" AAAAPAA... Pak mereka sudah meninggal ? " sekarang giliran Rina yang bertanya karena tidak bisa mengontrol rasa terkejutnya.
" Iya benar, karena Bapak saya sendiri yang menguburkan jenazah mereka. " Ucap Pak Ganjar mantap dan bersamaan itu tubuh Ri na sudah tumbang tak sadarkan diri.
" Rinaaa...." Ucap mereka bersamaan.
Rina jatuh pingsan, tubuhnya di luruh bersandar di pangkuan sang Ibu. Dan mereka pun segera merebah kan tubuh Rina di kursi yang memanjang yang ada di dalam balai desa.
" Nak, bangun kamu harus kuat, kamu janji apapun yang terjadi harus terima resiko nya. " Ucap Bu MInah sambil menggosok kan minyak kayu putih ke hidung Rina.
Akhirnya setelah beberapa menit menunggu, Rina akhirnya bisa tersadar. Dan dia bingung apa yang terjadi, kenapa dia bisa tak sadarkan diri. Setelah dia mengingat perkataan sebelum dia jatuh pingsan, Rina pun langsung berteriak sambil menangis.
" Pak, ini semua tidak benar kan Pak ? " tanya Rina pada Pak Rohman.
" Maaf dek. Itu semua memang benar. Kedua orang tua mu sudah meninggal beberapa tahun setelah memberikanmu pada kedua orang tua angkat mu ini. Kamu harus tabah dalam menghadapi cobaan ini. Kadangkala kalau kita ingin naik kelas sebagai hamba Allah kita harus di uji terlebih dahulu agar Allah tahu seberapa besar ke ikhlasakan kita. " Pak Rohman memberitahu Rina dengan penuh kebijaksanaan hingga membuat Rina yang tadi hanya menangis kini bisa kembali tenang dan kembali duduk.
" Apa Bapak tahu dimana tempat pemakaman orang tua saya ? " Rina ingin datang ke tempat kuburan kedua orang tua nya untuk mengantarkan doa untuk mereka.
" Maaf nak Rina, Bapak tidak tahu dimana mereka di kuburkan karena mereka meninggal bukan di Desa ini, menurut beberapa sumber si mereka pindah ke kota nak Rina juga tinggal. Mungkin bapak dan Ibu Rina paham. " Ucap Pak Rohman sambil melirik Pak Sentot dan Bu Minah bergantian.
" Kalau masalah itu, nanti kami yang akan menunjukkan di mana Rina sempat di rawat waktu bayi. Mungkin di sana ada berkas alamat yang di tinggalkan waktu mereka memberikan data data keluarga pasien. " Ucap Pak Sentot kemudian.
" Kalau seperti itu secepat nya aku harus ke rumah sakit itu, " Ucap Rina mendapatkan secercah harapan biarpun dia tidak dapat melihat mereka, tetapi bisa datang ke kuburan mereka sudah bahagia
" Kalau begitu baik Pak Rohman terima kasih, maafkan saya udah merepotkan di Sini. " Lanjut Rina sambil menunjukkan sikap menyesal.
Diana dan Tono yang sedari tadi hanya mampu diam, hanya mengelus - elus punggung kakak nya yang sedang syok.
" Kalau begitu kami pamit Pak. Karena perjalanan pulang kami yang cukup panjang, dan kami sudah mendapatkan info yang cukup akurat. Kami ucapkan terima kasih dan minta maaf sudah mengganggu waktu Bapak. " Ucap Pak Sentot pamit dan bersalaman pada Pak Rohman.
" Sama - sama Pak. Sebagai sesama manusia harus saling membantu Pak. Maaf ini jamuan nya ala kadarnya. " Ucap Pak Rohman sambil berdiri untuk mengantarkan rombongan Pak Sentot.
" Sekali lagi terima kasih ya Pak. " Kali ini ini Bu Minah yang pamit pada Pak Rohman.
Setelah berbasa - basi sebentar di depan Kantor Balai Desa akhirnya mereka pun segera memasuki mobil dan melajukan kendaraan nya kembali pulang ke kota asal mereka.
" Rin, apa kamu sudah puas dengan kamu datang ke kota asalmu. Dan menemukan kenyataan yang seperti ini ? . " Ucap Bu Minah memandang wajah Rina yang sangat murung.
" Insya Allah aku udah ikhlas Mah. Mungkin sudah takdir yang harus aku hadapi. Lebih baik mulai sekarang mulai memikirkan masa depan dan rajin berdoa untuk kedua orang tua." Ucap Rina dengan suara bergetar dia masih terasa sedih dengan berita yang di sampaikan kepada nya dari Pak Rohman.
Pak Sentot dan Bu Minah yamg mendengar kata - kata Rina hanya manggut - manggut saja mengerti.
Setelah memakan waktu beberapa jam di perjalanan, dan sempat beristirahat untuk mencari makan di tempat makan yang ada di sepanjang jalan, akhirnya mobil yang mereka kendarai telah sampai di kota mereka. Setelah mengucapkan kata alhamdulilah mereka mulai menurunkan barang - barang yang mereka bawa dan mulai memasukkan kembali ke dalam rumah.
***
Sementara itu di kediaman Revan, pemuda itu sedang gelisah dia sedang memikirkan Rina. Karena akhir - akhir ini Rina selalu menghindari dari nya, entah karena Rina tidak menyukainya apa kah Rina sudah memiliki kekasih.
Itu semua menjadi pemikiran di dalam kepala Revan, dia sudah mulai jatuh cinta pada Rina. Dan dia bertekad untuk segera menikahi Rina.
" Apa aku harus datang ke rumah keluarga Rina ya ? Dan mengutarakan keinginanku ? " Ucap Revan di dalam hati.
" Tapi nanti kalau aku di tolak gimana ? " Ucap Revan kembali merasa takut.
Ya sudah pikir Revan dia apa salah nya mencoba dulu untuk melamar gadis itu. Entah mengapa dia menyukai Rina, padahal banyak gadis yang terus terang mendekati nya. Tapi hanya Rina yang mampu membuat Revan jatuh cinta.
" Aku harus bilang dulu sama ibu. " Ucap Revan sambil tersenyum cerah, dia akan mengatakan terus terang kepada ibunya tentang rencana untuk melamar Rina.
Dia menuju kebun belakang rumah nya, karena biasanya kalau pagi menjelang siang ibunya sibuk dengan bunga - bunga kesayangan nya.
" Bu, lagi ngapain ? " Ucap Revan menyapa ibu nya.
" Ya kamu kan bisa lihat sendiri ibu sedang apa. " Ucap Ibu Revan tersenyum, lalu dia pun kembali sibuk dengan bunga - bunga nya.
" Ibu, tolong duduk di sini, Revan ingin bicara penting. " Ucap Revan mengajak ibunya untuk duduk di samping kursi yang sudah Revan sediakan.
" Memang nya ada perlu apa, kan bisa bicara sambil ibu mengurus bunga - bunga ibu ? " Ucap Ibu nya Revan penasaran, dia sekilas melirik Putra semata wayang nya dengan raut curiga.
" Tidak enak bu, tolong lah bu sebentar saja. Ini penting menyangkut masa depan Revan. " Ucap Revan memohon kepada ibunya.
Ibu nya Revan pun langsung menyudahi kegiatan nya dan menghampiri anak nya dan duduk di sampingnya. Dia penasaran juga pada akhirnya apa yang akan di katakan oleh anak nya ini.
" Ini ibu sudah duduk, sesuai keinginan mu. " Ucap Ibu Revan sambil tersenyum.
Hening sejenak kemudian, Revan gugup memberitahukan rencana nya kepada ibunya
" Bu, aku ingin melamar Rina bu. Bagaimana menurut Ibu ? " Ucap Revan akhirnya.
" Serius kamu nak ?? " Ucap Ibu Revan sambil teriak, karena akhirnya Revan menunjukkan sisi kelakian nya untuk meminang perempuan.
" Iya bu Revan serius, masa becanda. " Ucap Revan sambil menggaruk tengkuk nya.
" Kalau Ibu si seneng - seneng aja Van, apa pun yang terbaik untuk mu. Ibu akan dukung. " Ucap Ibu Revan sambil mengenggam tangan putranya bahagia.
" Menurut ibu kapan Revan datang dan bicara ke keluarga Rina ? " Tanya Revan kemudian.
" Bagaimana kalau besok ? " Ucap Ibunya Revan mantap.
Revan hanya menjawab dengan mengangguk kan kepala nya sambil tersenyum, dia bertekad esok akan datang ke rumah Rina dan melamar gadis itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments