersenyum lebar.
" Mah....Pah, Rina berangkat dulu ya, Assalamualaikum... " ucap Rina berpamitan pada kedua orang tua nya setelah mencium kedua tangan mereka.
" Walaikumsalam, nanti kalau sudah sampai kantor kabari mama ya Nak... " ucap Bu Minah pada Rina..
Semenjak kejadian Rina tahu kalau dia bukan ibu kandung nya, terbesit rasa takut kehilangan Rina. Dia pun sedikit demi sedikit merubah sikap nya pada Rina, yang dulu agak angkuh sekarang tidak lagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments