15. DATANG

Datang

Keesokkan paginya

"Yan, Aisha mana?" Tanya papa.

"Anu, itu pa Aisha masih tidur semalam dia tidak tidur. Soalnya dia demam" ucap Zayyan.

"Astaghfirullahadzim lah, sudah di beri obat?" Tanya papa.

"Sudah pa, semalam panas nya tinggi badannya juga menggigil" ucap Zayyan.

"Ngak coba di bujuk bawa ke dokter aja yan?" Ucap Bulek.

"Sudah Bulek tapi, Aisha menolak Aisha memang takut kalau ke dokter" ucap Zayyan.

"Pasti takut di suntik" ucap Lina.

"Ya sudah, coba Lina periksa Aisha. Kebetulan Aisha bawa beberapa alat medis" ucap Lina. Lina merupakan istri dari saudara sepupu Zayyan. Lina adalah seorang perawat rumah sakit. Jadi, tidak heran jika Lina mempunyai alat medis.

Saat Lina mengambil alat nya di kamar Aisha berlari dengan cepat ke kamar mandi. Ya seperti yang bisa di lihat Aisha kembali muntah-muntah.

Aisha sadar ada beberapa keluarga nya yang masih duduk di meja makan. Jadi saat Aisha ke kamar mandi pintu nya ia tutup.

"Sayang" panggil Zayyan sembari mengetuk pintu.

Lama tak ada jawaban Zayyan terus mengetuk pintu kamar mandi. Namun, sudah lima menit lebih Aisha tak menjawab. Zayyan yang panik langsung mengambil kunci cadangan ia segera membuka pintu kamar mandi. Dan inilah jawaban nya Aisha pingsan di kamar mandi. Dengan perasaan kalut Zayyan langsung menggendong Aisha keluar.

"Mbak tolong bukain mobil" ucap Zayyan sembari membawa Aisha keluar. Mereka sangat terkejut karena melihat Aisha berada di gendongan Zayyan.

Zayyan langsung membawa Aisha ke rumah sakit karena ia takut terjadi apa-apa dengan Aisha.

Di rumah sakit

Dokter keluar dari ruangan pemeriksaan Aisha bersama dengan asisten nya.

"Istri anda tidak apa-apa pak, hanya saja dimasa kehamilan nya ini jangan sampai dia kelelahan apalagi kandungan nya juga masih sangat muda" ucap dokter.

"Hah? Kandungan?! Maksudnya?!!" Tanya Zayyan yang masih belum paham. Zayyan pun langsung di tertawakan oleh keluarga dan dokter.

"Loh, bagaimana pak? Istri sendiri hamil kok tidak tau. Istri anda hamil. Usia kehamilan nya sudah berjalan empat Minggu" ucap dokter.

"Saya sudah resepkan obat dan vitamin. Usahakan istri bapak jangan sampai kecapekan dulu karena kandungan nya masih sangat rentan" ucap dokter kemnali. Sang dokter yang masih tertawa kecil langsung berpamitan pergi.

"Hahaha ternyata. Terjawab sudah selamat ya Yan" ucap Lina.

Zayyan yang masih diam mematung belum bisa mencerna apa yang dokter katakan.

"Haduh, Yan istrimu muntah-muntah dari semalam itu karena dia hamil" ucap papa sembari menepuk pundak Zayyan.

"Jadi, aku bakal jadi ayah?" Tanya Zayyan. Dan di angguki oleh keluarga nya.

"Selamat ya Yan" ucap Bulek nya.

"Ya Allah aku ini kayaknya lagi mimpi deh. Ayo bangun bangun!" Gerutu Zayyan.

Zayyan pun langsung di cubit oleh Bulek nya, Zayyan yang terkejut sekaligus kesakitan hanya bisa menyengir.

"Istri kamu tu hamil Zayyan! Bukan nya masuk temuin istri malah diem di sini ngalamun! Sana masuk!" Ucap Bulek nya.

Zayyan pun langsung masuk kedalam kamar dimana Aisha di rawat. Ia melihat Aisha masih menutup matanya. Di pegang nya tangan kiri Aisha Zayyan mencium kening Aisha sembari berdoa untuk keselamatan Aisha dan bayi yang sedang di kandung Aisha.

Aisha merasakan ada yang mencium nya ia pun membuka mata.

"Mas" panggil Aisha.

"Iya sayang"

"Minum" pinta Aisha.

Zayyan pun langsung membantu Aisha untuk minum setelah nya Aisha kembali direbahkan di kasur.

"Mas, Aisha sakit apa?" Tanya Aisha.

"Sayang Ndak sakit. Tapi, sayang hamil" ucap Zayyan tersenyum sumringah.

"H-hamil mas?" Tanya Aisha untuk memastikan ucapan Zayyan.

"Iya sayang, Alhamdulillah sayang hamil" ucap Zayyan.

"Alhamdulillah ya Allah" ucap Aisha.

"Jadi sekarang di perut Aisha ada dedek nya mas?" Tanya Aisha. Dan di jawab anggukan oleh Zayyan.

"Mulai sekarang sayang gak boleh capek. Setiap hari mas akan antar jemput sayang ke kampus." Ucap Zayyan.

Tiga hari Aisha di rawat dirumah sakit, hari ini Aisha sudah di perbolehkan untuk pulang. Rumahnya kembali sepi karena Bulek nya, Lina dan Nana sudah pulang.

"Mas, Nana dimana?" Tanya Aisha.

" Bulek, mbak Lina sama Nana sudah pulang kemarin sore dek" ucap Zayyan.

"Yah, sepi dong" ucap Aisha.

"Kan ada mas, ada papa" ucap Zayyan.

"Mas, mama sama ayah sudah di beritahu?" Tanya Aisha.

"Sudah, besok mereka akan datang" ucap Zayyan.

"Mas besok Aisha kuliah ya. Aisha udah ketinggalan banyak materi" ucap Aisha.

"Sayang, sayang belum pulih sepenuhnya jadi kalau bisa sayang berangkat kuliah lagi besok Minggu depan oke" ucap Zayyan.

"Tapi, mas-

"Sudah tidak ada tapi-tapi an mas sudah putuskan sayang berangkat kuliah Minggu depan" ucap Zayyan.

Padahal Zayyan menggunakan nada biasa tapi, bagi Aisha itu sedikit kasar. Aisha murung ketakutan karena nada bicara Zayyan naik satu oktaf.

"S-sayang, maaf mas bukan bermaksud membentak sayang. Mas hanya tidak mau sayang kecapekan" ucap Zayyan.

"Sudah sekarang sayang istirahat saja di kamar"

Satu Minggu kemudian

Aisha tengah duduk di sebuah cafe yang sudah menjadi langganan nya sejak pertama kali kuliah. Sembari menunggu seseorang ia mengerjakan tugas dari kampus yang belum ia kerjakan selama ia cuti. Hingga konsentrasi nya pun terpecah saat ada sosok yang ia kenal menghampiri nya.

"Aishaaa" panggil nya.

"Hei, apa kabar?" Ucap Aisha. Mereka pun duduk di bangku yang kosong di area meja yang Aisha tempati.

"Alhamdulillah, aku baik-baik saja. Oh iya selamat ya atas kehamilan mu" ucap nya.

"Loh, kok bisa tau? Aku belum bilang" tanya Aisha sembari tersenyum.

"Aku yang ngasih tau" ucap Zafran. Wanita yang bersama Zafran adalah Viona. Zafran bertemu Viona saat kelulusan SMA. Sementara Desi? Ya, Zafran dan Desi memutuskan hubungan mereka tiga bulan sebelum kelulusan. Dan kini, Zafran masih menjalin hubungan yang baik dengan Viona kekasihnya.

"Eh iya, ini aku mau ngasih kamu undangan" ucap Viona menyerahkan selembar undangan yang terbalut rapi oleh plastik bening.

"Wah, undangan apa nih?" Tanya Aisha.

"Wih, Alhamdulillah ya Allah akhirnya sahabat ku ini mengambil langkah serius" ucap Aisha. Undangan itu berisi tanggal pernikahan Zafran dan juga Viona.

"Aisha, thankyou ya Lo udah nemenin gw dari SMA sampai saat ini gw bisa dapet calon istri seperti Viona" ucap Zafran.

"Gw gak tau apa jadinya kalau gw dulu gak dengerin ucapan Lo" sambung nya.

Flashback

Zafran dan Desi bertengkar hebat saat di sekolah karena masalah kecil yaitu komunikasi. Pada saat itu Aisha benar-benar bingung harus berpihak dengan siapa. Di satu sisi Zafran adalah sahabat baiknya dan di satu sisi lain nya Desi juga teman dekat nya.

"Ish! Yang berantem mereka yang pusing gw!" Gerutu Aisha.

Aisha pun akhirnya memilih untuk menemui Desi terlebih dahulu. Karena wanita kalau sudah merajuk susah untuk di bujuk.

Aisha menghampiri Desi yang tengah menangis di kelas nya. Beruntung saat itu sedang jam kosong jadi mereka bisa leluasa berbicara.

"Desi, kenapa?" Tanya Aisha.

"Ish, aku tu sebel sama Zafran bisa-bisa nya dia tuh bahas mantan nya lagi sa" ucap Desi.

"Ya, mungkin niat nya dia mau bercanda" ucap Aisha.

"Ya, bela in aja dia terus. Kamu gak tau sa dia udah banyak banget bohong sama aku. Ending nya aku harus tau dari orang lain dan dia minta maaf tapi, di ulangin lagi" ucap Desi.

"Jir! Serba salah gw," gumam Aisha.

"Gw gak berniat ngepihak Zafran tapi, gw kepengen Lo baik-baik aja sama Zafran. Gw gak akan memihak antara Lo ataupun Zafran. Ingat Des, kunci suatu hubungan yang sehat itu adalah komunikasi. Kalau Lo terus-terusan salah paham sama Zafran Lo bisa aja di putusin sama Zafran karena tingkah Lo yang kekanak-kanakan." Ucap Aisha menjelaskan Desi sembari membelai punggung Desi untuk memberikan ketenangan.

"Jadi, menurut mu aku masih kayak bocah gitu?" Tanya Desi menaikan nada suara nya satu oktaf.

"Bukan gitu Desi, gini deh terkadang kita harus mengalah terhadap hal-hal seperti ini. Tapi, kita juga harus melihat apakah kita juga pantas untuk dia kalau kita seperti ini?" Ucap Aisha.

"Maksudnya?" Tanya Desi tidak paham

"Maksudnya adalah, jika ada pepatah kalau tidak jodoh berarti dia bukan yang terbaik untuk dia. Tapi, apakah kamu pernah berfikir apakah kamu baik untuk Zafran?. Pernah gak sekali saja kamu mikir seperti itu?" Tanya Aisha. Desi hanya diam tak mampu menjawab pertanyaan Aisha.

"Aku bukan nya mencampuri urusan kalian tapi, setiap kali kalian marah selalu Silence Treatment. Kalau kalian saling diam bagaimana mau tau yang sebenarnya? Coba di bicarakan baik-baik satu sama lain" ucap Aisha.

Setelah mencoba menjelaskan hal itu kepada Desi, Aisha kembali ke kelas nya untuk berbicara dengan Zafran. Hal yang sama sedang di lakukan Zafran yaitu bermain game dengan teman-teman. Mungkin ia terlihat biasa saja tapi, yang sebenarnya hatinya sedang terluka. Mulutnya mungkin bisa berbohong tapi, tidak dengan matanya.

"Zafran, coba ngomong baik-baik ya sama Desi" ucap Aisha.

"Ogah, males gw. Gw capek sa, disalahkan terus sama Desi. Dia gak pernah mau ngertiin gw, sifat nya tu masih kayak anak-anak" ucap Zafran sembari memainkan ponselnya.

"Emang lu kagak?!" Gumam Aisha.

"Ya tapi, lu kan sebagai laki-laki juga harus punya sedikit ruang untuk menyingkirkan ego mu" ucap Aisha.

"Ga usah bawa-bawa gender, bukan berarti gw cowok trus seenak jidat dia mempermainkan gw ya" ucap Zafran kesal.

"Coba deh, lu ingat-ingat lagi dulu sekeras apa lu dapetin Desi. Masa mau di tinggal gitu aja?" Tanya Aisha.

"Kalau dia minta udah ya gw ya udah" ucap Zafran ketus.

"Zafran! Gw mohon sekali aja lu pikirin matang-matang. Lo adalah laki-laki, Lo harus bisa ambil keputusan. Kalau Lo begini terus Lo ga ada bedanya sama Desi! Sama aja Lo yang kekanak-kanakan!" Ucap Aisha kesal. Ia langsung pergi dari kelas karena kesal.

Ya seperti itulah kenangan masa SMA kala itu.

"Gw juga berterimakasih sama Lo, karena Lo udah mau dengerin segala bacotan gw yang kayak burung beo ini" ucap Zafran.

"Iya iya, dan aku harap dari pernikahan ini kamu bisa lebih bertanggungjawab atas Viona. Viona bukan lagi tanggung jawab ayahnya tapi, semua tanggung jawab, dosa, amalan, akan berpindah pada mu saat tangan mu dan tangan ayah Viona berjabat tangan dan mengucapkan ijab kabul." Ucap Aisha.

"Aisha, aku gak tau kalau gak ada kamu mungkin aku juga gak akan sejauh ini sama Zafran" ucap Viona memegang tangan Zafran.

"Hus gak boleh gitu. Zafran itu adalah titipan dari Allah. Kamu dan Zafran bisa bertemu juga atas kehendak Allah. Bukan karena aku" ucap Aisha.

"Dah banyak berubah ya" ucap Zafran menahan air matanya agar tak lolos dari matanya.

"Iya lah, sebentar lagi aku mau jadi ibu masa ia mau kayak anak SMA terus-terusan" ucap Aisha.

Sebulan kemudian

Aisha bersiap-siap untuk pergi ke acara pernikahan Zafran dan juga Viona. Tentunya, ditemani oleh Zayyan. Acara tersebut sekaligus sebagai reuni teman-teman SMA nya. Aisha nampak cantik dengan dress berwana biru laut dan Zayyan memakai kemeja batik berwana biru navy. Biasanya para pasangan suka memakai baju yang sama namun, berbeda dengan Aisha. Aisha merasa itu terkesan berlebihan. Bagi Aisha selagi cinta masih menyatukan maka tak akan ada halangan.

"Sayang, hadiah buat Zafran sudah di siapin?" Tanya Zayyan.

"Sudah ada di mobil" ucap Aisha.

Sesampainya di tempat acara Aisha langsung di sambut oleh teman-temannya semasa SMA. Dan yang membuatnya terkejut adalah, Desi datang di acara Zafran.

Desi pun menghampiri Viona dan Zafran terlebih dahulu untuk mengucapkan selamat atas pernikahan mereka sekaligus memberikan hadiah kecil untuk pengantin baru. Mereka berempat pun bersama menemui teman-teman SMA nya di tempat khusus yang sudah Zafran siapkan.

"Assalamualaikum"

"Waalikumsalam"

"Wah, Aisha makin cantik aja" ucap Ifa.

"Haha, mashaallah kamu juga makin cantik" ucap Aisha.

"Oh iya, ini suami aku namanya mas Zayyan" ucap Aisha memperkenalkan suami nya. Karena beberapa teman mereka masih ada yang belum tau kalau Aisha sudah menikah. Di tambah resepsi pernikahan mereka bertepatan dengan tahun baru, jadi banyak dari mereka yang tidak tau.

"Hah? Suami? Kapan lu nikah?" Tanya Zahar.

"Sudah empat tahun ini" ucap Aisha.

"Lah buset, empat tahun nikah nya kapan Bu?" Tanya Devi.

"Sebenarnya kami sudah menikah saat aku SMA. Tepatnya lima bulan sebelum kita lulus" ucap Aisha.

"Widih ngeri juga ya nih cewek satu. Sat set" ucap Zahar.

"Hahahaha potek potek!!" Ucap Zafran membuat gelak tawa di antara mereka.

"Yah, hilang kesempatan gw" ucap Dhani.

"Yang sabar ya tu ada cewek cakep banyak" ucap Zahar menggoda Dhani.

"Btw, kalian sudah menikah empat tahun yang lalu. Ekhem udah ada baby belum nih" tanya Efa.

"Insyaallah otw." Ucap Aisha sembari memberikan kode dengan mengelus perutnya.

"Wah wah ternyata ada yang lagi bunting nih guys" ucap Dhani.

"Cewek cowok?" Tanya indah.

"Ya belum tau baru tujuh Minggu juga" ucap Aisha.

"Wah, masih muda-muda nya nih. Mas yang sabar ya ngadepin Aisha dia kalau punya kemauan kayak orang mau berak. Harus di turutin waktu itu juga kalau gak bakal demam dia" ucap Daffa membuat mereka semua tertawa.

"Dasar adek laknat!" Ucap Aisha.

"Sabi dong besok anaknya di jodohin sama anak ku" ucap indah. Yang kala itu juga sedang hamil besar.

"Hahaha, belum lahir juga. Kok sendirian ? Suami kamu dimana?" Tanya Aisha.

"Ya kita LDR hiks, dia di Kalimantan" ucap indah.

"Owalah gitu, yang sabar ya" ucap Aisha.

Pertemuan mereka pun penuh dengan cerita-cerita unik yang mereka bagi. Tertawa bersama, dan tersenyum mengingatkan mereka betapa indahnya masa mereka sekolah dulu.

Begitu cepat waktu berjalan sejauh ini.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!