Kulajukan mobil ku dengan perlahan sambil terus memikirkan gadis yang baru saja aku antar pulang. Lucu juga menurutku, hingga aku juga sampai bingung kenapa aku penasaran dengan gadis yang bernama Rina.
Hingga tak terasa mobilku telah sampai didepan pagar rumahku, langsung ku buka pintu gerbang dan memarkirkan mobilku di garasi.
" Assalamualaikum." Ku ucap salam saat aku masuki pintu ruang tamu .
" Wasalamualaikum..Masya Allah nak, ternyata kamu ibu sudah kuatir soalnya gak biasanya kamu pulang telat sampai maghrib."
Ucap ibu sambil mengusap pipiku.
" Maaf bu, tadi aku antar teman dulu kerumahnya." Jawabku sambil tersenyum.
" Teman yang mana nak? Perempuan?" Selidik ibuku penuh tanda tanya.
" Udah ah bu nanti aja ceritanya. Ini udah maghrib aku mau mandi dulu lalu shalat." Jawabku menghindari rasa penasaran ibu.
" Ya sudah cepat sana." Jawab ibu.
Secepatnya ku beranjak ke kamarku untuk membersihkan badan dan siap - siap melaksanakan ibadah shalat maghrib.
*
Selesai shalat maghrib segera ku menemui ibu di ruang dapur untuk makan malam. Diatas meja sudah tersedia berbagai menu makan yang menggugah selera. Sayur bayam, tempe goreng, ikan gurame dan sambal yang membuat air liurku hampir menetes.
" Bu, ini enak sekali menu makanannya." Pujiku kepada ibu. Ibu menanggapi hanya tersenyum.
" Ya sudah sekarang makan ini nasinya banyak atau sedikit?" Tanya ibu sambil menyendok kan nasi kedalam piringku.
" Banyak dong bu, makanan seenak ini masak nasi nya sedikit." Ucapku kepada ibu.
Ibu hanya menggeleng - gelengkan kepalanya sambil tersenyum.
" Cepat makan. Nanti ibu akan menanyakanmu tentang siapa perempuan yang kamu antar hari ini!" Perintah ibu.
" Cuma teman bu, nanti kalau sudah waktunya nanti Revan kenalin ke ibu." Jawabku memberi pengertian karena aku tahu ibu sudah tidak sabar untuk aku segera menikah.
". Sudah nanti saja jawabnya. Sekarang makan yang kenyang." Ucap ibuku untuk menghabiskan makanan nya karena ibu tidak suka kalau aku bicara sambil makan.
Akhirnya kamipun melanjutkan kegiatan makan kami, dan setelah selesai aku pun membersihkan sisa piring dimeja untuk aku cuci. Ibu selalu melarang aku untuk membantunya di dapur untuk membersihkan piring, tapi karena aku merasa tidak tega akhirnya aku yang selalu melakukan kegiatan membersihkan piring. Hingga pada akhirnya semua telah bersih kita berdua lalu beranjak ke ruang keluarga.
" Nak, sekarang ibu bertanya sama kamu serius." Ucap ibuku tiba - tiba hingga membuatku langsung menoleh kepada ibu.
" Ibu mau nanya apa? Aku pasti jawab dengan senang hati." Godaku kepada ibu sambil memeluk tubuh wanita yang telah melahirkanku di dunia ini.
" Nama gadis itu siapa nak? " Tanya ibuku lagi.
" Namanya Rina bu, dia anak baru dikantor Revan. Dia baru hari ini bekerja di kantor, tadi Revan antarkan dia karena arah rumah kita searah itu aja kok bu." Jawabku coba menjelaskan kepada ibuku, beliau memang penasaran sekali ketika aku mengatakan aku mengantar seorang gadis kerumahnya, sesuatu yang tidak pernah aku lakukan ke semua gadis.
" Ibu ingin bertemu sama Rina. Kapan kamu bawa dia kerumah nak?" Tanya ibuku membuatku kaget karena nampaknya dia penasaran sekali seperti apa sosok Rina.
" Sabar dong bu, aku saja baru kenal hari ini. Nanti kalau dia juga gak keberatan dekat denganku nanti aku bawa kerumah ibu khusus untuk bertemu dengan ibu." Jawabku sambil tersenyum memberi pengertian ke ibu, karena aku juga tidak yakin apa Rina mau datang kerumahku bertemu ibu.
" Tapi janji ya kamu pasti bawa dia kerumah ini. Ibu ingin sekali kamu segera menikah, ibu ingin cepat menimang cucu ibu suka kesepian dirumah kalau kamu berangkat kerja." Ucap ibu sambil cemberut.
" Iya bu. Lagi pula Revan tidak tahu Rina suka aku atau tidak bu, orangnya sangat pendiam dan tertutup." Jawabku sambil tersenyum getir ada rasa ragu untuk memulai mendekati Rina.
" Kamu harus menunjukkan kalau kamu itu suka padanya Van, dengan cara kamu perhatian dan ajak dia berangkat dan pulang bareng itu cara yang penting untuk mengambil hati seorang perempuan." Ucap ibu membuatku takjub karena tak menyangka ibu bisa memberi saran yang menurutku sangat bagus.
" Ibu tahu dari mana cara mendekati perempuan?" Tanyaku selidik.
" Ibu tahu dari cara ayahmu dulu mendekati ibumu ini. Dulu ibu tidak suka sama Ayahmu tetapi melihat kegigihan dia memperjuangkan ibu jadinya ibu luluh juga." Cerita ibu sambil berbinar - binar. Aku tahu ibu begitu merindukan sosok Ayah yang telah pergi 2 tahun silam karena penyakit jantung.
" Ibu tenang aja aku pasti akan melakukan apa yang ibu sarankan. Tapi tolong sabar ya bu, aku juga ingin segera menikah karena teman - temanku juga sudah menikah bahkan ada yang sudah punya anak." Jawabku sambil memeluk ibu.
Ibu tersenyum membelai rambutku.
" Ya sudah sana istirahat besok kamu kan masih kerja. Salam untuk Rina ya." Ucap ibuku.
" Insya Allah bu. Ibu juga istirahat jangan kemalaman nonton sinetron Tali Cinta." Setelah ku salamin puncak tangan ibu langkahku beranjak ke kamar untuk beristirahat.
***
Didalam kamar aku semakin gelisah mendengar permintaan ibu, aku juga tidak menyangkal aku juga menyukai Rina. Tapi aku takut kalau perasaanku ini bertepuk sebelah tangan. Lama aku pandangin langit - langit kamarku hingga pandanganku tertuju kepada telephone genggamku. Apa aku hubungi Rina untuk menanyakan kabar.
Kupandangi layar telepon ragu untuk menghubungi Rina, akhirnya kuberanikan diri untuk menelepon Rina.
Tutttt....
Hingga ku mendengar suara yang tidak asing.
" Halo, Assalamualaikum. Rina disini." Jawab Rina di seberang sana membuat jantungku berdebar - debar.
" Eeehh..Walaikumsalam. Hai Rin, lagi apa sekarang?" Tanyaku basa - basi
" Ini aku lagi dikamar membereskan berkas besok yang harus di bawa dikantor besok."
Ucap Rina riang. Aku tahu dia sangat bahagia diterima kerja di kantorku.
" Kamu sedang sibuk tidak? Kalau sibuk aku ganggu kamu. Kamu matikan aja telepon nya." Tanyaku ke Rina.
" Aku gak lagi sibuk, memang ada perlu apa ya?" Tanya Rina membuatku gemetaran.
" Ehh itu aku cuma ingin tanya kabar saja. Besok kamu berangkat naik apa Rin? " Tanyaku bimbang sebenarnya aku ingin mengajak nya berangkat ke kantor bersama.
" Aku berangkat ke kantor naik angkutan umum karena Mega tidak bisa menjemput." Jawab Rina dengan suara lemah.
" Bagaimana kalau kamu berangkat kerja denganku saja ? Kebetukan kan rumah kita searah dengan kantor ?" Ajak ku ragu - ragu karena takut Rina akan menolak.
" Sebenarnya sih boleh saja. Tapi apa tidak merepotkan kamu? " Tanya Rina kembali.
" Gak repot malah aku senang ada teman ngobrol diperjalanan." Jawabku dengan wajah senang.
" Ya sudah boleh. Nanti besok aku siap - siap lebih pagi." Ucap Rina.
" Ok, aku jemput ya ? Ya sudah kalau begitu aku tutup telepon nya. Assalamualaikum." Ku ucap salam pada Rina.
" Walaikumsalam." Segera ku tutup gagang telepon dengan perasaan yang sangat gembira karena Rina mau berangkat kerja denganku.
Hingga akhirnya aku pun terlelap tidak sabar untuk menyambut pagi untuk menjemput wanita yang bernama Rina.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments