Perjalanan menuju Kota Kendal memakan waktu 8 jam selama itu perasaan Rina tidak menentu. Dia sangat gelisah dan khawatir. Jika kedua orang tua nya tidak mau menerima nya bahkan sudah melupakan nya.
Setelah mobil yang mereka tumpangi sudah mencapai setengah perjalanan. Mereka memutuskan untuk beristirahat di rest area yang ada di pinggir jalan sembari mengisi bahan bakar mobil, dan mengisi perut mereka.
" Rin kamu mau ke toilet gak ? mumpung toilet sini sedang kosong. " Ucap Bu Minah pada Rina yang sedang melamun di dalam mobil.
" Iya mah, aku akan turun. " Ucap Rina menuju toilet yang berada tak jauh dari mobil mereka.
Bu Minah pun segera mengeluarkan bekal yang dia siapkan dari rumah nya. Dikeluarkan nya nasi berserta lauk pauk nya dan mempersiapkan untuk anggota keluarga yang lain beserta supir.
Rina setelah selesai dari toilet dia pun segera menghampiri keluarga nya yang sudah menyantap bekal dan dia pun segera mengambil makanan nya.
" Rin, punya kamu sudah mama siapkan, ini kamu makan yang banyak. Soalnya mama lihat kamu pucat banget hari ini. Apa kamu pusing naik mobil perjalanan jauh ? " Tanya Bu Minah memandang wajah Rina dengan khawatir.
" Aku gak apa - apa mah. Cuma sedikit gelisah aja nanti setelah aku ketemu dengan orang tua kandung ku apa mereka akan menerimaku atau tidak. " Ucap Rina sambil meremas tangan nya dingin.
" Kamu tenang saja, gak perlu khawatir terlalu parah. Sekarang isi perutmu jangan sampai kosong lalu kita lanjutkan perjalanan nya lagi. " Ucap Bu Minah sambil memberikan makanan untuk Rina.
" Iya mah. " Ucap Rina sambil mencari tempat duduk dan mulai menyantap makanan yang di berikan oleh Bu Minah.
Setelah selesai mereka menyantap hidangan untuk mengganjal perut selama perjalanan yang lumanyan panjang. Akhirnya mereka mulai berangkat melanjutkan perjalanan nya.
" Rin, apa kamu gelisah mau bertemu dengan kedua orang tuamu ? " Ucap Pak Sentot membuyarkan keheningan di dalam mobil.
" Iya Pah sedikit, insya allah Rina siap Pah. " Ucap Rina yakin pada dirinya sendiri.
" Apapun hasilnya kamu harus menerima nya, seberapa sedihnya keadaan orang tua kandungmu nanti kamu harus tetap menerima ya ? " Ucap Pak Sentot memberikan nasehat pada Rina.
" Insya Allah Rina siap Pah, apapun yang Rina hadapi nanti. " Ucap Rina sambil menepuk tangan bapaknya.
Pak Sentot hanya manggut - manggut saja, tanda mengerti tentang kesiapan batin nya Rina.
Hingga tanpa terasa mobil yang mereka tumpangi telah sampai di Desa orang tua kandung Rina berasal.
Sejenak Pak Sentot merasa asing, karena dia memang tidak pernah datang di kota orang tua kandung Rina, dan dia juga berasal dari Kota yang sudah modern.
" Pah, ini benar tempatnya ? " Ucap Bu Minah pada suaminya.
" Iya memang benar Bu, kalau sesuai dengan alamat yang di tulis oleh mereka. " Ucap Pak Sentot sambil membaca lagi alamat yang ada di dalam berkas adopsi yang di pegang dari tadi.
Setelah mereka semua turun dari dalam mobil, Pak sentot pun mulai bertanya pada warga sekitar.
" Permisi Pak mau tanya apa benar ini Desa Galih ? " tanya Pak Sentot kepada salah satu pedagang yang ada di sekitar sini.
" Iya benar Pak, memangnya bapak mau kemana ? " Tanya Pedagang itu heran karena merasa asing dengan penampilan pak Sentot.
" Saya mau bertemu dengan Bapak Adi, bisa ibu tunjukkan dimana rumah Bapak Adi ? " Tanya Pak Sentot dengan sangat halus.
" Maaf pak saya sudah lama tidak pernah melihat pak Adi, lebih baik Bapak tanyakan kepada kepala dusun. Karena dia yang tahu semua warga yang masih ada di sini dan warga yang sudah pindah ke luar kota. " Ucap Pedagang itu dengan panjang lebar.
" Oh begitu ya Pak, terima kasih kalau begitu. Saya akan ke balai desa dulu. Permisi Pak. " Ucap Pak Sentot dengan tersenyum pamit.
Pedagang itu hanya menganggukkan kepala dan kembali melanjutkan aktivitas nya yang sempat tertunda.
Mereka pun segera menuju ke balai desa untuk mendapatkan informasi yang lebih akurat.
" Assalamualaikum...Permisi Pak saya bisa bertemu dengan kepala desa ? " Ucap Pak Sentot sambil menyalami petugas yang berada di depan pintu masuk Desa.
" Walaikumsalam, Silahkan masuk Pak. Mari saya antar ke ruang tunggu. Nanti saya panggilkan kepala Desa nya yang kebetulan sedang shalat dzuhur. " Ucap Petugas itu yang kebetulan dari nama yang tertulis di Bajunya bernama Rohman.
" Baik Pak Rohman terima kasih. Tapi mohon maaf kami mohon ijin sebentar untuk shalat dzuhur dulu karena kami juga belum shalat. " Ucap Pak Sentot sambil mohon diri untuk keluar sebentar.
" Oh Iya Pak silahkan, kalau mau shalat di samping sini ada masjid yang kebetulan Pak Kades juga sedang shalat di situ. " Ucap Pak Rohman sambil jempol nya menunjuk ke arah masjid yang lumayan besar.
" Mari Pak saya ke situ dulu, terima kasih. " Ucap Pak Sentot sambil menjabat tangan Pak Rohman.
" Sama - sama Pak. " Ucap Pak Rohman sambil tersenyum.
Dan kami pun menuju masjid yang di maksud oleh Pak Rohman, disana mereka melaksanakan shalat dzuhur untuk mempersiapkan hati bertemu dengan orang tua Rina, terlebih dengan Rina yang hatinya sejak tadi turun mobil jadi tambah gelisah.
Setelah selesai melaksanakana ibadah, mereka pun menuju balai desa kembali untuk mendapatkan informasi tentang keberadaan orang tua Rina.
Dan mereka pun telah disambut oleh Pak Kades yang bernama Pak Ganjar yang terlihat sangat bersahaja.
" Silahkan Pak, ada keperluan apa Bapak jauh - jauh datang ke kota ini. Saya sudah diberi tahu oleh Pak Rohman perihal kedatangan Bapak ke sini. " Ucap Pak Ganjar mengawali pembicaraan yang sempat hening.
" Pertama - tama perkenalkan nama saya Pak Sentot dan ini istrinya saya namanya Minah, Saya ini kenal dengan seorang warga di sini yang bernama Pak Adi. Saya ingin bertemu dengan nya ada keperluan yang sangat penting. " Ucap Pak Sentot menyusun kata dengan hati - hati.
" Kalau boleh tahu keperluan apa ya Pak Sentot ? " Tanya Pak Ganjar dengan raut penasaran.
" Sebenarnya saya mau berbicara, jadi gini Pak Ganjar. Pak Adi ini pernah menitipkan seorang anak perempuan kepada saya dan anak ini bernama Rina. Dia kesini bertujuan untuk bertemu dengan orang tua nya. " Ucap Pak Sentot dengan raut yang serius.
" Tahun berapa Pak Adi memberikan data pengalihan hak adopsi kepada Pak Sentot ? " Tanya Pak Ganjar sambil matanya menatap Rina yang sudah mulai menangis.
" Silahkan Bapak lihat berkasnya, disini tertera tahun dan tanggal yang akurat. " Ucap Pak Sentot sambil menyerahkan berkas map yang sedari tadi dia pegang.
Pak Ganjar mulai membuka berkas tersebut, dan tampak jelas raut muka nya berubah.
" Ini Benar Pak Adi namanya Pak ? " tanya Pak Ganjar dengan raut sedih.
" Iya benar Pak. " Ucap Pak Sentot mantap.
" Mohon maaf Pak Adi ini sebenarnya sudah lama pergi dari kota ini berserta istrinya yang bernama Bu Ajeng. Tapi yang saya dengar mereka sudah lama meninggal dunia. " Ucap pak Ganjar dengan hati - hati.
" AAAAPAA... Pak mereka sudah meninggal ? " sekarang giliran Rina yang bertanya karena tidak bisa mengontrol rasa terkejutnya.
" Iya benar, karena Bapak saya sendiri yang menguburkan jenazah mereka. " Ucap Pak Ganjar mantap dan bersamaan itu tubuh Rina sudah tumbang tak sadarkan diri.
" Rinaaa...." Ucap mereka bersamaan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments