Pagi itu Rina seperti biasa mengerjakan pekerjaan rumah sebelum berangkat ke kantor. Namun tiba - tiba dia mendengar orang berbisik - bisik di dalam kamar Mamanya. Akhirnya Rina memutuskan untuk mendengarkan dua orang itu.
" Pah, bagaimana ini kemarin Rina menanyakan kalau apakah benar kita ini orang tua kandungnya atau bukan . " Terdengar bu Minah berkata dengan Suaminya Pak Sentot.
" APPAA..Kamu serius ? lalu kamu jawab apa ? " Tanya Pak Sentot sambil terkejut.
" Aku jawab kita ini orang tua kandungnya lah. Masa kita ungkap yang sebenarnya. " Jawab Bu Minah.
Rina yang mendengarkan pembicaraan dua orang tersebut langsung kaget dan yakin sebenarnya mereka bukan orang tua kandungnya.
" Tapi apa Rina tidak curiga, apa kita tidak ungkap saja yang sebenarnya Rina sudah besar dan kemungkinan dia siap dengan kenyataan yang ada. " Ungkap Pak Sentot bijaksana.
" Gak, aku gak mau kalau sampai Rina sampai tahu dan dia akan meninggalkan rumah kabur dan tidak kembali lagi. " suara Bu Minah terdengar bergetar, dia tidak siap untuk kehilangan Rina karena bagaimanapun di hati kecilnya menyayangi Rina walaupun rasa sayangnya tidak sebanyak kepada kedua anaknya.
" Mah, aku juga tidak sanggup untuk mengungkapkan ini tapi daripada dia tahu dari orang lain, nanti dia akan salah sangka dan marah kepada kita. " Pak Sentot menenangkan istrinya yang mulai menangis.
" Tapi nanti Pah, tunggu waktu yang pas aku tidak mau kalau saatnya tahu dia jadi membenci kita. " Ucap Bu MInah.
Rina yang mendengarkan nya hanya menggelengkan kepalanya, dia tidak akan pernah melupakan jasa yang kedua orang tua angkatnya. Dia akan tetap menyayanginya seperti kepada orang tua kandung, cuma dia ingin tahu siapa sebenarnya orang tua kandungnya.
" Tapi aku yakin Rina masih akan tetap bersama kita. Sudahlah jangan menangis nanti Rina dengar bagaimana. " Pak Sentot khawatir kalau sampai anak - anaknya mendengar percakapan nya.
Rina buru - buru untuk cepat pergi dari depan pintu Bu Minah dia menuju kamarnya untuk menenangkan hatinya, kenyataan yang terungkap sangat membuat hatinya hancur biarpun dia sudah mempersiapkan hatinya tapi tetap saja kalau rahasia itu terungkap dari orang tua nya rasanya lebih sakit. Akhirnya sekian lama dia menenangkan hatinya, dia bersiap untuk pergi kerja
" Mama, Papa aku akan tetap sayang pada kalian apapun yang terjadi. " Batin Rina dalam hati.
Setelah keluar dari kamar Rina pun berpamitan kepada Mama dan Papanya.
***
Sesampainya di kantor pikiran Rina tetap teringat percakapan kedua orang tuanya. Apa yang harus dia lakukan untuk mengetahui siapa kedua orang tua kandungnya.
" Apa aku tanyakan aja sama mereka berdua ? " Ucap Rina dalam hati.
" Oke malam ini aku akan menanyakan kepada mereka langsung." Batin Rina mantap untuk saat ini waktunya dia tahu rahasia terbesarnya dari mulut kedua orang tuanya.
Akhirnya pekerjaan hari ini terlalui dengan sangat cepat, sesampainya di lobi kantor Rina tidak sengaja berpapasan dengan Revan.
" Hai Rin, apa kabar ? Kamu mau pulang ? " tanya Revan basa - basi.
" Hai juga. Iya ni aku mau pulang. Kabar aku baik. kalau kamu ? " Rina menjawab pertanyaan Revan sambil mencari alasan agar dia terhindar dari Revan kali ini.
" Alhamdulilah aku juga baik cuma sedikit galau aja. " Ucap Revan cengengesan.
" Syukur kalau begitu. Emang kenapa galau. Ada - ada aja kamu Van " Rina sambil memandang Ponselnya.
" Ya gitu deh, eh kalau kamu mau pulang ayo bareng aku aja. Aku juga mau pulang kok. " Ajak Revan penuh harap.
" Aduh maaf Van, aku udah pesen taksi online. " Tolak Rina sopan. Terpaksa Rina berbohong karena dia tidak ingin pulang dengan Revan.
" Udah cancel aja, aku yang antar sekarang udah sore takut ada apa - apa, Apalagi kamu Perempuan " Ucap Revan sambil menarik Rina kedalam mobilnya. Akhirnya Rina pun pasrah kali ini dia pulang dengan Revan.
Di dalam mobil Rina sibuk dengan pikiran nya, dia bingung harus mencari jalan keluar masalah nya bagaimana. Hingga dia tidak sadar sedari tadi Revan sibuk melirik wajah Rina dibalik kemudinya.
" Rin, kamu kenapa bengong begitu ? Kamu sedang ada masalah ? " Ucap Revan khawatir karena belakangan ini sikap Rina berubah tidak ceria seperti biasanya. Karena selama ini dia sering memperhatikan sikap Rina diam - diam.
" Aku gak ada masalah kok, cuma lelah aja. " Rina meyakinkan Revan dengan tersenyum.
" Kamu jangan bohong, aku sering memperhatikanmu seperti banyak masalah. Tolong kalau ada apa - apa cerita. Anggap aku ini sahabat ataupun kakakmu. " Ungkap Revan tulus.
" Nanti kalau aku sudah siap akan aku ceritakan. Mungkin saat ini aku bisa selesaikan sendiri. " Rina menolak berbagi ceritanya dengan sopan.
" Oke kalau begitu. Kamu mau mampir makan tidak ? Aku tahu tempat makan ayam bakar yang sangat enak. " Ajak Revan ingin berlama - lama dengan Rina, dia sangat bahagia kali ini Rina mau diantar pulang dengannya.
" Tidak Van, terima kasih. Aku ingin makan di rumah saja. " Tolak Rina sambil tersenyum.
" Ya sudah kalau begitu. " Revan pun kembali fokus di kemudi.
Akhirnya setelah sekian lama mereka sampai di halaman rumah Rina.
" Van, terima kasih ya. hati - hati di jalan nya. " Rina mengucapkan terima kasih sambil turun dari dalam mobil Revan.
" Oke sama - sama. Nanti kalau ada apa - apa kabari aku aja ya. " Ucap Revan pamit.
Mobil Revan pun beranjak meninggalkan rumah Rina, sekarang Rina pun mulai memasuki rumah dengan hati yang sesak dia akan mengetahui semua nya hari ini. Setelah dia membersihkan diri dan mengerjakan shalat maghrib dia pun menghampiri kedua orang tuanya yang sedang duduk santai di ruang keluarga.
" Mah, Pah. Aku ingin bicara sama Mama dan Papah. Tapi tolong adik - adik masuk dulu kedalam kamar. " Ucap Rina setelah duduk di sofa berdampingan dengan Mamanya.
" Diana, Tono kalian masuk dulu ya. Mama dan Papa mau biacara sama Mba Rina dulu. " Titah Bu MInah dia punya firasat buruk dengan ajakan Rina untuk berbicara hanya dengan dia dan suaminya.
Setelah Diana dan Tono sudah masuk kedalam kamar masing - masing. Rina pun mulai berbicara.
" Mama, Papa tolong jawab yang sebenarnya. Demi Allah apapun yang terjadi kalian tetap aku sayang dan aku tidak akan pernah meninggalkan kalian. " Ucap Rina meyakinkan kedua orang tua angkatnya. Kedua orang itu pun hanya menganguk pasrah.
" Apa benar aku ini bukan anak kandung kalian ? " tanya Rina dengan mata berkaca - kaca.
Sontak mereka pun kaget, mereka belum siap untuk memberikan jawaban kepada Rina. Bu Minah hanya menangis dan pak Sentot langsung tertunduk.
" Iya itu benar Rin. " Ucap Pak Sentot pelan.
" Papa, Diam..." Sentak Bu MInah kepada suaminya.
" Sudahlah Mah. Rina berhak tahu yang sebenarnya. " Ucap Pak sentot pasrah.
Bu Minah langsung memeluk Rina sambil menangis dan Rina pun sama.
" Mah, sudah aku sudah ikhlas dengan kenyataan yang sebenarnya. Aku tetap menyayangi kalian. " Jelas Rina dengan wajah penuh air mata.
" Rin, jangan pergi. Mama sayang kamu. " Ucap Bu Minah takut kehilangan Rina. sedangkan Pak sentot hanya terdiam dengan mata yang berkaca - kaca.
" Mah, pah akan selamanya kalian orang tuaku. Terus siapa orang tua kandungku Mah. " Tanya Rina dengan tatapan sendu.
" Orang tua kamu sebenarnya....." Ucap Bu MInah
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments