Buku lama
Setelah semua anak-anak Aisha pergi sekolah tinggallah Aisha dan Hafiz di rumah. Aisha tengah duduk melamun di atas kasur. Sedangkan Hafiz, ia baru saja selesai mandi.
"Sayang, kenapa? Kok melamun? Apa ada sesuatu?" Tanya Hafiz.
"Mas, sini sebentar boleh?" Ucap Aisha. Hafiz pun meletakkan handuk nya di kursi. Ia langsung duduk di samping sang istri sesuai yang Aisha mau.
"Bagaimana istriku? Apa ada sesuatu yang membuat mu tidak nyaman?" Tanya Hafiz.
"Mas, sebelum nya aku minta maaf. Semalam aku memimpikan mantan suami ku dan masa lalu ku mas" ucap Aisha.
"Ehem, lalu bagaimana?" Tanya Hafiz.
"Tidak ada mas. Aku hanya merindukan ayah dan mama. Selain itu sudah bertahun-tahun aku tidak menjenguk makam putra pertama ku mas" ucap Aisha.
"Memang benar sayang melupakan masa lalu yang tidak mengenakkan itu sangat susah. Tapi, mas juga tidak pernah melarang jika Aisha mau bertemu dengan orang tua Aisha kembali" ucap Hafiz.
"Tapi mas, apa mereka mau menerima ku setelah semua yang aku lakukan? Aku meninggalkan mereka begitu saja disaat amarah menggerogoti jiwa ku" ucap Aisha.
"Aisha, orang tua sampai kapan pun akan tetap menjadi orang tua kita. Dan ini juga sudah waktunya memperkenalkan anak-anak kepada kakek dan nenek nya. Hanya orang tua mu yang masih ada. Mereka juga berhak atas anak-anak" ucap Hafiz.
"Mas, aku takut kalau mantan suami ku masih tinggal bersama ayah dan mama. Nanti bagaimana mas?" Tanya Aisha.
"Insyaallah tidak akan ada masalah sayang. Kamu dan mantan suami mu hanyalah masa lalu. Kalian sudah resmi bercerai bahkan sebelum kamu bertemu dengan ku. Dan pernikahan kita pun juga resmi secara negara maupun agama. Walaupun kita harus menikah tanpa kedua wali kita tapi, keadaan mu yang waktu itu tidak mengenali siapa pun tidak membuat pernikahan kita batal sayang." Ucap Hafiz mencoba meyakinkan Aisha.
"Mas, terimakasih banyak karena sudah menerima ku dengan segala masa lalu ku. Terimakasih sudah mencintai ku dan anak-anak" ucap Aisha.
"Kenapa berbicara seperti itu? Ini semua sudah takdir. Aku mencintaimu karena Allah tidak ada yang lain. Cinta kita yang tulus menggantikan satu bunga yang dulu sudah gugur dan kini diganti dengan kelima permata indah kita. Bagaimana pun putra pertama mu adalah anak ku juga. Kelima Pandawa dan satu Srikandi. Insyaallah mereka akan menjadi kekuatan kita sayang" ucap Hafiz.
Flashback
Aisha tidak tau arah dimana ia saat ini. Ia berjalan tanpa arah. Bahkan keadaan nya sudah sangat memperihatinkan. "Mbak, mbak mau kemana?" Tanya seseorang.
"Saya tidak tau Bu. Saya kehilangan orang tua saya" ucap Aisha.
"Ya Allah. Mbak, mari ikut kami" ucap seseorang itu. Aisha yang sudah lemas dan pasrah pun hanya bisa mengikuti arahan seseorang yang ia temui di jalan.
Aisha akhirnya dibawa ke salah satu panti jompo. Disana ia di rawat layaknya keluarga. Aisha sempat kehilangan ingatan nya selama tiga tahun. Tapi, wanita-wanita yang menemukan Aisha waktu itu dengan sabar membantu Aisha kembali mengingat kembali masa lalu Aisha. Hinga suatu saat Aisha bertemu dengan Hafiz, salah satu Donatur utama di panti jompo yang Aisha tempati saat itu. Hafiz langsung jatuh cinta pada pandangan pertama. Lewat pandangan nya itu Hafiz langsung meminta izin kepada ketua yayasan untuk meminang Aisha. Dan akhirnya mereka berdua menikah hingga di karuniai empat putra dan putri. Dua putra kembar pertama Zahran dan Zahri. Dua putra kembar Kedua Zahrul dan Zafyan. Dan putri mereka Zahrah.
"Mas, kalau tidak keberatan besok Sabtu mumpung anak-anak libur bagaimana kalau kita berkunjung ke rumah ayah dan mama" ucap Aisha.
"Ide yang bagus sayang" ucap Hafiz.
Hari sabtu sudah tiba mereka akhirnya memutuskan untuk pergi ke rumah orang tua Aisha pada hari Jumat sore. Karena perjalanan yang cukup jauh membuat mereka harus mengambil penerbangan awal. "Mama, rumah nenek masih jauh?" Tanya Zahrah.
"Tidak sayang, sebentar lagi kita akan sampai" ucap Aisha.
"Apa kau yakin ini jalan nya sayang?" Tanya Hafiz.
"Iya mas, seingat ku ini jalan nya" ucap Aisha.
"Mas, mas berhenti! Ini itu rumah ayah!" Ucap Aisha meminta Hafiz berhenti secara mendadak. Akhirnya Hafiz pun memutar balik mobil nya.
"Kalian tunggu dulu di mobil mama coba turun dan tanya. Mama takut salah rumah" ucap Aisha.
Aisha pun turun dari mobil, sesekali ia mengingat kembali ingatan nya tentang rumah nya. Air matanya pecah begitu saja saat ia pertama kali menginjak kaki nya setelah sekian lama ia meninggalkan rumah.
Hingga terdengar suara "KAKAK!!" ucap seseorang dari pintu.
"Mama! Ayah! Kakak pulang!" Ucap nya kembali dengan teriakan yang cukup keras hingga membuat beberapa tetangga keluar dari rumah nya.
Aisha masih setia mematung, kaki nya terasa sangat berat saat mencoba keras mengingat kenangan yang sudah lama terbuang. Kedua orang tua Aisha langsung keluar dan memeluk Aisha saat mereka melihat Aisha.
"Ya Allah, apa benar ini putri ku? Subhanallah ya Allah Terimakasih banyak ya Allah putri ku kembali" ucap sang ayah yang masih memeluk Aisha.
"Ya Allah sayang, kamu dimana saja? Sudah 15 tahun kau meninggalkan rumah. Kami pikir kau sudah tiada ya Allah Terimakasih kau telah menjaga putri kami ya Allah" ucap mereka yang masih menangis tak percaya dengan kedatangan Aisha.
"Ayah, mama, maafkan Aisha" ucap Aisha.
"Tidak nak, kami yang bersalah. Kau tidak perlu meminta maaf. Ya Allah sayang kamu sudah besar ya Allah apakah hamba bermimpi" ucap ayah nya yang masih tidak percaya.
"Ayah, ini benar-benar Aisha ayah." Ucap Aisha.
Momen tersebut tentunya membuat tetangga sekitar ikut menitikan air mata. Bagaimana tidak, Aisha selama ini sudah di anggap tiada setelah 15 tahun pergi meninggalkan rumah dengan alasan pergi ke makam putra nya.
"Kakak, apa kabar kak" ucap Maulana.
"Ya Allah kamu sudah besar Lan" ucap Aisha.
"Iya dong kak" ucap Maulana.
Hafiz dan kelima anak nya pun turun dari mobil. Membuat keluarga Aisha semakin terkejut.
"Ayah, mama, itu anak-anak Aisha" ucap Aisha. Ucapan Aisha langsung membuat ayah nya kembali menangis sejadi-jadinya. "Sana, beri salam kepada kakek dan nenek" ucap Hafiz.
"Kakek!! Nenek!" Pekik mereka berlima. Mereka pun berlarian menghampiri kedua orang tua Aisha.
"Ayah, ini Hafiz. Suami Aisha" ucap Aisha.
"Assalamualaikum ayah" ucap Hafiz.
"Waalikumsalam, ya Allah nak terimakasih banyak. Terimakasih banyak sudah membawa Aisha kembali" ucap sang ayah. Ayah Aisha pun langsung memeluk Hafiz bak putra nya sendiri.
"Assalamualaikum mama" ucap Hafiz menyalami ibu mertuanya.
"Ya Allah Aisha, kalian benar-benar membuat kami terkejut. Apa kami masih bermimpi?" Tanya kembali mama Aisha."
"Tidak mama, ini nyata nanti Aisha ceritakan semua nya" ucap Aisha.
"Anak-anak, ini Om Lana ayo Salim" ucap Aisha.
"Assalamualaikum om" ucap mereka bersamaan.
"Oh kakak. Kau pergi terlalu lama dan tiba-tiba membawakan ku pasukan. Oh ini tida adil" ucap Maulana.
"Sudahlah jangan begitu" ucap Aisha.
"Sudah, ayo masuk mama masih kangen dengan kalian" ucap sang mama.
"Nenek, rumah nenek bagus sekali" ucap Zahrah.
"Benarkah? Kalau begitu tuan putri harus menginap disini oke" ucap mama Aisha.
"Oh iya ma, mungkin ayah dan mama akan sulit membedakan putra-putra ku. Karena mereka memang kembar. Terkadang aku sendiri juga kebingungan" ucap Aisha yang mengundang gelak tawa.
"Tidak susah kok. Ini kakak tertua Zahran dan Zahri. Kalau Zahran ada tahi lalat di samping pelipis kanan. Kalau Zahri tahi lalat nya di kedua samping kanan dan kiri. Dan ini, Zahrul dan Zafyan. Zafyan memang lebih tinggi dari Zahrul. Tapi, kakak nya tetap Zahrul. Kalau wajah mereka memang susah untuk di bedakan. Tapi, kalau dari tinggi badan mereka bisa di bedakan. Dan ini si kecil Zahrah" ucap Hafiz menjelaskan anak-anak nya kepada kedua orang tua Aisha.
"Ya Allah, begitu lama kamu pergi meninggalkan rumah Aisha. Dan kini kau sudah kembali dengan keluarga barumu. Ayah ikut senang" ucap ayah.
"Anak-anak kalian pergi jalan-jalan dengan om Lana ya." Ucap Aisha.
"Siapa yang mau ice cream?!" Ucap Lana.
"Akuuuu!!" Ucap mereka. "Oke! Ayo kita jalan-jalan!" Ucap Lana.
Setelah anak-anak Aisha pergi bersama Lana. Aisha pun menceritakan kejadian yang sudah Aisha alami hingga ia bisa menikah dengan Hafiz.
"Lalu bagaimana dengan Mas Zayyan ma?" Tanya Aisha.
"Papa mertua mu meninggal dua tahun setelah kepergian mu. Dan Zayyan, ia sangat terpukul dengan kepergian papa mu. Tidak jarang Zayyan main ke rumah ini. Setidaknya untuk menengok kami karena sekarang hanya kami berdua yang ia punya dan adik nya. Zayyan sampai saat ini belum menikah dia masih sibuk mengurus perusahaan papa dan merawat adik nya. Terkadang beberapa kali dia juga menangis saat merindukan mu. Tapi, Sekarang kamu sudah mempunyai keluarga yang baru. Yang sesuai dengan keinginan mu. Itu saja sudah membuat kami bahagia." Ucap mama Aisha.
"Ayah sudah tidak bekerja?" Tanya Aisha.
"Tidak sayang. Sekarang ayah di rumah dan mengurus usaha ayah di sini. Ayah sudah tua dan terlebih adik mu juga sekarang sudah bekerja ya ayah pensiun bersama mama mu" ucap ayah.
"Alhamdulillah kalau begitu." Ucap Aisha.
"Kalian pasti lelah bukan?. Aisha bawa suami mu untuk beristirahat. Kamar mu selalu kami rawat. Dan semua nya masih sama" ucap mama Aisha.
Aisha pun membawa Hafiz ke kamar nya. Dan benar semuanya masih tampak sama. Aisha meneteskan air matanya saat ini mengingat segala kejadian di kamar itu.
"Sayang, sudah tidak apa-apa besok kita rombak ya kamar nya. Agar saat kau di sini tidak mengingat hal-hal yang sudah lalu oke" ucap Hafiz.
"Mas, beribu ucapan terimakasih ku ucapkan atas kebaikan hati mu. Terimakasih banyak mas" ucap Aisha.
Hafiz pun tersenyum lalu mencium Aisha. Pelukan hangat Hafiz berikan untuk menenangkan Aisha.
Begitulah akhir cerita Gelombang Segitiga. Kisah yang tak pernah di duga oleh Aisha kini berkahir dengan cerita yang penuh dengan kebahagiaan. Saksikan kelanjutannya hanya di Gelombang Segitiga 2.
Terimakasih
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 21 Episodes
Comments