Setelah menunggu beberapa lama, Pak Sentot datang untuk menemui tamu yang telah lama menunggu nya.
" Selamat malam, maaf ini ada perlu apa ya hingga kalian datang ke sini malam - malam seperti ini ? Apa ada hal yang penting ? " ucap Pak Sentot penasaran dengan kedatangan pria asing dan seorang ibu malam - malm dengan membawa berbagai jenis bingkisan.
" Sebenar nya maaf untuk kedatangan kami yang terkesan mendadak dan hari sudah larut malam. " ucap ibu dari Revan memulai basa - basi untuk memulai percakapan sebelum ke masalah inti.
" Tidak apa - apa bu, memang nya ada keperluan apa anda dan anak anda datang ke mari ? " ucap Bu Minah dengan begitu penasaran.
" Maaf sebelum nya ibu , bapak... saya ini adalah teman kerja dari anak bapak yaitu Rina. Kedatangan kami ke sini ada perlu sesuatu yang mungkin akan membuat bapak dan ibu akan kaget karena sebelum nya saya tidak pernah mengenalkan diri ke sini. " ucap Revan panjang lebar menjelaskan, sementara itu jantung nya mulai tak beraturan karena merasa grogi.
" Maksud dan tujuan saya datang ke sini untuk melamar putri bapak yang bernama Rina... saya sudah menaruh hati sejak lama kepada putri bapak dan ibu ini.." sambung Revan merasa lega setelah bisa mengutarakan maksud untuk melamar Rina.
Rina yang sedari tadi diam, tak bersuara sepatah kata pun langsunh melotot kan matanya. Dia tidak menyangka Revan akan melamar nya secepat ini, tapi dia masih belum bisa memutus kan jawaban apa kah harus di terima atau kah di tolak. Karena untuk sekarang ini, ia hanya ingin menyelesaikan masalah nya terlebih dahulu baru memikirkan masalah percintaan.
" Jadi maksud kamu datang ke sini untuk melamar aku Van ? " ucap Rina merasa terkejut.
" Iya benar Rin, aku sudah lama menaruh hati padamu, lagi pula umur aku sudah cukup untuk berumah tangga. Apa lagi yang harus di pertimbangkan ? " ucap Revan meyakin kan Rina tentang kesungguhan nya untuk melamar Rina.
" Rin, apa kah kamu juga menyukai Revan ? " tanya Mama Minah pada Rina.
" Aku tidak tahu tentang perasaan aku Mah, yang jelas untuk sekarang aku belum siap. Karena aku ingin bekerja dulu untuk masa depan keluarga. " ucap Rina ingin menolak lamaran Revan karena untuk sekarang Rina belum mau berumah tangga.
" Bukan kah kamu bisa bekerja setelah menikah Rin, kamu bisa memilih menjadi wanita karir selama kamu bisa membagi waktu. " ucap Revan tak ingin Rina menolak lamaran nya.
" Maaf Van, kamu lebih baik cari wanita lain yang lebih baik dari pada aku. Karena aku tidak ingin mengecewakan kamu dan keluarga besar mu. " tolak Rina pada Revan karena dia sadar tidak pantas diri nya bersanding dengan Revan yang kaya raya dan keluarga terpandang apalagi kalau Revan dan keluarga nya tahu kalau diri nya hanya anak adopsi.
" Memang nya kenapa Rin, aku tidak ingin mencari wanita lain. Kamu ini wanita baik - baik dari keluarga yang baik - baik juga, kalau masalah kaya derajat kita sama di mata Allah, jangan khawatir kalau masalah itu. " ucap Revan tetap dalam pendirian nya ingin menikahi Rina dan tidak ingin melepaskan Rina begitu saja.
" Maaf nak .. kami tidak bisa memaksa kehendak Rina. Keputusan tetap ada di tangan Rina. " ucap Pak Sentot yang sedari tadi melihat perdebatan antar Revan dan Rina.
" Tetapi apa masalah nya, kenapa dia menyuruh ku untuk menikahi wanita lain. " ucap Revan sambil memandang Rina tak percaya dengan penolakan nya.
" Maaf ya Pak ... bu.kamu jangan emosi dulu. " ucap Ibu Revan tak enak dengan perilaku Revan yang sudah mulai emosi.
" Sebenar nya saya terserah Rina selaku anak saya, tetapi saya tidak bisa memaksa keinginan dari anak saya misal kan di belum siap untuk berumah tangga. " ucap pak Sentot menengahi suasana yang mulai memanas.
" Barangkali saya akan memberi waktu Rina untuk berpikir, jangan terburu - buru untuk mengambil keputusan. " ucap Bu Revan bijaksana sambil melirik semua orang yang duduk di ruang tamu.
" Baik bu, sebelum nya saya ucap kan terima kasih telah menyampai kan kepada saya keinginan Revan untuk melamar saya. Tetapi maaf Van, Bu... saya ini tidak bisa menerima lamaran Revan karena jika kalin tahu yang sebenar nya mungkin tidak akan pernah ada niatan untuk melamar saya. " ucap Rina dengan mata berkaca - kaca, sebenar nya dia bahagia dengan lamaran seorang Revan tapi mengingat asal - usul nya hanya seorang anak adopsi mungkin saja akan membuat keluarga besar Revan akan malu mempunyai calon menantu yang tidak jelas asal - usul nya.
" Maaf Bu... saya selaku orang tua Rina ingin memohon maaf sekali lagi. Tapi mungkin sekarang Rina sedang mengalami banyak masalah mungkin dia belum siap untuk menerima nak Revan. " ucap Bu Minah sambil mengelus - elus punggung Rina memberi kekuatan, ia tahu kenapa alasan putri nya bisa menolak lamaran sorang pria kaya dan keluarga terpandang.
" Kalau begitu saya permisi, maaf sudah membuat kekacauan di sini. " ucap Revan sambil berdiri dan pergi begitu saja dari tempat duduk.
" Maaf kan sikap Revan ya...Rin. Maaf saya selaku orang tua sudah membuat keributan. " ucap Ibu Revan tak enak hati.
" Maaf bu, ini semua bingkisan ny tolong di bawa pulang lagi saja. " ucap Rina hendak membawa kado - kado bingkisan ke dalam mobil Revan, namun c3pat di cegah oleh Revan.
" Tidak perlu kamu kembali kan semua bingkisan nya. Aku hanya memberi kan kamu waktu untuk berpikir. " ucap Revan sambil melihat Rina dengan wajah penuh harap.
" Tapi Van... " ucap Rina hendak memotong ucapan Revan.
" Sudah... bawa masuk lagi. " Singkat Revan berkata sambil melangkah masuk ke mobil nya bersama sang ibu.
Rina yang memandang mereka yang hendak berlalu dari rumah nya hanya bisa menatap sendu.
Dia sebenar nya tidak ingin menolak lamaran dari Revan. Karena dia juga sebenar nya ada perasaan terhadap Revan tetapi karena Rina sadar dia ini adalah anak pungut tidak menutup kemungkinan keluarga besar Revan akan menentang nya.
Akhirnya Rina kembali ke dalam rumah dengan langkah gontai, dia kembali terduduk di atas sofa tamu sambil memandangi bingkisan dari Revan.
" Nak, kamu yakin dengan keputusan kamu ? kenapa kamu tidak menerima laki - laki itu. ? " ucap Pak Sentot menatap iba pada Rina.
Rina menggelengkan wajah nya sambil berkata. " Sudah cukup Pah Rina tidak ingin menambah masalah lagi, Rina ingin fokus dengan kehidupan Rina ke depan nya. Lagi pula biarpun Rina menerima laki - laki itu belum tentu ibu dan keluarga besar nya akan menerima keadaan Rina dengan lapang dada. " ucap Rina sambil berjalan ke arah kamar nya.
Pak Sentot yang melihat keadaan putri nya hanya bisa menghela nafas, dia sungguh kasihan dengan keadaan Rina akan kah ada pria yang tulus menerima dia tanpa memandang asal usul nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments