Akhirnya Bertemu

Malam itu ketika Rina telah pulang dari Bioskop dan mulai merebahkan dirinya di atas ranjang/ dari arah luar kamar ada yang mengetuk pintu.

Tok...Tok...Tok

" Rin, Kamu lagi ngapain ? Mama sama Papa ingin bicara sama kamu ? " Ucap Mama dari balik pintu.

" Lagi tiduran aja mah, masuk mah aku lagi santai aja. " Jawabku sambil membuka pintu

" Ayo kamu ikut mama ke ruang keluarga ! " Pinta Mama sambil menarik tanganku.

Akhirnya mereka telah sampai di ruang keluarga, ada Diana dan Tono yang menatap Rina sendu.

" Ya Pah, ada apa ? " tanya ku penasaran.

" Diana, Tono ingin berbicara sama kamu Rin ! " Ucap Papa sambil matanya menatap kedua anak itu.

" Mbak, Diana sayang sama mbak " Ucap Diana sambil memelukku.

" Tono juga sayang mbak. " Ucap Tono sambil mengikuti Diana yang juga memelukku.

" Iya, mbak tahu itu, apakah kalian sudah mengetahui kalau mba ini siapa ? " Tanya ku di selingi isak tangis.

" Kami sudah tahu Mbak, tapi kami tetap menganggap mbak adalah kakak kandung kami sendiri. " Ucap Tono sambil terus terisak.

Aku yang mendengar kata - kata itu langsung terasa lemas, masa - masa kecilku hingga dewasa yang aku tahu keluarga dan adik - adik kandungku adalah mereka. Tetapi setelah mengetahui kebenarannya hatiku terasa sakit.

" Sudah kalian jangan menangis terus, perasaan mbak kepada kalian akan tetap seperti sebelumnya. " Ucapku sambil melepaskan pelukan mereka.

Ku pandangi wajah mereka berdua sambil terus menyeka wajahku, kedua adik - adikku yang selalu ku sayang dari kecil. Suka maupun duka telah terlewati bersama, aku bertekad akan selalu menyayangi mereka apapun yang terjadi.

" Mbak tidak akan pergi dari rumah ini kan ? " Tanya adikku Tono.

" Tidak Ton, mbak akan tetap disini. Setelah mbak sudah menikah mbak akan pergi bersama suami mbak. " Ucapku sambil menggelengkan wajah.

" Mbak janji ya ? " Tanya Diana kemudian.

" Iya, mbak janji ! " Ucap ku mantap.

Akhirnya setelah drama sedih aku dan adik - adikku berpelukan, Papa memulai percakapan nya.

" Sebenarnya buka itu saja yang ingin kami beritahu pada mu Rin. " Ucap Papa tegas.

" Apa itu Pah. " Ucapku penasaran.

" Sebenarnya kami ingin memberitahumu bahwa besok kita akan menuju ke rumah tua kandung mu . " Ucap Papa sambil menatap kedua mataku.

" Beneran Pah. " Ucap ku bahagia.

" Iya bener, malam ini kamu sebaiknya bersiap - siap. Karena besok kita berangkat setelah subuh. " Ucap Papa sambil memandangi mama yang hanya terdiam dari tadi, entah ada apa gerangan.

" Alhamdulilah, akhirnya aku akan bertemu dengan orang tua kandungku. " Ucapku sambil mengucap syukur mengusap wajahku.

Mama yang melihat tingkahku, hanya menatap sedih.

" Kamu tidak akan melupakan mama kan Rin ? " Ucap Mama sambil mengenggam tanganku, ku rasakan tangan nya sangat dingin.

" Demi Allah aku tidak akan melupakan Mama. Mama adalah orang yang berjasa dalam hidup Rina. Mama jangan khawatir kasih sayang kepada Mama biarpun aku punya orang tua kandung tidak akan berkurang.

" Mama bahagia kamu berkata seperti itu, Mama sayang kamu. " Ucap Mama sambil terus memandang wajahku.

" Rina juga sayang sama Mama. " Ucapku sambil tersenyum.

" Akhirnya masa itu akan tiba, dimana masa ini yang mama takutkan di dalam hidup Mama. Seperti dihantam batu besar di dalam hati. Tapi kamu berhak mengetahui siapa kedua orang tua kandungmu. " Ucap Mama sambil menyeka kedua matanya.

" Sudah lah Mah, kamu jangan menangis terus. Ini semua sudah takdir. " Ucap Papa sambil menepuk - nepuk punggung Mama yang berguncang.

" Iya Pah. Cuma Mama sedih aja. " Ucap mama sambil Memeluk tubuh papah.

" Ya sudah, besok kita berangkat jangan lupa mempersiapkan diri kalian. Terutama Rina, kamu harus siap dengan segela sesuatunya. " Ucap Papa sambil melepas pelukan Mama.

" Baik Pah, Rina sudah siap. Naik apa Pah kita berangkatnya ? " Ucapku pada papa.

" Besok kita akan rental mobil, karena mengingat kita akan pergi ke luar kota. Cuma aku tidak tahu siapa Supirnya. " Jawab Papa.

"Bagaimana kalau Pak Tejo Pah. Karena kemarin kulihat dia sedang ada di rumah nya tidak sedang kerja. " Ucapku menjelaskan.

Pak Tejo adalah tetanggaku, dia sehari - harinya adalah supir truk yang beberapa hari ini sedang libur.

" Ya sudah nanti Papa yang akan bilang sama si Tejo. Lebih baik kalian siap - siap saja. Sekarang sudah malam besok jangan sampai terlambat. " Ucap Papa sambil pergi keluar halaman rumah. Dia menuju rumah Pak Tejo untuk meminta nya menjadi supir.

Setelah selesai kami berbicara, aku dan adikku beranjak ke kamar masing - masing, kami membereskan baju yang akan kami bawa untuk besok dan tidak lupa pakaian ganti mengingat perjalanan yang cukup panjang.

**

Pov Mama

Entah mengapa perasaanku sangat gelisah malam ini, aku takut jikalau Rina setelah tahu keberadaan orang tua kandung nya akan lebih menyayangi orang tua nya sendiri daripada aku ibu angkatnya.

" Pah, apakah keputusan ini yang terbaik ?" Tanyaku pada suamiku yang baru tiba dari rumah Tejo.

" Insya Allah, Papa sudah berpikir sangat matang untuk memutuskan pilihan ini. Jangan ditunda lagi karena Rina akan kecewa. " Ucap suamiku padaku.

" Tapi mama masih belum ikhlas Pah. Mama takut kasih sayang Rina pada kita akan berkurang setelah dia bertemu dengan orang tua kandungnya. " Ucapku terus terang, karena terasa sesak di dada menutupi kekhawatiran ini.

" Mama yang tenang, Papa yakin Rina akan tetap sayang pada kita. Jangan takut hal yang belum tentu pasti. " Ucap suamiku sambil memelukku.

" Ini sudah malam ayo kita tidur dan beristirahat. Apa kamu sudah membereskan baju - bajuku untuk besok ? " Tanya suamiku padaku.

" Sudah Pah, sarapan untuk besok juga sudah mama siap kan tinggal besok tinggal dihangatkan. " Ucapku sambil melepaskan pelukan suamiku.

" Ya sudah ayo kita istirahat. Sudah larut malam ini. " Ucap suamiku sambil merebahkan tubuh nya disampingku.

" Iya Pah. " Jawabku sambil ikut merebahkan tubuhku ke samping.

Aku harus segera istirahat agar besok tidak kesiangan untuk mempersiapkan sarapan anak - anak dan suami ku.

Akhirnya aku pun terlelap, hingga adzan subuh sayup - sayup membangunkan ku.

Dan bergegas aku pun membangunkan suamiku yang sedang tertidur pulas.

" Pah, ayo bangun kita shalat subuh dulu. Lalu beres - beres biar tidak kesiangan. " Ucap ku sambil menggoyang - goyangkan tubuh suamiku.

" Iya mah. Papa ke kamar mandi dulu lalu kita shalat berjamaah bareng anak - anak. Cepat bangunkan mereka mah. " Ucap Suamiku beranjak masuk ke kamar mandi yang terletak di dalam kamar.

Aku pun segera membngunkn ketiga anakku untuk beribadah dan memohon keselamatan karena kita akan berpegian ke luar kota.

Selesai melaksanakan shalat subuh kami pun segera makan dengan menu yang sudah terhidang di meja makan tidak lupa mengajak Pak Tejo yang rupanya sudah sampai kerumah kami.

Episodes
1 Part 1
2 Harapan Baru
3 Awal Pertemuan
4 Dibuat penasaran
5 Teka teki Perasaan
6 Kebenaran yang terungkap
7 Mencari Fakta
8 Akhirnya terungkap
9 Benarkah
10 Menjalin Rasa
11 Akhirnya Bertemu
12 Pertemuan yang mengharukan
13 Kenyataan yang harus di terima
14 Datang ke rumah Rina
15 Menolak lamaran
16 Tau kah kamu siapa aku
17 Aku tidak akan menyerah
18 Menyakinkan orang tua
19 Janji Bertemu
20 Putus Asa
21 Dijodohkan
22 Mencoba melupakan
23 Makan malam bersama
24 Jangan berdebat
25 Amarah yang memuncak
26 Pertemuan Keluarga
27 Saat di Restoran
28 Membahas Pernikahan
29 Kedatangan yang membuat Heboh
30 Perkenalan lebih dalam
31 Saat Di Panti
32 Rasa ingin menjaga
33 Harus kah aku Memulai dengan yang baru
34 Rasa penasaran Mega
35 Acara Pertunangan Mega
36 Pertemuan yang tidak di sangka - sangka
37 Mampir ke Tukang Bakso
38 Harapan yang sama
39 Pernyataan Perasaan dari Mario
40 Merasa di Lindungi
41 Bertemu dengan Wanita berhati malaikat
42 Sampai di rumah
43 Bertemu dengan orang tua Mario
44 Diterima dengan hangat
45 Keluarga Mario yang baik
46 Diterima nya lamaran Mario
47 Kado untuk Rina
48 Datang kerumah Rina
49 Silaturahmi antara dua besan
50 Kepulangan Mami Renata dan Papi Devan
51 Mami Renata dan Papi Devan pergi New York
52 Selamat jumpa kembali
53 Kebaikan hati Mega
54 Undangan dari Mantan
55 Niat Buruk Revan
56 Sebenarnya dia siapa
57 Rina tidak ingin berhenti bekerja
58 Kematian Bu Surti
Episodes

Updated 58 Episodes

1
Part 1
2
Harapan Baru
3
Awal Pertemuan
4
Dibuat penasaran
5
Teka teki Perasaan
6
Kebenaran yang terungkap
7
Mencari Fakta
8
Akhirnya terungkap
9
Benarkah
10
Menjalin Rasa
11
Akhirnya Bertemu
12
Pertemuan yang mengharukan
13
Kenyataan yang harus di terima
14
Datang ke rumah Rina
15
Menolak lamaran
16
Tau kah kamu siapa aku
17
Aku tidak akan menyerah
18
Menyakinkan orang tua
19
Janji Bertemu
20
Putus Asa
21
Dijodohkan
22
Mencoba melupakan
23
Makan malam bersama
24
Jangan berdebat
25
Amarah yang memuncak
26
Pertemuan Keluarga
27
Saat di Restoran
28
Membahas Pernikahan
29
Kedatangan yang membuat Heboh
30
Perkenalan lebih dalam
31
Saat Di Panti
32
Rasa ingin menjaga
33
Harus kah aku Memulai dengan yang baru
34
Rasa penasaran Mega
35
Acara Pertunangan Mega
36
Pertemuan yang tidak di sangka - sangka
37
Mampir ke Tukang Bakso
38
Harapan yang sama
39
Pernyataan Perasaan dari Mario
40
Merasa di Lindungi
41
Bertemu dengan Wanita berhati malaikat
42
Sampai di rumah
43
Bertemu dengan orang tua Mario
44
Diterima dengan hangat
45
Keluarga Mario yang baik
46
Diterima nya lamaran Mario
47
Kado untuk Rina
48
Datang kerumah Rina
49
Silaturahmi antara dua besan
50
Kepulangan Mami Renata dan Papi Devan
51
Mami Renata dan Papi Devan pergi New York
52
Selamat jumpa kembali
53
Kebaikan hati Mega
54
Undangan dari Mantan
55
Niat Buruk Revan
56
Sebenarnya dia siapa
57
Rina tidak ingin berhenti bekerja
58
Kematian Bu Surti

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!