6. KABAR BURUK

Kabar Buruk

Hari ini Aisha harus bertugas di luar kota sebagai perwakilan sekolah dalam tugas Forum Siswa. Aisha diharuskan untuk menginap di hotel selama beberapa hari karena jarak sekolah dan tempat Forum yang sangat jauh. Untung fasilitas yang diberikan membuat Aisha nyaman dengan kondisi. Bagaimana tidak, Aisha mendapatkan fasilitas yang sangat memadai dari hotel berbintang, penjagaan, transportasi dan lain sebagainya. Tentunya fasilitas itu membuat siapapun akan iri. "Hai, bagaimana kabar kalian? Akhirnya setelah satu tahun kita bisa bertemu secara langsung" ucap Aisha menyapa teman-teman nya.

"Wah iya sih gilakk banget Aisha ternyata lebih cantik daripada di online hehe" ucap Susan.

"Ah gak deh sama aja" Ucap Aisha.

"Eh tapi, iya loh muka nya Aisha tuh kayak blasteran gitu mata nya gak terlalu sipit tapi, tuh ah gimana ya bingung bilang nya" ucap Jenny.

"Ah jangan gitu.. oh iya, ini kenali Lucky penerus ku" ucap Aisha sembari memperkenalkan adik kelas nya.

"Wih keren salam kenal lucky" ucap Susan.

"Salam kenal juga kak" ucap Lucky.

"Aisha dapet room berapa?" Tanya Jenny.

"Aku di kamar nomor 137" jawab Aisha.

"Wih kita tetangga an ternyata.. aku di room 135" ucap Susan.

"Eh malem ini kita jalan keluar yuk aku bosen nih dikamar" pinta Jenny.

"Mau jalan dimana?" Tanya Susan.

"Eh ke cafe Racer aja yuk. Aku kepengen banget mumpung disini juga kan" ucap Aisha.

"Ide bagus sip nanti setelah sholat magrib kita kumpul di sini ya" ucap Jenny.

Mereka pun akhirnya menuju Cafe Racer setelah sholat magrib. Namun, ada yang tampak aneh Aisha sedikit lesu dan tampak pucat. Tapi, Aisha tak mau mengecewakan teman-teman nya. Ia pun pergi ke Cafe Racer sampai pukul delapan malam setelahnya dilanjutkan dengan forum discussion sampai pukul satu dini hari.

Keesokkan harinya adalah hari puncak dimana Aisha bertugas sebagai pembawa acara. Pagi itu Aisha bangun lebih awal untuk membersihkan diri lalu bersiap-siap untuk kegiatan. Ya seperti dugaan awal Aisha nampak tidak baik-baik saja. Ia merasa sedikit pusing dan badan nya juga terasa panas. Namun, Aisha tetap memaksa kan diri.

Acara pun berakhir pada pukul enam sore. Aisha langsung kembali ke kamar nya tanpa menunggu teman-teman nya yang sedang asik berfoto bersama. Sesampainya Aisha di dalam kamar Aisha langsung merebahkan dirinya di kasur dan tidur. Ia benar-benar kelelahan. Paginya saat ia sudah di jemput sopir ia masih tampak pucat bahkan lebih pucat dari sebelumnya. Didalam mobil Aisha hanya diam bahkan sesekali mencoba tidur. Saat ia sudah sampai dirumah ia langsung kembali tidur dikamar. Tak jarang di kala tidurnya ia menggigau untuk dibawa ke rumah sakit. Namun, hal tersebut tidak menggugah perasaan orang tua Aisha. Mereka justru berfikir jika Aisha dibawa ke rumah sakit akan membuat para tetangga heboh. Akhirnya keesokan hari Aisha dibawa ke dokter terdekat untuk mendapatkan pengobatan. Padahal satu hari lagi Aisha juga harus menghadiri acara Jumbara Nasional.

Dua hari kemudian Aisha pun berangkat untuk mengikuti Jumbara Nasional dengan keadaan yang masih kurang sehat. Namun, Aisha dapat mengontrol nya hingga pulang. Selama tiga hari Aisha harus berpura-pura nampak sehat di hadapan banyak orang. Saat ia sampai dirumah ia kembali tumbang hingga satu Minggu lama nya.

Hari ini tepat Hari Kamis Aisha merasa akan ada sesuatu yang terjadi. Perasaan nya sejak tempo hari sudah tidak karuan. "Eh aku kok ngerasa bakal terjadi sesuatu ya" ucap Aisha heran.

"Mungkin perasaan mu aja" ucap Daffa.

"Gak kok, aku semalem juga mimpi aneh woi kek ini gak beres" ucap Aisha kembali.

"Dah gak usah di pikirkan tidur aja sana" ucap Daffa. Namun, Aisha masih terus memikirkan hal yang membuat Aisha tidak tenang.

Sore harinya saat Aisha sampai dirumah Aisha langsung merebahkan dirinya di kasur. Namun, ia harus kembali beranjak dari ranjang karena mendengar suara mobil orang tua nya sampai di rumah.

"Dari mana ma?" Tanya Aisha.

"Habis nganter Bu Dharma ke rumah sakit. Bu Dharma drop tadi telfon mama soalnya di rumah tidak ada mobil" ucap mama nya.

Namun, tidak lama kemudian handphone ayah nya berbunyi.

"Halo" ucap sang ayah mengangkat telfon.

"Astaghfirullahadzim, innalilahi wa innailaihi Raji'un" ucap ayah terkejut.

"Iya pak, nanti saya urus disini" sambung ayah.

"Kenapa yah?" Tanya Aisha dan mama nya bersamaan.

"Bu Dharma meninggal ma" ucap ayah.

"Innalilahi wa innailaihi Raji'un ya Allah padahal barusan aja Sampek rumah loh yah" ucap mama Aisha.

Entah kenapa Aisha langsung masuk kedalam kamarnya. Sesampainya dikamar Aisha langsung membekap mulutnya dengan bantal dan menangis sejadi-jadinya.

Jika di ingat Aisha dan Bu Dharma baru bertemu beberapa kali saja. Tapi, ternyata pertemuan itu sangat singkat. Aisha sangat terpukul dengan kabar tersebut. Dan inilah jawaban dari kerisauan Aisha selama beberapa hari.

Keesokan hari nya saat ia tiba di rumah duka Aisha nampak melihat Pak Jaya dan anak-anak nya masih dalam suasana yang sedih. Matanya tidak bisa berbohong untuk terus tersenyum. Orang-orang silih berganti berdatangan untuk mengucapkan bela sungkawa. "Loh Sa kamu kesini sama siapa?" Tanya pak Jaya saat tau Aisha berada di rumah nya.

"Oh tadi di jemput kakak pak" ucap Aisha.

"Kalau Bu Dharma ada salahnya di maafkan ya nduk" ucap pak Jaya.

Tiba-tiba Aisha langsung merasa bersalah karena ucapan itu "tidak pak, Bu Dharma sama sekali tidak ada salah dengan Aisha. Jikalau pun itu ada Insyaallah Aisha sudah memaafkan nya" ucap Aisha.

Aisha nampak melihat Zayyan yang duduk di teras rumah dengan tatapan kosong. Namun, Aisha masih belum berani untuk mengajak Zayyan berbicara.

"Kak sini bantuin mama di belakang" panggil mama Aisha.

"Kalau begitu Aisha ke belakang dulu ya pak" ucap Aisha. Aisha pun menghampiri mama nya yang tengah membuat bumbu masakan.

"Kenapa kak?" Tanya mama Aisha saat melihat wajah Aisha yang tampak murung.

"Gak apa-apa ma, aku cuma kepikiran Bu Dharma" ucap Aisha.

"Sudah, jangan di pikirkan. Bu Dharma waktu itu kangen sama kamu. Dia mau bicara tapi, ya ternyata Allah lebih sayang dengan Bu Dharma." Ucap mama Aisha.

Tiba-tiba Zayyan datang ke dapur dan ikut bergabung dengan mama Aisha.

"Mau masak apa Bu?" Tanya Zayan.

"Ini mau masak sayur Lodeh mas. Masakan kesukaan mama mas Zayyan" ucap mama Aisha yang berusaha menghibur Zayyan.

"Sudah ya mas, pelan-pelan coba di ikhlas kan. Kasihan mama mas Zayyan kalau mas Zayyan gini" sambung mama Aisha.

"Iya Bu, insyaallah pelan-pelan. Tadi pagi saya nangis karena keinget setiap pagi nyuapin mama." Ucap Zayyan.

"Lah mas tadi pagi sudah makan?" Tanya mama Aisha.

"Hehe belum Bu, Ndak ada selera mau makan." Ucap Zayyan.

"Makan atuh mas, kalau mas nanti sakit gimana?." Ucap Aisha secara tiba-tiba.

"Ya nanti siangan aja mbak saya makan." Ucap Zayyan.

"Mas Ndak mau makan masakan saya lagi?" Tanya mama Aisha yang berusaha membujuk Zayyan makan.

"Ndak gitu Bu, ya ini saya makan deh" ucap Zayyan.

"Nah gitu kan enak. Makan yang banyak mas biar kuat hehe" hibur mama Aisha.

"Mbak gak makan?" Tanya Zayyan.

"S-saya sudah makan tadi mas dirumah. Nanti kalau lapar saya makan lagi kok" ucap Aisha.

"Ya sudah saya makan dulu ya Bu, mbak" ucap Zayyan.

"Iya mas silahkan" jawab mama Aisha.

"Mas Zayyan kasihan banget ma" ucap Aisha.

"Iya lah, saat Bu Dharma sakit tuh yang ngerawat mas Zayyan. Telaten banget loh kak" ucap Bu Dharma.

"Masyallaah nya mana ma? Inget segala pujian itu hanya milik Allah" ucap Aisha.

"Masyallaah tabarakallah anak mama pinter banget" ucap mama Aisha.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!